Kelompok 5
Kelompok 5
RAMPING
KELOMPOK 5:
JEFRIYANTO. M
NOVI ALFIONITA
RINDA PUSPITA SARI
ANGGAENI
LIS SULEHAT
JIT DAN OPERASI RAMPING
Just-in time (JIT) adalah pendekatan berkelanjutan dan penyelesaian masalah secara
paksa yang berfokus pada keluaran dan pengurangan penggunaan persediaan. Dengan penekan
pada peningkatan berkelanjutan, penghargaan terhadap orang lain, dan praktik kerja standar,
Toyota production system (TPS) di perlukan dalam Lini Perakitan. Operasional Ramping (Leon
Operationsl) memasok sesuai dengan keinginan pelanggan Ketika pelanggan
menginginkannya, tanpa pemborosan, dan melalui perbaikan keberlanjutan. Operasi ramping
dikendalikan oleh “tarikan” yang berupa pesanan pelanggan. Ketika diterapkan sebagai stategi
manufaktur keseluruhan, JIT dan operasi ramping memelihara keunggulan kompetitif dan
menghasilkan rata-rata keuntungan yang lebih besar.
Jika ada perbedaan antara JIT, TPS dan operasi ramping , maka:
• JIT menekankan pada penyelesaian masalah;
• TPS menekankan pada pembelajaran pegawai dan peningkatan lingkungan lini perakitan;
• Operasi ramping menekankan pemahaman mengenai pelanggan
Kelebihan produksi
01 memproduksikan lebih daripada yang di butuhkan konsumen atau produksi awal
( sebelum permintaan) adalah limbah. Persediaan dalam bentuk apa pun
biasanya akan menjadi sampah.
Antrean
02 waktu menganggur, penyimpanan, dan menunggu adalah limbah (tidak
bermakna).
Transportasi
03 memindahkan antar pabrik atau pusar kerja dan memegang kendali lebih dari
satu adalah limbah.
Persediaan
04 material mentah yang tidak dibutuhkan, bekerja dalam proses (work-in-
process/WIP), barang jadi dan pasokan operasi berlebih adalah limbah dan
menambahkan nilai apa-apa.
pergerakan
05 Gerakan dari peralatan atau orang yang tidak menambahkan nilai adalah limbah.
Proses berlebih
06 pengerjaan yang dilakukan pada produk yang tidak menambahkan nilai adalah
limbah.
Produk cacat
07 pengembalian , garansi , pengerjaan ulang dan sisa adalah limbah.
5S
1. Diversifikasi. Pemasok mungkin tidak ingin terikat kontrak jangka Panjang dengan
hanya satu pelanggan. Pemasok beranggapan risiko akan dapat dikurangi jika mereka
mempunyai beberapa pelanggan.
2. Penjadwalan. Banyak pemasok kurang yakin terhadap kemampuan pembeli untuk
memproduksi pesanan dalam jadwal yang lancer dan terkoordinasi.
3. Perubahaan. Perubahaan Teknik atau spesifikasi kerap merupakan malapetaka bagi JIT
karena kurangnya waktu tunggu bagi pemasok untuk mengimplementasikan perubahan-
perubahan yang diperlukan.
4. Kualitas. Anggaran pemedalan, proses-proses, dan teknologi dapat membatasi kualitas
produk.
5. Ukuran lot. Para pemasok beranggapan pengiriman barang dalam lot yang kecil secara
sering merupakan suatu cara mentransfer biaya penyimpanan yang seharusnya
ditanggung pembeli kepada pemasok.
TATA LETAK JIT
Persediaan (JIT) adalah persediaan minimun=m yang diperlukan untuk menjaga agar
suatu system dapat berjalan dengan sempurna. Dengan persediaan just-in-time, barang tiba
saat dibutuhkan, bukan satu menit sebelumnya ataupun setelahnya, dan dengan jumlah
yang tepat kotak penerapan MO yang berjudul “berusaha tidak menyiapkan persediaan”
menunjukan hal tersebut dapat dikakukan.
Kaban dalam Bahasa jepang berarti
katu. Dalam upaya mereka mengurangi
persediaan , orang jepang menggunakan
sistem yang “menarik” persediaan melintas
pusat-pusat kerja. Mereka sering
menggunakan “katru” untuk memberikan
isyarat Kanban. Kartu tersebut adalah
otorisasi bagi container bahan berikutnya
yang akan didapatkan. Siatu pesana untuk
kontainet itu di mulai dari setiap Kanban
dan “ditarik” dari departemen produksi atau
pemasok. Serangkain Kanban “menarik”
bahannya di dalam pabrik.
Ketika ada kontak visual antara produsen dan pengguna, prosesnya akan
bekerja sebagai berikut.