Anda di halaman 1dari 18

Presentasi

Presentasi
ASUHAN KEPERAWATAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN GAGAL
PADA PASIEN GAGAL
GINJAL KRONIK
GINJAL KRONIK

Disusun oleh kelompok IV :


Disusun oleh kelompok IV :
 Fatima
 Fatima
 Feronika Ursula N.Sayori
 Feronika Ursula N.Sayori
 Lidia Fransiska Tarasay
 Lidia Fransiska Tarasay
DEFENISI
 Gagal Ginjal Kronis ( chronic renal failure)
adalah kerusakan Ginjal progresif yang
berakibat fatal dan ditandai dengan uremia
( Urea dan limbah Nitrogen lainnya yang
beredar dalam darah serta komplikasinya, jika
tidak dilakukan dialysis atau transplantasi
Ginjal.(Nursalam & Fransisca,2008)
 Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap
akhir adalah gangguan fungsi ginjal yang
menahun bersifat progresif dan irreversible.
Dimana kemampuan tubuh gagal untuk
mempertahankan metabolisme dan
keseimbangan cairan dan elektrolit yang
menyebabkan uremia atau dikenal dengan
retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah (Margareth & Rendy, 2012).
ANATOMI GINJAL
FISIOLOGI GINJAL

Ginjal adalah organ yang


mempunyai pembuluh darah
yang sangat banyak (sangat
vaskuler) tugasnya memang
pada dasarnya adalah
“menyaring/membersihkan”
Anatomi ginjal menurut price darah. Aliran darah ke ginjal
dan wilson (2005) dan Smeltzer adalah 1,2 liter/menit atau 1.700
dan Bare (2001),ginjal liter/hari, darah tersebut
merupakan organ berbentuk disaring menjadi cairan filtrat
seperti kacang yang terletak sebanyak 120 ml/menit (170
pada kedua sisi kolumna liter/hari) ke Tubulus. Cairan
veterbralis. Ginjal kanan sedikit filtrat ini diproses dalam
lebih rendah di bandingkan Tubulus sehingga akhirnya
ginjal kiri karena tekanan keluar dari ke-2 ginjal menjadi
kebawah oleh hati urin sebanyak 1-2 liter/hari.
FUNGSI GINJAL ADALAH ETIOLOGI

 Memegang peranan penting dalam


Gagal ginjal kronik dapat timbul dari
pengeluaran zat-zat toksis atau racun,
 hampir semua penyakit. Apapun
Mempertahankan keseimbangan cairan
sebabnya, dapat menimbulkan
tubuh,
 perburukan fungsi ginjal secara
Mempertahankan keseimbangan kadar
progresif. Dibawah ini terdapat
asam dan basa dari cairan tubuh,
 beberapa penyebab gagal ginjal
Mengeluarkan sisa-sisa metabolisme
kronik.
akhir dari protein ureum, kreatinin dan
• Tekanan Darah Tinggi
amoniak.
• Glomerulonefritis
 Mengaktifkan vitamin D untuk
• Lupus Eritematosus Sistemik (SLE)
memelihara kesehatan tulang.
• Penyakit Ginjal Polikistik
 Produksi hormon yang mengontrol
• Pielonefritis
tekanan darah.
• Diabetes Melitus
 Produksi Hormon Erythropoietin yang
membantu pembuatan sel darah merah.
MANIFESTASI
KLINIS

Menurut Suyono (200l) Tanda dan gejala Gagal ginjal kronik adalah :
1. Gangguan pada sistem gastrointestinal.
2. Gangguan sistem Hematologi dan kulit.
3. Sistem Syaraf dan otak.
4. . Sistem Kardiovaskuler.
5. . Gangguan pada sistem lain.
Tulang : osteodistrofi renal.
Asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik.
PATOFISIOLOGI

Fungsi Renal Menurun Karena produk akhir metbolisme protein tertimbun dalam
darah,sehingga mengakibatkan terjadinya uremia dan memengaruhi seluruh system
tubuh. Semakin banyak timbunan produksi sampah maka gejala semakin berat

Gangguan Clearance Renal terjadi akibat penurunan jumlah glomerulus yang


berfungsi.penurunan laju filtrasi glomerulus dideteksi dengan memeriksa clearance
kreatinin urine tamping 24 jam yang menujukkan penurunan clearance kreatinin dan
peningkatan kadar kreatinin serum

Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema,CHF,dan hipertensi.Hipotensi


dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angiotensin dan kerja sama keduanya
meningkatkan sekresi aldosterone.kehilangan garam mengakibatkan risiko hipotensi
dan hipovalemia.Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga
status uremik memburuk.

Asidosis metabolic akibat ginjal tidak mampu mensekresi asam H+ yang


berlebihan.penurunan sekresi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu mensekresi
ammonia (NH3-) dan mengabsorpsi natrium bikarbonat (HCO3),penurunan eksfresi
fosfat dan asam organic lain terjadi.
LANJUTAN

Anemia terjadi akibat produksi eritropoietin yang tidak memadai, memedeknya


usia sel darah merah,defeisiensi nutrisi dan kecenderungan untuk mengalami
perdarahan akibat status uremik pasien,terutama dari saluran pencernaan
.eritropoietin yang di produksi ginjal,menstimulasi sumsum tulang
untukmenghasilkan sel darah merah,dan produksi eritropoietin menurun
sehingga mengakibatkan anemia berat yang disertai keletihan, angina dan
sesak nafas
Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan
metabolism.kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memilki hubungan timbal
balik.jika salah satunya meningkat,maka fungsi yang lain akan menurun.dengan
menurunnya filtrasi melalui glomerulus ginjal ,maka maka meningkatkan kadar
fosfat serum, dan sebaliknya,kadar serum klasium menurun.penurunan kadar
kalsium serum menyebabkan sekresi parathormon dari kelenjar
paratiroid.tetapi gagal ginjal tubuh tidak merespon normal terhadap
peningkatan sekresi parathormon,sehingga kalsium ditulang
menurun,menyebabkan terjadinya perubahan tulang dan penyakit
tulang.demekian juga,vitamin D (1,25 dihidrokolekalsiferol) yang dibentuk di
ginjal menurun seiringperkembangan gagal ginjal.
KOMPLIKASI PEMERIKSAAN PENUNJANG

Menurut Smeltzer (2000), komplikasi


potensial gagal ginjal kronik yang
memerlukan pendekatan kolaboratif
dalam perawatan, mencakup :
– Hiperkalemia : akibat penurunan  URINE
ekskresi, asidosis metabolik, katabolisme  DARAH
dan masukan diet berlebih.  KUB fota
– Perikarditis : efusi perikardial , dan  Piolegram Retrograd
tamponade jantung akibat retensi produk  BIOPSI GINJAL
sampah uremik dan dialisis yang tidak  ENDOSCOPI GINJAL
adekuat.  ULTRASONO GINJAL
– Hipertensi akibat retensi cairan dan  FOTO THORAX
natrium serta mal fungsi sistem renin,  EKG
angiotensin, aldosteron.
– Anemia : akibat penurunan eritropoetin,
penurunan rentang usia sel darah merah,
perdarahan gastro intestinal.
– Penyakit tulang serta kalsifikasi
metastatik akibat retensi fosfat.
PENATALAKSANAAN

Menurut Arief Mansjoer (2000) penatalaksanaan yang dilakukan pada klien


dengan gagal ginjal kronik :

• Optimalisasi dan pertahankan keseimbangan cairan dan garam.


• Diet tinggi kalori dan rendah protein.
• Kontrol Hipertensi.
• Kontrol ketidakseimbangan elektrolit.
• Mencegah penyakit tulang.
• Deteksi dini dan terapi infeksi.
• Modifikasi terapi obat dengan fungsi ginjal.
• Deteksi terapi komplikasi.
• Persiapan dialisis dan program transplantasi.
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL

1. Pola nafas tidak efektif berhubungan dengan edema paru.


2. Kelebihan volume cairan berhubangan dengan retensi Na dan H2O.
3. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pruritus.
4. Ketidak seimbangan asupan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
mual muntah.
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan penurunan suplai oksigen.
6. Ketidak efektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan
suplai O2.
7. Nyeri berhubungan dengan fatigue dan nyeri sendi.
PENGKAJIAN

I. Identitas Klien II. Identitas Penanggung Jawab


Nama ; Tn. D Nama : Ny. E
Umur : 25 Tahun Umur : 43 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : Mahasiswa Pendidikan : Sarjana
Pekerjaan : - Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. Lumba- Alamat : Jl. Lumba-lumba
Lumba Hubungan : Ibu
Diagnosa Medis : Gagal
ginjal kronik
Tanggal pengkajian : 01
Juli 2020
I. RIWAYAT KESEHATAN (NURSING HISTORY)
 
1. Keluhan utama : Pasien sesak nafas
Klien mengatakan sesak nafas akan bertambah apabila klien melkukan aktivitas berlebihan
,seperti : jalan-jalan di sekitar rumah dll.dan sesak nafas akan berkurang apabila klien
berada di depan kipas angina (menghirup angin dari kipas angin),klien merasa sesak napas
terus menerus selama senari penuh, klien merasakan sesak sedang,dimana klien masih
mampu melakukan aktivitas sendiri seperti mengambil minum sendiri,mandi, walaupun
separuh aktivitas di bantu oleh keluarga seperti mengantar ke kamar mandi. Klien merasa
sesak napas pada saat pagi,siang dan malam hari atau terus menerus merasakan sesak
nafas.

2. . Riawayat kesehatan sekarang :


Klien mengatakan sesak nafas sudah 2 hari ,bengkak kedua kaki kanan dan kiri,BAK
tidak lancer, air kencing sedikit dan berwarna keruh,Mual-mual,nafsu makan menurun
, lemah, letih, lesu,pusing.
3. Riwayat kesehatan lalu
Pasien mengatakan sering ke rumah sakit untuk melakukan Hemodialisa, dan
menggontrolkan diri ke dokter..
Lanjutan

4. Riwayat kesehatan keluarga


keluarga dan pasien mengatakan tidak ada yang mengalami penyakit ginjal , jantung
dan hipertensi,diabetes Militus,dll
4. ESTREMITAS

• KEKUATAN OTOT : BERKURANG


Vital Sign :
• ROM :TERBATAS
Suhu : 36,6 ̊C
• AKRAL : HANGAT
Pernafasan : 30 x/menit
Nadi : 100 x/menit • EDEMA : ADA

TD: 140/ 80 mmHg 5. DATA PENUNJANG


2. Kesadaran : Compos Mentis
• DATA PENUNJANG :
GCS: E : 4 M : 5 V :5 (14)
LABORATORIUM DLL
3. Keadaan Umum
Sakit / nyeri : Sedang • EKG :
Status gizi : Normal • THORAX :
BB : 80 kg TB :1 65 cm
• PROGRAM TERAPI :
Sikap : Gelisa
CHLORPROMAZINE, CLOPIDOGREL,
Personal Hygiene: Kotor CITICOLIN, RANITIDINE,
CAFTRAXON, RINGER LAKTAT
DIAGNOSA KEPERAWATAN AN PRIORITAS MASALAH

1. Pola Nafas Tidak Efektif Berhubungan Dengan


Edema Paru
2. Kelebihan Volume Cairan Berhubungan Dengan
Input Cairan Lebih Besar Dari Pada Output
3. Gangguan Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan
Berhubungan Dengan Intake Tidak Ade Kuat
N0 Diagnosa Tujuan Intervensi
1 Tujuan : 1. Auskultasi bunyi
Pola Nafas Tidak Efektif
Pola nafas kembali nafas, catat adanya
Berhubungan Dengan
normal/stabil. crakles
Edema Paru
Kriteria Hasil : 2. Ajarkan pasien
Klien tidak mengalami batuk efektif dan
Dyspnea. nafas dalam
3. Atur posisi
senyaman mungkin
4. Batasi untuk
beraktivitas
5. Anjurkan diet
hipertonis
6. Kolaborasi
pemberian oksigen
No Diagnosa Tujuan Intervensi

1 Kelebihan Volume Tujuan : 1. Kaji status cairan dengan


Mempertahankan menimbang BB perhari,
Cairan Berhubungan
berat tubuh ideal keseimbangan masukan dan
Dengan Input Cairan
tanpa kelebihan cairan keluaran, turgor kulit tanda-
Lebih Besar Dari Pada Kriteria Hasil : tanda vital
Output Tidak ada edema 2. Batasi masukan cairan
Keseimbangan antara 3. Jelaskan pada pasien dan
input dan output keluarga tentang
cairan pembatasan cairan
4. Anjurkan pasien / ajari pasien
untuk mencatat penggunaan
cairan terutama pemasukan
dan keluaran/output
No Diagnosa Tujuan Intervensi
3 Tujuan ; 1. .Awasi konsumsi
Gangguan Nutrisi
Mempertahankan masukan makanan / cairan
Kurang Dari nutrisi yang ade kuat dengan 2. Perhatikan adanya
Kebutuhan Kriteria Hasil : mual dan muntah
Berhubungan Dengan Menunjukan protein albumin 3. Beikan makanan
stabil sedikit tapi sering
Intake Tidak Ade Kuat
4. Berikn diet
protein 0,6hd/kg
BB
5. Tingkatkan
kunjungan oleh
orang terdekat
selama makan
6. Berikan
perawatan mulut
sering
 

Anda mungkin juga menyukai