Anda di halaman 1dari 153

BAB VI

SPESIFIKASI TEKNIK BAHAN DAN


PEMASANGAN
SISTEM DISTRIBUSI AIR MINUM
6.1. Umum
Spesifikasi teknis ini bertujuan utk memberikan kete-rangan
kpd Supplier, Pelaksana pekerjaan ttg metodologi teknis dan
non teknis yg menyangkut pelaksanaan pe-kerjaan
pemasangan jaringan perpipaan.

Diharapkan dg mengikuti persyaratan ini para pemberi tugas


atau pemilik proyek mendapatkan hsl kerja dan bahan yg
paling optimal.

6.2. Spesifikasi Reservoir Beton


Persyaratan yg dipakai utk pekerjaan ini sesuai dg stan-dar
yg berlaku di Indonesia spt PBI 1971, NI 70 dll.
Bahan Konstruksi

1. Semen

Jenis/ tipe semen yg dipakai adalah semen jenis type I ya-itu


jenis semen utk penggunaan umum yg tdk memerlu-kan
persyaratan khusus.

Pelaksana pekerjaan hrs membawa contoh semen yg me-


menuhi persyaratan dan contoh ini akan dipakai sbg pe-
doman dlm pengadaan semen.

Merk semen yg akan digunakan hrs memenuhi persyarat-an


yg sdh ditentukan dan hrs dilengkapi dg pengujian atau
sertifikat dr pabrik semen yg bersangkutan.
2. Agregat Halus (Pasir)

Agregat halus alam sbg hasil desintegrasi alami dr batu-


batuan/ pasir buatan yg dihasilkan oleh alat2 pemecah.

Agregat halus yg akan digunakan hrs memenuhi persya-ratan


sbb:

(a) Agregat halus hrs tdr dr butir2 yg tajam, keras dan ke-kal,
(b) Agregat halus tdk boleh mengandung lumpur > 5 %, yg
ditentukan thd berat kering, (c) Agregat halus tdk boleh
mengandung bahan2 organis terlalu banyak, utk membuktikan
hrs diadakan percobaan warna dr Abrams-Harder, (d) Gradasi
agregat halus hrs baik dan memenuhi pasal 3.1. ayat 5 PBI-
71, (e) Pasir laut tdk boleh dipakai
Contoh bahan itu akan dipakai sbg pedoman pengiriman
agregat halus di lapangan.

Apabila ada perbedaan antara agregat halus di lapangan dg


contoh yg ada, maka agregat halus tsb hrs secepat mungkin
disingkirkan dr lapangan spy tdk terjadi kekeliru-an
pemakaian.

3. Agregat Kasar

Agregat kasar berupa kerikil sbg hsl desintegrasi alami dari


batu2an atau berupa batu pecah yg diperoleh dari pemecahan
batu.

Agregat kasar yg digunakan hrs memenuhi persyaratan :


(a) Agregat kasar hrs tdr dr butir2 yg keras atau tidak ber-pori
dan kekal,
(b) Kandungan lumpur tdk boleh lbh dr 1 % yg ditentukan thd
berat kering,
(c) Tdk boleh mengandung zat2 yg dpt merusak beton, spt
zat2 reaktif alkali,
(d) Gradasi agregat kasar hrs baik atau memenuhi pasal 3,4
ayat 6 PBI – 71.
Ukuran besar butir nominal maksimum agregat kasar hrs
melebihi nilai berikut: (1) 1/5 jarak terkecil antara samping dan
cetakan, (2) 1/3 tebal plat, (3) 3/4 jarak minimum atau barang
tulangan.
4. Air
Air yg akan dipakai utk pembuatan dan perawatan beton hrs
memenuhi persyaratan sbb:

(a) Air tdk boleh mengandung minyak, asam, alkali, garam,


bahan2 organis atau bahan2 lain yg merusak beton atau baja
tulangan
(b) Air yg tdk dpt diminum tdk boleh dipakai utk pembuatan
beton.

(c) Air yg akan dipakai utk pembuatan dan perawatan beton hrs
diadakan pemeriksaan di laboratorium utk membukti-kan
apakah air yg akan dipakai sesuai dg persyaratan yg
ditentukan.
5. Baja Tulangan
Baja tulangan yg akan dipakai hrs memenuhi standar mu-tu
yg disyaratkan dlm PBI – 71.

Utk membuktikan bhw baja tulangan tsb sesuai standar mutu


yg disyaratkan, maka diharuskan diuji di Lab Bahan Konstruksi
Bangunan.

Bentuk baja tulangan dpt berupa tulangan polos maupun


tulangan yg diprofilkan (deform), asal memenuhi standar mutu
yg disya-ratkan.

Tulangan polos diartikan batang prismatis berpenampang


bulat, persegi, lonjong dll dg permukaan licin.
Tulangan diprofilkan (deform) diartikan batang prismatis atau
puntir dg permukaan yg diberi rusuk2 yg terpasang tegak
lurus atau miring thd sumbu batang.

Kawat pengikat yg dipakai dari baja lunak dg diameter mi-


nimum 1 mm yg telah dipijarkan terlebih dahulu dan tdk
bersepuh seng. Sebelum kawat pengikat ini dipakai di la-
pangan, maka diharuskan diuji di Lab Bahan Konstruksi
Bangunan.
6. Bahan Pembantu
Utk memperbaiki mutu beton, sifat2 pekerjaan, waktu pe-
ngikatan dan pengerasan diijinkan utk dimanfaatkan asal
sudah mendapat ijin tertulis dari Pemberi Tugas.
7. Pemeriksaan Bahan
Semua bahan yg akan dipakai hrs dilakukan pengetesan di
Lab Bahan Konstruksi Bangunan.
8. Penyimpanan Bahan Konstruksi

Dlm pengangkutan semen ke tempat penyimpanan (gu-dang)


di tempat pelaksanaan hrs dijaga agar semen tdk menjadi
lembab.

Semen hrs disimpan di dlm gudang, sedemikian rupa shg


terjamin tdk akan rusak dan atau tercampur dg bahan2 lain.
Semen dr bbg jenis hrs disimpan sedemikian rupa shg tdk
mungkin semen & jenis yg satu bertukar dg jenis yg lain.
Pd pemakaian semen yg dibungkus, penimbunan semen yg
didatangkan baru, tdk boleh dilakukan di atas timbun-an
semen yg sdh ada dan pemakaian semen hrs dilakukan
menurut urutan pengiriman.
Agregat hrs ditimbun di tempat pekerjaan sedemikian shg
pengotoran
Apabila semen olehtelah
bahan2 lain &lama
disimpan atau &pencampuran satu sama
atau mu-tunya
lain dpt dicegah.
diragukan, maka sebelum dipakai hrs di-buktikan terlebih
dahulu
Batang2bhw semenhrs
tulangan tsbdisimpan
masih memenuhi syarat. tanah.
dg tdk menyentuh
Batang2 tulangan
Penggunaan bak2dari
bahanberbagai jenis baja
yg berlantai hrs di-anjurkan
sangat diberi tandautk
&
ditimbun
mencegah terpisah dari jenis
terbawanya satu
tanah dg jenis
ba-wah pd lainnya, shg tdk
waktu pengambilan
mungkin
bahan. tertukar.
Penimbunan batang2 tulangan di udara terbuka utk jang-ka
waktu yg panjang hrs dicegah.
9. Adukan Percobaan
Pelaksana pekerjaan hrs menyerahkan jauh hari sebelum
pengujian dilaksanakan, data berikut ini utk rencana adukan
tiap kelas beton:
(a) Usulan distribusi ukuran butiran agregat halus, (b) U-sulan
distribusi ukuran butiran kasar, (c) Asal agregat halus dan
kasar, (d) Pengolahan adukan, (e) Kandungan semen, (f)
Perbandingan air & semen, (g) Slump test, (h) Bahan aditif
jika ada.
Dari adukan yg diusulkan, hrs diambil kubus uji sbb:
Slump Test
(a) Utk setiap kelas beton, hrs dibuat 6 kubus diuji pd umur 7
hari & 3 kubus lagi diuji pd 28 hari.
(b) Pd tiap umur pengujian, kekuatan kubus tdk lbh ren-dah dr
1 1/3 kali kekuatan kubus uji yg disyaratkan.
Sebelum memulai pekerjaan, Pelaksana pekerjaan hrs
menyerahkan kpd Pemberi Tugas utk disetujui mengenai
detail lengkap pengujian ini bersama dg analisa gradasi &
perhitungan renc campuran (mix design).
Pelaksana pekerjaan tdk boleh melakukan pengecoran ba-
gian manapun sebelum campurannya disetujui.
Kelas Beton
Mutu Beton Semen (kg) Pasir (kg) Kerikil (kg) Air (liter) w/c ratio
7.4 MPa (K 100) 247 869 999 215 0.87
9.8 MPa (K 125) 276 828 1012 215 0.78

12.2 MPa (K 150) 299 799 1017 215 0.72

14.5 MPa (K 175) 326 760 1029 215 0.66

16.9 MPa (K 200) 352 731 1031 215 0.61

19.3 MPa (K 225) 371 698 1047 215 0.58

21.7 MPa (K 250) 384 692 1039 215 0.56

24.0 MPa (K 275) 406 684 1026 215 0.53

26.4 MPa (K 300) 413 681 1021 215 0.52

28.8 MPa (K 325) 439 670 1006 215 0.49

31.2 MPa (K 350) 448 667 1000 215 0.48

Referensi tabel :
SNI DT – 91- 0008 – 2007 Tata Cara Perhitungan Harga Satuan Pekerjaan Beton, Dept
Pekerjaan Umum.
Perbandingan campuran yg diberikan diatas telah diper-
kirakan guna mencapai kekuatan yg disyaratkan pd u-mur 28
hari setelah pengecoran.

Dg ketentuan bhw bahan yg dipakai bermutu baik & pe-


ngawasan dilakukan dg baik. Meskipun demikian, semua
campuran beton yg akan dipakai di lapangan sebelum-nya
hrs sudah diadakan pengadaan di laboratorium.

Beton hendaknya dinilai dg pengertian bhw kekuatan yg


disyaratkan utk kelas tertentu lbh menentukan drpd per-
bandingan campuran yg diperlihatkan.

10. Pengujian Beton dan Bahan-bahan Beton


Pd umumnya, metode pengujian hrs sesuai dg PBI 1971
bagian 4,7 dan dpt juga mencakup pengujian slump dan
tekan.
Jika tdk memenuhi persyaratan percobaan slump, adukan yg
tdk disetujui tdk boleh dipakai dan hrs disingkirkan dari
lapangan oleh Pelak-sana pekerjaan.
Jika pengujian tekan gagal, hrs ditetapkan prosedur per-
baikan sebagaimana di-uraikan dlm PBI 1971.
Tes kubus sejumlah sekurang-kurangnya 1 kubus utk tiap 10
m3 dan minimum 3 kubus tiap hari. Kubus2 tsb hrs di-
tempatkan dlm kondisi yg sama dg kondisi yg sebenar-nya
dan hrs diuji setelah 7 atau 28 hari .
11. Pengontrolan Mutu Beton dan Pengujian Kekuatan
Lapangan
Pelaksana pekerjaan bertanggung jawab sepenuhnya utk
menghasilkan beton seragam, yg memiliki kekuatan serta
sifat2 lainnya sebagaimana yg telah ditetapkan.
Untuk ini, Pelaksana pekerjaan hrs menyediakan dg bia-ya
sendiri, serta mempergunakan alat penimbang sistem
volumetrik yg akurat utk mengukur air, peralatan yg sesu-ai
utk mengaduk dan mencor beton serta peralatan dan fasilitas
lain yg diperlukan utk pengujian sebagaimana mestinya.

Semen dan semua agregat hrs diukur dan ditetapkan pro-


porsinya menurut berat.
Pengadaan dg memakai kantung semen tdk diijinkan.
12. Pengadukan Beton
Beton hrs diaduk ditempat yg sedekat mungkin dg tem-pat
pengecoran.
Pekerjaan pengecoran bila mungkin, hrs diatur sedemi-kian
rupa shg seluruh operasi dpt dilihat dari satu titik dan diawasi
serta dicek oleh pengawas. Pengadukan dg tangan tdk
diijinkan.
13. Pengangkutan Beton
Pengangkutan adukan beton hrs mengikuti ketentuan sbb:
(a) Pengangkutan beton yg telah diaduk dari tempat peng-
adukan ke tempat pengecoran hrs dilakukan sedemikian shg
tdk terjadi segregasi dan kehilangan bahan2 (semen, air dan
agregat halus).

(b) Pengangkutan adukan beton dari tempat pengadukan ke


tempat pengecoran hanya dpt dilakukan dg perantaraan
talang2 miring.

(c) Adukan beton hrs sdh dicor dlm waktu 1 jam setelah
pengadukan dg air dimulai. Jangka waktu ini dpt diper-panjang
sampai 2 jam, bila adukan beton digerakkan dg kontinu secara
mekanis, jangka waktu ini hrs diperhatikan bila diperlukan
waktu pengangkutan yg lama.
Apabila dibutuhkan jangka waktu pengangkutan yg lbh lama/
panjang dr ketentuan2 di atas, maka hrs dipakai bahan
penghambat pengikatan berupa bahan pembantu.

Pengangkutan beton ini hrs terlindung thd cuaca buruk spt


suhu yg panas, hujan ataupun angin yg kencang yg dpt
mempengaruhi penguapan air secara cepat dlm campuran
beton.

14. Pengecoran Beton

Pengecoran beton di bagian manapun tdk boleh dilaku-kan


sblm pekerjaan perancah, acuhan dan pekerjaan persiapan
telah selesai dikerjakan sesuai dg spesifikasi.
Pelaksana pekerjaan hrs memberikan usulan renc kerja
pengecoran yg meliputi volume pekerjaan, kapasitas pro-
duksi adukan beton dan jumlah tenaga kerja yg dibutuh-kan
sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan.
15. Persiapan Pengecoran
Semua peralatan, material & tenaga kerja hrs siap di la-
pangan sebelum pengecoran dimulai.
Permukaan sebelah dlm dr acuan pengecoran hrs benar2
bersih dr kotoran2 yg berupa bahan lepas.
Bila acuan terbuat dr bhn yg diperkirakan akan menyerap air
yg banyak, maka acuan itu hrs dibasahi dulu hingga jenuh ,
shg adukan beton tdk habis terserap pd acuan.
Tulangan2 hrs dibersihkan dr karat, penempatan tulangan hrs
sesuai dg gambar. Rencana, beton deking hrs sdh ter-pasang
dg benar secara keseluruhan.

Apabila akan memakai bahan pembantu dg maksud utk


mempermudah pelepasan acuan setelah beton mengeras, hrs
betul2 diperiksa shg tdk menggangu pelekatan antara besi dan
beton.

Apabila beton akan dicorkan di atas bidang2 beton lama, maka


bidang beton lama tsb hrs dikasarkan terlebih dulu dan
dibersihkan dr kotoran yg melekat & hrs disiram dg air sampai
jenuh.
Sesaat sebelum pengecoran beton baru dilaksanakan bidang2
kontak beton lama telah disapu dg spesi mortar dg campuran
yg se-suai dg betonnya, mortar ini dpt diganti dg
menggunakan lem betonnya.

Pekerjaan persiapan ini hrs diperiksa bersama2 antara Pe-


laksana pekerjaan dan Pemberi Pekerjaan, hasil pemerik-saan
ini kemudian dibuat berita acara yg sdh disiapkan oleh
Pelaksana pekerjaan.

16. Pelaksanaan Pengecoran

Pengecoran beton sebaiknya dilakukan hanya pd siang hari.


Apabila pengecoran dilaksanakan pd malam hari, per-
lengkapan pengecoran, penerangan dll yg diperlukan hrs
disiapkan shg pekerjaan pengecoran menghasilkan mutu yg
sebaik-baiknya.

Pengecoran sebaiknya dilaksanakan sesegera mungkin


setelah selesai pengadukan & sebelum terjadi proses
pengikatan. Penundaan pengecoran msh diijinkan dlm batas2
beton jika dpt dikerjakan dg baik tanpa penambah-an air.

Pengecoran & pengerjaan beton hrs diselesaikan dlm waktu


20 menit sesudah dari mixer, kecuali diberikan bhn pembantu
yg dpt memperlambat proses pengerasan.
Pelaksanaan pengecoran beton hendaknya dikerjakan se-
demikian rupa shg tdk terjadi pemisahan bahan (segregat-ion)
& pengerjaan kembali beton yg telah selesai dicor.

Adukan beton tdk diperbolehkan dijatuhkan dg ketinggian > 1,5


m, tetapi jika bagian pekerjaan tertentu memerlukan agar beton
dijatuhkan dari tempat tinggi, maka alat2 & me-toda yg akan
dipakai hrs mendapat persetujuan.

Juga tdk boleh menimbun beton dlm jumlah besar di suatu


tempat dg maksud utk kemudian meratakannya sepanjang
acuan.
Lubang2 drainase dsb yg hrs dibuat sebagaimana ditun-jukan
dlm gambar hrs dibuat dari bambu atau batang pi-sang atau
bahan lainnya dg diameter 5-7,5 cm dan hrs di-persiapkan
sebelum pelaksanaan pengecoran.

Utk beton dg mutu > K-225 atau beton2 dg persyaratan ke-


kuatan yg tinggi, pengecorannya hrs dilakukan secepat-nya
selesai pengadukan.

Utk dinding beton, pengecoran dilakukan secara lapis2


horizontal dg tebal pd umumnya diambil 30 cm menerus ke
seluruh panjangnya sampai dg pengakhiran yg diso-kong oleh
acuan yg kokoh atau konstruksi khusus (cons-truction joints)
spt yg diperlihatkan pd gambar rencana.
Beton, acuan dan atau tulangan yg menonjol keluar hrs
dicegah dari kemungkinan kena sentuhan atau getaran yg dpt
membahayakan daya ikatnya dg beton.

Dlm pelaksanaan pengecoran yg perlu diperhatikan suhu


tempat pengecoran tdk boleh lbh dr 38C atau di bawah hujan
lebat tanpa adanya usaha2 utk melindunginya.

Kalau pengecoran akan dilaksanakan pd suhu tinggi, Pe-


laksana pekerjaan hrs memperhitungkan kehilangan air pd
adukan akibat penguapan pd saat transport ataupun pd saat
penguapan.

Kalau di tempat pengecoran lbh besar dr 38C, maka dpt


dipakai cara2 sbb:
Semua persediaan agregat, air & tangki penimbunannya dan
juga mesin pengaduk hrs dilindungi dari sinar mata-hari.

Agregat didinginkan secara kontinu dg air bila mungkin.

Air yg digunakan dpt didinginkan dg menambah air pd tangki


penimbunan jika diperlukan.

Dlm pengecoran ini, Pelaksana pekerjaan hrs membuat


catatan lengkap mengenai tanggal, waktu dan kondisi
pengecoran beton pada tiap bagian pekerjaan.

16.5. Pemadatan Beton


Selama proses pengecoran berlangsung, maka beton hrs
dipadatkan dg alat mekanis (vibrator), disamping itu di-
mungkinkan pula pemadatan dg menggunakan tenaga
manusia spt memukul-mukul acuan dr sebelah luar, men-
cocok2 atau menusuk2 adukan beton secara kontinu.

Sangat perlu diperhatikan agar semua bagian terisi, sela2


diantara dan sekeliling tulangan terpenuhi tanpa meng-geser
kedudukan tulangan, agar permukaan menjadi rata & halus,
mengeluarkan gelembung2 udara serta mengisi semua
rongga2.

Tenaga2 yg mengerjakan pekerjaan ini hrs telah banyak


pengalaman .
(a) Jarum penggetar hrs dimasukkan ke dlm adukan se-cara
vertikal, tetapi dlm keadaan khusus boleh miring sampai 45
derajat.

(b) Selama penggetaran, jarum tdk boleh digerakkan ke arah


horisontal krn hal ini akan menyebabkan pemisahan bahan2.

(c) Jarum penggetar tdk diperbolehkan mengenai cetak-an


atau bagian beton yg sdh mulai mengeras.

Lapisan yg digerakkan tdk boleh lbh panjang dr jarum atau


antara 30 – 50 cm. Oleh krn itu bila pengecoran pd bagian2
konstruksi yg sangat tebal hrs dilakukan lapis demi lapis, shg
tiap2 lapis dpt dipadatkan dg baik.
Jarum penggetar ditarik dr adukan beton apabila aduk-an
mulai tampak mengkilap sekitar jarum, pd umumnya
tercapai setelah 30 detik. Penarikan jarum ini tdk boleh
dilakukan terlalu cepat, agar rongga bekas jarum dpt diisi
penuh lagi dg adukan.

Jarak antara pemasukan jarum hrs dipilih sedemikian rupa


shg daerah2 pengaruhnya saling menutupi.

Jenis vibrasi yg dpt digunakan adalah external & lateral


vibrator.
Jumlah minimum internal vibrator utk memadatkan be-ton
diberikan pd tabel dibawah ini :
Dianjurkan Pelaksana pekerjaan selalu menyediakan vi-
brator cadangan apabila ada kerusakan vibrator, agar pe-
kerjaan tdk tertunda.

17. Lantai Kerja

Beton bertulang tdk boleh diletakkan langsung di atas


permukaan tanah, kecuali jika ditetapkan lain, maka hrs
dibuat lantai kerja minimum setebal 50 mm, kelas III, di atas
tanah sebelum tulangan beton ditempatkan atau dipasang.

18. Spesi Semen (Cement Mortar)


Spesi hrs tdr dr satu bagian semen berbanding sejumlah
bagian agregat halus yg sdh ditetap-kan dan ditambah air
bersih sedemikian rupa shg dihasilkan campuran plastis yg
konsisten.

Spesi hrs diaduk pd suatu landasan kayu atau logam dlm


jumlah kecil menurut keperluan.

Setiap spesi2 yg sdh mulai mengeras dan telah dicampur dlm


waktu > 30 menit tdk boleh dipakai dlm pekerjaan. Spesi yg
sdh mengeras sebagian, tdk boleh diolah lagi utk dipakai.

19. Perlindungan dan Pengeringan Beton


Utk mencegah pengeringan bidang2 beton, selama paling
sedikit 2 minggu, beton hrs dibasahi terus menerus, a.l. dg
menutupinya dg karung2 basah.

Pd pelat2 atap pembasahan terus menerus hrs dilakukan dg


merendamnya atau menggenanginya dg air.

Pd hari2 pertama sesudah selesai pengecoran, proses


pengerasan tdk boleh diganggu.

Sangat dilarang utk mempergunakan lantai yg blm cukup


mengeras utk tempat penimbunan bahan2/ sbg jalan utk
mengangkut bhn yg berat.

20. Pengerjaan Permukaan Beton


Selama dilaksanakan penataan permukaan atas beton yg
dicor setempat, permukaan yg dihasilkan hrs datar dg ha-sil
akhir yg rata tetapi masih bertekstur kasar.
Sebelum pengerasan pertama dimulai, permukaan tsb hrs
diratakan lagi sesudah semen (trowelling) dimana perlu utk
menutup retakan2 & mencegah timbulnya celahan yg
berlebihan pd permukaan yg terbuka.
21. Siar-siar Konstruksi
Semua siar konstruksi dlm beton hrs dibentuk rata hori-zontal
atau vertikal.
Siar2 tsb hrs berakhir pd bekisting yg kokoh yg ditunjang dg
baik, jika perlu, di bor guna melewati penulangan.
Bila pekerjaan pengecoran ditunda sampai beton yg sdh dicor
mulai mengeras, maka dianggap terdapat siar kons-truksi.

Jika diperlukan siar konstruksi ditempat yg lain drpd yg telah


disetujui, krn terjadi kerusakan alat atau dasar lain yg tak
terduga.

Hrs disediakan penopang tegak lurus pd garis tegangan2


utama.

Tetapi jika lokasinya dekat tumpuan suatu pelat atau ba-lok,


maka beton yg sdh dicor hrs dipecah kembali dan di-singkirkan
shg dicapai suatu lokasi yg cocok utk siar kon-struksi
sebagaimana disepakati.
Jika beton kurang dr 3 hari umurnya, permukaan tsb hrs
disiapkan dg pengikatan seluruhnya, tetapi jika umurnya sdh
lbh dari 3 hari atau sdh terlalu keras, permukaan tsb hrs
dilukai secara ringan atau ditembus dg pasir (sand blasted)
utk memperlihatkan agregat.

