Anda di halaman 1dari 36

Gizi Ibu Hamil

Alibbirwin
STIKes Pertamedika
Tujuan
 Menjelaskan pentingnya asupan
makan yang adekuat pada masa pra
kehamilan
 Menjelaskan pentingnya asupan
makan yang adekuat pada masa
kehamilan
 Menjelaskan asupan zat gizi pada
waktu tepat di masa kehamilan
Pertumbuhan pada masa
kehamilan
 Pertumbuhan plasenta
Terdapat dua komponen yang
berhubungan dengan plasenta yaitu :
 Kantung Cairan ketuban (amniotic
sac)
Kantung seperti balon yang berisi cairan
tempat janin (fetus) berkembang
 Tali pusat (umbilical cord)
Struktur seperti tali yang terdiri dari
saluran darah janin yang
menghubungkan janin dengan plasenta.
Plasenta
Fetus in Relation to Placenta
Future Health of An Individual Depends on the
Nutritional Foundation Established in Prenatal Life
Pertumbuhan Janin
Tahap-tahap tumbuh kembang janin
 Fase germinal (zigot)
Beberapa hari setelah sel telur dibuahi oleh sperma, terjadi peristiwa
dimana dari satu sel membelah menjadi banyak sel. Pada dua minggu
kehamilan sel tersebut menempel pada dinding rahim yang dinamakan
implantasi. Sel terus melakukan pembelahan yang sangat cepat dan
menjadi embrio.
 Fase embrional
Pada masa ini, dari masa germinal yang sangat pesat dimana sel-sel
membelah setiap 24 jam akan mulai melambat sampai pada minggu ke-
10 kehamilan. Pada minggu ke-8 kehamilan embrio telah memiliki system
saraf pusat yang lengkap, denyut jantung, system pencernaan, jari kaki
dan tangan dan mulai terbentuk wajah.
 Fase fetus
Periode pertumbuhan organ mencapai kesempurnaan saat tujuh bulan
berikutnya.

Pada fase germinal dan embrional adalah masa/periode


kritis, yaitu dimana sel membelah dengan sangat cepat
dan apabila pada periode tersebut proses pembelahan
tidak sempurna maka tidak dapat diperbaiki.

Periode kritis untuk pertumbuhan sel saraf adalah pada


17-30 hari kehamilan.
Tanda-tanda kehamilan adalah
dengan adanya perubahan

 fisiologi tubuh
 komposisi hormon
 perubahan metabolisme
Perubahan Faali Pada
kehamilan
 Mamae
 membesar karena terbentuk lemak disekitar alveolus
 Adanya kerja hormon somatomotropin (pesiapan
untuk laktasi), estrogen (hipertropi system
saluran) dan progesteron
 Sirkulasi darah
 peningkatan curah jantung
 tekanan darah pada kaki meningkat yang menyebabkan
oedema
 volume plasma tetap sampai dengan minggu ke 12 dan
meningkat pada minggu ke 34. Dengan tujuan membawa
zat gizi kepada janin dan zat sisa
 volume sel darah merah meningkat yang
menyebabkan konsentrasi darah sel darah merah
dan hemoglobin menurun
 Sistem Pernapasan
 Pada usia kehamilan 32 minggu sering terdapat
sesak napas karena usus tertekan oleh uterus
yang membesar ke arah diafragma
 Bernapas lebih dalam untuk memenuhi
kebutuhan oksigen yang meningkat  20%
 Sistem pencernaan
 bulan pertama kehamilan sering tejadi mual
yang disebabkan adanya perubahan
hormonal dalam tubuh
 tonus otot pencernaan menurun karena
motilitas seluruh system pencernaan
berkurang, sehingga sering menimbulkan
konstipasi
 panas lambung (heartburn) karena
masuknya kembali asam lambung ke oesofagus
 Ureter
 Uterus membesar sehingga kandung kemih
tertekan yang menyebabkan sering buang air
kecil (pada awal kehamilan)
 Kepala janin turun ke bawah di atas panggul
menyebabkan sering buang air kecil (pada
akhir kehamilan)
 Kulit
 Pigmentasi yang timbul pada kulit ibu yang
diakibatkan oleh pengaruh “melanophore
stimulating hormone (MSH)” pada lobus
anterior hipofisis yang meningkat
 Penumpukan pigmen biasanya pada dahi, pipi
dan sekitar leher
 Jumlah cairan meningkat
Pengaruh Status Gizi
Terhadap Proses Kehamilan
 Berat Badan Prakonsepsi dan
Penambahan Berat Badan
 Kekurangan Berat Badan Prakonsepsi
 Wanita yang berat badannya kurang sebelum
kehamilan cenderung akan melahirkan lebih cepat
(prematur) dan melahirkan bayi dengan berat lahir
ringan BBLR (bayi berat lahir rendah) yaitu kurang
dari 2500 gram. BBLR merupakan salah satu resiko
tinggi untuk kematian bayi.
 Kelebihan Berat Badan Prakonsepsi
 Wanita yang kelebihan berat badan sebelum
kehamilan, lebih mungkin untuk mendapatkan
hipertensi, diabetes dan meningkatnya resiko
angka kematian anak.
 Kenaikan Berat Badan yang Tidak Adekuat
 Wanita dengan berat badan normal dan berat
badan kurang, kenaikan berat badan ibu selama
kehamilan berhubungan langsung dengan berat
badan bayinya, dan resiko melahirkan BBLR
meningkat dengan kurangnya kenaikan berat
badan selama kehamilan.
 Kenaikan Berat Badan yang Berlebihan
 Kenaikan 3 kg atau lebih perbulan dapat
diakibatkan oleh makan yang berlebihan,
terkumpulnya cairan, kemungkinan mulai terjadinya
kehamilan yang menginduksi hipertensi, dan
kehamilan kembar. Kenaikan berat badan total
yang sangat tinggi, dihubungkan dengan
meningkatnya resiko operasi persalinan, trauma
persalinan dan kematian bayi. Selain itu kelebihan
lemak yang disimpan cenderung menetap setelah
melahirkan.
IMT Penambahan Penambahan
(sebelum BB selama BB/mgg
hamil) kehamilan (kg) (trimester II dan
III) (kg)
Rendah 12.5-18 0.5
Normal 11.5-16 0.4
Overweight 7-11.5 0.3
Obese < 6.8 tergantung
Komplikasi Kehamilan
dengan Implikasi Gizi
 Hiperemesis
 Mual (nausea) dan muntah (vomiting) atau “morning
sickness” sering terjadi pada trimester pertama
kehamilan. Walaupun keadaan ini sangat mengganggu,
namun mual dan muntah jarang sampai parah dan lama
sehingga dapat mengganggu status gizi. Muntah yang
parah dikenal sebagai hiperemesis gravidarum yang
kadang-kadang dapat terjadi. Hal ini mengakibatkan
kehilangan cairan dan elektrolit dan terbatasnya masukan
seluruh zat gizi lain.
 Anemia
 Masa dari sel darah merah mengembang sekitar 15%
selama kehamilan, dan ini memerlukan kenaikan
substansi zat besi dari ibu. Karena itu apabila konsumsi
zat besi dalam makanan kurang maka akan mudah sekali
terjadi anemia. Hal tersebut akan mengganggu keadaan
janin karena zat besi ini diperlukan untuk deposisi
simpanan janin. Meningkatkan risiko BBLR, kelahiran dini
dan kematian perinatal.
 Preeklampsia
 Preeklampsia yang diinduksi oleh kehamilan
ditandai dengan hipertensi, albuminuria, dan
edema yang berlebihan. Hal ini umumnya terjadi
pada trimester ketiga kehamilan. Penyebabnya
tidak diketahui, tetapi makanan yang cukup kalori,
protein, kalsium dan natrium dihubungkan dengan
rendahnya insiden hipertensi yang diinduksi oleh
kehamilan.
 Konstipasi
 Konstipasi adalah hal yang paling sering terjadi
selama separuh terakhir dari kehamilan. Hal ini
akibat dari menurunnya motilitas saluran
pencernaan, meningkatnya kadar progesteron,
meningkatnya tekanan pada saluran pencernaan
karena membesarnya uterus, dan menurunnya
aktivitas fisik.
 Diabetes
 Untuk wanita diabetes yang hamil atau
wanita yang menjadi intoleransi terhadap
glukosa atau diabetes gestasional selama
kehamilan, tujuannya adalah
mempertahankan normoglisemia selama
kehamilan. Buruknya pengontrolan
terhadap kadar gula darah selama
kehamilan berkaitan dengan meningkatnya
malformasi kongenital dan kematian janin.
Pada kenyataannya sangat penting bagi
wanita diabetes mengontrol gula darah
sebelum terjadi kehamilan, karena itu
dapat mencegah terjadinya resiko
preeklampsia dan bayi dengan malformasi.
Makanan atau bahan yang
berpotensi toksin
 Kafein
 Penggunaan kafein akan menyebabkan risiko bayi
lahir mati, abortus spontan dan persalinan
premature
 Alkohol
 Alkohol dapat dengan mudah masuk ke dalam
plasenta yang akan menyebabkan kebutuhan zat
gizi dan oksigen untuk perkembangan otak
berkurang. Dan akan terjadi Fetal Alkohol
Syndrome (FAS) dengan tanda-tanda :
 Kegagalan pertumbuhan pre dan post natal
 Kerusakan otak dan sistem saraf (keterbelakangan
mental, lemah dalam koordinasi gerak dan hiperaktif)
 Wajah abnormal
 Meningkatnya frekuensi lahir cacat seperti sumbing,
kelainan jantung, pendengaran, alat kelamin dan
system saluran kemih
 Pica
 Keinginan untuk mengkonsumsi substansi bukan
makanan seperti tanah liat, lem, kapur, dsb. Hal ini
akan menyebabkan gangguan asupan zat gizi dari
makanan yang selanjutnya akan menjadi anemia,
keacunan, infeksi parasit dan penyumbatan
lambung.

 Merokok
 Efek pada bayi adalah menurunnya aliran darah ke
plasenta. Bagi ibu dapat menyebabkan
pertambahan BB yang rendah dan menyebabkan
terjadinya BBLR, premature dan abortus spontan
 penggunaan obat terlarang
 Menyebabkan premature
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Keadaan Gizi Ibu Hamil
 Sosial Ekonomi dan Budaya
 Keadaan sosial ekonomi dan budaya
seseorang seperti tingkat pendapatan,
kebiasaan makan, pola makan sehari-hari dan
adanya kepercayaan/tahyul akan
berpengaruh terhadap keadaan gizi ibu hamil.
 Komplikasi Kehamilan
 Komplikasi kehamilan yang sering terjadi
seperti telah diuraikan di atas, akan sangat
mempengaruhi keadaan gizi ibu hamil jika
komplikasi tersebut tidak segera ditangani.
 Umur Kehamilan
 Kebutuhan energi dan zat gizi pada ibu
hamil akan berbeda pada trimester I
dengan trimester II dan III.
 Primipara/multipara
 Primipara (kehamilan 1) biasanya akan
menimbulkan efek psikologis yang
berbeda dengan multipara (kelahiran
berulang-ulang) yang mempengaruhi
pada konsumsi zat gizi ibu hamil
tersebut.
Kebutuhan Energi dan Zat
Gizi Untuk Ibu Hamil
 Energi
 Kebutuhan energi tergantung umur, aktivitas, tinggi badan,
berat badan sebelum dan selama kehamilan. Kecukupan
energi sangat penting untuk :
 pembentukan jaringan baru untuk janin dan ibu
 peningkatan metabolisme untuk pembentukan jaringan baru
 kebutuhan energi disesuaikan dengan perkembangan berat
badan
 Cara yang mudah untuk mengevaluasi intake energi
makanan adalah memonitor berat badan. Sedangkan
penambahan energi yang dianjurkan adalah 300 kalori.
 Protein
 Total protein yang dianjurkan adalah 60 gram per hari atau
ada penambahan 30 gr dari kebutuhan sebelum hamil atau
1,3gr/kg BB perhari. Protein diperlukan untuk pertumbuhan
normal dari jaringan, pembesaran uterus dan payudara,
pembentukan sel darah dan protein sesuai dengan
bertambahnya volume darah.
 Zat Besi
 Selama kehamilan dibutuhkan zat besi yang
lebih banyak, terutama setelah kehamilan 6
bulan. Penambahan zat besi 4 mg/hari
diperlukan untuk janin, persedian mengganti
yang hilang waktu melahirkan dan
pembentukan sel darah merah yang
meningkat jumlahnya. Meningkatnya zat besi
pada ibu hamil tidak dapat dicukupi dari
makanan saja. Karena itu perlu penambahan
preparat besi/tablet besi.
 Pika, konsumsi dari substansi yang biasanya
bukan makanan, terutama sering terjadi pada
wanita dengan defisiensi zat besi. Substansi
pika ini dapat menggantikan makanan bergizi
dan dapat mengganggu absorbsi zat gizi dari
makanan dan suplemen zat gizi lainnya.
 Seng
 Absorbsi seng dihambat dengan masuknya
zatbesi dan asam folat dalam jumlah besar.
Ibu hamil yang memakan suplemen zat besi
dan asam folat harus mengkonsumsi
makanan yang kaya seng setiap hari.
 Kalsium
 Pada waktu janin lahir telah menimbun lebih
kurang 22 gr kalsium yang dilakukan secara
bertahap. Oleh karena itu kebutuhan kalsium
dianjurkan 1200 mg/hari yang diperlukan
untuk janin dan ibunya untuk persiapan
menyusui.
 Asam Folat
 Masukan asam folat yang dianjurkan
meningkat menjadi 400g pada
kehamilan. Hal ini diperlukan baik
untuk produksi sel darah merah ibu
maupun sintesis DNA pada janin dan
pertumbuhan plasenta.
Pedoman Perencanaan
Menu Seimbang
 Tujuan dari pendidikan dan intervensi
selama kehamilan adalah agar ibu
hamil :
 mengenali atau mengubah kebiasaan yang
dapat mengganggu status gizi dan hasil
kehamilan yang optimal
 mencapai kenaikan berat badan sesuai dengan
yang dianjurkan
 mempersiapkan mental untuk menghadapi
perubahan fisiologis yang terjadi selama
kehamilan yang dapat mengganggu masuknya
makanan bergizi secara optimal.
 Makanan yang diberikan sehari
harus terdiri dari :
 Sumber zat tenaga
 Dapat terdiri dari nasi, jagung, roti, mie,
dan sebagainya.
 Sumber zat pembangun
 Dapat terdiri dari ikan/pengganti,
kacang-kacangan, tempe/tahudan susu.
 Sumber zat pengatur
 Terdiri dari sayuran dan buah-buahan.
 Syarat Makanan untuk Ibu
Hamil :
 Porsi kecil tapi sering
 Cukup cairan
 Mudah dicerna
 Tidak merangsang saluran pencernaan
 Disesuaikan dengan kebutuhan
Status of the Mother at the
Time of Conception is Known
to be as Important to the
Outcome of Pregnancy as Diet
During Pregnancy
Nutrition of the mother is a
major determinant of fetal
growth, size and health of the
infant at birth.
Recommendations
 EVERY pregnant woman should have a nutritional
assessment
 EVERY pregnant woman should receive nutrition
education
 EVERY pregnant woman should have a supplement
of 30 mg of Ferrous Iron
 Where warranted from assessment a zinc
supplement of 30 mg, copper supplement of 2 mg
 Calcium supplements for women < 25 with < 600 mg
calcium/day
 Vegetarians should have a supplement
 Women at risk should have a supplement

Anda mungkin juga menyukai