Anda di halaman 1dari 92

Penyakit - Penyakit Pada Organ Telinga

Dipresentasikan oleh:

Apry Yanti Jitmau


Cressela P.O. Manuputty
Ellen Grace Indey
Evan M. Rumbarar
Sharon V. Kapisa
Stella Liani Krey
PEMBIMBING :
dr. Rosmini, Sp.THT-KL
dr. Agustina, Sp.THT-KL

SMF THT
RSUD JAYAPURA
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH
2021
Table of Contents
01 02 03
Otitis Eksterna Serumen Benda Asing
Obturan

04 05 06
OMSA-
Otitis Media Gangguan
OMSK
Efusi Pendengaran
(Tuli)
01
Otitis
Eksterna
DEFINISI


Otitis eksterna adalah radang liang telinga luar akut maupun kronis yang disebabkan oleh
infeksi bakteri, jamur dan virus yang dapat terlokalisir atau difusa dan disertai rasa sakit di
telinga.

ETIOLOGI


Perubahan pH di liang telinga, yang biasanya normal atau asam. Bila pH menjadi basa, proteksi terhadap infeksi menurun.

Pada keadaan udara yang hangat dan lembab, kuman dan jamur mudah tumbuh.

Otitis eksterna
sirkumkripta
Otitis Otitis eksterna
eksterna akut
Otitis eksterna
difusa

Otitis eksterna
maligna
 Bakteri
 Otitis Eksterna
Sirrkumkripta
 Otitis Eksterna Difus
 Otitis Eksterna Maligna
Otitis
Infeksi
Eksterna  Jamur
 otomikosis

 Virus
 Herpes Zoster Oticus
 Otitis Eksterna Hemoragik.
Otitis Eksterna Sirkumkripta
(Furunculosis)

DEFINISI
● Otitis eksterna yang terlokalisir akibat infeksi folikrl rambut  Peradangan folikel rambut pada 1/3 luar
MAE (tipe furunkel)
● Tahapan: Selulitis edema  pembentukan pustula
● Nyeri pada telinga, terasa tersumbat dan sekret serous

ETIOLOGI
● Staphylococcus aureus, Staphylococcus albus
Diagnosis
1. Anamnesa
• Rasa nyeri yang hebat
• Nyeri timbul saat tragus ditekan, aurikula ditarik, dan gerakan mandibula waktu membuka mulut.
• Tuli konduktif  bila furunkel besar dan menyumbat MAE.
• Nyeri dan pembesaran kelenjar limfe periaurikuler.

2. Pemeriksaan fisik
Tampak furunkel pada liang telinga
Tampak tragus sakit dan bengkak disertai nyeri yang hebat pada tulang rawan
Sekret  jika terjadi ruptur abses
OTITIS EKSTERNA SIRKUMPKRIPTA
Tatalaksana
• Abses  aspirasi steril untuk mengeluarkan nanah
• Dinding furunkel tebal  insisi dan pasang drain.
• Terapi topikal :
• Antibiotik : Salep polymixin B atau bacitracin
• Antiseptik : asam asetat 2-5 % dalam alkohol
• Terapi simptomatik (analgetik)
- Paracetamol 500mg (3-4x/hari)
- Ibuprofen200-400mg(3-4x/hari)
- Metampiran 500mg (3-4x/hati)
- Metamizole Na 500mg (3-4x/hari)
- Asam mefenamat pemberian awal 500mg kemudian 250mg tiap 6 jam)
Otitis Eksterna difusa (swimmer’s ear)
DEFINISI
Peradangan yang mengenai kulit liang telinga 2/3 dalam.

ETIOLOGI

Bakteri Pseudomonas, E.coli, dan Staphylococcus aureus  yang tersering

FAKTOR PREDISPOSISI

Cuaca yang panas dan lembab  pertumbuhan patogen meningkat


Trauma kulit meatus disertai infeksi bakteri patogen
Gambaran klinis

2. Pemeriksaan Fisik
1. Anamnesa - Tampak kulit liang telinga hiperemis disertai edema
 Otalgia yang tidak jelas batasnya.
 Gatal di liang telinga - Nyeri tekan tragus
 Keluarnya sekret - Liang telinga sangat sempit
telinga berbau - Kadang KGB regional membesar disertai nyeri
 Gangguan tekan.
pendengaran - Terdapat sekret yang berbau
- Pendengaran normal atau sedikit berkurang
Tahapan otitis eksterna difusa
Pre-Inflamatori
Edema stratum korneum, penyumbatan kelenjar sebaseus dan apokrin sehingga terjadi
aural fullness dan rasa gatal

Inflamatory Akut
Eksudat progresif, edema berlanjut, obliterasi lumen dan nyeri

Inflamatory Kronis
Penebalan kulit KAE dan Stenosis kanal
Otitis eksterna difusa

Gambar karbunkel yang menutupi


MAE
Tatalaksana
 Membersihkan liang telinga
 Memasukkan tampon yang mengandung antibiotik ke liang telinga. Pilihan antibiotik yang dipakai adalah
campuran polimiksin B, Neomisin, hidrokortison dan anestesi topikal.

 Antibiotik sistemik
- cefixime 50-100mg (2x/hari)  Analgetik

- Amoxilin 250-500mg tiap 8 jam - Paracetamol 500mg (3-4x/hari)

- Ampicilin 250-500mg tiap 6 jam - Ibuprofen200-400mg(3-4x/hari)

- Erytromisin 250-500mg tiap 6 jam - Metampiran 500mg (3-4x/hati)

- Ciprofloxacin 500mg (2x/hari) - Metamizole Na 500mg (3-4x/hari)

- Levofloxacin 500mg (1x/hari) - Asam mefenamat pemberian awal

- Cotrimoxazole 2tab (2x/hari) 500mg kemudian 250mg tiap 6 jam)


Otitis Eksterna Maligna (OEM)

DEFINISI
Merupakan keadaan agresif dari infeksi jaringan lunak luar dan struktur sekitarnya,
secara cepat menyebar ke periosteum dan skull base yang mengancam nyawa
Biasanya terjadi pada orangtua dengan penyakit Diabetes Mellitus tipe I dan II, dan
imunkompromised
Merupakan tahap akhir infeksi berat dari KAE dan berkembang dari selulitis, kondritis,
periostitis, osteotitis dan akhirnya osteomyelitis

ETIOLOGI
Pseudomonas aeruginosa
Patogenesis

•Pada penderita DM  pH serumen lebih tinggi dibanding pH serumen


nondiabetik  lebih mudah terjadi otitis eksterna  faktor
imunocompromize  otitis eksterna maligna.
•Peradangan meluas secara progresif kelapisan subkutis, tulang rawan dan
ke tulang disekitarnya  kondritis, osteitis dan osteomielitis.
Gambaran Klinis

 Diagnosis pasti:
Rasa gatal di liang telinga, Nyeri hebat, eksudasi, granulasi, edema KAE
Jika terkena saraf fasialis  parese N. VII
Status diabetes dan imunokompromise, kultur (+) pseudomonas aeruginosa

 Pemeriksaan telinga :
• Edema MAE
• Tampak banyak sekret
• MAE tertutup oleh jaringan granulasi
Otitis Eksterna Maligna
Tatalaksana

• Antibiotik dosis tinggi yang efektif untuk Pseudomonas aeruginosa.


