Anda di halaman 1dari 10

Studi Kasus di Puskesmas Tambak Rejo

Hipertensi

Oleh :
Risna Hidayani 114219054
Noer Aulia Pratiwi 114219064
Bayu Andy Prasetyo 114219156

Program Studi Profesi Apoteker


Fakultas Farmasi Universitas Surabaya
2020
PROFIL PASIEN
No Peserta 0000788188166898
Nama Pasien/Umur Ny. Z / 61 tahun
Alamat Kapasan Kidul 5 No. 1C
Pekerjaan Guru Ngaji dan Berjualan
Diagnosa Hipertensi
Keluhan Tangan Kesemutan
Riwayat Penyakit Osteoartritis
Riwayat Alergi Tidak ada
Perilaku Sehari-hari Pasien beberapa bulan terakhir ini banyak pikiran sehingga menyebabkan sulit tidur di malam
hari. Pagi bangun tidur untuk ibadah. Untuk pikiran beliau pasien melakukan banyak aktifitas
setiap harinya dengan mengambil pekerjaan serabutan.
Tekanan Darah 148/90 mmHg (06 Februari 2020)
RIWAYAT PENGOBATAN
Tanggal Pemeriksaan Diagnosa Terapi
29 Oktober 2019 TD: 140/90 mmHg Myalgia Vitamin B1 3x1 No IX
Kalk 3x1 No VI
Natrium Diclofenac VI

Analisa:
Pasien datang dengan keluhan badan lelah dan kaki kesemutan. Dari hasil tersebut pasien diberikan terapi dengan obat oral pertama yaitu
Vitamin B1 atau Tiamin yang merupakan vitamin yang larut dalam air, bergabung dengan ATP untuk membentuk tiamin pirofosfat, suatu koenzim
penting dalam metabolisme karbohidrat. Tiamin memengaruhi berbagai sistem organ, termasuk otot. Vitamin B1 ini digunakan untuk memenuhi
kebutuhan Tiamin dalam tubuh. Defisiensi tiamin dapat terjadi salah satunya dikarenakan akibat asupan yang tidak memadai. Obat kedua yaitu
Kalk atau Kalsium Laktat digunakan untuk mencegah atau mengobati keseimbangan kalsium serta dapat membantu mencegah atau mengurangi
laju keropos tulang dan kinerja. Untuk obat ketiga yaitu Natrium Diclofenac digunakan untuk mengatasi nyeri yang dirasakan dengan
menghambat siklooksigenase (COX) -1 dan COX-2, sehingga menghambat sintesis prostaglandin.
RIWAYAT PENGOBATAN
Tanggal Pemeriksaan Diagnosa Terapi
08 Februari 2020 TD: 148/90 mmHg Hipertensi Amlodipin 0-0-1 No XV
Paracetamol 3x1 No X
Vitamin B1 3x1 No IX

Analisa:
Pasien datang dengan keluhan tangan kesemutan. Tekanan darah diperiksa dan masuk kategori stage 1. Dari hasil tersebut psien
diberikan Amlodipin yang merupakan obat antihipertensi golongan CCB yang ditujukan untuk menurunkan dan mengontrol
tekanan darah pasien. Mekanisme kerja antihipertensi dari amlodipine didasarkan pada efek relaksan langsung pada otot-otot
halus vaskular. Untuk keluhan kesemutan yang dialami oleh pasien diberikan Parasetamol. Parasetamol merupakan golongan
obat analgesik dan antipiretik sedangkan Vitamin B1 digunakan sebagai terapi tambahan untuk pencegahan defisiensi Vitamin
B1 serta untuk memelihara fungsi sistem organ terutama otot.
ANALISIS OBAT YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN

1. VITAMIN B1
• Diberikan tanggal 29 Oktober 2019 dan 08 Februari 2020

• Indikasi : defisiensi vitamin B1

• Dosis : untuk kategori sedang pada orang dewasa yaitu 25 mg – 100 mg


 ablet Vitamin B1 yang terdapat di Puskesmas Tambak Rejo adalah Vitamin B1 50 mg

Mekanisme : Membentuk tiamin pirofosfat dengan menggabungkan dengan adenosin trifosfat;


koenzim esensial dalam metabolisme karbohidrat
Interaksi : tidak ada

Efek Samping : cyanosis, mual, kulit memerah dan gatal


ANALISIS OBAT YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN

2. KALK (Calcium Lactate)


• Diberikan tanggal 29 Oktober 2019

• Indikasi : terapi dan pencegahan penipisan kalsium

• Dosis :
pada orang dewasa yaitu Disajikan dalam hal unsur kalsium: 19-50 tahun: 1000 mg / hari
dan> 50 tahun: 1200 mg / hari

Mekanisme :
Kalsium laktat digunakan untuk mencegah atau mengobati keseimbangan kalsium negatif.
Ini juga membantu mencegah atau mengurangi laju keropos tulang, saraf moderat dan kinerja
otot serta memungkinkan fungsi jantung normal.

Interaksi : tidak ada

Efek Samping : mual, muntah, konstipasi


ANALISIS OBAT YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN

3. NATRIUM DICLOFENAC
• Diberikan tanggal 29 Oktober 2019

• Indikasi : antinyeri dan antiinflamasi

• Dosis :
pada orang dewasa yaitu 50 mg, 2-3 kali sehari

Mekanisme : menghambat siklooksigenase (COX) -1 dan COX-2, sehingga menghambat


sintesis prostaglandin.

Interaksi : tidak ada

Efek Samping : mual, pusing


ANALISIS OBAT YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN

4. AMLODIPIN • Diberikan tanggal 8 Februari 2020

• Indikasi :

Amlodipine diindikasikan untuk pengobatan hipertensi dan dapat digunakan sebagai obat
tunggal untuk mengontrol tekanan darah pada kebanyakan pasien. Pasien-pasien yang tidak
cukup dikontrol hanya dengan satu obat antihipertensi mungkin mendapat keuntungan
tambahan dari diberikannya amlodipine, yang digunakan dalam kombinasi dengan diuretik
thiazide, obat penghambat beta adrenoceptor, atau penghambat ACE.

Amlodipine dapat digunakan jika suatu paparan klinis menyarankan komponen


vasospastic/vasoconstrictive, tetapi hal ini hanya dapat dilakukan jika
vasospastic/vasoconstrictive, belum pernah ditetapkan. Amlodipine dapat digunakan secara
tunggal sebagai monoterapi, atau dalam kombinasi dengan obat-obat antiangina lain pada
pasien yang mengidap angina, yang menolak terhadap nitrat atau dosis yang memadai dari
beta blocker.
ANALISIS OBAT YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN

4. AMLODIPIN
• Dosis :

Mekanisme : menghambat siklooksigenase (COX) -1 dan COX-2, sehingga menghambat


sintesis prostaglandin.

Interaksi : tidak ada

Efek Samping : mual, pusing


ANALISIS OBAT YANG DIBERIKAN
KEPADA PASIEN

5. PARACETAMOL
• Diberikan tanggal 8 Februari 2020

• Indikasi : analgesik dan antipiretik

• Dosis :
pada orang dewasa yaitu PO 0.5-1 g 4-6 hourly.

Mekanisme : Paracetamol menunjukkan aksi analgesik dengan penyumbatan perifer pada generasi impuls
nyeri. Ini menghasilkan antipyresis dengan menghambat pusat pengatur panas hipotalamus.
Aktivitas anti-inflamasi yang lemah terkait dengan penghambatan sintesis prostaglandin di SSP.
Interaksi : tidak ada
Efek Samping : mual, muntah, konstipasi

Anda mungkin juga menyukai