Anda di halaman 1dari 15

FILOSOFI DAN

PARIDIGMA
KEPERAWATAN
KELOMPOK 8 :
SITI NURHALIZA

SITI R. INTAN BABAY


TRISKA MOPUTI
SITI RAHMATIA PALILATI
SITI ZOHRA LASTUAN

ABDUL RAHMAN YUSUF


PENDAHULUAN

Praktek keperawatan ditentukan dalam standar organisasi profesi dan system


pengaturanserta pengendaliannya melalui perundang-undangan keperawatan (Nursing
Act),dimanapun perawat itu bekerja (PPNI, 2000). Keperawatan hubungannya sangat
banyak keterlibatan dengan segmen manusia dan kemanusiaan, oleh karena berbagai
masalah
kesehatan actual dan potensial. Keperawatan memandang manusia secara utuh dan
unik sehingga praktek keperawatan membutuhkan penerapan ilmu Pengetahuan dan
keterampilan yang kompleks sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
objektif pasien/klien. Keunikan hubungan perawat dan klien harus dipelihara
interaksidinamikanya dan kontuinitasnya. Penerimaan dan pengakuan keperawatan
sebagai
pelayanan professional diberikan dengan perawat professional sejak tahun 1983, maka
upaya
perwujudannya bukanlah hal mudah di Indonesia.
TINJAUAN TEORI

Definisi filosofi keperawatan

Filosofi keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh


seorang perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambil keputusan
dan bertindak/berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan
pada klien dalam rentang sehat-sakit. Nilai-nilai yang mendasari
konsepkeperawatan diantaranya:

1)      Konsep tentang manusia


2)      Konsep tentang kesehatan
3)      Konsep tentang lingkungan
4)      Konsep tentang keperawatan
Pendapat para pakar keperawatan tentang filosofi keperawatan 
Beberapa pendapat diantaranya:

a. Jean Watson

(Caring) Caring adalah suatu ilmu pengetahuan yang mencakup suatu hal
berperikemanusiaan,orientasi ilmu pengetahuan manusia ke proseskepedulian
pada manusia, peristiwa, dan pengalaman.Ilmu pengetahuan caring meliputi
seni dan umat manusia sepertihalnya ilmu pengetahuan. Perilaku caring
meliputi mendengarkan penuh perhatian, penghiburan,kejujuran, kesabaran,
tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat suatu
keputusan
b. Florence Nightingale (Modern nursing)
Florence Nightingale adalah sebagai prionir era modern dalam pengembangan
keperawatan yang dikembangkan sangat dipengaruhi oleh pandangan filosofinya
tentang interaksi klien dan lingkungannya. Iamelihat penyakit sebagai proses
pergantian atau perbaikan reparative proses. Manipulasi dari lingkungan eskternal
perbaikan dapat membantu proses perbaikan atau pergantian dan kesehatan klien.

Menurut beberapa pendapat diatas, menurut kami filosofi keperawatan adalah


pedoman dan pegangan dalam sikap dan tingkahlaku dalam melaksanakan
praktek keperawatan terhadap klien dalam rentang sehat-sakit. Dengan konsep
yang mendasari keperawatan diantaranya: manusia, kesehatan, lingkungan, dan
keperawatan
Definisi Paradigma keperawatan

Paradigma keperawatan menurut Gaffar (1997) adalah cara pandang yang


mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi
dan
memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam
keperawatan Dengan
demikian paradigma keperawatan berfungsi sebagai acuan atau dasar dalam
melaksanakan praktek keperawatan yang bersifat professional. Dengan
dasar tersebut, sesuatu yang mungkin terjadi di mana dua orang dengan
paradigma
yang berbeda akan memandang suatu fenomena dengan cara Berbeda
sehingga menimbulkan penarikan kesimpulan yang berbeda pula. Hal ini
juga berlaku dalam keperawatan, dengan objek observasi yang sama
perawat
dengan latar belakang atau bidang yang berbeda mungkin akan melihat
masalah yang timbul berbeda dan menuntun pada perbedaan diagnosa serta
perencanaan keperawatan.
LANJUTAN….

Keperawatan sebagai ilmu juga memiliki paradigma sendiri dan


sampai saat ini paradigma keperawatan masih berdasarkan
empat komponen yang diantaranya manusia, keperawatan,
kesehatan dalam rentang sehat-sakit dan lingkungan. Sebagai
disiplin ilmu, keperawatan akan selalu berkembang untuk
mencapai profesi yang mandiri seiring dengan perkembangan
ilmu dan teknologi kesehatan sehingga paradigma
keperawatan akan terus berkembang.
Komponen Paradigma Keperawatan
1.Konsep Manusia
Komponen ini merupakan komponen pertama sebagai salah satu fokus dari
pelayanan
keperawatan. Manusia bertindak sebagai klien dalam konteks paradigma
keperawatan ini
bersifat individu, kelompok dan masyarakat dalam suatu sistem tersebut dapat
meliputi :
 Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan pengaruhi oleh lingkungan
baik fisik,
psikologi, sosial maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan
selalu
terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
 Sistem adaptif, manusia akan merespon terhadap perubahan yang ada di
lingkungannya yang
akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaftif.
 Sistem personal, interpersonal dan social, manusia memeiliki persepsi, pola
kepribadian
dan tumbuh kembang yang berbeda.
2.Konsep Keperawatan
Konsep ini adalah suatu bentuk pelayanan kesehatan yang bersifat
profesional dalam
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang dapat ditunjukkan kepada
individu, keluarga atau
masyarakat dalam rentang sehat sakit. Dengan demikian konsep ini
memamng bahwa bentuk
pelayanan keperawatan yang diberikan pada klien dalam bentuk
pemberian asuhan
keperawatan adalah dalam keadaan tidak mampu, tidak mau dan tidak
tahu dalam proses
pemenuhan kebutuhan dasar.

3.Konsep Sehat Sakit

Rentang Sehat rentang Sakit


. . . . . .
.
Sejahtera ¼ Sehat ¼ sehat ¼ setengah ¼ sakit ¼ sakit ¼
mati
Sekali normal sakit kronis
Jenis atau Tingkat Teori Keperawatan

Teori keperawatan merupakan pernyataan yang


terorganisir dan sistematik dan berhubungan dengan
pertanyaan didalam displin keperawatan. . Ada tiga
tingkatandalam teori; grand theory, middle range theory,
and practice theory/micro theory/situation specific theory
(Meleis A, 1997)
1. Grand Theory
Grand theory merupakan satu atau beberapa konsep yang
spesifik yang didapatkan dari model konseptual, preposisi yang
didapatkan dari konsep tersebut dan preposisi tersebut nyata dan
hubungan yang spesial antara dua konsep atau lebih. Grand
theory kurang abstrak dan lebih spesifik dibanding model konseptual
tetapi tidak se-konkrit dan sespesifik middle range theory (Fawcett,
2005). Grand theory merupakan teori yang cakupannya luas dan
kompleks, terdiri dari kerangka kerja konseptual global yang
mendefinisikan perspektif praktek keperawatan dan melibatkan
perbedaan cara dalam melihat fenomena keperawatan, memuat
konsep yang menggabungkan teori-teori dengan cakupan lebih kecil
(Tomey & Aligood, 2010).
2. Middle Range Theory
Dalam lingkup dan tingkatan abstrak, Middle Range
theory cukup spesifik untuk memberikan petunjuk riset  dan
praktik, sebagai petunjuk riset dan praktik , Middle Range
Theory lebih banyak digunakan  dari pada  Grand Theory, dan dapat
diuji dalam pemikiran empiris.

Middle Range Theory memiliki hubungan  yang lebih kuat


dengan penelitian dan praktek. Hubungan antara penelitian dan
praktek  menurut Merton (1968), menunjukan bahwa  Middle
Range Theory  amat penting dalam disiplin praktek, selain
itu  Walker and Avant (1995) mempertahankan bahwa Middle
Range Theory menyeimbangkan kespesifikannya dengan konsep
secara  normal yang nampak dalam Grand Theory.  Middle Range
Theory memberikan manfaat bagi perawat, mudah
diaplikasikan  dalam praktek dan cukup abstrak secara ilmiah.
3.  Practice Theory/Micro Theory
Practice theory lebih spesifik dan jelas cakupannya
dibanding middle range theory, teori pada level ini juga
didefinisikan juga sebagai prescriptive theory, situations-spesific
theory, dan micro theory. Practice theory menetukan tindakan
atau intervensi keperawatan yang cocok untuk mencapai tujuan
tertentu, fokus pada fenomena keperawatan yang spesifik
dengan memberikan arahan langsung pada praktek keperawatan
dan mempunyai pernyataan teoritis yang jelas, hipotesis dengan
menguraikan kejelasan fenomone. Practice theory menyediakan
kerangka kerja untuk intervensi keperawatan dan memprediksi
hasil dan efek dari praktek keperawatan itu sendiri (Peterson &
Bredow, 2004).

Anda mungkin juga menyukai