Program Studi Budidaya Perairan Jurusan Perikanan Faperta UPR 2020 Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya akan bahan organik (C-organik > 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih
Material organik terbentuk secara alami dari sisa-sisa tumbuhan
yang telah terkomposisi serta terakumulasi pada daerah rawa atau genangan air Proses pembentukan gambut di daerah cekungan lahan basah: 1. Pengisian danau dangkal oleh vegetasi lahan basah 2. Pembentukan gambut topogen 3. Pembentukan gambut ombrogen di atas gambut topogen Klasifikasi Lahan Gambut 1. Berdasarkan tingkat kesuburannya: a. Gambut Eutrofik b. Gambut Mesotropik c. Gambut Oligotropik
Gambut di Indonesia sebagian besar tergolong gambut
mesotropik dan oligotropik (Radjagukguk, 1997). Gambut eutropik di Indonesia hanya sedikit dan umumnya tersebar di daerah pantai dan sepanjang aliran sungai 2. Berdasarkan Lingkungan Pembentuknya a. Gambut Ombrogen b. Gambut Topogen
Tingkat kesuburan gambut ditentukan oleh kandungan bahan
mineral dan basa-basa, bahan substratum/dasar gambut dan ketebalan gambut. Gambut di Sumatera relatif lebih subur dibandingkan gambut di Kalimantan 3. Berdasarkan kedalamannya: a. Gambut dangkal (50 – 100 cm) b. Gambut sedang (100 – 200 cm) c. Gambut dalam (200 – 300 cm) d. Gambut sangat dalam (> 300 cm)
4. Berdasarkan proses dan lokasi pembentukannya:
a. Gambut Pantai b. Gambut Transisi c. Gambut Pedalaman
5. Berdasarkan tingkat kematangannya:
a. Gambut Saprik (matang) b. Gambut Hemik (setengah matang) c. Gambut fibrik (mentah) Karakteristik Gambut 1. Karakteristik fisik * Kadar air tanah gambut berkisar antara 100 – 1.300% dari berat keringnya (Mutalib, et al., 1991) * Volume gambut akan menyusut bila lahan gambut didrainase , sehingga terjadi penurunan permukaan tanah (subsiden) * Rendahnya BD gambut menyebabkan daya menahan atau menyangga beban (bearing capacity) menjadi sangat rendah * Kering tidak balik, gambut yang telah mengering dengan kadar air <100% (berdasarkan berat) tidak dapat menyerap air lagi kalau dibasahi Akar yang menggantung pada tanaman yang tumbuh di lahan gambut menandakan sudah terjadi penurunan permukaan (subsiden) 2. Karakteristik Kimia * Kandungan mineral gambut di Indonesia umumnya kurang dari 5% dan sisanya bahan organik * Fraksi organik terdiri dari senyawa-senyawa humat sekitar 10 – 20% dan sebagian besar lainnya adalah senyawa lignin, selulosa, hemiselulosa, lilin, tannin, suberin, protein dan senyawa lainnya * Tingkat keasaman relatif tinggi * Gambut di Indonesia (daerah tropis lainnya) mempunyai kandungan lignin yang lebih tinggi dibandingkan dengan gambut yang berada di daerah beriklim sedang karena terbentuk dari pohon-pohonan (Driessen dan Suhardjo, 1976)