Di susun oleh :
Di susun oleh :
Lidia Fransiska Tarasay
Lidia Fransiska Tarasay
Feronika Ursula Sayori
Feronika Ursula Sayori
pengertian
2. Fase kedua sering disebut fase imun atau leptospirurik karena sirkulasi antibody
dapat dideteksi dengan isolasi kuman dari urine, mungkin tidak dapat didapatkan
lagi dari darah atau cairan serebrospinalis. Fase ini terjadi pada 0-30 hari akibat
respon pertahanan tubuh terhadap infeksi. Gejala tergantung organ tubuh yang
terganggu seperti selaput otak, hati, mata atau ginjal. Gejala nonspesifik seperti
demam dan nyeri otot mungkin lebih ringan dibandingkan fase awal selama 3 hari
sampai beberapa minggu. Sekitar 77% penderita mengalami nyeri kepala terus
menerus yang tidak responsif dengan analgesik. Gejala ini sering dikaitkan dengan
gejala awal meningitis selain delirium. Pada fase yang lebih berat didapatkan
gangguan mental berkepanjangan termasuk depresi, kecemasan, psikosis dan
demensia
Patofisiologi
Patofisiologi
Kuman leptospira masuk ke dalam tubuh penjamu melalui luka iris/luka abrasi
pada kulit, konjungtiva atau mukosa utuh yang melapisi mulut, faring, osofagus,
bronkus, alveolus dan dapat masuk melalui inhalasi droplet infeksius dan minum
air yang terkontaminasi. Meski jarang ditemukan, leptospirosis pernah dilaporkan
penetrasi kuman leptospira melalui kulit utuh yang lama terendam air, saat banjir.
Infeksi melalui selaput lendir lambung jarang terjadi, karena ada asam lambung
yang mematikan kuman leptospira. Kuman leptospira yang tidak virulen gagal
bermultiplikasi dan dimusnahkan oleh sistem kekebalan dari aliran darah setelah 1
atau 2 hari infeksi. Organisme virulen mengalami mengalami multiplikasi di darah
dan jaringan, dan kuman leptospira dapat diisolasi dari darah dan cairan
serebrospinal pada hari ke 4 sampai 10 perjalanan penyakit.
Kuman leptospira merusak dinding pembuluh darah kecil; sehingga menimbulkan
vaskulitis disertai kebocoran dan ekstravasasi sel. Patogenitas kuman leptospira
yang paling penting adalah perlekatannya pada permukaan sel dan toksisitas
selluler. Lipopolysaccharide (LPS) pada kuman leptospira mempunyai aktivitas
endotoksin yang berbeda dengan endotoksin bakteri gram negatif, dan aktivitas
lainnya yaitu stimulasi perlekatan netrofil pada sel endotel dan trombosit, sehingga
terjadi agregasi trombosit disertai trombositopenia. Kuman leptospira mempunyai
fosfolipase yaitu hemolisin yang mengakibatkan lisisnya eritrosit dan membran sel
lain yang mengandung fosfolipid.
Pengobatan
Menurut Widoyono (2008) Leptospira adalah penyakit yang
self-limited. Secara umum pronogsisnya adalah baik. Antibiotic yang dapat diberikan
antara lain :
a.Penyakit sedang atau berat :
-Penicillin G (injeksi) 2 juta unit IV / 6 jam selama 7 hari;
- Ceftrioxine (injeksi) 1 gr IV/ hari selama 7 hari
b. Penyakit ringan :
- ampisilin 4 x 500 mg, amoksilin 4 x 500 mg
atau eritromisin 4 x 500 mg.
- Metilprednisolon, dosis 30 mg/kgBB per hari, tidak melebihi 1500 mg, biasanya
diberikan selama 7 hari
- Obat tetes mata kortikosteroid telah digunakan untuk mengurangi inflamasi pada
mata.
2. Tindakan suportif
• Tindakan suportif dilakukan sesuai dengan keparahan penyakit dan
komplikasi. Kalau terjadi gangguan fungsi hati, maka diberikan diet hati
serta perawatan penyakit hati yang biasa.
• Bila terjadi gangguan fungsi ginjal, maka protein dalam diet disesuaikan
dengan penjernihan creatinin. Keseimbangan elektrolit, asam basa diatur
sebagaimana pada penanggulangan penyakit ginjal secara umum.
• Bila terjadi azotemia / uremia dilakukan dialisa. Perdarahan ditanggulangi
dengan pemberian hemostatika atau mungkin transfusi jika diperlukan.
1. Pada hati : kekuningan yang terjadi pada hari ke-4 dan ke-6
2. Pada ginjal : gagal ginjal yang dapat menyebabkan kematian
3. Pada jantung : berdebar tidak teratur, jantung membengkak dan gagal
jantung yang dapat menyebabkan kematian mendadak
4. Pada paru : batuk darah, nyeri dada, sesak nafas.
5. Perdarahan karena adanya kerusakan pembuluh darah dari saluran pernafasan,
saluran pencernaan, ginjal, saluran genitalia, dan mata ( konjungtiva ).
6. Pada kehamilan : keguguran, premature, bayi lahir cacat dan lahir mati.
Prognosis
Prognosis
Tergantung keadaan umum klien, umur, virulensi leptospira, dan ada tidaknya
kekebalan yang didapat. Kematian juga biasanya terjadi akibat sekunder dari
faktor pemberat seperti gagal ginjal atau perdarahan dan terlambatnya klien
mendapat pengobatan.
Asuhan keperawatan
Asuhan keperawatan
Pengkajian
1. Identitis
Keadaan umum klien seperti umur dan imunisasi., laki dan perempuan
tingkat kejadiannya sama.
2. Keluhan utama
Demam yang mendadak .
Timbul gejala demam yang disertai sakit kepala mialgia dan nyeri tekan
(frontal), mata merah, fotofobia, keluahan gastrointestinal.
Demam disertai mual, muntah, diare, batuk, sakit dada, hemoptosis,
penurunan kesadaran dan injeksi konjunctiva. Demam ini berlangsung
1-3 hari.
3. Riwayat keperawatan
a. Imunisasi, riwayat imunisasi perlu untuk peningkatan daya tahan tubuh
b.Riwayat penyakit,influenza,hapatitis,bruselosis,pneuma atipik,
DBD, penyakit susunan saraf akut, fever of unknown origin.
c. Riwayat pekerjaan klien apakah termasuk kelompok orang resiko tinggi seperti
bepergian di hutan belantara, rawa, sungai atau petani, dokter hewan.
4. Pemeriksaan dan observasi
a. Fisik
Keadaan umum, penurunan kesadaran, lemah, aktvivitas menurun
Intervensi
1.Berikan kompres dingin pada tubuh,khususnya pada aksila atau lipatan paha
Rasional :Pemberian kompres dingin merangsang penurunan suhu tubuh.
a.Berikan kompres dingin pada tubuh,khususnya pada aksila ataulipatan paha.
b. Peningkatan kalori danberi
banyak minuman (cairan)
c. Anjurkan memakai baju tipis
yang menyerap keringat.
d. Observasi tanda-tanda vital terutama suhu dan denyut nadi
e.Kolaborasi dengan tim medis
dalam pemberian obat-obatan
terutama anti piretik.,
antibiotika (Pinicillin G )
Terima kasih
Thanks………!!
!!
tterr