• Pada keadaan lebih berat  antibiotik parenteral kombinasi dengan antibiotik
golongan aminoglikosida yang diberikan selama 6-8 minggu.
Golongan aminoglikosida : (amikasi) dewasa: 15 mg/kg 1 kali sehari atau dibagi
menjadi dua dosis. Dosis maksimal 1,5 g/hari. Lama durasi terapi 7-10 hari.
• Tindakan pembersihan luka (debridement) secara radikal.
02
Serumen
Obturan
DEFINISI
Serumen → Hasil produksi kelenjar sebasea,
kelenjar seruminosa, epitel kulit yang terlepas dan
partikel debu.
● Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang
telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini.
● Dalam keadaan normal serumen terdapat di sepertiga luar liang
telinga karena kelenjar tersebut hanya ditemukan di daerah ini.
● Dipengaruhi oleh faktor keturunan, iklim, usia dan keadaan
lingkungan.
● Serumen dapat keluar sendiri dari liang telinga akibat
migrasi epitel kulit yang bergerak dari arah membran
timpani menuju ke luar serta dibantu oleh gerakan rahang
sewaktu mengunyah.
Fungsi Serumen
● Efek proteksi. Serumen mengikat kotoran
● Pengangkut debris epitel dan kontaminan untuk
dikeluarkan dari membran timpani
● Efek bakterisidal, diduga berasal dari komponen asam
lemak, lisozim dan imunoglobulin dalam serumen
Faktor yang menyebabkan serumen terkumpul dan
mengeras di liang telinga
Obstruksikanalisakustikuseksternus

Liangtelingasempit

Produksi serumen banyak dan kental

Adanya eksostosis (pertumbuhan jinak dari permukaan tulang) liang telinga

Serumentedorongolehjaritanganataukebiasaanmengorektelinga
Manifestasi Klinis
● Pendengaran berkurang
● Rasa nyeri timbul apabila serumen keras membatu dan
menekan dinding liang telinga
● Telinga berdengung (tinitus)
● Pusing (vertigo)bila serumen telah menekan membrane
timpani
Diagnosa Banding
Pengelupasan Kolesteato
kulit pada
orangtua m

Keratosiso
Penatalaksanaan
● Serumen yang masih lunak, dapat dibersihkan dengan kapas yang dililitkan
oleh aplikator (pelilit).
● Serumen yang sudah agak mengeras dikait dan dibersihkan dengan alat
pengait.
● Serumen yang lembek dan letaknya terlalu dalam, sehingga mendekati
membran timpani, dapat dikeluarkan dengan mengirigasi liang telinga
(spooling).
● Serumen yang telah keras membatu, harus dilembekan terlebih dahulu
dengan karbol gliserin 10%, 3 kali 3 tetes sehari, selama 2-5 hari (tergantung
keperluan), setelah itu dibersihkan dengan alat pengait atau diirigasi
(spooling).
Teknik Irigasi Liang Telinga
(spooling)
● Pasien tidak mempunyai riwayat sakit telinga yang menyebabkan rupture
gendang telinga, seperti OMSK, maupun riwayat trauma gendang telinga.
● Pasien tidak sedang mengalami sakit telinga luar (otitis eksterna).
03
Benda Asing
Telinga
You can enter a subtitle here if
you need it
Definisi
• Terdapatnya benda asing/Corpus alineum pada liang telinga yang pada
keadaan normal tidak dijumpai.
• Masuknya benda asing ke dalam liang telinga baik secara sangaja maupun
tidak disengaja

Benda asing telinga

Berasal dari luar tubuh(eksogen)


Berasal dari dalam tubuh (endogen) :
(serangga,semut,batu,kecoak,nyamuk,d
serumen
aun dan lainnya)
Masuknya benda Menimbulkan
asing ke kanalis perasaan tersumbat
PATOFISIOLOGI
auditorius eksterna pada telinga

Pasien berusaha Laserasi kulit dan


mengeluarkan benda
asing tersebut dan
melukai membran
benda asing terdorong timpani

- Gangguan pendengaran
- rasa nyeri telinga /otalgia
- adanya resiko terjadinya
infeksi
DIAGNOSIS
ANAMNESIS :
adanya riwayat benda asing

PEMERIKSAAN FISIK :
Otoskopi digunakan untuk melihat adanya benda asing ditelinga

PEMERIKSAAN PENUNJANG :
Benda asing berupa logam : X – ray, ,endoskopi
Tatalaksana
Alat yang dibutuhan untuk mengeluarkan benda asing

1. Spooling set
2. Forsep/ Aligator
3. Serumen Hook
4. Cuman/ Pinset
5. Loop cerumen
Prinsip mengeluarkan
Benda asing
Benda hidup


Prinsip : Benda hidup harus dimatikan terlebih dahulu

Masukkan tampon basah -> tetesi cairan (larutan rifanol) -> biarkan ±10 menit -> kemudian irigasi dengan air bersih dan hangat atau diambil dengan pinset.

Tips praktis : mengunakan minyak kelapa

Benda mati


Benda asing yang besar & permukaan bulat -> ditarik dengan pengait serumen hook

Benda asing yang kecil -> cunam atau pengait

Benda asing lunak -> foscep alligatori
TEKNIK IRIGASI
Mengeluarkan Benda Hidup
• Telinga yang akan diirigasi menghadap pemeriksa
• Letakkan nierbeken pada Pundak pasien untuk menampung air sisa irigasi
• Pinna ditarik ke arah posteriorsuperior, lalu semprotkan air mengarah ke
dindng posterosuperior meatus (Tekanan air akan mendoronng serumen/
benda asing keluar dari MAE.
• Setelah irigasi, inspeksi MAE dan membrane timpani dan keringkan
dengan menggunakan kapas.
• Perhatian ! Gunakan air bersih dengan suhu yang sama dengan suhu
tubuh
Faktor yang m em pengaruhi keberhasilan pengeluaran
benda asing dari liang telinga

Tidak Kooperatif Edema


PENYU
LIT
FAKT
OR
Benda Organik Benda Hidup

Kegagalan
Pada pasien yang tidak koperatif
PENTING !!!

Beresiko merusak membran timpani dan struktur telinga


tengah

PENANGANAN
• Anak harus dipegang sedemikian rupa sehingga tubuh dan
kepala tidak bergerak bebas/ Difiksasi
• Anastesi umum dapat dilakukan pada kasus tertentu
KOMPLIKASI

OTITIS EKSTERNA OTITIS MEDIA KERUSAKAN TELINGA


. Jika korpus alineum TENGAH DAN DALAM
menimbulkan perforasi spontan.
04
OMSA-
OMSK
Otitis Media Supuratif
Akut
(OMSA)
Definisi
Telinga tengah
Mekanisme pertahanan (silia Terganggu OMA/OMSK
mukosa tuba eustachius,
enzim, antibodi)

Tuba eustachius
Sumbatan tuba Infeksi Saluran pendek, lebar,
eustachius Nafas Atas horisontal (bayi)
Stadium OMSA

St. Oklusi St. St. St. St.


Tuba
Eustachi Hiper Supur Perfor Resol
us emis asi asi usi
St. Oklusi Tuba Eustachius
Gambaran retraksi membran timpani
Warna membrane timpani suram
Refleks cahaya tidak terlihat

St. Hiperemis
Nyeri dan rasa penuh di telinga, demam
Tampak pembuluh darah melebar, tampak hiperemi serta edem

St. Supurasi
Pasien tampak sangat sakit, nadi& suhu meningkat, nyeri telinga bertambah
hebat
pemeriksaan otoskop : membran timpani merah,menebal, cembung, menonjol
(bulging) ke arah liang telinga luar
St. Perforasi
anak tertidur tenang, suhu tubuh turun
ruptur membran timpani, keluarnya sekret purulent dari telinga tengah ke telinga
luar

St. Resolusi
bila membran timpani utuh : akan kembali normal
bila membran timpani perforasi : sekret berkurang dan mengering
Gejala klinis
• Nyeri yang dirasakan di dalam telinga
• Demam
• Riw. Batuk pilek sebelumnya
• Rasa penuh di telinga – gangguan pendengaran
• Pada bayi/anak = demam tinggi, gelisah, susah tidur, menjerit saat tidurm
diare, kejang, kadang memegang telinga yang sakit.
Penatalaksanaan
• Antibiotik
• Simtomatik : antipiretik, analgetik
• Nasal dekongestan / terapi alergi
• Operasi : miringotomi untuk drainase
Penatalaksanaan

St. Oklusi • tujuan terapi: membuka kembali tuba eustachius.


• obat tetes hidung HCl efedrin 0,5% dalam larutan
fisiologik untuk anak <12 thn
Tuba • obat tetes hidung HCl efedrin 1% dalam larutan
fisiologik untuk anak yang berumur >12 thn atau dewasa
• sumber infeksi juga harus diobati dengan memberikan
Eustachius antibiotik.
• Antibiotik
• penisilin atau eritromisin, (resistensi : kombinasi dengan asam klavunalat
atau sefalosporin)
• terapi awal diberikan penisilin IM agar konsentrasinya adekuat di dalam
darah.
St. Hiperemis • minimal selama 7 hari.
• Pada anak diberikan ampisilin 4x50-100 mg/KgBB, amoksisilin 4x40
mg/KgBB/hari, atau eritromisin 4x40 mg/kgBB/hari.
• Obat tetes hidung
• Analgesik.

• Antibiotik
• Pasien harus dirujuk untuk dilakukan miringotomi bila membran
timpani masih utuh.
St. Supurasi • Analgesik
• Obat cuci telinga H2O2 3% selama 3-5 hari
St. Perforasi • Antibiotik yang adekuat sampai 3 minggu.


Membran timpani menutup , sekret tidak ada lagi

Jika tidak terjadi resolusi :
St. Resolusi ●
Biasanya akan tampak sekret mengalir keluar.

Pada keadaan ini dapat dilanjutkan antibiotik sampai 3 minggu

Namun bila masih keluar sekret diduga telah terjadi mastoiditis.
Otitis Media Supuratif
Kronik
(OMSK)
Definisi OMSK
Infeksi kronis di telinga tengah dgn perforasi membran timpani dan sekret
yang keluar dari telinga tengah terus menerus atau hilang timbul.

• Terapi terlambat/tidak
adekuat
OMSA/OMA • Virulensi kuman tinggi OMSK
• Daya tahan tubuh rendah
• Higine buruk

> 2 bulan
Letak perforasi membran timpani
Klasifikasi OMSK

Berdasarkan Berdasarkan
perforasi aktifitas sekret
OMSK
Tipe Aman (Benigna)
OMSK
Tipe Bahaya
(Maligna)
Kolesteato
ma
• Kista epiterial yang berisi deskuamasi epitel (keratin).
Deskuamasi terbentuk terus menerus lalu menumpuk
dan menjadi besar.

• Media yang baik untuk pertumbuhan kuman (infeksi).

• Massa kolesteatoma dapat menekan organ sekitar dan


menyebabkan nekrosis pada tulang.
Diagnosis
Anamnesis

• Keluar cairan telinga selama waktu tertentu


• Riwayat OMA berulang, perforasi traumatik
• Penurunan pendengaran pada telinga yang sekit
• Demam, vertigo dan nyeri

Pemeriksaan fisik (otoskopi)

• Tampak jaringan parut pada liang telinga


• Polip dan jaringan granulasi
• Tampak perforasi membran timpani (lokasi dan ukuran)
• Edema dan inflamasi mukosa telinga tengah
• Tampak cairan telinga
Pemeriksaan penunjang

• Apusan sekret dari telinga tengah


• Uji pendengatan dengan garputala
• Pemeriksaan audiologi: audiometri, diskriminasi wicara
• Foto mastoid ( mengetahui danya koleostoma)
• CT Scan, jika curiga invasif ke intrakranial
Penatalaksanaan

Terapi konservatif

Obat pencuci telinga, H2O2 3 % selama 3-5 hari.
OMSK ●
Dilanjutkan dengan obat tetes telinga yang mengandung antibiotika dan
kortikosteroid (1-2 minggu)
Tipe Aman (Benigna) ●


Antibiotik oral : ampisilin atau eritromisin
Observasi selama 2 bulan

Obati sumber infeksi


Prinsip terapi ialah pembedahan, yaitu
OMSK mastoidektomi dengan atau tanpa timpanoplasti.
Tipe Bahaya (Maligna) ●
Terapi konservatif dengan medikamentosa 
terapi sementara sebelum dilakukan pembedahan.
Pembedahan pada OMSK
Mastoidektomi sederhana

Mastoidektomi radikal

Mastoidektomi radikal dengan modifikasi

Miringoplasti

Timpanoplasti

Pendekatan ganda timpanoplasti (Combined approach tympanoplasty)


Mastoidekto •Dilakukan pada OMSK tipe aman
•Pembersihan ruang mastoid dari jaringan patologik
mi sederhana •Fungsi pendengaran tidak diperbaiki

Mastoidekto •Dilakukan pada OMSK tipe bahaya dengan infeksi atau kolesteatoma
yang meluas
•Pembersihan rongga mastoid dan kavum timpani dari jaringan patologik

mi radikal •Mencegah komplikasi intrakranial, tidak memperbaiki pendengaran

Mastoidektomi • Dilakukan pada OMSK dengan kolesteatoma di daerah atik yang belum
merusak kavum timpani
radikal dengan •Pembersihan ruang mastoid dan dinding posterior liang telinga direndahkan
•Membuang jaringan patologik dan mempertahankan pendengaran
modifikasi
•Rekonstruksi membran timpani
Miringoplasti •Tujuan : Mencegah infeksi berulang pada
OMSK tipe aman dengan perforasi menetap

•Rekonstruksi membran timpani dan tulang pendengaran


•Tujuan : menyembuhkan penyakit dan memperbaiki pendengaran
Timpanoplasti •Dilakukan pada OMSK tipe aman dengan kerusakan lebih berat
dan tidak merespon medikamentosa

•Dilakukan pada kasus Maligna dan Benigna dengan jaringan


Pendekatan ganda
granulasi yang luas.
timpanoplasti (Combined •Tujuan  menyembuhkan penyakit serta memperbaiki
approach tympanoplasty) pendengaran tanpa melakukan teknik mastoidektomi radikal
05
Otitis Media
Efusi
Definisi
● Otitis media adalah peradangan sebagian atau seluruh
mukosa telinga tengah, tuba eustacius, atrum mastoid dan
sel-sel mastoid.
● Otitis media efusi merupakan suatu keadaan yang dimana
terdapat adanya cairan pada daerah telinga bagian tengah
tanpa tanda-tanda atau gejala infeksi telingan akut.
Patogenesis
Klasifikasi
Otitis media efusi terbagi menjadi akut dan kronik :
○ Akut : terbentuknya secret pada telinga tengah secara tiba-tiba dalam bentuk
serous, disebabkan oleh gangguan tuba eustachius yang diawali oleh adanya
infeksi saluran nafas bagian atas, serangan alergi pada nasal dan barotrauma.
○ Kronik : terbentuknya secret secara bertahap, disebabkan oleh terjadinya
sumbatan pada tuba eustachius dalam jangka waktu yang lama atau terbentuknya
secret yang lebih kental sehingga secret tidak dapat diserap atau disalurkan turun
ke dalam tuba.
Manifestasi Klinis
 Pada orang dewasa :
○ Pendengaran berkurang
○ Rasa tidak nyaman
○ Rasa penuh/atau tersumbat pada telinga
 Pada anak-anak :
○ Penurunan pendengaran yang tidak disadari
○ Keterlambatan berbicara, pemahaman pembicaraan, gangguan
perkembangan Bahasa dan belajar
○ Gangguan perilaku
Penatalaksanaan
 Terapi farmakologi :
 Nasal dan oral steroid
 Anti-histamine
 Dekongestan
 Terapi pembedahan :
 Indikasi terapi bedah bila efusi menetap lebih dari 1-3 bulan
terdapat tuli yang menonjol dengan : Miringotomi, pemasangan
tuba timpanostomi, adenoidektomi.
06
Gangguan
Pendengaran
(Tuli)
Definisi
● Suatu kelainan yang ditandai dengan penurunan
kemampuan untuk dapat mendengar.
Anatomi Telinga
Tuli Konduktif: Telinga Luar
Etiologi Patofisiologi
• Sumbatan serumen • Sekresi serumen& sebasea bercampur
• Benda asing( korpus alienum) sehingga menyumbat MAE
• Atresia liang telinga • Biasanya dimasukan sendiri
• Osteoma liang telinga • Bunyi tidak mencapai membran tympani
• Pertumbuhan tulang yang besar di bag.
Lateral meatus akustikus eksterna.
Tuli Konduktif: Telinga Tegah
Etiologi
• Sumbatan Tuba Eustachius
• Otitis Media
• Otosklerosis
• hemotympanum
• Dislokasi tulang pendengaran
Patofisiologi
● Penyebab nasofaring ● genetik
● Neoplasma ● Trauma
● Disfungsi tuba ● Darah terkumpul di kavum
● Sekresi cairan ditelinga tympani
tengah yang abnormal ● Trauma pasca operasi
● Infeksi pada tulang labirin ● Pendengaran menurun
yang spongiosis di daerah
kaki stapes
Tuli Sensorineural
● Gangguan pendengaran akibat adanya gangguan terhadap
hantaran suara akibat adanya kelainan yang terjadi pada
telinga dalam.
● Klasifikasi:
- Tuli sensoneural koklea
- Tuli sensoneural retrokoklea
Tuli Campuran
● Merupakan gabungan dari gangguan pendengaran sensorineural &
konduktif, akibat adanya gangguan terhadap hantaran suara akibat adanya
kelainan yang terjadi pada telinga luar, telinga tengah dan telinga dalam.
● Etiologi:
- Radang telinga tengah dengan komplikasi pada telinga dalam.
- Tumor n. VIII dengan radang telinga tengah
Diagnosis
Anamnesis
● Nyeri pada liang telinga
● Telinga terasa tersumbat
● Pendengaran menurun
● Keluar cairan dari telinga yang berwarna kehijauan

Pemeriksaan fisik
● Nyeri saat aurikula & tragus di tekan
● Tampak banyak sekret ditelinga
Pemeriksaan (garputala )
Tes rinne
● Rinne(+): normal
● Rinne (+): tuli sensorineural
● Rinne (-): tuli konduktifA

Tes weber
● Tidak ada lateralisasi: normal
● Laterisasi pada sisi yang sakit: tuli konduktif
● Laterisasi ke sisi yang sehat: tuli sensorineural

Tes swabach
● Pasien dan pemeriksa sama2 mendengar: normal
● Swabach memanjang: tuli konduktif
● Swabach memendek pemeriksa mendengar pasien tdk mendengar: tuli
sensorineural
Penatalaksanaan
● Membersihkan liang telinga dengan kapas steril
● Terapi antibiotik:(ciprofloxacin 2x500mg/hari)
 Kortikosteroid :
-Prednison 4x10 mg/hari
-Deksametason 10 mg/hari
● mecobalamin 3x500 µgr/hari
● Vit. C 500 mg 1x1 tablet/ hari
● Neurobion(neurotonik) 3x1/hari
TERIMA KASIH 

Anda mungkin juga menyukai