Positif σb tarik
A Ix sb tekan
nol
N M * Ya
σa 1 2 Akibat gaya N tekan dan M
positif, sa selalu akan tekan
A Ix
N M * Yb
σb 1 3
Akibat gaya N tekan dan M
positif,
A Ix sb = tarik jika s3 > s1
sb = tekan jika s3 < s1
sb = nol jika s3 = s1
N M * Ya
σa 1 2 Akibat gaya N tekan dan M
positif, sa selalu akan tekan
A Ix
N M * Yb
σb 1 3
Akibat gaya N tekan dan M
positif,
A Ix sb = tarik karena s3 > s1
N M * Ya
σa 1 2 Akibat gaya N tekan dan M
positif, sa selalu akan tekan
A Ix
N M * Yb
σb 1 3
Akibat gaya N tekan dan M
positif,
A Ix sb = tekan karena s3 < s1
N M * Ya
σa 1 2 Akibat gaya N tekan dan M
positif, sa selalu akan tekan
A Ix
N M * Yb
σb 1 3
Akibat gaya N tekan dan M
positif,
A Ix sb = 0 karena s3 = s1
N MY
Pada balok σa
bekerja gaya A Ix
normal Tekan
dan Momen N MY
Negatif σb
A Ix
N M * Ya
σa 1 2
A Ix
N M * Yb
σb 1 3
A Ix
s2 > s1
s2 < s1
s2 = s1
contoh
MA = 15.625 kNm
N = 200 kN
s1 = N/A = 1111.111kN/m2 = 1.111MPa
s2=s3 = 15.625*0.3/0.0054 = 868.056 kN/m2
= 0.868 Mpa.
contoh
MB = 10 kNm
N = 200 kN
s1 = N/A = 1111.111kN/m2 = 1.111MPa
s2=s3 = 10*0.3/0.0054 = 555.556 kN/m2
= 0.556 Mpa.
contoh
Tegangan
di titik A
Tegangan
di titik B
contoh
MB = 127.827 kNm
N = 200 kN
s1 = N/A = 1111.111kN/m2 = 1.111MPa
s2=s3 = 127.827*0.3/0.0054 = 7101.5 kN/m2
= 7.102 Mpa.
contoh
Tegangan di titik C
Tegangan Geser
Untuk melihat bagaimana
tegangan geser dapat terjadi pada
elemen batang mari kita lihat
contoh balok ditumpu di atas dua
tumpuan dan menderita beban P.
Jika balok berupa benda masif dan
kita potong pada potongan 1-1
dan 2-2 maka pada potongan 1-1
akan timbul momen M1 dan pada
potongan 2-2 akan timbul momen
M2 dan M1<M2. Akibat M1 dan M2
maka pada balok akan mengalami
lendutan.
Jika balok berupa benda yang
tersusun dari dua balok masif dan
kita potong pada potongan 1-1
dan 2-2 maka pada potongan 1-1
akan timbul momen M1 dan pada
potongan 2-2 akan timbul momen
M2 dan M1<M2.
Akibat M1 dan M2 pada balok
akan terjadi lendutan tetapi juga
terjadi pergeseran diantara bidang
batas antara balok 1 dan balok 2
Dari gambaran tersebut di atas, maka pada saat balok mengalami
lenturan sebetulnya pada balok terjadi pergerakan dari elemen balok
kesamping (bergeser kesamping). Balok masif tidak bergeser
kesamping karena adanya ikatan yang kuat antara molekul- molekul
balok sehingga dapat menahan pergerakan kesamping. Mengapa
pergerakan kesamping (pergeseran) ini terjadi ?
Lihat eleman balok pada potongan 1-1 dan 2-2. Jarak kedua
potongan = dz. Jarak dz sangat kecil.
Pada potongan 1-1 akan ada momen M1
Pada potongan 2-2 akan ada momen M2
Akibat momen M + dM maka
pada potongan 2-2 akan
timbul tegangan :
(M dM) * y
σ
Ix
M1 = M
M2 = M+dM
Akibat momen M
maka pada
potongan 1-1 akan
timbul tegangan :
M*y
σ
Ix
Lihat pada potongan C-C
dengan jarak y dari sumbu berat
balok (sumbu netral balok)
ya ya
M M
F1
y
σ1 * dA
Ix
y
y dA
Ix
S
F2 > F1
ya ya
(M dM) (M dM)
F2
y
σ3 * dA
Ix
y
y dA
Ix
S
Karena gaya F1 tidak sama dengan gaya F2, maka elemen balok
pada potongan C-C tidak seimbang. Elemen batang akan didorong
ke kiri. Jika tidak ada gaya yang menahan pergerakan tersebut,
maka elemen balok akan bergerak kekiri.
Supaya elemen balok ada dalam kondisi seimbang maka harus ada
gaya yang arahnya kekanan yang besarnya = F2 – F1
ya ya
M M
F1
y
σ1 * dA
Ix
y
y dA
Ix
S
dM
K F2 F1 S
Ix
ya ya
(M dM) (M dM)
F2
y
σ3 * dA
Ix
y
y dA
Ix
S
K timbul karena adanya gaya
gesek antara dua lapisan elemen
balok pada potongan C-C. Pada
potongan C-C timbul tegangan
geser
dM
τ * B * dz *S
Ix
dM
K F2 F1 S dM S
Ix τ *
dz B * Ix
dM
K τ * B * dz dz
gaya lintang D
D*S
τ
B * Ix
D*S
τ
B * Ix
untuk elemen dA B * dy
S B * y * dy
1
Ix B * H3
12
1 1 1
S B * ( H y) * * ( H y )
2 2 2
1 1
S B*( H2 y 2 )
2 4
D*S
τ diagram geser berbentuk parabolis
B * Ix
H
y
2
1
Ix B* H3
12
1
S B*( H2 y 2 ) 0
4
τ0
y0
1
Ix B * H3
12
1 1 1
S B * ( H 2 ) BH 2
2 4 8
1
D * BH 2
8 D
τ
1 2
B * BH 3 BH
12 3
D
τ
2
BH
3
D D
τ
2 A'
BH
3