Kelompok 6

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 8

MANAJEMEN OPERASIONAL 2

PEMELIHARAAN DAN KEANDALAN


KELOMPOK VI

1. ARHANI SAUBA 196601420


2. LIS SULEHAT 196601358
3. NUR KUMALA SARI 196601411
4. SALFITRI SALAM 196601487
1. Tujuan pemeliharaan dan keandalan adalah untuk
mempertahankan kemampuan sistem, selagi
mengendalikan biaya. Sejarah pemeliharaan peralatan
merupakan bagian yang sangat penting bagi sebuah
system pemeliharaan pencegahan, seperti halnya catatan
mengenai waktu dan biaya perbaikan. Sebagai tambahan,
pemeliharaan produktif total mencakup: Perancangan
mesin yang andal, mudah dioperasikan, dan mudah dalam
pemeliharaan Menekankan biaya kepemilikan total di saat
membeli mesin, sedemikian rupa sehingga biaya pelayanan
dan pemeliharaan sudah termasuk dalam biaya pembelian
tersebut Membuat rencana pemeliharaan pencegahan yang
memanfaatkan praktek operator yang terbaik, departemen
pemeliharaan, dan depot pelayanan. Melatih pekerja untuk
mengoperasikan dan memelihara mesin mereka sendiri.
2. RELIABILITY (KEANDALAN)
Pemeliharaan akan menyebabkan keterandalan, keterandalan akan
menyebabkan efisiensi dan meningkatkan produktivitas. Untuk
mengelola masing-masing komponen, maka teknik yang digunakan
adalah : Meningkatkan komponen individual
Untuk mengukur keandalan di sebuah sistem di mana setiap
komponen atau individu mungkin hanya memiliki tingkat keandalan
tersendiri, digunakan metode perhitungan keandalan sistem (Rs)
sangat sederhana. Dengan asumsi bahwa keandalan sebuah
komponen individu tidak bergantung pada keandalan komponen
yang lain (setiap komponen berdiri sendiri).
Keterandalan juga dapat diartikan sebagai peluang yang berfungsi
dalam waktu yang telah ditentukan. Ukuran keterandalan yang paling
sering dilakukan adalah tingkat kegagalan produk ( product failure
rate / FR). Perusahaan yang memproduksi peralatan berteknologi
tinggi sering menyediakan data tingkat kegagalan produk mereka.
3. MAINTENANCE (PEMELIHARAAN)
Untuk mengukur kesuksesan manajemen pemeliharaan, maka
ada dua unsur yang harus ditentukan terlebih dahulu, yaitu
keterlibatan karyawan dan prosedur pemeliharaan.
Faktor karyawan dalam hal pemeliharaan dapat dilihat dari
informasi yang dimiliki karyawan, keahlian yang dimilikinya,
kompensasi yang diterima sebagai factor penguat motivasi
dan kekuatan sinergi yang perlu dilakukan. Sebagai upaya
untuk meningkatkan penguasaan informasi dan keahlian
dalam kaitannya dengan kegiatan pemeliharaan, maka pihak
manajemen dapat menempuh beberapa hal yaitu : Pertukaran
informasi. Melalui penciptaan iklim yang kondusif, misalnya
adanya bank data ( bank prosedur) yang berisikan data serta
prosedur tentang pemeliharaan segala jenis mesin dalam
system manufaktur.
Pelatihan keahlian. Bagi karyawan yang belum memiliki
keahlian yang diharapkan, perusahaan dapat memilih
untuk mengirimkan ke training center yang
menawarkan pelatihan-pelatihan atau langsung dilatih
di perusahaan melalui on the job training. Adapun
tentang prosedur pemeliharaan mesin-mesin, factor
yang perlu diperhatikan adalah prosedur pembersihan
dan pelumasan. Pembersihan ini ditujukan untuk
menghindari korosi, kemacetan akibat adanya kotoran
dan kegiatan ini dilakukan secara rutin. Sedangkan
pelumasan bertujuan agar tidak terjadi gesekan
material mesin secara langsung, mendinginkan panas
mesin pada kondisi tertentu, dan memperpanjang
umur mesin.
4. Total pemeliharaan yang produktif (TPM)

TPM berfungsi untuk memelihara pabrik dan peralatannya agar selalu


dalam kondisi prima. Untuk memenuhi tujuan ini, diperlukan
maintenance yang prefentif dan prediktif. Dengan mengaplikasikan
prinsip TPM kita dapat meminimalisir kerusakan pada mesin.
Masalah yang umum terjadi pada mesin misalnya kotor, mur dan
baut hilang, oli jarang diganti, kebocoran, bunyi-bunyi tak normal,
getaran berlebihan, filter kotor, dan sebagainya dapat diminimalisir
dengan TPM.
Sesungguhnya terbengkalainya mesin lebih sering disebabkan oleh
kurangnya keterlibatan operator dalam memelihara mesin, dan
cenderung menyerahkan semua masalah perawatan kepada staf
maintenance. Prinsip TPM mengatakan bahwa operator harus
mampu melakukan perawatan dan perbaikan ringan apabila terjadi
masalah pada mesin. Operator juga harus memiliki sedikit
keterampilan maintenance.
Untuk implementasi TPM, unit produksi dan
maintenance harus bekerja bersamaan.
Penerapannya akan melibatkan seluruh karyawan
dalam melakukan perawatan mesin, peralatan dan
bertujuan meningkatkan produktifitas. Indikator
kesuksesan implementasi TPM diukur
dengan OEE (Overall Equipment Effectiveness) dan
parameternya mencakup berbagai jenis kerugian
(losses) yang terjadi seperti downtime, changeover,
speed loss (perlambatan mesin), idle (mesin
menganggur), stoppages (mesin berhenti), startup
(mesin dinyalakan/diaktifkan), defect (cacat) dan
rework (pengerjaan ulang).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai