Anda di halaman 1dari 32

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
DEFINISI
Menurut American College of Obstetricians and Gynecologists, Hipertensi dalam
kehamilan (HDK) adalah hipertensi yang terjadi saat kehamilan berlangsung dan
hipertensi dalam kehamilan biasanya terjadi pada usia kehamilan memasuki 20
minggu dan lebih tanpa riwayat hipertensi sebelumnya.

Diagnosis hipertensi ditegakkan bila didapatkan tekanan darah,


sistolik ≥ 140 mmHg
diastolik ≥ 90 mmHg
EPIDEMIOLOGI
◦ Hipertensi terjadi pada sekitar 5-15% kehamilan.

◦ Preeklampsia terjadi pada sekitar 5% kehamilan dan sebagai


faktor penyebab dari 16% kematian ibu secara global.

◦ Lebih dari 30% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2010


disebabkan oleh hipertensi dalam kehamilan.
• Berdasarkan Klasifikasi menurut American
College of Obstetricians and Gynecologists,

- Hipertensi Gestasional
- Preeklampsia (ringan dan berat)
- Eklampsia
- Superimposed Preeklampsia
KLASIFIKASI
- Hipertensi Kronis
- HELLP Sindrom
FAKTOR RISIKO
◦ Faktor risiko tinggi : ◦Faktor risiko rendah :
◦ riwayat preklampsia ◦primigravida
◦ hipertensi kronis ◦IMT
◦ gangguan ginjal ◦usia maternal
◦riwayat keluarga
PATOFISIOLOGI
1.Teori Kelainan Vaskularisasi Plasenta
• Kehamilan normal rahim dan plasenta → arteri uterina dan arteria ovarika → arteri arkuarta
dan arteri arkuarta memberi cabang arteria radialis. Arteria radialis → arteri basalis dan
arteri basalis memberi cabang arteria spiralis.

• Kehamilan normal, terjadi invasi trofoblas → otot arteria spiralis yang menimbulkan
degenerasi lapisan otot tersebut sehingga terjadi dilatasi arteri spiralis. Distensi dan
vasodilatasi lumen arteri spiralis → Akibatnya, aliran darah ke janin cukup banyak dan
perfusi jaringan juga meningkat

• Pada hipertensi dalam kehamilan tidak terjadi invasi sel-sel trofoblas → Lapisan otot arteri
spiralis menjadi tetap kaku dan keras → Akibatnya, arteri spiralis relatif mengalami
vasokonstriksi, terjadi kegagalan remodeling arteri spiralis → Dampak iskemia plasenta akan
menimbulkan perubahan-perubahan yang dapar. menjelaskan patogenesis HDK selanjutnya.
2.Teori Iskemia Plasenta, Radikal Bebas, dan Disfungsi
Endotel
• Plasenta yang mengalami iskemia dan hipoksia → oksidan atau radikal
bebas. Salah satu oksidan yang dihasilkan iskemia plasenta adalah
radikal hidroksil yang bersifat toksik → Radikal hidroksil akan merusak
membran sel endotel
• Terdapat kerusakan sel endotel → karena letaknya langsung
berhubungan dengan aliran darah dan mengandung banyak asam
lemak tidak jenuh.
• Kerusakan dimulai dari membran sel endotel, sehingga menyebabkan
terganggunya fungsi endotel
3.Teori Intoleransi Imunologik antara Ibu dan
Janin
Sperma (antigen asing) berfusi
dengan ovum ibu Berkurangnya HLA-G di desidua
placenta

G
Human Leukocyte Antigen G
(HLA-G) A
Mendukung modulasi imun
G Menghambat invasi trofoblas ke
dalam desidua
A
Tropoblas tidak dikenali oleh L
antibodi ibu, kehamilan
berjalan baik
4.Teori Defisiensi Gizi/ Nutrisi
• Buah dan sayuran dengan kandungan antioksidan dapat dihubungkan
dengan penurunan tekanan darah.

• Insiden preeklampsia → konsumsi asam askorbik kurang dari 85 mg.

• Minyak ikan mengandung banyak asam lemak

• Defisiensi kalsium pada diet perempuan hamil


• Pre-eklampsia dari ibu dengan riwayat preeklampsia adalah 20-40%

• Pre-eklampsia diderita oleh saudara kandung ibu penderita preeklampsia


11.37%

• Wanita kembar mengalami preeklampsia 22-47%

• Ekspresi gen ini akan berbeda pada setiap orang tergantung pula dengan interaksi terhadap faktor
lingkungan.

Pada plasenta hipertensi dalam kehamilan,


boleh terjadi penurunan HLA-G.
6.Peroksida lemak sebagai oksidan pada hipertensi
dalam kehamilan

• Pada hipertensi dalam kehamilan →kadar oksidan, khususnya


peroksida lemak meningkat, sedangkan antioksidan, misal vitamin E
pada hipenensi dalam kehamilan menurun

• Membran sei endotel lebih mudah mengalami kerusakan oleh


peroksida lemak → Asam lemak tidak jenuh sangar renran terhadap
oksidan radikal hidroksil, yang akan berubah menjadi peroksida lemak
MANIFESTASI KLINIS

 Preeklampsia (ringan&berat),

 Eklampsia,

 Superimposed Preklampsia,

 Hipertensi Kronik,

 Hipertensi Gestasional,

 HELLP Sindrom
• Anamnesis
DIAGNOSIS.... • Pemeriksaan fisik
• Pemeriksaan
penunjang
DIAGNOSIS Pemeriksaan Fisik

Anamnesis ◦evaluasi tekanan


darah
◦keluhan atau gejala sebelum atau selama masa ◦pemeriksaan
kehamilan Leopold
◦riwayat kehamilan sebelumnya (adanya
hipertensi serta penyulit yang ada selama
kehamilan sebelumnya)
Pemeriksaan Penunjang
◦riwayat penyakit terdahulu
◦pemeriksaan urin lengkap → proteinuria
◦riwayat penyakit keluarga
◦darah lengkap
◦gaya hidup dan kebiasaan sehari-hari.
◦tes fungsi hati
◦tes fungsi ginjal
◦USG
◦kardiotokografi
▪ Pada wanita hamil setelah usia kehamilan > 20
minggu
Preeklampsia
▪ Sebelum kehamilan tekanan darah adalah
normotensi
▪ Disertai dengan adanya proteinuria

 Dibagi menjadi preeklampsia


dengan gambaran klinis ringan dan
preeklampsia dengan gambaran klinis
berat.
PRE-EKLAMPSIA
DENGAN GAMBARAN
KLINIS RINGAN
Preeklampsia
dengan
gambaran
klinis berat
◦ Peningkatan tekanan
darah sistolik ≥ 160
mmHg, peningkatan
tekanan darah diastolik
≥ 11 0 m m H g

• Adanya proteinuria
> 500 mg/24 jam
atau dengan
pengukuran
kualitatif dipstick
+3
DIAGNOSIS

Hipertensi Gestasional Hipertensi Kronis

◦Peningkatan tekanan darah sistolik ≥ ◦Peningkatan tekanan darah ≥ 140/90


140 mmHg dan/atau tekanan darah mmHg dari sejak sebelum kehamilan
diastolik atau sebelum usia kehamilan 20
≥ 90 mmHg pada usia kehamilan > 20 minggu
minggu
◦Tanpa proteinuria
◦Tekanan darah sebelumnya normal
◦Tidak menghilang setelah 12 minggu
◦Tanpa disertai dengan proteinuria pasca persalinan
◦Menghilang setelah 12 minggu
pasca persalinan
Superimposed
Preeklampsia
◦peningkatan tekanan darah yang tiba-
tib a di usia kehamilan <20
minggu pada pasien hipertensi kronik yang
sudah mendapatkan terapi antihipertensi
adekuatdengan adanya proteinuria yang
baru / peningkatan jumlah proteinuria yang
sebelumnya memang terdapat riwayat
proteinuria pada awal usia kehamilan.

