Anda di halaman 1dari 18

DIARE

 
Disusun oleh:

1. Kolida Septi U (201902071)


2. Mella Novita S (201902075)
 
 
Konsep Diare

Pengertian

Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari
biasanya (normal 100-200 cc/jam tinja). Diare didefinisikan sebagai buang air besar
lembek atau cair bahkan dapat berupa air saja yang frekuensinya lebih sering dari
biasanya (3 kali atau lebih dalam sehari).

Menurut kelompok kami , diare dapat dikelompokkan menjadi :

• Diare akut : terbagi atas diare dengan dehidrasi berat, diare dengan dehidrasi sedang,
diare dengan dehidrasi ringan•
• Diare persiten : jika diare berlangsung 14 hari/lebih. Terbagi atas diare persiten
dengan dehidrasi dan persiten tanpa dehidrasi•
• Disentri : jika diare berlangsung disertai dengan darah.
Etiologi
• Faktor infeksi : Bakteri ( Shigella, Shalmonella,VibriO kholera) Virus
(Enterovirus), parasit (cacing), Kandida (Candida Albicans).
• Faktor parentral : Infeksi dibagian tubuh lain (OMA sering terjadi pada anak-
anak).
• Fakor malabsorbsi : Karbohidrat, lemak, protein.
• Faktor makanan : Makanan basi, beracun, terlampau banyak lemak, sayuran
dimasak kurang matang.
• Faktor Psikologis : Rasa takut, cemas.
• Obat-obatan : antibiotic.
• Penyakit usus : colitis ulcerative, corhn disease, enterocolitis, obstruksi usus
 
 
Manifestasi Klinis
• Tanda dan gejala anak yang menderita diare, yaitu :
• Bayi atau anak menjadi cengeng dan gelisah
• Suhu tubuh meninggi/demam
• Feces encer, berlendir atau berdarah
• Warna feces kehijauan akibat bercampur dengan cairan empedu
• Anus lecet
• Muntah sebelum dan sesudah diare
• Anoreksia
• Gangguan gizi akibat intake makanan kurang
• Terdapat tanda dan gejala dehidrasi, yaitu penurunan berat badan, turgor kulit
berkurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, membran mukoa kering.
• Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer
• Keram abdominal
• Mual dan muntah
• Lemah
• Pucat
• Perubahan TTV : Nadi dan pernafasan cepat.
• Menurun atau tidak ada pengeluaran urine
 
Patofisiologi
• Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
• Gangguan osmotic
• Gangguan sekresi
• Gangguan motilitas usus
• Selain itu diare juga dapat terjadi, akibat masuknya mikoorganisme hidup ke
dalam usus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung, mikroorganisme
tersebut berkembang biak, kemudian mengeluarkan toksin dan akibat toksin
tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare.

Sedangkan akibat dari diare akan terjadi beberapa hal sebagai berikut :

• Kehilangan air (dehidrasi)


• Gangguan keseimbangan asam basa (metabik asidosis)
• Hipoglikemia
• Gangguan gizi
• Gangguan sirkulasi
Komplikasi
Sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi
berbagai macam komplikasi, seperti :

1. Dehidrasi
• Dehidrasi Ringan
Kehilangan cairan 2-5% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit
kurang elastis, suara serak, klien belum jatuh pada keadaan syok.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 25-50 ml/kg bb selanjutnya 125
ml/kg bb/hari
• Dehidrasi Sedang
Kehilangan cairan 5-8% dari berat badan dengan gambaran klinik turgor kulit jelek,
suara serak, presyok nadi cepat dan dalam.
Penatalaksanaan : Berikan cairan 1 jam pertama 50-100 ml/kg bb selanjutnya 125
ml/kg bb/hari
• Dehidrasi Berat
Kehilangan caira 8-10% dari berat badan dengan gambaran klinik seperti tanda-
tanda dehidrasi sedang ditambah dengan kesadaran menurun, apatis sampai
koma, otot-otot kaku sampai sianosis.
Penatalaksanaan :
Bayi baru lahir (berat badan 2-3 kg)
Kebutuhan cairan : 250 ml/kg bb/24 jam dengan pemberian cairan 4:1 ( 4 glukosa
5%+1 NaHCO3 1,5%) dengan cara pemberian : 4 jam pertama 25 ml/kg
bb/jam,20 jam berikutnya 150 ml/kg bb/20 jam.

2. Renjatan hipovolemik
3. Hipoglikemia
4. Intoleransi laktosa sekunder
5. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik
6. Malnutrisi energi protein
Pemeriksaan Diagnostik
• Riwayat alergi pada obat-obatan atau makanan
• Kultur tinja
• Pemeriksaan elektrolit, BUN, creatinine, dan glukosa.
• Pemeriksaan tinja : leukosit, glukosa, dan adanya darah.

 
Penatalaksanaan

• Medis
1. Pemberian cairan.
a. Cairan per oral
b. Cairan parenteral.
c. Dehidrasi sedang
d. Dehidrasi berat
2. Diatetik : pemberian makanan dan minuman khusus pada klien dengan tujuan
penyembuhan dan menjaga kesehatan adapun hal yang perlu diperhatikan:
3. Obat-obatan.
Prinsip pengobatan diare adalah menggantikan cairan yang hilang melalui tinja
dengan atau tanpa muntah, dengan cairan yang mengandung elektrolit dan gluk'sa
atau karbohidrat lain (gula, air tajin, tepung beras, dll)
• obat anti sekresi.
• obat anti spasm'litik.
• obat pengeras tinja.
• obat antibiotik.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diare b.d proses infeksi
2. Gangguan pola tidur b.d kecemasan
3. Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi
4. Resiko gangguan intregritas kulit b.d kekurangan volume cairan
INTERVENSI KEPERAWATAN

