Anda di halaman 1dari 30

KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA

PEDOMAN UMUM

KELOMPOK 1

ADE SITI NURZANAH 1176000005


HERU BUDIMAN 1176000068
SABILA AULIYA H 1176000145
PASAL 1 PENGERTIAN

KODE ETIK PSIKOLOGI adalah seperangkat


1 nilai-nilai untuk ditaati dan dijalankan dengan
sebaik-baiknya dalam melaksanakan kegiatan
sebagai psikolog dan ilmuwan psikologi di
Indonesia.
PSIKOLOGI merupakan ilmu yang berfokus pada perilaku dan
proses mental yang melatarbelakangi, serta penerapan dalam
2 kehidupan manusia. Ahli dalam ilmu Psikologi dibedakan
menjadi 2 kelompok yaitu profesi atau yang berkaitan dengan
praktik psikologi dan ilmu psikologi termasuk dalam hal ini
ilmu murni atau terapan.

PSIKOLOG adalah lulusan pendidikan profesi yang berkaitan


dengan praktik psikologi dengan latar belakang pendidikan
3 Sarjana Psikologi lulusan program pendidikan tinggi psikologi
strata 1 (S1) sistem kurikukum lama atau yang mengikuti
pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) dan lulus dari
pendidikan profesi psikologi atau strata 2 (S2) Pendidikan
Magister Psikologi (Profesi Psikolog).
4 PSIKOLOG adalah lulusan pendidikan profesi yang berkaitan dengan
praktik psikologi dengan latar belakang pendidikan Sarjana Psikologi
lulusan program pendidikan tinggi psikologi strata 1 (S1) sistem
kurikukum lama atau yang mengikuti pendidikan tinggi psikologi
strata 1 (S1) dan lulus dari pendidikan profesi psikologi atau strata 2
(S2) Pendidikan Magister Psikologi (Profesi Psikolog). Psikolog
memiliki kewenangan untuk memberikan layanan psikologi yang
meliputi bidang-bidang praktik klinis dan konseling; penelitian;
pengajaran; supervisi dalam pelatihan, layanan masyarakat,
pengembangan kebijakan; intervensi sosial dan klinis; pengembangan
instrumen asesmen psikologi; penyelenggaraan asesmen; konseling;
konsultasi organisasi; aktifitasaktifitas dalam bidang forensik;
perancangan dan evaluasi program; serta administrasi. Psikolog
DIWAJIBKAN MEMILIKI IZIN PRAKTIK PSIKOLOGI sesuai
dengan ketentuan yang berlaku.
 
5
LAYANAN PSIKOLOGI adalah segala aktifitas pemberian
jasa dan praktik psikologi dalamrangka menolong individu
dan/atau kelompok yang dimaksudkan untuk pencegahan,
pengembangan dan penyelesaian masalah-masalah
psikologis. Layanan psikologi dapat berupa praktik
konseling dan psikoterapi; penelitian; pengajaran; supervisi
dalam pelatihan; layanan masyarakat; pengembangan
kebijakan; intervensi sosial dan klinis; pengembangan
instrumen asesmen psikologi; penyelenggaraan asesmen;
konseling karir dan pendidikan; konsultasi organisasi;
aktifitas-aktifitas dalam bidang forensik; perancangan dan
evaluasi program; dan administrasi.
Seorang psikolog berinisial FA lulusan Magister
Psikologi dari Jerman sedang berada di Indonesia dan
ia membuka praktik di Indonesia. Ia menangani klien,
dimana klien tersebut merasa gangguan syaraf yang
Analisis dialaminya memperngaruhi ke dalam perilakunya
Kasus Pasal dan setelah beberapa pertemuan tersebut klien
1 merasa intervensi yang diberikan justru membuat
masalah yang dimilikinya malah semakin rumit.
PASAL 2
PRINSIP UMUM A PRINSIP A:
PENGHORMATAN PADA HARKAT MARTABAT
MANUSIA

B
PRINSIP B:
INTEGRITAS DAN SIKAP ILMIAH

PRINSIP C:
C PROFESIONAL

D PRINSIP D:
KEADILAN

E PRINSIP E:
MANFAAT
PASAL 2

PRINSIP A
AYAT 1 & 2 Prinsip A: Penghormatan pada Harkat Martabat Manusia

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus


menekankan pada hak asasi manusia dalam
melaksanakan layanan psikologi.