◦timbulnya proteinuria (≥ 300 mg/ 24


jam) di usia kehamilan ≥ 20
mingg u, pada wanita hamil yang
sebelumnya telah terdiagnosis dengan
hipertensi kronis
TATALAKSANA
Dibagi Berdasarkan.....
-Hipertensi Gestasional
-Preeklampsia Ringan
-Preeklampsia Berat
-Eklampsia
-Superimposed Preeklampsia
-HELLP Sindrom
Preeklampsia Ringan (Penanganan
Konservatif)
• Rawat Jalan • Rawat Inap
Preeklampsia
Berat
◦Harus segera dirawat inap di rumah sakit
◦Tirah baring miring ke sisi kiri secara intermiten
◦Diberikan infus dengan ringer laktat atau ringer dekstrose 5%
◦Pemberian magnesium sulfat (MgSO4) → sebagai pencegahan dan terapi kejang

Pemberian MgSO4 dibagi menjadi

1. Dosis Inisial

2. Dosis Rumatan
•Cara pemberian MgSO4:
◦ Ambil 4 g MgSO4 40% (10 cc) dilarutkan dalam normal Saline IV / 10-15 menit.
◦ Sisanya, 6 g MgSO4 (15 cc) dimasukan ke dalam satu botol larutan Ringer
Dektrose 5% diberikan pe rinfus dengan tetesan 28 tetes per menit atau habis
dalam 6 jam.

•Syarat-syarat pemberian MgSO4 lanjutan:


◦ Refleks patella normal
◦ Laju pernapasan > 16 kali/menit
◦ Produksi urin dalam 4 jam sebelumnya > 100 cc; 0,5 cc/kgBB/jam
◦ Tersedia Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc (antidotum). Antidotum diberikan
bila timbul gejala dan tanda intoksikasi MgSO4, maka diberikan injeksi
Kalsium Glukonat 10% dalam 10 cc IV pelan dalam waktu 3 menit.
PEMBERIAN ANTIHIPERTENSI
◦ Bila tekanan darah ≥180/110 atau MAP>125 mmHg

◦ Nifedipin 10 mg oral dilanjutkan dengan 10 mg oral setiap 30 menit


sampai target penurunan tekanan darah terpenuhi (penurunan
tekanan darah sistolik 20-30% tekanan darah sistolik awal atau MAP
< 125 mmHg)

◦ Nicardipin secara IV drip

◦ Metildopa 500-3000 mg per oral dibagi 2-4 dosis


◦Dapat diberikan agen antihipertensi apabila tensi ≥ 160/100
mmHg. Jenis, dosis, dan cara pemberian sesuai dengan Hipertensi
preeklampsia berat. →
Gestasional
◦Penanganannya sama dengan penanganan Superimpose
preeklampsia berat →
d
◦Menghentikan kejang dan mencegah kejang ulangan Preeklampsia
→pemberian MgSO4 (dosis dan tatacara pemberian
sama dengan pada preeklampsia berat).
◦Menurunkan tekanan darah sampai sistolik < 160 mmHg
dan diastolik < 110 mmHg atau MAP 106 – 125 mmHg.
→ Eklampsia
◦Mencegah dan mengatasi komplikasi
◦Sikap terhadap kehamilan → semua kehamilan dengan
eklampsia harus diakhiri tanpa memandang umur
kehamilan dan keadaan janin, setelah kondisi ibu stabil.
PENCEGAHAN
Upaya non-farmakologi : edukasi, deteksi prenatal dini dan
manipulasi diet

Upaya farmakologi : pemberian aspirin dosis rendah dan


antioksidan
KOMPLIKASI
◦ Komplikasi pada ibu:
◦ Eklampsia
◦ Stroke hemoragik
◦ Sindrom HELLP (Hemolysis- Elevated Liver enzyme- Low Platelet count)

◦ Komplikasi pada plasenta:


◦ Abrupsio Plasenta

◦ Komplikasi janin:
◦ Pertumbuhan janin terhambat
PROGNOSIS
•Pada hipertensi gestasional dan preeklampsia ringan
→cenderung menjadi baik

sedangkan

• Pada preklampsia yang berkembang menjadi eklampsia,


superimposed preklampsia →cenderung buruk

Anda mungkin juga menyukai