22. Bekisting

22.5. Pembuatan

Semua bekisting hrs dirancang & dibuat hingga dinilai


memuaskan. Pelaksana pekerjaan harus menyerahkan
rencananya utk disetujui, dlm jangka waktu yg cukup
sebelum dimulai.
Semua bekisting hrs diperkuat dg klam dr balok2 kecil dan hrs
yg kuat serta cukup jumlahnya utk menjaga agar tdk terjadi
distorsi ketika cor beton, dipadatkan & mengeras.
Bekisting dr kayu & triplek hrs dibuat dr kayu yg sdh dio-lah dg
baik. Semua sambungan hrs cukup kencang agar tdk terjadi
kebocoran.
Agar beton tdk menempel pd bekisting, bagian permukaan dlm
bekisting diberi selapis minyak yg jenisnya sdh dise-tujui,
sebelum cor beton
Hrs diperhatikan agar besi tulangan tdk terkena bahan pe-lapis
semacam ini. Hrs diperhatikan agar besi tulangan tdk terkena
bahan pelapis semacam ini.
Pengikat baja utk di dlm/ blok antara (spacer) yg sdh di-setujui
boleh dipakai.

Bagian dr pengikat atau perantara yg ditanam permanen dlm


beton sekurang-kurangnya hrs berjarak 50 mm dr permukaan
akhir beton.

Setiap lubang dlm permukaan beton yg timbul akibat pe-


ngikat atau perantara hrs ditutup dg rapi setelah bekis-ting
dibuka dg spesi semen yg campuran serta konsis-tensinya
sama dg mutu beton induknya.

Semua permukaan beton yg terbuka hrs halus, maka be-


kisting hrs dilapisi dg triplek bermutu tinggi.
Sebelum memasang kayu bekisting, semua sudut2 ko-lom,
balok dan tembok yg terbuka hrs diberi alur 15 mm kecuali
jika ditetapkan lain pd gambar rencana.

Bekisting utk kolom & dinding hrs diberi lubang agar ko-toran,
debu & benda lainnya dpt disingkirkan sblm cor beton.

Beton di bag manapun tdk boleh dicorkan sblm bekisting-nya


diperiksa.

22.6. Pembukaan

Pembukaan bekisting hrs dikerjakan sedemikian rupa shg tdk


menimbulkan kerusakan pd beton.
Bekisting tdk boleh dibuka sebelum beton mencapai ke-
kuatan yg cukup utk menahan tegangan2 yg timbul akibat
pembukaan & jika perlu Pelaksana pekerjaan hrs
membuktikannya

Jangka waktu minimum antara pengecoran dan pema-datan


beton dg pengangkatan bekisting adalah 3 hari, na-mun
demikian hal ini tdk membebaskan Pelaksana pe-kerjaan dr
kewajibannya utk menunda pengangkatan be-kisting sampai
beton mencapai kekuatan yg memadai.

Pelaksana pekerjaan hrs bertanggung jawab & wajib


memperbaiki semua kerusakan yg timbul akibat peng-
angkatan bekisting yg terlalu dini, atas biaya sendiri.
Jika setelah pengangkatan bekisting ternyata sarang laba pd
beton atau cacat lainnya, hrs segera di identifikasi.

Setelah struktur selesai, semua bekisting harus dibongkar


seluruhnya.

23. Penulangan

23.5. Umum

Semua baja tulangan hrs bebas dr serpihan karat lepas,


minyak, gemuk, cat debu atau zat lainnya yg dpt meng-ganggu
perlekatan yg sempurna antara tulangan dan beton.
Bila perlu baja hrs disikat atau dibersihkan sblm dipakai.
Beton tdk boleh dicor sebelum penulangan diperiksa.

Baja tulang sedang hrs BJTP 24 yg sesuai dg SII 0136 1984


atau yg setara utk baja tulangan ukuran sedang yg polos.

Baja tulangan bertegangan tinggi hrs BJTP 40 yg sesuai dg


SII 0136 1984 atau setara baja ulir bertegangan tinggi.

Tegangan leleh baja tulangan bertegangan tinggi minim-um


4000 kg/cm2 dan perpanjangannya hrs lbh dr 16 %.

23.6. Penyimpanan
Baja tulangan hrs disimpan di bawah atap yg tahan air &
diberi alas shg tdk kena tanah/ air yg tergenang ser-ta
terlindung dr rusak dan karat.

23.7. Penekukan Penulangan

Pd tahap awal pekerjaan, Pelaksana pekerjaan hrs


mempersiapkan daftar tekukan (bending schedule).

Semua baja tulangan hrs ditekuk secara tepat menurut btk


dan dimensi yg diperlihatkan dlm gambar dan se-suai dg
PBI – 71 atau yg setara serta dipasang pd po-sisi yg tepat
spt diperlihat-kan pd gambar shg beton deking yg
ditetapkan dpt dipenuhi di semua tempat.
Baja hrs ditekuk dg alat yg disetujui. Tulangan tdk boleh
ditekuk atau diluruskan dg cara yg dpt merusak tulang-an.
Lengkungan atau lekukan yg tdk sesuai dg gambar tdk boleh
dipakai.
Panjang keseluruhan dr tulangan yg mempunyai banyak
tekukan, tepat/ sesudah penekukan & pemasangan ba-tang
baja tetap di tempat tanpa timbul lengkungan atau puntiran.

24. Pemasangan
Tulangan hrs dipasang dg tepat pd posisi yg diperlihat-kan pd
gambar & hrs ditahan jaraknya dr bekisting dg memakai
dudukan beton atau gantungan logam menurut kebutuhan.
Pd persilangan diikat dg kawat baja pilar dingin dg dia-meter
tdk kurang dr 1,6 mm, ujung2 kawat hrs diarahkan ke bagian
tubuh utama beton.
Baja tdk boleh ditumpu dg penahan logam yg menonjol
hingga ke permukaan beton, pd tumpuan kayu atau
kepingan2 agregat kasar.
Bila pengatur jarak dr spesi pra cetak utk mengatur te-bal
beton deking sekurang-kurangnya hrs mempunyai kekuatan
yg sama dg kekuatan yg ditetapkan utk beton yg sedang
dicor & hrs sekecil mungkin.
Blok2 ini hrs dikencangkan dg kawat yg ditanam di da-
lamnya dan hrs dicelupkan dlm air sebelum dipakai.
Selama pengecoran berlangsung, seorang pemasang tu-
langan yg ahli hrs berada ditempat utk mengecek, menye-
suaikan dan memperbaiki tulangan.

Tulangan yg utk sementara dibiarkan menonjol keluar dr


beton pd siar konstruksi atau lainnya tdk boleh ditekuk selama
pengecoran ditunda.

Sebelum pengecoran, seluruh tulangan hrs dibersihkan dg


teliti dari beton yg sdh mengering atau mengering se-bagian
yg mungkin menempel dr pengecoran seblmnya.

Sebelum pengecoran, seluruh tulangan yg sdh dipasang pada


tiap bagian pekerjaan hrs diperiksa dlm tenggang waktu yg
cukup.
Jarak min dr permukaan suatu batang tmsk sengkang ke
permukaan beton terdekat hrs se-suai dg gambar utk tiap
bagian pekerjaan.

24.5. Toleransi utk Beton yg tidak Terbuka

Posisi bagian2 struktur antara lain as2 balok atau din-ding


atau pelat hrs tepat dlm batas2 toleransi 10 mm, tetapi
akumulasi toleransi tdk diperbolehkan.

24.6. Toleransi utk Beton dengan Muka Halus

Toleransi utk beton dg muka halus adalah 0,6 cm, posisi


bagian struktur dan maks 0,3 cm utk ukuran bagian struktur.
Pergeseran papan bekisting pd siar2 tdk boleh melebihi 0,1
cm & perbedaan garis sepadan (aligment) bag struk-tur hrs
dlm batas 0,1 %. Akumulasi toleransi tdk diperbo-lehkan.

24.7. Kemiringan Plat Lantai


Semua kemiringan plat lantai spt ditunjukkan pd gambar hrs
dihitung dr tebal min plat lantai yg diperlukan.
Bagian bawah dari plat lantai yg miring hrs horisontal.
24.8. Cacat Pada Beton
Meski hasil uji kubus sdh memuaskan, pek beton dpt di-tolak
bila memiliki salah satu atau lbh dr cacat berikut:
(a) Beton tdk sesuai btk atau posisinya dg yg diperlihat-kan
dlm gambar.

(b) Beton tdk tegak lurus menurut ketentuan.

(c) Beton mengandung kayu/ benda asing lainnya.

Semua permukaan beton setelah bekisting dilepas dan


sebelum dilakukan pekerjaan selanjutnya pd permukaan
beton hrs dilepas.

Setiap permukaan yg terlihat bersarang laba tetapi dpt


diterima hrs diisi dg bahan grouting yg tdk susut & hrs
dikerjakan hingga mencapai permukaan yg benar dg me-
makai kikir.
24.9. Pekerjaan Bekisting untuk Finishing
Utk menghasilkan perm akhir yg halus, Pelaksana peker-jaan
hrs melakukan percobaan bekisting beton utk perm halus.
Percobaan ini dilakukan pd balok fondasi.
Jika percobaan ini tdk memenuhi standar beton muka ha-lus
sebagaimana disebutkan dlm spesifikasi ini, Pelaksa-na
pekerjaan selanjutnya hrs melakukan percobaan lagi sampai
dihasilkan standar beton muka halus.
Rencana Pelaksana pekerjaan utk percobaan ini hrs
diserahkan dlm jangka waktu yg cukup lama sebelum
pekerjaan beton dimulai.
25. Pengujian Struktur Hidrolis
25.1. Umum
Pengujian struktur hidrolis utk membuktikan bhw beton yg
dihasilkan benar2 tdk tembus air hrs dilakukan pd ins-talasi
pengolahan air, tangki pemecah tekanan & kons-truksi lain yg
terisi air.
25.2. Metode
Setelah bekisting dilepas, semua dinding hrs bersih dr
timbunan spy keboc pd dinding dpt diketahui dg jelas.
Sblm pelaks pengujian, tdk boleh dilakukan pengecatan.
Setiap bag konstruksi hrs diisi air bersih dlm pengujian ini &
dibiarkan terisi se-kurang2nya 48 jam.
Ketinggian air selama waktu tsb hrs diamati dan tdk bo-leh
terlihat adanya penurunan muka air. Penurunan maks yg
diijinkan selama 24 jam adalah 1 cm.
25.3. Perbaikan
Setiap kebocoran yg diketahui hrs diperbaiki sampai tdk
terlihat lagi adanya kebocoran. Bila kebocoran melebihi nilai
penurunan maks yg diijinkan, Pelaksana pekerjaan hrs
mengadakan perbaikan atas biaya sendiri.
Setelah perbaikan selesai, metode pengujian hidrolis hrs
diulang. Pengujian tdk perlu diulang jika: tdk terlihat ada-nya
kebocoran dan penurunan taraf muka air tdk melebi-hi nilai
yg ditetapkan yaitu 1 cm.
6.3. Spesifikasi Bahan Pipa
6.3.1. U m u m

A. Standard pipa

Standard Industri Indonesia (SII) atau setara.

B. Volume

Semua material baik pipa maupun accessoris yg akan di-


supply oleh supplier jumlahnya hrs sesuai dg yg tercan-tum
dlm volume pekerjaan (RAB)
C. Brosur
Pd saat pengajuan penawaran, brosur drpd pipa dan ac-
cessoris yg ditawarkan hrs disertakan & diberi tanda pd
brosur tsb jenis maupun ukuran yg ditawarkan.

Brosur tsb hrs jelas memperlihatkan semua ukuran2 dlm,


luar, panjang maupun lebarnya juga mengenai hsl peng-
etesan yg telah dilaku-kan dipabrik pembuat pipa/ acces-
sories tsb.

D. Contoh Barang

Supplier wajib memperlihatkan contoh barang yg ada di-


supply bila tdk sesuai dg penawaran.
E. Pengetesan
Apabila dipandang perlu oleh Pemberi Tugas, pipa2 dan
atau accessories yg diadakan oleh supplier dilakukan
pengetesan kembali dilaboratorium.
Biaya pengetesan seluruhnya ditanggung oleh supplier.
6.3.2. Bahan Pipa
A. Pipa-pipa PVC
Pipa PVC yg diperlukan adalah pipa utk air minum dg rubber
ring utk [Equation ; empty] 2” ke atas dan type sambungan
socket utk [Equation ; empty] 1 1/2” ke ba-wah, tekanan
kerja = 10 kg/cm2, panjang = 6 m.
Semua pipa hrs disupply lengkap dg material penyam-bung
(solvent cement, karet, kopling, cairan pelicin).

Material penyambung tsb hrs keluaran pabrik yg sama dg


pipa, shg pd saat penyambungan pipa tdk akan mendapat
kesulitan krn tdk cocoknya sambungan tsb.

Jumlah material penyambung tsb hrs cukup utk keperluan


penyambungan seluruh pipa.

Setiap pipa dan fitting2 hrs mempunyai tanda2 /cap yg


menyatakan pabrik pembuat, diameter nominal, kelas pipa dan
hal lain yg menerang-kan mengenai spesifikasi teknis pipa
tsb.
Pelumas yg dipergunakan tdk menggangu kualitas cincin
karet, pipa PVC ataupun kualitas air yg dpt membahaya-kan
kesehatan.

Semua fitting (bend, tee, reducer) terbuat dr bahan yg


mempunyai kualitas yg sama dg kualitas pipa.

B. Pipa Galvanis

Pipa galvanis yg didatangkan oleh supplier hrs dlm kea-daan


baru dan semuanya dlm keadaan terlindung.

Panjang pipa & diameter pipa yg hrs disediakan disesuai-kan


dg yg tercantum dlm volume pekerjaan (RAB).
Pipa galvanis yg hrs diadakan oleh supplier ada-lah pipa utk
air bersih dr kelas medium tekanan kerja 10 atmosfir, jika
ditentukan lain dlm perenc maka sambungan pipa adalah
sambungan sock drat (ulir).

Jumlah socket yg hrs disediakan disesuaikan dg jumlah


batang pipa yg hrs diadakan, sedangkan jika mengguna-kan
sambungan lain maka semua material penyambung hrs
disediakan pula oleh Supplier.

Ubin2 pd ujung pipa hrs dlm keadaan terlindungi (tertu-tup


plastik) shg tdk akan rusak jika terkena benturan.

Pd setiap ujung pipa hrs jelas tertulis ukuran nominal dr pipa


tsb.
C. Pipa Steel

Tebal minimal 5 mm utk diameter sampai 250 mm

Panjang pipa steel adalah 8 meter/ batang.


Pelapis dalam dg cement mortal lining dg non toxic bitu-
menous seat coat (AWWA. 104).

Pelapis luar dg coaltar enamel dan bondet double asbes-tos


gult wraps dg final protective dg wash coat sesuai dg coaltar
enamel protective coating utk pipa baja (AWWA. 203).
D. Accessories
Accessories yg hrs diadakan a.l. : Gate Valve, flet kran, street
box, Pressure Regulator Valve, Water Meter dll se-suai dg yg
tercantum dlm volume pekerjaan dan hrs di-supply dg material
penyambungan (rubber ring, mur, baut, gasket) sesuai dg
sistem sambungan & jumlahnya.

Pd setiap accessories hrs jelas kelihaan merek, ukuran arah


aliran dan spesifikasi teknis lainnya.

Semua accessories tsb di atas hrs dpt dioperasikan dg lancar


baik dlm keadaan bertekanan 7,5 atmosfir setelah terpasang
maupun dlm keada-an blm terpasang.
Ulir yg terdapat dlm accessories hrs dlm keadaan terlu-masi
utk mencegah terjadinya karat pd ulir tsb.

Sistem penyambungan dr accessories yg menggunakan


flange hendaknya sesuai dg persyaratan AS 1488, se-
dangkan karet yg digunakan utk seal hrs memenuhi sya-rat
ISO/R 1298 dg te-bal min 5 mm.

6.3.3. Syarat Pengangkutan

Semua pipa & accessoris diangkut di dlm kendaraan truk atau


kendaraan lainnya dg memperhatikan keselamatan pekerja
angkutan dan keamanan pipa itu sendiri.
Pengangkutannya hrs mengikuti peraturan lalu lintas yg
berlaku, baik pd saat menaikkan ke dlm alat angkut tsb,
selama perjalanan maupun pd saat menurunkannya.

Kerusakan yg terjadi akibat pengangkutan yg ceroboh adalah


menjadi tanggung jawab supplier dan supplier wajib
mengganti pipa atau accesoris yg rusak tsb dg biaya dari
supplier.

Pengangkutan atau penurunan pipa keatas atau turun dr alat


angkut (truk) hrs hati2, bagi pipa yg beratnya > 50 Kg hrs
menggunakan alat bantu mekanis, spt forklift atau katrol.
Penyimpanan pipa di dlm alat angkut (truk) utk diameter > 1”
dilakukan lapis demi lapis, tiap lapis dibatasi 2 pa-pan yg
dipasang melintang dari panjang pipa tsb, kemu-dian
susunan pipa tsb diikat kuat2, shg tdk membahaya-kan
keselamatan pipa ataupun orang lain.

Pipa/ accessoris dg sambungan ulir pd bagian luar, hrs


dibungkus pd bagian ulir tsb agar tdk terkena benturan.

Pada pengangkutan pipa PVC yg mempunyai panjang 6


meter dan melebihi bak truk (alat ang-kut) maka ujung pipa2
tsb disatukan kemudian dibungkus dg karung goni utk
mencegah tercecernya pipa selama perjalanan.
Pengangkutan accessories tdk boleh dilakukan dg jalan
melemparkannya, sebab dpt merusak ulir atau joint yg
terdapat di dlm accessories tsb shg kualitasnya turun.
Segala macam biaya yg dikeluarkan dlm pengangkutan
pipa dan accessories ini tmsk juga biaya yg dikeluarkan utk
keselamatan kerja dll yg merupakan tanggungan pe-laksana
pekerjaan & sdh tmsk dlm harga kontrak.
6.3.4. Syarat Penyimpanan
Pipa
Penyimpanan pipa tdk boleh menyentuh tanah lang-sung,
tapi hrs dialasi balok kayu.
Pipa tdk boleh terkena sinar matahari atau hujan, jadi hrs
diberi pelindung yg tahan thd perubahan suhu, cuaca
ataupun kelembaban.
Apabila sdh ada gudang penyimpanan maka pipa tsb di-
masukkan kedalam gudang dan disusun dg rapi sedemi-kian
rupa agar susunan pipa tdk akan melorot/ roboh.
Segala biaya yg dikeluarkan utk keperluan pengangkutan
sampai dg penyimpanan didalam gudang (jika sdh terda-pat
gudang) adalah merupakan tanggungan pelaksana pekerjaan
& sdh tmsk dlm harga kontrak.
Utk menjaga masuknya kotoran2 kedalam pipa, maka pd
kedua ujung pipa tsb ditutup dg plastik dan diikat dg kuat.
Accessories & Fitting

Semua accessories maupun fitting hrs dimasukkan ke dlm


gudang & disusun/ disimpan dg rapi.

Penyimpanan/penyusunan semua accessories dan fitting tsb


hrs dikelompokkan berdasarkan jenis2 yg sama (mis: Elbouw
dikelompokkan dg Elbouw lagi. Gate Valve dg Gate Valve
lagi dst).

Semua accessories/fitting2 yg mempunyai ulir hrs dilu-masi/


diberi gemuk pd ulirnya kecuali utk fitting dr bahan PVC.
6.4. Spesifikasi Pemasangan Pipa
6.4.1. Umum
(a) Aliran air dlm pipa telah ditentukan spt pd gambar ren-
cana “SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI AIR MINUM”.

(b) Seluruh pekerjaan perpipaan hrs dipasang dg cara yg


benar, rapi dan cukup kuat sesuai dg spesifikasi teknis ini dan
gambar2 renc serta instruksi2 dari produsen sedapat mungkin
diterapkan dg baik.

(c) Apabila pipa2 dipasang/ ditanam didalam tanah, maka


dasar parit2 pipa hrs rata dan bebas dari benda2 yg keras spt
batu atau kerikil besar.
(d) Pelaksana pekerjaan tdk diperbolehkan membeng-kokan
pipa (kecuali pipa PE) tetapi hrs menggunakan alat rakit
belokan (bend elbow) pencabang (tee) utk maksud tsb.

(e) Setelah pipa2 tersambung & terpasang, maka hrs diuji


secara hidrostatis. Utk itu bagian sambungan pipa dan alat2
rakit maupun perlengkapannya tdk boleh di-timbun sblm
pengujian tekanan hidrostatis selesai.

Pengujian ini dinyatakan berhasil dg memuaskan bila tdk


terdapat tanda2 adanya kebocoran.

6.4.2. Peralatan Pelaksana pekerjaan


Pelaksana pekerjaan hrs menyediakan peralatan yg diper-
lukan utk pelaksanaan pekerjaan, minimal sbb:
(a) Satu buah truck ukuran sedang utk pengangkutan pi-pa.

(b) Alat pemotong pipa secara mekanis (mechanicaly ope-


rated pipe cutter) utk diameter 50 mm s/d 350 mm.

(c) Peralatan penyambung pipa

(d) Peralatan pengelasan yg memadai

(e) Peralatan utk menurunkan & menaikan pipa

(f) Vibrator, utk memadatkan urugan (satu setiap lokasi)


(g) Pompa dg kapasitas minimal 2 m3/jam (minimal satu buah
tiap lokasi) yg berfungsi utk mengeringkan genangan air di
lapangan kerja.
(h) Kunci torsi (torque spanner) utk mengencangkan baut pd
sambungan flens dg diameter nominal 19 mm s/d 22 mm (bila
diperlukan)
(i) Tamping bars
(j) Peralatan survei geodetik
(k) Peralatan pengujian tekanan hidrostatis .
6.4.3. Gambar Kerja
Semua gambar kerja perpipaan dikaitkan dg:
(a) Ketinggian patok referensi (datum)

(b) Bangunan2 dan sarana2 di dlm tanah dan sekitarnya.

Pelaksana pekerjaan hrs membersihkan lapangan pd ja-lur


pemasangan pipa dan perlengkapannya.

Pepohonan, tanaman dan semak2 pd jalur tsb hrs diber-


sihkan/ ditebang .

Apabila parit2 harus memotong pagar, tembok, makam atau


bangunan lain.

Pelaksana pekerjaan hrs berusaha sungguh2 utk meng-


hindarkan gangguan pd batas jalur pemasangan pipa.
Pengukuran galian parit, timbunan kembali & pemasang-an
pipa hrs dilaksanakan dg tepat dg cara “ukuran lain”, yaitu
sesuai dg jalur pemasangan pipa dan permukaan tanah asli .

Semua tanah galian hrs ditimbun sedemikian, shg tdk


mengganggu pekerjaan dan tdk mengganggu jalan orang dan
lalu lintas.

Bahan galian tdk boleh merusak bangunan2 umum atau


bangunan2 perorangan lainnya.

Galian hrs diberi penguatan jika diperlukan, shg tdk runtuh &
menjaga pekerja bekerja dg aman.
Pengamanan permukaan jalan dan bangunan2 lainnya harus
dibuat.

Pelaksana pekerjaan hrs melengkapi pekerjaan dg saluran


pembuangan air yg baik.

Daerah2 penggalian hrs mempunyai saluran pembuang air yg


baik dan bebas genangan air.

6.4.4. Galian Tanah

Dlm pekerjaan pemasangan pipa diklasifikasi-kan jenis galian


menurut tingkat kesulitannya utk menentukan pembiayaannya
spt berikut ini:

a. Galian tanah biasa


b. Galian tanah keras.Tanah keras atau cadas merupakan
tanah berbatu. Utk penggaliannya perlu menggunakan bor,
atau bahan peledak atau alat khusus lainnya

c. Galian tanah basah. Galian tanah yg selalu berair akan


menimbulkan masalah air tanah setelah mencapai kedalaman
galian lbh dr 0,20 m dr permukaan air konstan

6.4.5. Penggalian Parit Pipa

Arah, ukuran & letak/ posisi galian parit hrs sesuai dg gb


rencana. Utk itu patok2 (sight rails) yg kuat hrs dipasang &
dipelihara oleh Pelaksana pekerjaan pd setiap perubah-an
arah & kelandaian atau dimana saja yg dianggap perlu dg
jarak satu dg lainnya tdk melebihi 40 m.
Setiap patok (rail) hrs diberi tanda diameter pipa & keda-laman
galian & dipakai sbg patokan.
Utk mengurangi resiko kerusakan, penggalian parit dekat
instalasi yg telah ada, hrs dikerjakan dg tangan.
Bila dlm parit terdapat pas batu, bongkahan2 atau rintang-an
lain, maka Pelaksana pekerjaan hrs menggali rintangan sampai
20 cm di bawah dasar parit serta di setiap sisi pipa &
perlengkapannya, kemudian mengisi kembali dg pasir &
memadatkannya sampai ketinggian yg diperlukan.
Pipa tdk boleh diturunkan ke dlm parit sblm parit mempu-nyai
kedalaman yg tlh ditentukan.
Panjang parit yg digali hrs disesuaikan dg pipa & hrs di-
pasang sesuai gambar rencana.
Lebar galian hrs cukup utk dpt meletakan pipa dan me-
nyambungkannya dg baik, dan timbunan hrs ditempatkan dan
dimampatkan spt yg disyaratkan.

Galian hrs dibuat dg lebar ekstra bila diperlukan, spt utk


memasukan penyangga2, penguatan2 galian & peralatan2
pipa.

Ruang penyambungan hrs dibuat pd setiap sambungan, spy


sambungan dpt dikerjakan dg baik.

Galian hrs dibuat sampai kedalaman yg ditentukan utk


membuat dasar pipa yg rata dan sera-gam pd tanah yg padat
pd setiap tempat, dianta-ra ruang penyambungan.
6.4.6. Penguat Parit

Jika perlu Pelaksana pekerjaan hrs memperkuat dinding parit


utk mencegah kelongsoran tanah di luar galian yg dpt merusak
bangunan didekatnya

6.4.7. Sarana Yang Ada

Bila penggalian parit yg dilaksanakan berdekatan atau


melewati saluran buangan, perpipaan, jaringan kabel dsb,
maka Pelaksana pekerjaan hrs mempergunakan penguat
sementara atau gantungan bila diperlukan, sedangkan dlm hal
saluran2 buangan, pipa2, kabel2 dll, terganggu utk sementara
waktu, maka setelah pelaksanaan hrs di-ganti/ diperbaiki spt
semula.
Jika pembuatan saluran pipa tdk dpt dilaksanakan dg baik
tanpa memotong jaringan perpipaan, kabel dsb, maka sa-luran
diperkuat dg beton utk selamanya.
Pd persimpangan jalan, Pelaksana pekerjaan hrs menggali
parit dg lebar spt tertera pd gambar rencana.
Pengerjaan tambahan pd jalan yg disebabkan pelebaran
tambahan pd parit diker-jakan atas biaya Pelaksana peker-
jaan.
Pelaksana pekerjaan hrs menyingkirkan penge-rasan perm
jalan sbg bagian dr penggalian.

Jumlah yg disingkirkan tgt pd lebar galian yg di-tunjukkan utk


pemasangan pipa.
Panjang daerah pengerasan yg diperlukan utk disingkir-kan,
digunakan utk pemasangan lubang kontrol (man-hole) atau
konstruksi lainnya.
6.4.8. Bahan-Bahan Galian
Pelaksana pekerjaan hrs membuat persiapan2 sendiri utk
menimbun kembali bahan2 galian yg diperlukan utk me-
nimbun kembali galian parit2.
Penimbunan sementara bahan2 galian tdk boleh meng-
ganggu lalu lintas umum.
6.4.9. Urugan
Urugan atau penimbunan kembali parit2 hrs dilakukan sesuai
gambar rencana.
Penimbunan keliling parit2 hrs mencapai ketebalan 30 cm
sebelum uji coba hidrolis dilaksanakan, akan tetapi sam-
bungan2nya hrs tetap kelihatan.
6.4.10. Bahan Urugan
Semua bahan timbunan/ urugan hrs bebas dari batuan,
sampah atau bahan lain.
a. Bahan dari Galian Tanah
Pelaksana pekerjaan dpt menimbun dg bahan galian, me-
liputi bahan2 yg mengandung lempung pasir, kerikil atau
bahan lainnya yg bebas dr kotoran & dpt dipakai sbg ba-han
timbunan.
b. Bahan dari Pasir dan Kerikil
Semua pasir yg digunakan utk menimbun hrs berasal dari pasir
alam, dg butiran dari halus sampai kasar, dan bebas dari
kotoran,debu2, atau bahan2 lain yg menurut Tenaga Ahli dpt
dianggap tdk dikehendaki/ tidak sesuai.

Lempung yg terdapat pd pasir tdk boleh melebihi 10% be-rat


keseluruhan.

6.4.11. Urugan di Bawah Pipa

Parit2 hrs diberi dasar pasir setebal 10 cm lbh dahulu, atau


sesuai dg gambar renc sblm pipa dipasang didalamnya.

Dasar pasir ini hrs dipadatkan dg pemadat dan dibasahi serta


hrs mempunyai permukaan yg rata.
Setiap dasar pasir pd ujung pipa hrs 5 cm lbh rendah a-gar
pipa terjamin kedudukannya pd keseluruhan pan-jangnya &
bukan ditahan oleh sambungan2nya.
Setelah pipa dipasang di dlm parit kemudian ditimbun dg
pasir & kerikil halus mulai dr dasar atas pipa.
Bhn urugan pasir & kerikil halus ini hrs disebarkan mera-ta
dlm galian sekitar sisi pipa & perlengk & dipadatkan dlm
keadaan basah.
6.4.12. Urugan di Atas Pipa
Dr bag atas & perlengkapannya sampai sedalam kira2 10 cm
diatas pipa, galian hrs ditimbun dg pasir dan kerikil halus yg
dipadatkan dlm keadaan basah secara merata
Pelaksana pekerjaan hrs bekerja dg hati2 dlm penempatan
timbunan ini utk menghindarkan terjadinya kerusakan atau
penggeseran pipa.

Cara atau metoda penimbunan kembali hrs dilakukan la-pisan


demi lapisan. Kemudian dipadatkan sekeliling dan diatas pipa
spt tertera pd gambar rencana, dg cara yg tdk merusak pipa.

Pemadatan pd sisi2 pipa hrs dilakukan saling berganti pd


kedua sisi. Lapisan 5 cm pertama diatas pipa hrs dipadat-kan
hanya pd sisi2 pipanya saja.

Hanya peralatan yg digerakkan oleh tangan yg boleh digu-


nakan.
Dr kedalaman 10 cm diatas pipa hingga kepermukaan, galian
harus ditimbun dg tangan atau metode mekanis yg disetujui &
dipadatkan dg alat pemadat, utk mencegah menurunnya
permukaan, setelah selesainya pekerjaan penimbunan.

Penimbunan kembali hrs sampai bbrp cm diatas permu-kaan


tanah, utk memberi peluang pengendapan.

Penambahan timbunan pd bag atas parit dpt dilakukan, bila


terjadi penurunan muka tanah yg bersangkutan.

6.4.13. Pengerasan Jalan dan Kali Lima


Pelaksana pekerjaan setelah menimbun kembali parit2 & hrs
mengembalikan permukaan jalan & kaki lima ke dlm keadaan
paling sedikit sama dg keadaan spt semula.
6.4.14. Konstruksi Pengaman
Konstruksi pengaman dlm pemasangan pipa merupakan
pekerjaan sipil, yg secara umum meliputi pekerjaan pon-dasi,
beton & baja.
Persyaratan bahan & pelaksanaannya hrs sesuai dg gbr renc
& Spesifikais Teknis utk Pekerjaan Sipil.
Secara umum spesifikasi bahan2 konstruksi dlm peker-jaan
ini adalah sbb:
a. Semen
Semua semen yg digunakan adalah jenis semen portland biasa
dg mutu terbaik.

Bila diminta, pd setiap pengiriman semen ke tempat peker-jaan


Pelaksana pekerjaan hrs menyerahkan sertifikat peng-ujian yg
menyatakan semen tsb memenuhi persyaratan yg diinginkan.

Semen hrs disimpan dg baik utk mencegah kelembaban atau


pencemaran oleh bahan2 lain.

Kerikil & batu pecahan hrs didapat dr tempat yg telah dise-tujui


& hrs bebas dr lapisan2 & debu.
b. Pasir dan Kerikil/ batu Pecahan
Pasir & kerikil/ batu pecahan hrs ditangani, shg yg beruk-uran
nominal terpisah dr yg berukuran lain & tdk tercam-pur dg
benda2 lain.

Kerikil & batu pecahan hrs didapat dr sumber yg telah di-


setujui, hrs keras, tahan lama, bersih serta bebas dr lapis-an
yg menempel & dr debu.

c. Beton
Perbandingan campuran beton hrs 1 : 2 : 3 kecuali ada ke-
tentuan lain utk mendapatkan mutu beton yg baik perban-
dingan kerikil & pecahan batu yg digunakan hrs di-ubah2 (dpt
dipadatkan dg baik tanpa penggunaan tll banyak air).
Utk pencampuran semen hrs digunakan air yg bersih.
Beton hrs dicor & dipadatkan tdk kurang dr 30 menit sete-lah
dicampur & dibiarkan dlm keadaan basah & terlindung dr sinar
matahari minimal 7 hari.
d. Cetakan dan Penyempurnaan
Cetakan utk cor beton hrs dibuat rapi & diperkuat secu-
kupnya spt tertera pd gambar.
Semua sambungan2 hrs rapat utk menjamin agar tdk ter-dpt
kebocoran yg menyebabkan beton menjadi basah pd
cetakannya.
Cetakan tdk boleh dibongkar selama 24 jam setelah peng-
ecoran.
Permukaan beton yg horizontal & yg terlihat diratakan sam-pai
halus dg sendok baja setelah pengerasan pertama ter-jadi.

e. Baja

Besi beton hrs ditekuk & dipasang spt tertera pd gambar & hrs
bersih, bebas dr debu serta karat.
Baja yg digunakan dlm konstruksi hrs baru.
f. Batu Merah
Batu merah hrs dipasang rapi & sambungan2nya hrs sama rata
dg permukaan. Penggunaan batu merah yg pecah atau rengat
dilarang.
Adukan utk batu merah hrs terdiri atas 1 bagian semen dan 3
bagian pasir.
6.4.15. Blok bantalan Penahan (Thrust Block)
Semua peralatan penyambung pipa spt tee, bend dan alat
bantu lainnya hrs tersedia lengkap dg blok bantalan pe-nahan
dr beton utk mence-gah pergeseran dr peralatan
penyambung.
Ukuran2 balok beton utk setiap susunan dpt dilihat dlm
gambar rencana. Ujung pipa yg buntu hrs ditutup dg pe-nutup
yg disekrup atau yg dilas pd pipa & hrs dilengkapi dg blok2
bantalan be-ton bertulang spt tertera dlm gam-bar rencana.
Komposisi beton yg digunakan adalah 1:2:3 (minimal beton
jenis BI).

Beton tsb hrs ditempatkan diatara tanah & fitting (alat


bantu) yg hrs diangker. Beton hrs dipasang sedemikian shg
pipa & alat bantu mudah dijangkau utk perbaikan.

Urugan tdk boleh diberikan dibelakang blok bantalan tekan


utk mengisi kelebihan galian.

Bila diperlukan beton tambahan utk mengisi kelebihan


galian, tdk diberikan biaya tambahan.

6.4.16. Tiang Penyangga


Apabila diperlukan tiang2 penyangga utk perlintasan pipa,
jembatan pipa atau pipa yg dipasang diatas tanah dsb, maka
hrs dilaksanakan sesuai dg gambar rencana .

6.4.17. Ruang kontrol (Manhole)

Manhole dibuat dr bahan beton berbentuk bulat dg kons-


truksi rencana. Tutup manhole hrs baru, berat & rapat gas

Tangga manhole dibuat dr besi galvanis atau cast iron dg


diamater injakan min 2,5 cm.

6.4.18. Ruang Katup


Ruang Katup (surface valve box & valve chamber) hrs
dibangun dg bahan & jenis konstruksi spt pd gambar
rencana.

Ruang katup tdk boleh mengeluarkan/ meneruskan te-kanan


dr atas thd katup & hrs terletak ditengah & melam-paui
bagian mur dr katup dg tutup bak yg sesuai dg per-mukaan
jalan/ tanah setempat atau pd permukaan lain-nya.

Kotak luar hrs ditempatkan di atas pelat beton bertulang yg


dituang langsung di tempat sesuai gambar rencana. Kotak2
luar diserahkan kpd Pelaksana pekerjaan dlm keadaan biasa.
Setelah cetakan diambil maka sisi dlm & sisi atas dr besi tuang
disikat dg sikat kawat & dicat dg ter batubara/ cat sejenis.

Kotak luar hrs dipasang, shg tiada tegangan ke katup. Ko-tak


hrs dipasang tegak lurus & konsentris ke poros katup.
Hidran2 hrs dipasang benar2 tegak lurus dg saluran pem-
buangan dr katup api menjurus ke jalan.
Hidran distel pd sebuah tegel/ pelat semen yg dipancang-kan
dg cara menuangkan + 20 liter beton (beton tipis) di atas tegel
beton itu.
Setelah menyetel & memancang hidran itu, bag yg berada
dibawah tanah hrs dilindungi dg ter batubara atau sejenis
sampai 5 cm di atas perm tanah
Bagian yg tersisa hrs dicat warna merah, tdk tmsk kopling
“STORZ”, tutup, rantai baja anti karat & kepala poros. Ka-tup
pembuangan udara & hidran kebakaran hrs dipasang di
tempat2 spt tertera dlm gambar rencana.
6.4.19. Pekerjaan Perpipaan
Semua pekerjaan pipa hrs dipasang dg cara yg rapi & me-nurut
tata kerja yg baik dan instruksi dr produsen sedapat mungkin
diterapkan.
Pelaksana pekerjaan hrs menyediakan instrumen, alat2.
Semua pipa, alat bantu dan asesoris hrs baik & bersih sblm
dipasang.
Union hrs disediakan dekat peralatan utama & pd jalur
cabang utk memudahkan pembongkaran pipa.
Pengekang dr logam, batang pengikat atau penjepit dg
kekuatan cukup utk mencegah gerakan yg disediakan oleh
Pelaksana pekerjaan hrs dipasang menurut petunjuk gambar.

Semua bagian utk sambungan (flens) hrs dibersihkan se-


luruhnya sblm pemasangan, paking hrs ditempatkan dg teliti.
Baut2 hrs dikencangkan bergantian pd ujung yg berlawanan
dr diameter sambungan & dlm rotasi seke-liling pipa.

Untuk menjamin sambungan yg baik tdk diperlukan gaya yang


berlebihan.
Sambungan dg flens hrs dibuat dg kencang & penuh me-
makai baut2 mesin yg disediakan oleh Pelaksana pekerja-an.

Paking hrs dipakai pd semua sambungan. Flens geser (slip


on) hrs dilas ganda pd pipa dg las yg menghubung-kan
punggung flens dg pipa & las di dlm flens pd ujung pipa.

Ketika pipa sedang ditempatkan dlm salurannya hrs di-


perhatikan agar jangan sampai ada benda asing yg ma-suk ke
pipa.

Pd waktu instalasi pipa sedang dihentikan, ujung pipa yg


terbuka hrs ditutup dg cara yg disetujui oleh Tenaga Ahli.
Pemotongan pipa dilapangan hrs dicegah seminimal mungkin.
Bila pemotongan memang diperlukan maka hrs dilakukan dg
mesin pemotong & metoda yg sesuai dg ha-sil potongan yg
rata & tegak lurus as pipa. Pemotongan hrs dikerjakan hati2
agar tdk merusak cat atau lapisan pi-pa.

Penanganan & penyimpanan pipa & alat bantu (fittings) hrs


dilakukan dg hati2. Pipa tdk boleh disimpan dibawah sinar
matahari langsung.
Kerusakan apapun yg dpt timbul hrs dicegah, pipa jangan
sampai diletakkan diatas benda tajam. Pipa yg sdh ter-gores
atau cacat hingga > 10% dr tebal dinding akan di-tolak.
Penumpukkan pipa tdk boleh melebihi batas yg dianjur-kan
oleh produsen dg memperhitungkan kondisi sekitar.

6.4.20. Penyediaan Perpipaan dan Peralatan oleh Pelak-sana


pekerjaan

Semua perpipaan & peralatan hrs dirancang dg tekanan kerja


hydrostatis sebesar 10 kg/cm2 pd suhu 300 C.

Setelah perpipaan & peralatan diterima kemudian ditim-bun di


daerah pergudangan.

6.4.21. Pengangkutan Pipa ke Lapangan


Utk mencegah penanganan yg tdk perlu, semua batangan pipa
hrs ditempatkan sedekat mungkin pada lokasi akhir pd lahan
pemasangan pipa dg memperhitungkan keaman-an lalulintas,
pipa tdk boleh ditempatkan di lapangan lbh dr 30 m di depan
parit2 galian.
6.4.22. Pemasangan Pipa
Pelaksana pekerjaan tdk boleh memulai pelaksanaan pe-
kerjaan sblm alat2 bantunya yg diperlukan sdh tersedia di
lapangan.

Terlebih dahulu semua pipa & peralatan hrs diteliti & di-
bersihkan dg seksama, sblm pemasangan dilaksanakan.
Pipa yg berminyak, bergemuk & sebagaimya, yg mungkin
telah retak atau mengalami kerusakan lainnya khususnya pd
ujung pipa tdk boleh digunakan. Pipa & peralatan rakit yg
rusak hrs dikesampingkan, utk diteliti apakah dpt di-perbaiki

Setiap pipa hrs diperiksa dg seksama sblm & setelah di-


pasang, pipa yg rusak hrs diperbaiki atau diganti.
Setiap hari bila pekerjaan tlh berakhir maka ujung pipa yg
terbuka utk sementara waktu hrs ditutup dg balok2 dr ka-yu/
penyekat.
Setiap pipa hrs dipasang dg tepat menurut garis & kelan-
daian sesungguhnya & sedemikian rupa shg dg pipa yg
berbatasan merupakan suatu sambungan tertutup.
Selama pemasangan alat bantu sementara sbg penopang pipa
pd kedudukan yg benar hrs dipergunakan & perhatian hrs
dicurahkan agar kerusakan tdk terjadi pd pipa, sedang-kan
semua alat pengikat pipa (penopang beton, bantalan2 penahan
dsb) hrs berada pd tempatnya yg benar sblm pe-masangan &
pemindahan semua peralatan2 sementara/ bantu.

Pipa hrs dipasang shg selalu terjamin kemungkinan utk


pengosongan dr sistem perpipaan pd titik terendah.
Peralatan2 rakit & alat bantu hrs dipasang pd lokasi yg tepat
sesuai gbr rencana.

Pd akhir pemasangan pipa atau bila pemasangan pipa hrs


berhenti, maka hrs dipasang dop dg samb yg sesuai spec.
6.4.23. Pemotongan Pipa

Pemotongan pipa dilaksanakan dg alat pemo-tong pipa, serta


hrs dibersihkan & dilakukan te-gak lurus thd sumbu pipa.

Semua pipa yg sdh dipotong hrs mempunyai permukaan


potong yg licin sesuai dg sudut yg diinginkan thd sumbu pipa
tanpa merusak pipa tsb.

Pipa diameter 200 mm & lbh besar, hrs dipotong dg mesin


potong agar cocok dg alat2 penyambung.
Utk pipa PVC, pinggiran2 hrs dipinggul agar pipa dpt ma-suk
dg mudah ke dlm alat penyambung. Utk itu ujung pi-pa
sebelah luar dikikir/ di-gerinda tdk lbh dr setegah tebal pipa
sampai licin & lingkaran ujung pipa dibuat dg sudut ± 15
derajat thd as pipa. Umumnya pipa PVC (pipa bell ring) telah
digerinda di pabrik.
Penyambung2 cincin karet dr PVC memerlukan alur pd ujung
pipa yg dibuat dg alat pembuat profil ujung (end shaper tool).

Pemotongan pipa utk menempatkan tee, bend, katup dll hrs


dikerjakan dg rapi & teliti tanpa menyebabkan keru-sakan pd
pipa & lapisannya, ujungnya hrs dibuat halus dan rata
6.4.24. Penyambungan Pipa

Semua alat rakit & ujung pipa hrs dibersihkan dg seksama


sblm disambungkan. Sambungan2 antara pipa, maupun
antara pipa & peralatan2 rakit hrs dilaksanakan dg meng-
gunakan cincin2 karet, flens2/ di las, sesuai gbr rencana.

Semua sambungan & peralatan rakit hrs dipa-sang shg tdk


menimbulkan tegangan dlm pipa & hrs dilaksanakan menurut
petunjuk dr pabrik.

Defleksi pd sambungan2 pipa PVCC tdk boleh melebihi 3


derajat. Setiap lengkungan pd pipa hrs dilengkapi dg per-
alatan rakit yg layak hrs dipasang menurut sudut yg dii-
nginkan.
a. Sambungan “push-on-join”
Istilah “bell end” atau socket pd pipa PVC yg digunakan disini
adalah ujung2 dr pipa push-on-join.
Pipa hrs dipasang dg ujung bell yg menghadap kearah de-pan
dari pemasangan.
Jika pipa diletakan pd sudut 100 atau lbh besar, pema-sangan
hrs dimulai pd bag atas & hrs mendahului bag atas dg ujung
bell dr pipa yg bersudut.
Akhiran Spigot dr pipa hrs dimasukan ke dlm socket dg hati2
agar tdk besentuhan dg tanah.
Sambungan hrs diselesaikan dg menekan bag akhiran yg datar
ke dsr sock, dg coupling pusher
Bag dlm akhiran bell & bag luar ujung spigot hrs dibersih-kan
dr minyak, pasir & benda2 asing lainnya. Jika dipakai gelang
karet utk sambungan maka gelang karet yg me-lingkar hrs
dipasang & dimasukan ke dlm gasket pd bell socket.

Lapisan tipis minyak gelang hrs dilapiskan baik pd permu-kaan


bag dlm dr gasket atau pd akhiran dr pipa atau ke-duanya.
Minyak gelang hrs berasal dr persediaan yg dibe-rikan pabrik.

Jika dipakai sambungan dg solvent cement maka bag yg akan


disambung hrs dibersihkan dr debu, kotoran dan air.
Oleskan solvent cement dg sikat yg tipis sampai pd ujung pipa
sedalam socket atau bag dlm dr fitting yg akan di-sambung
sesuai dg instruksi dr pabrik pipa.

Pd waktu peletakan pipa dlm galian, letak ujung spigot hrs


tepat dg bell & dipasang dg lintasan & sudut yg benar.
b. Sambungan Flens

Alat bantu flens & peralatan2 rakit hrs dihubungkan ke pipa dg


menggunakan adaptor2 flens dan flens bebas ke-cuali bila ada
petunjuk dg cara lain yg tertera pd gambar rencana.
Semua sambungan flens hrs dibuat dg meng-
gunakan paking2 karet & mur baut yg digalva-
nisir secara celup panas (hot dipped).

Cincin yg digalvanisir secara celup panas hrs dipasang


diantara kepala baut & mur serta mur baut hrs dikencang-kan
secara bersilang.

Selama pelaksanaannya hrs diperhatikan agar tdk meru-sak


lapisan pelindung pd alat bantu & peralatan2 rakit.

Setelah selesai, setiap kerusakan pd lapisan pelindung hrs


diperbaiki oleh Pelaksana pekerjaan.

c. Sambungan Pipa Galvanis


Sambungan antara pipa baja yg digalvanisir & peralatan2 rakit
maupun antara peralatan2 rakit dr baja yg digalvanisir thd pipa
lain, hrs dilaksa-nakan dg sistem penyekrupan.

Sblm pipa disambung, maka bag ulir dr socket atau ujung pipa
hrs dibersihkan dr kotoran. Se-telah itu pd ulir pipa dipasang
serat nanas & ba-ru dimasukan ke socket & dikencangkan.

d. Sambungan Las
Sambungan2 las hrs sesuai dg aturan yg ada (persyaratan
AWS atau AICS).
Pengelasan hrs dilakukan oleh seorang tukang las yg memiliki
ijazah.
Perm yg akan dilas hrs bebas dr sisik2 lepas, kerak lo-gam,
karat, gemuk & cat. Bila pengelasan ganda diperlu-kan, maka
perm pengelasan pertama hrs bersih & bebas dr kerak logam.

Bila perlu, lapisan2 antara pd pengelasan2 ganda hrs di-


bersihkan dg pukulan2 ringan oleh palu bertenaga mesin dg
menggunakan suatu alat berujung bulat.
Semua kerak logam & pengelasan yg ber-lubang2 & tdk
sempurna hrs dibersihkan, sblm pengelasan tamb dilaku-kan.

Setelah pengelasan, lap pelindung pipa & peralatannya yg


dikupas/ rusak selama pengelasan hrs diperbaiki/ dilapisi
kembali oleh Pelaksana pekerjaan, termasuk bag yg di las.
Tempat kerja hrs terlindung dari angin dan hujan lebat.

6.4.25. Penyambungan Pipa Pada Jarigan Pipa Lama

Perincian mengenai penyambungan2 yg hrs dikerjakan,


tertera pada gambar2 utk memperpendek gangguan pd
pengadaan air, maka Pelaksana pekerjaan hrs menyele-
saikan penyambungan secepat mungkin.

Gangguan
Gangguan pelayanan
pelayanan utk
utk pekerjaan
pekerjaan sambungan
sambungan drdr pipa
pipa baru
baru
ke
ke pipa
pipa yg
yg telah
telah ada,
ada, hrs
hrs dikerjakan
dikerjakan dg
dg tdk
tdk banyak
banyak
mengganggu konsumen & tdk terlalu lama menghentikan
aliran.
aliran.
Daerah yg terganggu sekecil mungkin. Tdk ada satupun katup
(valve) yg dr sistem yg telah ada, yg di-ubah2 oleh Pelaksana
pekerjaan utk tujuan apapun juga. PDAM se-tempat mengatur
semua valve jika diperlukan.

Bila perlu, penyambungan dpt dilakukan tanpa menghen-tikan


aliran pipa lama dg menggunakan clamp saddle be-serta
katup, kemudian dibor dg tapping bor khusus.

6.4.26. Perlengkapan Samb & Alat2 Pengatur

Pemasangan katup2, perlengkapan2 sambung-an dsb hrs


mendapatkan pengawasan & perha-tian yg seksama thd
kebersihan, penopang2 & sambungan spt tsb di atas
mengenai perpipaan.
Katup2 masuk bawah tanah yg terbuat dr besi yg dpt di-tempa,
hrs cocok thd pipa2 pd posisi mendatar, sedang-kan porosnya
ditempatkan secara tegak lurus, kecuali bila arah pipa tdk
mendatar. Setelah diadakan penyetelan, ke-rusakan pd
lapisan pelindung hrs diperbaiki.
Katup2 hrs tersedia lengkap dg susunan katup, yg tdr dr
poros, pembungkus, & kotak luar. Mur dr katup hrs dpt
dioperasikan dg mudah melalui lubang pembukaan atau
lubang kontrol.

Pemasangan Pipa di DalamTanah

Pipa2 hrs dipasang dg lurus & pd kedalaman yg tepat, se-suai


dg gambar rencana.
Dasar parit hrs dibentuk agar memberi peno-pang keliling yg
merata & kuat bagi bagian ba-wah dr setiap pipa.

Setiap pipa hrs dipasang dg tepat menurut garis & derajat yg


sesuai, pertemuan suatu pipa dg pipa lain hrs merupakan
suatu sambungan yg tertutup.

Pelaksana pekerjaan hrs menyediakan fasilitas2 yg mema-dai


& layak utk melaksanakan pekerjaan yg baik.

Semua pipa & alat bantu hrs diperiksa dg teliti utk menge-tahui
bila ada keretakan sesaat sblm dipasang pd posisi akhir.
Semua pipa, alat bantu & katup hrs diturunkan ke dlm sa-luran
secara hati2, batang demi batang dg derek, tambang atau
peralatan lain yg sesuai, shg tdk timbul kerusakan pd cat/ lap
pelindung dan tdk boleh dijatuhkan ke dlm salur-an.

Bila pipa2 diangkut/ diturunkan dg menggunakan katrol/ derek,


maka bagian jerat baja yg melingkari pipa hrs ter-bungkus (dg
karet/ kain yg tdk akan merusak pipa.)

Pemasangan pipa hrs menurut penggalian saluran. Pelak-sana


pekerjaan tdk boleh membiarkan saluran yg sdh diga-li tetap
terbuka utk jangka waktu yg lama menunggu peng-ujian pipa.
Pelaksana pekerjaan hrs mengambil tindakan pencegahan agar
pipa tdk terapung pd lokasi dimana saluran yg sdh di-gali &
masih terbuka digenangi air, pencegahannya dpt me-liputi
peng-urugan sebagian saluran dg sambungan2 pipa tetap
terbuka sambil menunggu pengujian tekanan hidro-lis.

Pelaksana pekerjaan hrs memperbaiki semua kerusakan yg


timbul pd spesimen atau lapisan epoxy pd pipa2 baja & pi-pa
kenyal akibat pemo-tongan atau pengelasan.

Selanjutnya, Pelaksana pekerjaan hrs mengisi kekosongan


lapisan yg timbul setelah penyambungan pipa.
Lapisan spesi hrs diperbaiki atau diisi kembali dg adukan 1:2:3.
Sesudah pengelasan pipa baja, permukaan luar (selong-song)
dan bagian2 pipa yg berdekatan hrs diratakan dan dibungkus
dg satu lapis pita Densoleen S-40 dg 50% tum-pukan (overlap)
dan diakhiri dg satu lapis pita densoleen R-20, overlap 3 cm,
dg tepi PE yg hitam di atas.

Pembungkusan hrs dikerjakan dlm kondisi kering & ber-sih &


bila diperlukan Pelaksana pekerjaan hrs menyedia-kan atap/
tudung.

Pipa2 besi hrs dibungkus dg polyethylen. Lembar tsb hrs


dipotong hingga panjangnya ± 600 mm lbh dr bagian pipa.
Panjang potongan hrs diatur hingga terdapat overlap 300 mm
pd masing2 bag pipa yg berdekatan, terus sampai ujung pipa.

Lembar tersebut hrs dibungkuskan ke sekeliling pipa spy


secara melingkar menghasilkan overlap di atas kwadran
puncak pipa. Tepi potongan lembar polyethylene hrs dia-
mankan pd jarak2 kurang satu meter dg pita perekat dr tali
plastik.
Utk menahan lembar atau pipa, tdk boleh dipakai alat lo-gam
apapun.
Baut, mur, pelat antara klem pipa, sengkang dsb yg dipa-kai
utk sambungan flens hrs dicelupkan dlm larutan aspal panas
sblm dipasang.
Utk mengatasi perubahan suhu, pipa PVC perlu diliukkan dg
cara memberi offset secukupnya.

6.4.27. Pemasangan Pipa di Atas Tanah

Pipa hrs dipasang menurut garis & ketinggian yg ditentu-kan &


hrs sedekat mungkin pd dinding, atap, kolom & ba-gian
struktural lainnya spy hanya mengambil tempat se-minimal
mungkin & semua ordinat & fitting yg perlu hrs disiapkan.

Semua pipa & alat2 bantu (fitting) hrs dipasangkan sede-


mikian shg tdk menimbulkan tegangan atau regangan dlm pipa
maupun peralatan yg berhubungan krn adanya bagian2 yg
ditempatkan secara paksa
Perubahan arah hrs dikerjakan dg memakai alat2 bantu yg
sesuai. Pipa hrs sejajar atau tegak lurus dinding, kecuali jika
ditetapkan lain.

Sengkang atau tumpuan sementara hrs disediakan utk


menunjang pipa pd saat dipasang dan pemasangan pekerjaan
pipa hrs dilaksanakan dg hati2 utk mencegah terjadinya
kerusakan pd pipa atau lapisan pipa ataupun struktur & per-
lengkapan yg berdekatan .

Sblm penunjang & sengkang sementara diangkat, maka pipa


& penunjang tetap msh hrs terpasang.

Perpipaan hrs mempunyai sambungan dlm jumlah yg cu-kup


utk memudahkan pengangkatan
Semua perpipaan hrs didukung kokoh dg penggantung,
sisipan atau tumpuan & kemungkinan pengembangan atau
penyusutan sdh diperhi-tungkan.
Semua pipa vertikal hrs didukung pd tiap lantai atau pd
interval2 yg tdk lbh dr 2m ke arah pipa, klem, sengkang atau
penahan pd dinding serta pada titik yg lain agar men-jamin
terciptanya konstruksi yg kaku.

Tiap bagian pipa hrs diletakan pd semua sambungan (di-


semen), dilas, dise-krup) dikerjakan ketika pipa ditumpu oleh
penun-jang sementara.

Setelah sambungan selesai di-kerjakan, pipa diklem pd posisi


akhirnya.
Pengecatan & pelapisan luar/ dlm hrs dikerjakan sebagai-
mana ditentukan dlm ayat2 yg sesuai dg spesifikasi ini.

6.4.28. Penyebrangan Pipa

Penyeberangan pipa pd sungai dan urung2, hrs dilaksana-kan


sesuai dg gambar renc (standar/ khusus).

Bagi penyeberangan sungai dan urung2, biaya2 dialokasi-kan


utk pemasangan dari selubung pipa (bila diperlukan), pelat2
pelindung & beton, perbaikan2 & penyesuaian thd dinding2
topang & pangkal2 jembatan, penggalian2 tam-bahan.
Semua pipa2 pd penyeberangan sungai & bangunan2 lain
hrs dipasangkan dg peralatan yg layak, spt penjepit,
penggantung & penopang2 dsb mengantisipasi pemuai-an &
penciutan, getaran2 kecil pd perpipaan shg tdk me-
ngakibatkan kebocoran2.
6.4.29. Penyeberangan Kereta Api
Penyeberangan2 pipa melalui rel Kereta Api hrs dilaksa-
nakan sesuai gambar renc & instruksi2 yg diberikan oleh
P.J.K.A.
6.4.30. Jembatan-Jembatan Pipa
Pada saat pemasangan jembatan pipa, hrs dijaga kelan-
caran lalu lintas sekitarnya.
Kecuali bila ditentukan lain, pd awal aliran air dlm pipa sblm
jembatan dipasang katup dg diameter yg sesuai be-rikut
sarana pipa penguras, dan pd jembatan pipa dipa-sang katup
udara se-suai dg gambar2 rencana.

Lokasi pemasangan katup2 udara & pipa penguras hrs sesuai


dg situasi setempat shg memudahkan pengopera-siannya.
6.5. Pengujian Tekanan Hidrostatis
6.5.1. Umum
Sblm pengujian dimulai, blok2 bantalan penahan & semua
konstruksi sipil hrs berumur lebih dari 7 hari.
Penimbunan kembali hrs diselesaikan kecuali pd bagian2 yg
terdapat katup2 & sambungan yg mana peralatan2 rakit ini hrs
terlibat & diamati pula saat pengujian berlangsung.
Jika dikehendaki dpt dilakukan penimbunan sebagian krn
masalah gangguan lalu lintas atau keperluan lainnya.
Untuk memeriksa kekuatan kekencangan setiap sambung-an
pipa, Pelaksana pekerjaan dpt mengisi air pada jaringan pipa
dg tekanan maksimal 2 kgf/ cm2 sebelum penimbun-an
kembali seluruh jaringan perpipaan yg akan diuji.

Jaringan perpipaan yg telah terpasang sepan-jang lbh dr 500


m, dpt langsung diisolasi utk diuji secara hidrotatais dg tekanan
10 kgf/cm.

Bagian jaringan pipa yg akan diuji diisi penuh dg air. Pe-


laksana pekerjaan dpt menggunakan sumber air yg ada tanpa
biaya atau menyediakan sumber air tersendiri dg biaya sendiri.
Pengisian air ini dilakukan dg pemompaan (an electric piston
type test pump) yg dilengkapi meteran air, hrs dice-gah
terjadinya gelombang2 tekanan, semua udara didalam pipa
hrs dilepas dan sebuah manometer dg kran penutup-nya hrs
dihubungkan pada cabang jaringan pipa yg diuji.

Apabila bagian pipa yg diuji ini tdk terdapat katup udara maka
cara pengeluaran udara akan ditentukan oleh Tena-ga Ahli.
6.5.2. Perlengkapan Untuk Pengujian

Pompa yg digunakan hrs dpt menghasilkan tekanan yg


diinginkan.

Tangki penampung air hrs mempunyai ukuran/ bentuk yg dpt


mengukur volume penambahan air yg disyaratkan dlm
pengujian. Tangki hrs mempunyai ketelitian pengu-kuran air
sebanyak ± 0,5 liter.

Alat pengukur yg telah dikalibrasi, hrs dipasang pd titik


terendah dr bagian pipa yg diuji dg ketelitian pembacaan 0,1
bar.
Semua peralatan yg diperlukan utk pengujian tekanan hi-
drotatis ini hrs disediakan oleh Pelaksana pekerjaan dg
terlebih dahulu meminta persetujuan ke pemberi tugas.

Jika hsl pengujian tekanan hidrotatis tdk berhasil secara


memuaskan maka Pelaksana pekerjaan hrs mencari sum-ber
kebocoran dan hrs memperbaikinya.

Pelaksana pekerjaan hrs mengulang pengujian tsb atas biaya


sendiri, hingga memenuhi persyaratan.

Pada waktu pengujian tekanan hidrolis pipa, hrs diperha-tikan


agar instrumen2 dpt menahan tekanan uji tanpa timbul
kerusakan pd elemen2nya
Kalau tdk, instrumen tsb hrs diangkat selama pengujian dan
diganti sementara dg pasak/ sumbat pipa dg perse-tujuan
Tenaga Ahli.
Bagian pipa yg akan diuji hrs diisi dg air, dg kecepatan pe-
ngisian maks 200 meter/jam dan dijamin bhw udara dlm pipa
keluar. Air diisi dititik terendah dr bag pipa yg diuji.

Katup udara hrs dijamin dlm keadaan terbuka penuh sela-ma


pengisian air sampai udara betul2 habis.

Air yg digunakan utk mengisi pipa dan pengujian tekanan hrs


berasal dari sumber yg telah disetujui dan hrs meme-nuhi
syarat kualitas air bersih.
6.5.3. Dasar Perhit Penamb Vol Air (Make-Up)
Perhitungan penambahan volume air utk pipa AC dida-
sarkan pada rumus :
6.5.4. Pipa Baja
Sambungan dg las hrs berumur paling sedikit 24 jam se-belum
tes dilaksanakan

Pengujian akhir dilakukan setelah akhir jaringan perpipa-an


diisi air penuh dg tekanan kerja normal secara konstan selama
1 minggu berturut-turut tanpa memperlihatkan tanda2 adanya
kebocoran. Setelah itu tekanan air dinaik-kan sampai tekanan
uji & dipertahankan selama 2 jam dg pemompaan,
penambahan vol air harus dicatat dg teliti.

Pengujian tekanan hidrotatis dinyatakan berhasil dg me-


muaskan apabila penambahan volume air diatas tdk me-lebihi
batasan sbb:
ND 200 mm dan 250 mm = 2,7 l/jam Km. Panjang pipa.

ND 300 mm dan 350 mm = 4,0 l/jam Km. Panjang pipa.

ND 400 mm =5,3 l/jam Km. Panjang pipa.

ND 500 mm =6,6 l/jam Km. Panjang pipa.

6.5.5. Pipa PVC

Setelah semua jaringan perpipaan penuh diisi air semua


diameter pipa PVC tidak boleh terda-pat tanda2 kebocoran
setelah mencapai tekan-an uji secara konstan selama 30
menit.

6.5.6. Pembersihan dan Desinfeksi Perpipaan


Setelah pengujian tekanan hidrotatis selesai dan terbukti
berhasil, & sebelum dilakukan penyerahan pertaman, Pe-
laksana pekerjaan hrs membersihkan, membilas & mem-beri
desinfektan pd jaringan pipa sebagaimana ditetap-kan.

Pembersihan bagian2 pipa hrs dicuci dg kecepatan tinggi &


dlm jangka waktu sedemikian air yg keluar sdh bersih & tdk
mengandung sedimen.

Setelah itu, dg aliran air tetap dipertahankan, pd kecepat-an


lebih rendah, air ditambah dg cairan desinfektan yg sdh
disediakan oleh Pelaksana pekerjaan dg cara dipom-pakan
melalui lubang berdiamater kecil diujung pipa di bor.
Volume air dan jangka waktunya sekurang2nya 24 jam hrs
sedemikian sehingga air yg dikeluarkan mengandung se-
kurangnya 20 mg sisa khlor per liter.

Jika air ini masih mengandung khlorin bebas setelah peri-ode


kontak ini, maka pipa hrs dicuci dg air sampai air yg
dikeluarkan tdk mengandung sisa khlor yg berlebihan.

Jika ternyata cairan yg dikelarkan tdk mengandung khlor


setelah periode kontak selama 24 jam dlm pemberian de-
sinfektan, maka proses hrs diulangi.

Sebelum pemberian desinfektan pada tiap bagian pipa dg


cairan yg mengandung khlor di atas,
6.6. Spesifikasi Pipa Pelayanan & Sambungan Pelayan-an.
6.6.1. Umum
Semua pipa, alat bantu & asesoris hrs baik dan bersih sblm
dipasang. Union hrs disediakan dekat peralatan utama & pd
jalur cabang utk memudahkan pembongkaran pipa.

Jenis pipa pelayanan yg digunakan utk sambungan pela-


yanan SR, KU & merupakan kombinasi pipa GIV dg pipa PE
atau pipa GIP dg PVC.
Penyambungan pipa pelayanan ke rumah2 pelanggan hrs
sependek mungkin dg menggunakan “clamp saddle” a-tau
“Tee” dr pipa dist ke tiap rumah atau bercabang2 ke bbrp
rumah dg pipa retikulasi.
Retikulasi yg hrs dipasang paralel bercabang dg pipa dis-
tribusi adalah pipa PVC dg ND 63 mm (2”), ND 50 mm (1 ½ “)
dan ND32 mm (1”).
Bila rumah pelanggan sdh dilalui pipa distribusi maka di-
pasang pipa retikulasi paralel atau langsung dg pipa pela-
yanan ke rumah2.

Sedangkan bila rumah2 pelanggan tdk dialui oleh pipa dist


maka dipasang lbh dulu pipa retikulasi bercabang & pipa dist,
selanjutnya langsung dg pipa pelayanan ke rumah2 pelanggan.

Jalur pipa dan lokasi penyadapan pipa retikulasi dari pipa


distribusi hrs sependek mungkin.
Perpipaan retikulasi yg menyebrang jalan, saluran air atau
gorong2 hrs dipasang dg bahan GIP sesuai dg diameter di
atas atau dg pipa selubung bhn GIP dg diameter setingkat lbh
besar.

Penanganan dan penyimpangan pipa2 PVC/PE dan alat2


bantu (fitting) hrs dilakukan dg hati2. Pipa tdk boleh di-simpan
di bawah sinar mathari langsung. Kerusakan apa-pun dpt
timbul, shg hrs dicegah & pipa jangan sampai di-letakan di
atas benda tajam. Pipa yg sdh tergores atau ca-cat hingga lbh
dr 10% dr tebal dinding akan ditolak.

Penumpukan pipa tdk boleh melebihi batas yg dianjurkan oleh


produsen, dg memperhitungkan kondidi sekitar.
6.6.2. Pemasangan Sambungan Pelanggan

Pekerjaan pemasangan instalasi sambungan pelayanan


meliputi pekerjaan perpipaan & pemasangan meteran air
berikut konstruksi sipil yg diperlukan sesuai gambar rencana.

Jenis sambungan pelayanan & perlengkapan adalah sbb:


Jenis Sambungan/ Panjang Pipa Pelayanan/ Ukuran
Meteran

Panjang pipa pelayanan sampai meteran air adalah per-


kiraan rata2 saja. Pelaksana pekerjaan hrs memasang
sesuai dg situasi di lapangan/ rumah para pelanggan.
Dlm hal ini tdk ada tuntutan atas pekerjaan tambah/ ku-rang
krn perbedaan di atas.
Konstruksi sipil dlm instalasi sambungan pelayanan me-
rupakan pekerjaan sipil yg sederhana meliputi pembuatan
bantalan beton, meteran air, penyediaan boks pengaman dan
batang peny-anggga meteran air dari plat baja beserta anak
kuncinya, pekerjaan pasangan, plesteran dan lain2 sesuai
gambar rencana.

6.6.3. Instalasi Meteran Air

Instalasi meteran air adalah sama utk semua jenis sam-


bungan pelayanan sesuai dg gambar rencana dg ketentu-an2
sbb:
(a) Meteran air dg penyanggga dan boks pengaman dile-
takkan di atas dudukan lantai beton tumbuk campuran 1:3:5

(b) Penyangga meteran air & boks pengamannya dibuat dr


plat baja masing2 tebal 5 & 3 mm.

Kemudian keduanya dicat dg warna biru tua dg cat dasar


meni & kualitas cat kelas satu, sistem pengecatan dilaku-kan
dg semprotan.

(c) Setiap boks pengaman meteran air dilengkapi kunci


gembok ukuran tertentu dan setiap 100 buah boks meng-
gunakan satu anak kunci ditambah satu buah kunci ca-
dangan.
6.6.4. Instalasi Kran Umum

Instalasi kran umum dibuat sesuai gambar rencana dg ke-


tentuan sbb:

(a) Lokasi penempatan KU hrs disetujui oleh pemilik tanah.

(b) Saluran pembuangan air bekas hrs dibuat sampai men-


capai saluran air kotor/ selokan yg terdekat yg telah ada dg
biaya Pelaksana pekerjaan.

6.6.5. Instalasi Kran Kebakaran

Instalasi kran kebakaran hrs dipasang sesuai gambar ren-


cana.
Penyambungan kran kebakaran hrs pd induk distribusi.

BAB 7 Perhitungan Biaya Sistem Distibusi

7.1. Umum
7.2. Perhitungan Biaya Reservoir (
- 1.5 jt/ m3 air (ground reservoir)
- 5 jt/ m3 air (menara air)
7.3. Perhitungan Jaringan Pipa dan Samungan Rumah
• Standar untuk SNI utk pasir: "Tidak ada kandungan Bahan Organik". Dlm
PBI1971 ditetapkan bhw pasir yg akan dipakai utk bahan bangunan tdk
boleh mengandung terlalu banyak zat organic, yg dpt dibuktikan dg per-
cobaan warna dari Abrams Hander.
• Agregat halus yg baik adalah agregat halus yg tdk mengandung bahan-2
organik terlalu banyak yg dibuktikan dg percobaan warna dari Abrams-
Harder, dg syarat warna tingkat 1 dan 2. Standar warna yang digunakan
no. 3, jika warna lbh muda dari warna standar, yaitu no. 1 dan no. 2, maka
dpt sedikit zat organic dan dpt digunakan sbg bahan bang. Sedangkan, jika
warnanya lebih tua daristandar warna, yaitu no. 4 dan seterusnya, maka
agregat tsb banyak mengandung bahan organic dan tidak layak digunakan
sbg bahan bangunan. Agregat yg tdk memenuhi syarat percobaan ini bisa
dipakai apabila kekuatan tekan adukan agregat tsb pd umur 7 dan 28 hari
tdk kurang dari 95% dari kekuatan adukan beton dg agregat yg sama tapi
dicuci dlm larutan 3% NaOH yg kemudian dicuci dg air hingga bersih pd
umur yg sama. Kandungan kadar organik tinggi dpt mengurangi kekuatan
semen terutama berbahaya utk kekuatan beton. Dlm mortar bahan orga-
nik akan mengurangi kekuatan ikatan dan akan terlihat sbg noda coklat
atau kuning di acian dan cat

Anda mungkin juga menyukai