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menghormati


martabat setiap orang serta hak-hak individu akan
keleluasaan pribadi, kerahasiaan dan pilihan pribadi
seseorang.
AYAT 3 & 4 Prinsip A: Penghormatan pada Harkat Martabat Manusia

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari bahwa diperlukan kehati-hatian


khusus untuk melindungi hak dan kesejahteraan individu atau komunitas yang
karena keterbatasan yang ada dapat mempengaruhi otonomi dalam pengambilan
keputusan.

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menyadari dan menghormati perbedaan


budaya, individu dan peran, termasuk usia, gender, identitas gender, ras, suku
bangsa, budaya, asal kebangsaan, orientasi seksual, ketidakmampuan (berkebutuhan
khusus), bahasa dan status sosialekonomi, serta mempertimbangkan faktor-faktor
tersebut pada saat bekerja dengan orang-orang dari kelompok tersebut.
AYAT 5 Prinsip A: Penghormatan pada Harkat Martabat Manusia

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha untuk


menghilangkan pengaruh bias faktorfaktor tersebut
pada butir (3) dan menghindari keterlibatan baik
yang disadari maupun tidak disadari dalam aktifitas-
aktifitas yang didasari oleh prasangka.
Prinsip A (Penghormatan pada Harkat Martabat Manusia)

Analisis Kasus Pasal 2 Prinsip A

Seorang Psikolog berinisial AS


menghadapi klien yang beretnis
kanekes(sunda lama) dengan menghakimi
perbuatan salah yang dilakukan klien,
sesekali AS pun menyalahkan dan
membentak klien , ia pun menceritakan
mengenai permasalahan yang di alami
klien tersebut di akun media sosial
pribadinya
PASAL 2

PRINSIP B
AYAT 1 & 2 Prinsip B: Integritas dan Sikap Ilmiah

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus


mendasarkan pada dasar dan etika ilmiah
terutama pada pengetahuan yang sudah
diyakini kebenarannya oleh komunitas
psikologi.

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi


senantiasa menjaga ketepatan, kejujuran,
kebenaran dalam keilmuan, pengajaran,
pengamalan dan praktik psikologi.
AYAT 3 & 4 Prinsip B: Integritas dan Sikap Ilmiah

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi tidak mencuri,


berbohong, terlibat pemalsuan (fraud), tipuan atau distorsi
fakta yang direncanakan dengan sengaja memberikan fakta-
fakta yang tidak benar.

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berupaya untuk


menepati janji tetapi dapat mengambil keputusan tidak
mengungkap fakta secara utuh atau lengkap HANYA dalam
situasi dimana tidak diungkapkannya fakta secara etis dapat
dipertanggungjawabkan untuk meminimalkan dampak
buruk bagi pengguna layanan psikologi.
AYAT 5 Prinsip B: Integritas dan Sikap Ilmiah

Psikolog dan/atau Ilmuwan


Psikologi memiliki kewajiban
untuk mempertimbangkan
kebutuhan, konsekuensi dan
bertanggung jawab untuk
memperbaiki ketidakpercayaan
atau akibat buruk yang muncul dari
penggunaan teknik psikologi yang
digunakan.
Prinsip B (Integritas dan Sikap Ilmiah) Analisis Kasus Pasal 2 Prinsip B

Seorang psikolog berinisial IR membohongi klien untuk


mendapatkan honor lebih, ia pun memberikan hasil diagnosa
sebelum menyelesaikan intervensinya kepada klien
berdasarkan pendapat pribadinya dengan disertai pemalsuan
diagnosis untuk kepentingan pribadinya, sehingga klien merasa
semakin tertekan namun IR hanya membiarkan saja dan tidak
mau bertanggung jawab
PASAL 2

PRINSIP C
AYAT 1 & 2 Prinsip C : Profesional

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi harus memiliki kompetensi dalam


melaksanakan segala bentuk layanan psikologi, penelitian, pengajaran,
pelatihan, layanan psikologi dengan menekankan pada tanggung jawab,
kejujuran, batasan kompetensi, obyektif dan integritas.
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi membangun hubungan yang
didasarkan pada adanya saling percaya, menyadari tanggungjawab
profesional dan ilmiah terhadap pengguna layanan psikologi serta komunitas
khusus lainnya.
AYAT 3 & 4 Prinsip C : Profesional

