Anda di halaman 1dari 6

STUNTING DI INDONESIA

· REPUBLIKA.CO.ID-04/05/2021 .
• Indonesia menempati posisi keempat dunia dan posisi kedua di Asia Tenggara dalam kasus
stunting ini.
• Global Nutrition Report (GPR) 2018, prevelansi stunting Indonesia menduduki peringkat
ke-108 dari 132 negara.
• Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) pada 2019, kasus stunting di Tanah Air
mencapai 27,7% (6,3 juta balita dari populasi 23 juta ). Artinya, 1 dari 4 balita di Indonesia
mengalami stunting.
• PBB memperkirakan Covid-19 memicu ancaman stunting terhadap hampir 7 juta anak dan
180.000 di antaranya terancam meninggal. (bbc.com/indonesia, 02/08/2020)
• 54 persen angkatan kerja tidak maksimal karena pada 1000 kelahiran pertama pernah
mengalami masalah stunting (merdeka.com, 31/10/2020)
• PBB memperkirakan Covid-19 memicu ancaman stunting terhadap hampir 7 juta anak dan
180.000 di antaranya terancam meninggal. (bbc.com/indonesia, 02/08/2020)
PENYEBAB STUNTING
• Disparitas ekonomi tinggi, kesenjangan gaya hidup antara si kaya dan si miskin
• Beragam kebijakan impor pangan - masuknya korporasi pangan asing
• Demokrasi lahir dari ideologi kapitalisme yang profit oriented, hingga daya beli masyarakat
sangat rendah
• distribusi kekayaan terhambat sekat-sekat kedaerahan
• kebijakan yang dihasilkannya sering kali mengabaikan hajat hidup publik, bahkan
mempertaruhkan kualitas generasi.
SOLUSI
• Pemenuhan kebutuhan pangan dan nutrisi masyarakat individu per individu. Negara juga
tidak mendominasikan ketersediaan pangan semata-mata pada impor.
• Negara fokus pada peningkatan produksi pertanian dan pangan, berikut segala riset dan
jaminankelancaran seluruh proses pengadaannya.
• Negara juga memiliki akurasi data untuk ketersediaan dan distribusi pangan agar tepat
sasaran
• Jaminan ketahanan dan pembangunan keluarga yang berlandaskan akidah Islam. Agar
keluarga mampu menjadi pilar peradaban.
• memberikan jaminan dan perlindungan agar keluarga Indonesia mampu tumbuh kembang
secara optimal. Termasuk dalam hal akses terhadap asupan tinggi gizi dan pelayanan
kesehatan.
TUJUH PILAR SISTEM KESEHATAN ISLAM.
1. fungsi negara yang sehat
2. kekuasaan bersifat sentralisasi dan administrasi bersifat desentralisasi
3. pembiayaan berbasis baitulmal dan bersifat mutlak
4. pengadaan SDM kesehatan berbasis sistem pendidikan Islam
5. fasilitas kesehatan dan unit teknis lain milik negara berfungsi sebagai perpanjangan fungsi
negara
6. riset terkini untuk kecepatan penanganan wabah.
7. politik industri berbasis industri berat

Anda mungkin juga menyukai