Anda di halaman 1dari 25

PELAYANAN

KESEHATAN KERJA

dr. Adam Herman, M.Med (OM), SpOk


IDKI Cabang Batam
Pengertian Kesehatan Kerja menurut Joint
ILO/WHO Committee tahun 1995 :

 Promosi dan pemeliharaan derajat yang setinggi-tingginya


dari kesehatan fisik, mental dan sosial dari pekerja pada
semua pekerjaan;
 pencegahan gangguan kesehatan pada pekerja yang
disebabkan oleh kondisi kerja mereka;
 perlindungan pekerja dalam pekerjaan mereka dari resiko
akibat faktor-faktor yang mengganggu kesehatan;
 penempatan dan pemeliharaan pekerja dalam suatu
lingkungan kerja yang sesuai dengan kemampuan fisik dan
psikologisnya; dan
 sebagai kesimpulan, penyesuaian pekerjaan, terhadap manusia
dan setiap manusia terhadap pekerjaannya.
Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja
 Untuk meningkatkan dan memelihara derajat
sejahtera sempurna dari fisik, mental dan
sosial para pekerja dalam semua jenis
pekerjaan
 Mencegah jatuh sakitnya pekerja karena
pekerjaannya
 Melindungi pekerja di tempat kerjanya dari
resiko yang membahayakan kesehatan
 Menempatkan dan menjaga pekerjaan pada
lingkungan kerja yang sesuai bagi dirinya
ORGANISASI

Pelayanan Kesehatan Kerja


 Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
 Permennaker No. Per. 01/Men/1998
PELAYANAN KESEHATAN KERJA
(Occupational Health Services)
 Pelayanan Kesehatan yang dilakukan untuk
pencegahan, diagnosa, menangani kecelakaan kerja
atau penyakit yang berhubungan dengan pekerjaan
serta pemberian rehabilitasi terhadap pekerja yang
mengalami kecelakaan atau penyakit di tempat kerja.
 Salah satu lembaga K3 di perusahaan, sebagai sarana
perlindungan tenaga kerja terhadap setiap gangguan
kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau
lingkungan kerja
 Sarana penyelenggaraan upaya kesehatan kerja yang
bersifat komprehensif (promotif, preventif, kuratif
dan rehabilitatif)
 Diatur dalam Permennakertrans No. Per.
03/Men/1982
Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982

 Memberikan bantuan kepada TK dalam penyesuaian diri


 Melindungi TK thd. gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja.
 Meningkatkan kesehatan badan, kondisi mental (rohani)
dan kemampuan fisik tenaga kerja
 Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi
CARA PENYELENGGARAAN PELAYANAN KESEHATAN KERJA
Permennakertrans No. Per. 03/Men/1982
 Diselenggarakan sendiri oleh pengurus :
 Poliklinik perusahaan
 Rumah sakit perusahaan
 Diselenggarakan melalui pengadaan ikatan/kerja sama dengan
dokter atau pelayanan kesehatan lain :
 JPK (Jaminan Pelayanan Kesehatan Kerja) Jamsostek (KURATIF)
 Dokter praktek swasta (KURATIF)
 Puskesmas
 Poliklinik swasta
 Rumah sakit
 Dan lain-lain
 Diselenggarakan secara bersama antar beberapa perusahaan:
 Rumah sakit pekerja
 Dan lain-lain
Bentuk Penyelenggaraan Berdasarkan Jumlah Tenaga Kerja Dan
Tingkat Bahaya Di Tempat Kerja

No. Jumlah Tenaga Tingkat Bahaya Cara Penyelengaraan


Kerja
1 > 500 orang Rendah atau tinggi  Berbentuk klinik
 Dipimpin oleh seorang dokter yg praktek tiap hari
kerja
 Tiap shift kerja mempekerjakan lebih 500 orang,
harus ada poliklinik jaga tiap shift
2 200 – 500 orang Tinggi  Idem
3 200 – 500 orang Rendah  Berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani oleh
paramedis)
 Dipimpin oleh dokter yg praktek tiap 2 (dua) hari
sekali
4 100 – 200 orang Tinggi  Idem
5 100 – 200 orang Rendah  Berbentuk klinik, buka tiap hari kerja (dilayani oleh
paramedis)
 Dipimpin oleh dokter yg praktek tiap 3 (tiga) hari
sekali
6 < 100 orang  Dapat menyelenggarakan PKK bersama
(bergabung) dengan perusahaan lain
Syarat Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja

1) Mendapatkan Pengesahan
2) Dipimpin dan dijalankan oleh dokter
pemeriksa kesehatan tenaga kerja
3) Mempunyai sarana dan fasilitas
4) Menyampaikan laporan

Semua dokter dan paramedis yang memberikan pelayanan kesehatan kerja harus sudah
mengikuti pelatihan hiperkes (sertifikat hiperkes)
Pelayanan Kesehatan Kerja Secara m
Komprehensif
NAB c

Promotif: Preventif: Kuratif : Rehabilitatif:


-Pemeriksaan kes. -Pemeriksaan Pengobatan -Alat bantu dengar
Kerja kes.kerja - P3K -Protese
-Pembinaan -Imunisasi - Rawat jalan -Mutasi
-Gerakan O.R -APD - Rawat inap -Kompensasi
-Tdk merokok -Rotasi
-Gizi seimbang -Pengurangan
-Ergonomi waktu kerja
-Pengendalian
lingk.kerja
-Higiene sanitasi
Fungsi Dan Peranan Pelayanan Kesehatan Kerja
Agar Optimal

 Pengurus wajib memberikan kebebasan profesional


kepada dokter yang menjalankan Pelayanan Kesehatan
Kerja.
 Dokter dan tenaga kesehatan dalam melaksanakan
Pelayanan Kesehatan Kerja bebas memasuki tempat-
tempat kerja untuk melakukan pemeriksaan-pemeriksan
dan mendapatkan keterangan-keterangan yang
diperlukan.
Personel :

 Dokter :
 UU No. 1/ 1970 pasal 8

 Permennakertrans No. Per. 01/Men/1976

 Permennakertrans No. Per. 02/Men/1980

 Permennakertrans Per. 03/Men/1982

 Paramedis Perusahaan :
 Permennaker No. 01/1979
Personil
 DOKTER PERUSAHAAN :
dokter yang ditunjuk atau bekerja di perusahaan yang bertugas atau
bertanggung jawab atas higiene perusahaan keselamatan dan
kesehatan kerja.

 DOKTER PEMERIKSA KESEHATAN TENAGA KERJA :


dokter yang ditunjuk oleh pengusaha yang telah mengikuti training
hiperkes dan dibenarkan/mendapat pengesahan oleh Direktur
Jenderal BINAWAS-DEPNAKER.

 PARAMEDIS PERUSAHAAN :
tenaga paramedis yang ditunjuk atau ditugaskan untuk
melaksanakan atau membantu penyelenggaraan tugas-tugas higiene
perusahaan keselamatan dan kesehatan kerja di perusahaan atas
petunjuk dokter perusahaan.
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA
PERMENAKERTRANS NO. Per. 03 /Men/1982

1. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja


2. Pembinaan & pengawasan Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
3. Pembinaan & pengawasan Lingkungan Kerja
4. Pembinaan & pengawasan sanitair
5. Pembinaan & pengawasan perlengkapan utk kes. tenaga kerja
6. Pencegahan dan pengobatan thd penyakit umum & PAK
7. P3K
8. Latihan Petugas P3K
9. Perencanaan tmp kerja, APD, gizi, & penyelenggaraan makanan di
tmp kerja
10. Rehabilitasi akibat Kec atau PAK
11. Pembinaan thd tenaga kerja yg punya kelainan.
12. Laporan berkala.
OBYEK PENGAWASAN KESEHATAN DAN LINGKUNGAN KERJA

 Sumber bahaya kesehatan (Faktor lingkungan kerja)


 Sumber bahaya di tempat kerja (bahan baku, hasil produksi, hasil antara, hasil
sampingan, peralatan dan proses produksi, cara kerja, limbah, penyimpanan,
pengangkutan dan pemusnahan).
 Kaitannya dengan peraturan perundangan :
 PKK; sarana dan organisasi

 Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja

 Pemantauan lingkungan kerja, NAB

 P3K; petugas, dan Perlengkapan

 Penggunaan APD

 Gizi Kerja; kantin, perusahaan katering

 Tata ruang, kebersihan dan kesehatan tempat kerja

 Pengendalian teknis lingkungan kerja

 Petugas; dokter, Paramedis, ahli/petugas K3 kimia


Ruang Lingkup Pelayanan KK
 6 area promotif & preventif &
 1 area kuratif & rehabilitatif

1. Penempatan pekerja pada pekerjaan/jabatan yg sesuai


dengan kapasitas & status kesehatannya, dilengkapi
dengan surveilans kesehatan kerja (preventif)
2. Promosi kesehatan di TK utk meningkatkan derajat
kesehatan & kapasitas kerja serta pencegahan penyakit
(promotif & preventif)
3. Survailans Kesehatan Kerja
4. Perbaikan lingkungan kerja (preventif)
5. Perbaikan ergonomi (preventif)
6. Pengembangan pengorganisasian pekerjaan dan
budaya kerja (preventif)
7. Pelayanan klinik & rujukan medis (kuratif &
rehabilitatif)
Perkembangan tingkat ekonomi perusahaan, sumber daya manusia dan
tahap pelayanan kesehatan kerja
Tahap IV
Pelayanan
Tahap III komprehensif
Pelayanan Kesehatan
Kerja Standar
Internasional
Tahap II Sasaran semua
Negara • Unit K3 di dalam
Pelayanan Kesehatan
• Definisi (WHO/ perusahaan atau khusus
Kerja Dasar
ILO,1995); outsourcing
pelayanan konvensi
ILO 161, 155; • Isi komprehensif: preventif,
Tahap I
• Pelayanan kesisteman berjen-
Langkah awal njang(BOHS,2007);
promotif, kuratif,
primer rehabilitatif
• Pelayanan primer: kompetensi personil
isi K3 dasar
• Penyakit akut (Declos,2005)
• Cedera akut • Pelayanan primer
• Advis petugas fokus promotif-
Keselamatan Kerja preventif. Kuratif dokter
umum
SDM: Perawat SDM: Dr dan SDM: multidisiplin “spesialis”
SDM: multidisiplin
lapangan Perawat dng bidang K3 dan multi spesialis
pelatihan singkat dng pelatihan khusus
klinik
UKM terorganisasi baik
BS, SI, UK, UKM BS, SI, UK, UKM
dan Perusahaan besar
Perusahaan Besar

KK= Kesehatan Kerja; PAK=Penyakit Akibat Kerja; BS= Bekerja Sendiri, UK=Usaha Kecil,
17
SI= Sektor Informal, UKM= Usaha Kecil Menengah. K3= Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Profesi dalam Pelayanan Kesehatan Kerja
Dasar
ILO & WHO –April 2005
 Tahap I : Tahap Awal
 Perawat, petugas safety (jika mungkin) +
pelatihan singkat PKK  primer
 Tahap II : Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar
(PKKD)
 Dokter, perawat + pelatihan singkat PKK
 Tahap III : Pelayanan Standar Internasional
 Dokter kesehatan kerja (ahli yg dilatih khusus) & tim
 Tahap IV : PKK komprehensif : tim multidisiplin
 (Spesialis dokter kesehatan kerja, perawat, ahli higiene
industri, ergonomis, psikolog)
Model Pelayanan Kesehatan Kerja versi
Kepmenkes No 1758/Menkes/2003 ttg
Pelayanan Kesehatan Kerja Dasar
 Ruang Lingkup
 Pemeriksaan & seleksi kesehatan calon pekerja
 Peningkatan mutu & kondisi tempat kerja
 Penyerasian kapasitas kerja, beban kerja & lingkungan kerja
 Pemeliharaan kesehatan, konseling & rehabilitasi medis
 Pembentukan & pembinaan partisipasi masyarakat pekerja dlm
pelayanan

 Jenis pelayanan : promotif,preventif, kuratif &


rehabilitatif
 Pedoman penyelenggaraan Sistem Kewaspadaan Dini
Kejadian Luar Bisa (KLB)
Model Pelayanan Kesehatan Kerja versi
Kepmenaker
Peraturan Menakertrans No. Per.0s/Men/1982, pasal 2 ttg
Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja :

1. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja, berkala, khusus


2. Pembinaan dan pengawasan atas penyesuaian
pekerjaan terhadap pekerja
3. Pembinaan dan pengawasan terhadap lingkungan
kerja
4. Pembinaan dan pengawasan perlengkapan saniter
5. Pembinaan dan pengawasan untuk kesehatan pekerja
6. Pencegahan dan pengobatan penyakit umum dan PAK
Model Pelayanan Kesehatan Kerja versi
Kepmenaker
Peraturan Menakertrans No. Per.0s/Men/1982, pasal 2 ttg
Tugas pokok pelayanan kesehatan kerja :
7. P3K
8. Pendidikan dan pelatihan pekerja dan petugas P3K
9. Memberikan nasihat mengenai perencanaan & pembuatan
tempat kerja, pemilihan APD, gizi & penyelenggaraan
makanan di tempat kerja
10. Membantu usaha rehabilitasi KAK & PAK
11. Pembinaan dan pengawasan terhadap pekerja yang
mempunyai kelainan kesehatan tertentu
12. Melaporkan berkala pelayanan kesehatan kerja pada
pengurus
Team Kesehatan Kerja
Kesehatan Kerja merupakan bagian dari team
yang meliputi :
Industri Kesehatan
 Safety Professional  Perawat

 Higiene Industri  Asisten Dokter

 Pewakilan Pekerja  Dokter Perusahaan

 Manajemen  Rehabilitasi Medis

 Fisika Kesehatan  Epidemiologist

 Ergonomist  Klinik

 Environmental Engineer  Rumah Sakit

22
Fungsi Dokter Kesehatan Kerja (DKK)
 Selain berkompetensi menjalankan profesi kedokteran,
juga dituntut memiliki kompetensi berkomunikasi, cost
benefit analysis & fungsi manajemen lainnya
 Visi DKK : pekerja sehat, selamat, sejahtera, & produktif
 Misi: mempertahankan & meningkatkan kapasitas kerja &
derajat kesehatan pekerja yg setinggi-tinginya, sesuai &
selaras dgn visi & misi organisasi
 Obyektif DKK minimal mencakup:
 Nihil PAK
 Penurunan mortalitas & morbiditas penyakit pekerja
 Penurunan absenteeisme
 Penurunan biaya kesehatan
 Peningkatan kebugaran fisik pekerja
Fungsi Dokter Kesehatan Kerja (DKK)
 Strategi pencapaian objektif :
 Rekognisi hazard
 Analisis besar risiko: menetapkan masalah utama & melakukan
cost-benefit analysis
 Perencanaan program :
 Menetapkan program pelayanan kesehatan kerja sesuai prioritas
 Merencanakan sumber daya : dana, SDM, fasilitas, jejaring, sarana
prasarana
 Advokasi
 Kepada pimpinan utk mendptkan persetujuan prinsip & dukungan
kebijakan
 Dgn pimpinan pekerja utk mendapatkan masukan & dukungan
 Pemantapan program
 Menetapkan target yg lebih operasional
Fungsi Dokter Kesehatan Kerja (DKK)
 Pemantapan Program contoh target
 Penurunan jlh perokok : 30%
 Penurunan jlh pekerja obesitas : 50%
 Peningkatan peserta olahraga : 75%
 Peningkatan kegiatan aktivitas fisik : 5 item
 Perbaikan pola makan -3 menu sehat
 Penurunan risiko CVD sebesar 50% bagi seluruh pekerja > 40 thn dlm
waktu 5thn
 Sosialisasi program kepada pekerja & semua pemangku kepentingan
 Menyusun action plan – melibatkan pimpinan & pekerja
 Impelementasi program
 Evaluasi pencapaian target, kenali kendala & masalah kesehatan yg
baru
 Lakukan perbaikan berkesinambungan, mengulangi langkah kesatu
dan seterusnya

Anda mungkin juga menyukai