Anda di halaman 1dari 11

KET

Disusun Oleh :
BAYU NOVIANTORO
ESTIK FITRIANI
INDAH PRAISTIAWATI
FADILAH AGUSTIYANI
KUS TRIPANJI WICAKSONO
NURAINI HABIBAH
DIMAS DEPRI TAHIR
LU’LUUL JANNAH
DEFINISI
• Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi
terjadi diluar rongga uterus, tuba falopii merupakan
tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan
ektopik,sebagian besar kehamilan ektopik berlokasi di
tuba,jarang terjadi implantasi pada ovarium,rongga
perut,kanalis servikalis uteri,tanduk uterus yang
rudimenter dan divertikel pada uterus.(Sarwono
Prawiroharjho, 2005)
Etiologi
• a.  Endosalpingitis dapat menyebabkan perlekatan
endosalping, sehingga lumen tuba menyempit atau
membentuk kantong buntu.
• b.  Hipoplasia uteri, lumen tuba sempit dan berkeluk-keluk
dan hal ini sering disertai gangguan fungsi silia
endosalping.
• c.  Operasi plastik dan stenlilasi yang tidak sempurna
dapat menjadi sebab lumen tuba menyempit.
Patofisiologi
• Proses implantasi ovum di tuba pada dasarnya sama
dengan yang terjadi di kavum uteri. Telur di tuba bernidasi
secara kolumnar atau interkolumnar. Pada nidasi secara
kolumnar telur bernidasi pada ujung atau sisi jonjot
endosalping.
TANDA DAN GEJALA
• Nyeri abdomen bawah atau pelvic, disertai amenorrhea atau
spotting atau perdarahan vaginal.
• Menstruasi abnormal.
• Abdomen dan pelvis yang lunak.
• Perubahan pada uterus yang dapat terdorong ke satu sisi oleh
massa kehamilan, atau tergeser akibat perdarahan. Dapat
ditemukan sel desidua pada endometrium uterus.
• Penurunan tekanan darah dan takikardi bila terjadi hipovolemi.
• Kolaps dan kelelahan
• pucat
• Nyeri bahu dan leher (iritasi diafragma)
• Nyeri pada palpasi, perut pasien biasanya tegang dan agak
gembung.
Komplikasi
• Komplikasi kehamilan ektopik dapat terjadi sekunder
akibat kesalahan diagnosis, diagnosis yang terlambat,
atau pendekatan tatalaksana. Kegagalan penegakan
diagnosis secara cepat dan tepat dapat mengakibatkan
terjadinya ruptur tuba atau uterus, tergantung lokasi
kehamilan, dan hal ini dapat menyebabkan perdarahan
masif, syok, DIC, dan kematian.
Penatalaksanaan
• Pada kehamilan ektopik terganggu, walaupun tidak selalu
ada bahaya terhadap jiwa penderita, dapat dilakukan
terapi konservatif, tetapi sebaiknya tetap dilakukan
tindakan operasi. Kekurangan dari terapi konservatif (non-
operatif) yaitu walaupun darah berkumpul di rongga
abdomen lambat laun dapat diresorbsi atau untuk
sebagian dapat dikeluarkan dengan kolpotomi
(pengeluaran melalui vagina dari darah di kavum
Douglas), sisa darah dapat menyebabkan perlekatan-
perlekatan dengan bahaya ileus.
Diagnosa
• Perubahan perfusi jaringan b.d perdarahan yang lebih
banyak pada uterus.
• Defisit volume cairan b.d rupture pada lokasi implantasi ,
perdarahan
• Nyeri b.d rupture tuba fallopii, perdarahan intraperitonial
• Risiko infeksi b.d luka operasi dan pemasangan alat-alat
perawatan
• Duka cita b.d kematian janin
• Kurangnya pengetahuan b.d kurang pemahaman atau
tidak mengenal sumber-sumber informasi.
INTERVENSI
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Perubahan perfusi Setelah diberikan asuhan 1. Awasi tanda vital, kaji pengisisn 1. Memberikan informasi tentang
jaringan berhubungan keperawatan selama…..x jam kapiler, warna kulit atau membran derajat/keadekuatan perfusi
dengan perdarahan diharapkan pasien mampu mukosa dan dasar kuku. jaringan dan membantu
yang lebih banyak mendemonstrasikan perfusi yang 2. Kaji respon verbal melambat, menentukan kebutuhan intervensi.
pada uterus adekuat secara individual dengan mudah terangsang, agitasi, 2. Dapat mengindikasikan gangguan
KH: gangguan memori, bingung. funsi serebral karena hipoksia atau
1. Kulit hangat dan kering 3. Catan keluhan rasa dingin. defisiensi vitamin B12
2. Ada nadi perifer kuat Pertahankan suhu lingkungan dan 3. Fase konstriksi (organ vital)
3. Tanda vital dalam batas tubuh hangat sesuai indikasi menurunkan sirkulasi perifer.
normal 4. Kolaborasi : Berikan SDM yang Kenyamanan pasien atau
4. Pasien sadar/berorientasi lengkap/packed, produk darah kebutuhan rasa hangat harus
5. Keseimbangan sesuai indikasi. Awasi KET Post seimbang dengan kebutuhan untuk
pemasukan/pengeluaran Dateat untuk komplikasi tranfusi. menghindari panas berlebihan
6. Tak ada edema 5. Berikan oksigen tambahan sesuai pencetus fasodilatasi (penurunan
indikasi perfusi organ).
4. Meningkatkan jumlah sel pembawa
oksigen ; memperbaiki defisiensi
untuk menurunkan risiko
perdarahan.
5. Memaksimalkan transfer oksigen
ke jaringan.
2. Defisit volume Setelah diberikan askep 1. Awasi tekanan darah dan 1. Perubahan dapat menunjukkan
cairan yang selama …x jam diharapkan frekuensi jantung efek hipovolemik
berhubungan pasien menunjukkan volume 2. Evaluasi turgor kulit, (perdarahan/dehidrasi
dengan rupture cairan yang adekuat dengan pengisian kapiler dan kondisi 2. Indicator langsung status
pada lokasi criteria hasil : umum membran mukosa cairan/hidrasi
implantasi sebagai 1. Tanda vital stabil 3. Catat respon fisiologis 3. Simtomatologi dapat berguna
efek dari tindakan 2. Nadi teraba individual pasien terhadap dalam mengukur berat/
pembedahan 3. Haluaran urine, berat perdarahan misalnya : lamanya episode perdarahan.
jenis dan pH dalam batas perubahan mental, Memburuknya gejala dapat
normal kelemahan, gelisa, ansietas, menujukkan berlanjutnya
  pucat, berkeringat, tacipnea, perdarahan atau tidak
peningkatan suhu. adekuatnya penggantian
4. Pertahankan pencatatan cairan.
akurat sub total cairan / darah 4. Potensial kelebihan tranfusi
selama terapi penggantian cairan khususnya bila volume
5. Kolaborasi : Berikan cairan Iv tambahan diberikan sebelum
sesuai indikasi tranfusi darah.
6. Memberikan SDM, trombosit, 5. Mempertahankan
dan factor pembekuan keseimbangan cairan/elektrolit
  pada tak adanya pemasukan
melalui oral; menurunkan
risiko komplikasi ginjal.
6. Memperbaiki/ menormalkan
jumlah SDM dan kapasitas
pembawa oksigen untuk
memperbaiki anemi, berguna
untuk mencegah/ mengobati
3. Nyeri yang Setelah dibserika askep 1. Tentukan sifat, lokasi, dan 1. Membantu dalam mendiagnosis
berhubungan dengan selama….x jam diharapkan dirasi nyeri. Kaji kontraksi dan menentukan tindakan yang
rupture tuba fallopii, nyeri pasien hilang dengan KH: uterus, perdarahan, atau nyeri akan dilakukan. KET Post
perdarahan 1. Nyeri hilang tekan abdomen Dateidaknyamanan
intraperitonial 2. pasien dapat 2. Kaji stress psikologi ibu atau dihubungkan dengan aborsi
mendemonstrasikan pasangan dan respon spontan dan molahidatidosa
teknik relaksasi, tanda- emosional terhadap kejadian. karena kontraksi uterus yang
tanda vital dalam batas 3. Berikan lingkungan yang mungkin diperberat oleh infuse
normal, tidak meringis tenang dan aktifitas untuk oksitosin. Ruptur kehamilan
menurunkan rasa nyeri. ektopik mengakibatkan nyeri
Instruksikan klien untuk hebat karena hemoragi yang
menggunakan metode tersembunyi saat tuba fallopii
relaksasi misalnya nafas rupture ke dalam abdomen.
dalam, visualisasi distraksi dan 2. Ansietas sebagai respon
jelaskan prosedur. terhadap situasi darurat dapat
4. Kolaborasi : Berikan narkotik memperberat KET Post
atau sedative berikut obat-obat Dateidaknyamanan karena
praoperatif bila prosedur sindrom KET Post Dateegangan,
pembedahan diindikasikan KET Post Dateakutan dan nyeri.
5. Siapkan untuk prosedur bedah 3. Dapat membantu dalam
bila terdapat indikasi menurunkan tigkat nyeri dan
karenanya mereduksi KET Post
Dateidaknyamanan
4. Meningkatkan kenyamanan,
menurunkan risiko komplikasi
pembedahan.
5. Tindakan terhadap
penyimpangan dasar akan
menghilangkan nyeri

Anda mungkin juga menyukai