Diagnosa 1: Diare b.d proses infeksi


 
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam

Kriteria hasil :
Luaran utama: Eliminasi vekal membaik
1. Kontrol pengeluaran feses meningkat
2. Konsisten feses membaik
3. Peristaltik usus membaik
Luaran tambahan: Fungsi gastroinstestinal membaik
1. Toleransi terhadap makanan nafsu makan meningkat
2. Muntah menurun
3. Frekuensi bab membaik
Intervensi :
Intervensi utama : manajemen diare
Observasi : 1. identifikasi penyebab diare
2. identifikasi riwayat pemberian makanan
3. monitor warna, volume, frekuensi dan konsistensi tinja
Terapeutik: 1. Berikan asupan cairan oral
2. pasang jalur intravena
3. berikan cairan intravena
 
Edukasi : 1. Anjurkan makan porsi kecil dan sering secara bertahap
2. anjurkan menghindari makanan pembentuk gas, pedas, dan mengandung laktosa
3. anjurkan melanjutkan pemberian asi
Kolaborasi: 1. Kolaborasi pemberian obat antimotilitas
2. kolaborasi pemberian obat antispasmodik /spasmolitik
3. kolaborasi pemberian obat pengeras feses
Intervensi utama: pemantauan cairan
Observasi : 1. Monitor frekuensi dan kekuatan nadi
2. monitor berat badan
3. monitor elastisitas/turgor kulit
Terapeutik: 1. Atur interval waktu pemantauan dengan kondisi pasien
  2. dokumentasikan hasil pemantauan
Edukasi : 1. Jelaskan tujuan dan prosedur pemantauan
2. informasikan hasil pemantauan jika perlu

 
Diagnosa 2 : gangguan pola tidur dengan kecemasan
 
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3x24 jam

Kriteria :- luaran utama: pola tidur


1. Keluhan sulit tidur cukup menurun
2. Keluhan sering terjaga menurun
3. Keluhan tidak puas tidur cukup menurun
4. Keluhan istirahat tidak cukup menurun
Luaran tambahan: status kenyamanan meningkat
1. Keluhan tidak nyaman cukup meningkat
2. Gelisah meningkat
 
Intervensi :
Intervensi utama: dukungan tidur
Observasi : 1.Indentifikasi pola aktifitas dan tidur
2.indentifikasi faktor penggangu tidur
3.identifikasi makanan & minuman yang menggangu tidur
Terapeutik: 1.Modifikasi lingkungan
2.batasi waktu tidur siang
3.tetapkan jadwal tidur rutin

Edukasi: 1.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit


2.anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3.anjurkan menghindari makanan/minuman yang ganggu tidur

Intervensi utama: Edukasi aktivitas/istirahat

Observasi: 1. Identifikasi kesiapan&kemampuan menerima informasi

Terapeutik: 1. Sediakan materi dan media pengaturan aktivitas dan istirahat


2. Jadwalkan pemberian pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan.
3. Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga untuk bertanya
Edukasi: 1. Jelaskan pentingnya melakukan aktivitas atau olahraga rutin
2. Ajarkan cara mengidentifikasi kebutuhan istirahat
3. Ajarkan cara mengidentifikasi target dan jenis aktivitas sesuai kemampuan
 
Diagnosa 3: Defisit nutrisi b.d ketidakmampuan mengabsorsi nutrisi
 
Tujuan : setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam dengan
 
Kriteria hasil : Luaran utama: Status nutrisi membaik
1. Porsi makanan yang dihabiskan cukup meningkat
2. Berat badan membaik
3. Indeks masa tubuh (IMT) membaik
Luaran tambahan: Berat badan membaik
1. Berat badan membaik
2. Tebal lipatan kulit sedang
3. Indeks massa tubuh membaik
 
Intervensi:
Intervensi utama: Manajemen nutrisi
Observasi : 1. Identifikasi status nutrisi
2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
3. Identifikasi makanan yang disukai
Terapeutik : 1. Lakukan oral hygiene sebelum makan
2. Fasilitasi menentukan pedoman diet
3. Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
Edukasi : 1. Anjurkan posisi duduk
2. Anjurkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi : 1. Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan
2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrisi yang dibutuhkan
 
Intervensi utama: Promosi berat badan
Observasi : 1. Identifikasi kemungkinan penyebab BB kurang
2. Monitor adanya mual dan muntah
3. Monitor jumlah kalori yang dikonsumsi sehari hari
Terapeutik : 1. Berikan perawatan mulut sebelum pemberian makan
2. Sediakan makanan yang tepat sesuai kondisi pasien
3. Hidangkan makanan secara menarik
Edukasi : 1. Jelaskan jenis makanan yang beegizi tinggi namun tetap terjangkau
2. Jelaskam peningkatan asupan kalori yang dibutuhkan
Diagnosa 4: Resiko gangguan intregritas kulit b.d kekurangan volume cairan
 
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam dengan
 
Kriteria hasil : Luaran utama: Integritas kulit dan jaringan meningkat
1. Kerusakan jaringan menurun
2. Kerusakan lapisan kulit menurun
3. Nyeri menurun
Luaran tambahan: Fungsi sensori membaik
1. Ketajaman penglihatan meningkat
2. Persepsi stimulasi kulit meningkat
3. Perbedaan bau meningkat
 
Intervensi :
Intervensi utama: Perawatan integritas kulit
Observasi: 1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit
Terapeutik: 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah baring
2. Lakukan pemijatan pada area penonjolan tulang , jika perlu
3. Bersihkan perineal dengan air hangat , terutama selama periode
diare
Edukasi: 1. Anjurkan menggunakan pelembab
2. Anjurkan minum air yang cukup
3. Anjurkan meningkatkan asupan nutrisi
 
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai