Anda di halaman 1dari 34

Teknologi Formulasi Sediaan Cair & Semisolid

“Preformulasi”

FAKULTAS FARMASI & ILMU


KESEHATAN
UNIVERSITAS SARI MUTIARA
INDONESIA
MEDAN
Parameter Fisikokimia dan fisikomekanik
dalam PREFORMULASI
1. Stabilitas kimia
2. Kelarutan/solubilitas
3. Kecepatan disolusi
4. Konstanta disosiasi
5. Koefisien partisi
6. Kristalinitas
7. Polimorfisme
8. Bentuk solvat
9. Ukuran partikel
Data PREFORMULASI Pelengkap

• Kompatibilitas interaksi: obat-eksipien


• Studi pendahuluan in vivo pada hewan, a.l:
- absorbsi obat
- metabolisme
- ikatan protein
- distribusi
- eliminasi
Informasi Penting dalam PREFORMULASI

1.Struktur kimia dan karakteristik


2.Bobot molekul
3.Metode analitik
4.Ruahan (kompresibilitas, observasi
mikroskopik)
5.Informasi terapeutik (dosis, bentuk
sediaan yang dibutuhkan,
ketersediaan hayati, produk
kompetitor)
6.Bahaya potensial
7.toksikologi
A. Sifat Fisikokimia
1. Solubilitas/kelarutan
2. Disolusi
3. Koefisien partisi
4. Konstanta disosiasi
1. Sifat Fisikokimia
(Solubilitas/kelarutan)

• Obat yang diberikan secara oral harus


larut dalam cairan saluran pencernaan
sebelum diabsorbsi
• Kelarutan obat dalam cairan fisiologi pada
rentang pH 1 – 8 sangat penting untuk
diketahui.
Kosolven
• Jika obat tidak stabil atau tidak larut dalam
air, untuk stabilisasi atau untuk meningkatkan
kelarutannya dapat digunakan kosolven
bercampur air  yang lazim digunakan:
etanol, propilen glikol, gliserin, dan polietilen
glikol berbobot molekul rendah.
• Kecepatan reaksi erat kaitannya dengan
konstanta dielektrik campuran pelarut.
2. Sifat Fisikokimia
(Disolusi)

• Menentukan kecepatan disolusi intrinsik


obat pada rentang pH cairan fisiologis
sangat penting karena dapat digunakan
untuk memprediksi absorbsi dan sifat
fisikokimia
• Uji disolusi menggunakan media cair yang
dibuat kondisinya sama dengan pH cairan
fisiologis tubuh

8
3. Sifat Fisikokimia
(Koefisien Partisi)
• Koefisien partisi dalam • Rasio distribusi obat tidak
sistem minyak/air terion antara fasa organik
– Oktanol/air dan fasa air pada
– Kloroform/air kesetimbangan :
• Merupakan indikasi
lipofilisitas obat P = Cminyak /C air
• Digunakan sebagai alat
empirik dalam meneliti P = koefisien partisi
sifat biologi dan
kecepatan serta jumlah
absorpsi obat di saluran
cerna
4. Sifat Fisikokimia
(Konstanta Disosiasi)
• Kebanyakan obat merupakan asam atau basa lemah
dan karakter ioniknya berpengaruh penting pada
proses transfer melalui sel membran
• Obat berpenetrasi melewati barier membran
(membran biologi umumnya bersifat lipofil) dalam
bentuk molekul tidak terdisosiasi  konstanta
disosiasi merupakan parameter absorbsi obat yang
diperlukan untuk penelitian stabilitas dan solubiltas
obat dalam larutan
pH = pKa + log [ (A-) / (HA)]
B. Sifat Fisika Bahan Padat
Sifat Fisika Bahan Padat
1. Sifat Organoleptis
• Banyak zat aktif memiliki rasa dan bau yang
tidak enak (pahit), sehingga perlu
ditambahkan zat penambah rasa dan bau
(flavour) supaya sediaan dapat diterima oleh
pasien.
• Pengamatan sifat organoleptis dapat dilakukan
secara makroskopis dan mikroskopis.
2. Kristalinitas
2. Kristalinitas
2. Kristalinitas
2. Kristalinitas
3. Ukuran Partikel
3. Ukuran Partikel
3. Ukuran Partikel
C. Polimorfisme
& Solvat
1. Polimorfisme
1. Polimorfisme
2. Solvat
• Hasil adisi nonstoikiometri seperti inklusi melibatkan
penjeratan molekul solven dalam kisi kristal. Suatu
hasil adisi biasanya tidak diperlukan karena tidak
dapat direproduksi.
• Suatu adisi nonstoikiometri dinyatakan sebagai suatu
solvat jika terbentuk suatu kompleks molekuler
dimana molekul pelarut kristalisasi diinkorporasikan
pada lokasi spesifik dalam kisi kristal  contoh
bentuk solvat yang penting adalah bentuk anhidrat
dan trihidrat ampisilin.
Stabilitas Kimia
1. Stabilitas Kimia
• Stabilitas Preformulasi meliputi bentuk larutan
dan keadaan padat pada beberapa kondisi
penanganan:
– Formulasi
– Penyimpanan
– Pemberian in vivo
1. Stabilitas Kimia
Penguraian Kimia Dalam Larutan Air
1. Hidrolisis

• Hidrolisis adalah proses penguraian yang


sering ditemukan dalam formulasi obat.
Reaksi biasanya terjadi pada ester, lakton,
laktam, amida, imida, dan oksim
• Kecepatan hidrolisis dapat dipengaruhi oleh
konsentrasi ion hidrogen atau hidroksida jika
proses hidrolitik bergantung pada pH.
1. Hidrolisis
2. Oksidasi

• Senyawa seperti fenol, amin aromatik,


aldehida, eter, dan senyawa alifatik tidak
jenuh segera bereaksi dengan oksigen dari
atmosfer  autooksidasi
• Penguraian degradatif dapat dicegah dengan
menghilangkan oksigen dengan cara
mengaliri/mengisi bagian permukaan atas
kemasan dengan gas nitrogen (inert)
3. Fotolisis
Cahaya dapat menyebabkan penguraian
(fotolisis) pada bahan obat.
Sebagai contoh: riboflavin, Na-prusida,
nifedipin, steroid, klorpromazin,
hidroklortiazid, cefotaxin, dsb.
Reaksi fotolisis biasanya terkait dengan
oksidasi karena reaksi ini sering diawali oleh
cahaya.
Meskipun demikian, reaksi fotolisis tidak
terbatas hanya pada oksidasi.
Penguraian Kimia Dalam Keadaan
Padat

Anda mungkin juga menyukai