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menjunjung tinggi kode etik, peran


dan kewajiban profesional, mengambil tanggung jawab secara tepat atas
tindakan mereka, berupaya untuk mengelola berbagai konflik kepentingan
yang dapat mengarah pada eksploitasi dan dampak buruk.
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dapat berkonsultasi, bekerjasama
dan/atau merujuk pada teman sejawat, profesional lain dan/atau institusi-
institusi lain untuk memberikan layanan terbaik kepada pengguna layanan
psikologi.
AYAT 5 & 6 Prinsip C : Profesional

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlu


mempertimbangkan dan memperhatikan kepatuhan etis
dan profesional kolega-kolega dan/atau profesi lain.

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi dalam situasi


tertentu bersedia untuk menyumbangkan sebagian
waktu profesionalnya tanpa atau dengan sedikit
kompensasi keuntungan pribadi.
Prinsip C (Profesional)
Analisis Kasus Pasal 2 Prinsip C

Seorang psikolog berinisial BS tidak bisa membangun komunikasi yang


baik dengan klien, ia sedang menangani klien dengan depresi, suatu hari
klien datang bukan pada jam prakteknya sehingga ia tidak menerima
klien tersebut, klien menjadi semakin stress dan depresi, setelah
beberapakali pertemuan BS merasa tidak bisa menangani klien tersebut,
namun ia pun tidak memberikan rujukan kepada klien instansi lain yang
bisa menangani klien. BS tetap melanjutkan untuk menangani klien
dengan mengambil sedikit kompensasi keuntungan pribadi.
PASAL 2

PRINSIP D
AYAT 1 & 2 Prinsip D : KEADILAN

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi memahami bahwa kejujuran dan


ketidakberpihakan adalah hak setiap orang. Oleh karena itu, pengguna
layanan psikologi tanpa dibedakan oleh latarbelakang dan karakteristik
khususnya, harus mendapatkan layanan dan memperoleh keuntungan dalam
kualitas yang setara dalam hal proses, prosedur dan layanan yang dilakukan.
Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi menggunakan penilaian yang dapat
dipertanggung jawabkan secara profesional, waspada dalam memastikan
kemungkinan bias-bias yang muncul, mempertimbangkan batas dari
kompetensi, dan keterbatasan keahlian sehingga tidak mengabaikan atau
mengarah kepada praktik-praktik yang menjamin ketidakberpihakan.
Prinsip D (Keadilan) Analisis Kasus Pasal 2 Prinsip D

Seorang psikolog berinisial EL menangani seorang


klien yang merupakan anak dari direktur PT.X dengan
sangat baik, sedangkan saat EL menangani seorang
klien yang merupakan anak dari pegawai cleaning
servis ia bersikap tidak ramah.
PASAL 2

PRINSIP E
AYAT 1 & 2 Prinsip E : MANFAAT

01 Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi berusaha maksimal


memberikan manfaat pada kesejahteraan umat manusia,
perlindungan hak dan meminimalkan resiko dampak buruk
pengguna layanan psikologi serta pihak-pihak lain yang terkait.
Your Text Here

Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi apabila terjadi konflik perlu


02 menghindari serta meminimalkan akibat dampak buruk; karena
keputusan dan tindakan-tindakan ilmiah dari Psikolog dan/ atau
Ilmuwan Psikologi dapat mempengaruhi kehidupan pihak-pihak
lain.
AYAT 3 Prinsip E : MANFAAT

03 Psikolog dan/atau Ilmuwan Psikologi perlu


waspada terhadap kemungkinan adanya
faktor-faktor pribadi, keuangan, sosial,
organisasi maupun politik yang mengarah
pada penyalahgunaan atas pengaruh mereka.
Prinsip E (Manfaat) Analisis Kasus Pasal 2 Prinsip E

Seorang Psikolog berinisial PA mempunyai klien seorang


anak dengan hasil diagnosa bahwa ia memiliki keterbatasan
dalam kognitif nya sehingga harus mengikuti kelas dengan
pendidikan khusus, tetapi orang tua klien meminta PA
untuk memanipulasi hasil diagnosa anaknya dengan
memberikan uang tambahan kepada PA, karena orang tua
klien menginginkan anaknya sekolah di sekolah umum saja.
Thank you

Anda mungkin juga menyukai