Anda di halaman 1dari 27

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA

OLEH:
NS. FENY MARLENA, S.Kep, M.kep
     Tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga

Tujuan yang ingin dicapai dalam memberikan


asuhan keperawatan keluarga adalah
meningkatkan status kesehatan keluarga agar
keluarga dapat meningkatkan produktifitas dan
kesejahteraan keluarga.
a. Tujuan Umum
Meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan keluarga dalam meningkatkan,
mencegah, memelihara kesehatan mereka
sehingga status kesehatannya meningkat dan
mampu melaksanakan tugas-tugas mereka
secara produktif.
b.  Tujuan Khusus
Untuk meningkatkan pengetahuan, kesadaran
dan kemampuan keluarga dalam hal ini :
1)  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan yang
dihadapi.
2)  Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
menanggulangi masalah kesehatan dasar
daam keluarga.
3)  Meningktakan kemampuan keluarga dalam
memgambil keputusan yang tepat.
4)  Meningkatkan kemampuan keluarga memberikan
asuhan keperawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit.
5)  Meningkatkan produktifitas keluarga dalam
meningkatkan mutu hidupnya.
Proses Keperawatan Keluarga

 Proses adl suatu aksi gerakan yg dilakukan dg


sengaja dan sadar dr titik ke titik yg lain menuju
pencapaian tujuan.

 Mrpkan proses pemecahan masalah yg sistematis


yg digunakan pd saat melakukan askep individu,
keluarga, kelompok dan komunitas.
Tahapan dari proses keperawatan keluarga meliputi :

1.  Pengkajian keluarga dan individu di dalam


keluarga
  Yang termasuk pada pengkajian keluarga
adalah :
a. Mengidentifikasi data demografi dan
sosiokultural
b. Data lingkungan
c. Struktur dan fungsi keluarga
d. Stress dan strategi koping yang digunakan
keluarga
e. Perkembangan keluarga
1. Tahap Pengkajian (Assessment)        

  Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seorang


perawat mengambil informasi secara terus-
menerus terhadap anggota keluarga yang
dibinanya. Hal-hal yang perlu dikaji dalam
keluarga adalah :
1. Data umum :
Nama kepala keluarga (KK), alamat dan telpon,
pekerjaan kepala keluarga, pendidikan kepala
keluarga dan komposisi keluarga. Selain itu, perlu
dikaji pula tentang :
a. Tipe  keluarga :
menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga beserta
kendala atau masalah-masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut
b. Suku bangsa :
mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut,
serta mengidentifikasi budaya suku bangsa
tersebut terkait dengan kesehatan.
c. Agama :
mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta
kepercayaan yang dapat mempengaruhi
kesehatan.
d. Status sosial ekonomi keluarga :
Status sosial ekonomi keluarga ditentukan oleh
pendapatan baik dari kepala keluarga maupun
anggota keluarga lainnya. Selain itu, status sosial
ekonomi keluarga ditentukan pula oleh
kebutuhan-kebutuhan yang dikeluarkan oleh
keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
e. Aktivitas rekreasi keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya dilihat kapan saja
keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi
tempat rekreasi tertentu, namun dengan
menonton TV dan mendengarkan radio juga
merupakan aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
 
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Tahap perkembangan keluarga ditentukan
dengan anak tertua dari keluarga inti. Misalnya :
keluarga Bpk. A mempunyai 2 orang anak, anak
pertama berusia 8 tahun dan anak kedua
berusia 5 tahun, maka keluarga Bpk. A berada
pada tahapan perkembangan keluarga dengan
usia anak sekolah.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum
terpenuhi
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang
belum terpenuhi oleh keluarga, serta kendala
mengapa tugas perkembangan tersebut belum
terpenuhi. Misalnya : keluarga tengah baya, yang
seharusnya sudah mampu mendirikan keluarga
sendiri, tetapi belum mempunyai rumah sendiri
sehingga beberapa tugas tidak terpenuhi.
c. Riwayat keluarga inti
Menjelaskan mengenai riwayat kesehatan pada
keluarga inti, yang meliputi riwayat penyakit
keturunan, riwayat kesehatan masing-masing
anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan
penyakit (status imuniasi), sumber pelayanan
kesehatan yang biasa digunakan keluarga, serta
pengalaman-pengalaman terhadap pelayanan
kesehatan.
2. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang


menggunakan dan menggambarkan respons
manusia. Untuk menegakkan diagnosa dilakukan 2
hal, yaitu:
a.  Anallisa data
Mengelompokkan data subjektif dan objektif,
kemudian dibandingkan dengan standar normal
sehingga didapatkan masalah keperawatan.
b.  Perumusan diagnosa keperawatan
Komponen rumusan diagnosa keperawatan
meliputi:
1)  Masalah (problem) adalah suatu pernyataan tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang
dialami oleh keluarga atau anggota keluarga
2)  Penyebab (etiologi) adalah kumpulan data
subjektif dan objektif.
3)  Tanda (sign) adalah sekumpulan data subjektif
dan objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung atau tidak langsung
atau tidak yang emndukung masalah dan
penyebab.
3. Prioritas masalah keperawatan keluarga

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam prioritas


masalah adalah sebagai berikut :
1. Tidak mungkin masalah-masalah kesehatan dan
keperawatan yang ditemukan dalam keluarga
dapat diatasi sekaligus
2. Perlu mempertimbangkan masalah-masalah yang
dapat mengancam kehidupan keluarga, seperti
masalah penyakit
3. Perlu mempertimbangkan respon dan perhatian
keluarga terhadap asuhan keperawatan yang
akan diberikan
4. Keterlibatan keluarga dalam memecahkan
masalah yang mereka hadapi
5. Sumber daya keluarga yang dapat menunjang
pemecahan masalah kesehatan/keperawatan
keluarga
6. Pengetahuan dan kebudayaan keluarga.
NO KRITERIA NILAI BOBOT
1 Sifat masalah: 1
Skala: 3
-tidak/kurang sehat 2
-ancaman kesehatan 1
-krisis
2 Kemungkinan masalah dapat 2
di ubah: 2
Skala: 1
-Dengan mudah 0
--hanya sebagian
--tidak dapat

4 Potensi masalah untuk di 1


cegah 3
Skala: 2
-tinggi 1
-Cukup
-- rendah
Skoring :
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan
dengan bobot
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
4. Skor tertinggi adalah 5, dan sama untuk seluruh
bobot.
Alat tersebut diatas bertujuan untuk melihat
masalah-masalah seobjektif mungkin. Terdapat 4
kriteria dalam menentukan prioritas dari masalah-
masalah kesehatan :

1. Sifat masalah, dikelompokkan menjadi :


- Ancaman kesehatan
- Keadaan sakit atau kurang sehat
- Situasi krisis
2. Kemungkinan masalah dapat dirubah, adalah
kemungkinan keberhasilan untuk mengurangi
masalah atau mencegah masalah bila dilakukan
intervensi keperawatan dan kesehatan
3. Potensi masalah untuk dicegah, adalah sifat dan
beratnya masalah yang akan timbul dan dapat
dikurangi atau dicegah melalui tindakan
keperawatan dan kesehatan
4. Masalah yang menonjol, adalah cara keluarga
melihat dan menilai masalah dalam hal berat dan
mendesaknya masalah untuk diatasi melalui
intervensi keperawatan dan kesehatan.
4. Intervensi Kep Keluarga

Adapun bentuk tindakan yang akan dilakukan


dalam intervensi nantinya adalah sebagai berikut :
1. Menggali tingkat pengetahuan atau pemahaman
keluarga mengenai masalah
2.  Mendiskusikan dengan keluarga mengenai hal-
hal yang belum diketahui dan meluruskan
mengenai intervensi/interpretasi yang salah.
3.  Memberikan penyuluhan atau menjelaskan
dengan keluarga tentang faktor-faktor
penyebab, tanda dan gejala, cara menangani,
cara perawatan, cara mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pentingnya pengobatan secara
teratur.
4. Memotivasi keluarga untuk melakukan hal-hal
positif untuk kesehatan.
5.  Memberikan pujian dan penguatan kepada
keluarga atas apa yang telah diketahui dan apa
yang telah dilaksanakan.
5. Pelaksanaan

Pelaksanaan dilaksanakan berdasarkan pada


rencana yang telah disusun. Hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam pelaksanaan tindakan
keperawatan terhadap keluarga yaitu :

a.  Sumber daya keluarga


b.  Tingkat pendidikan keluarga
c.   Adat istiadat yang berlaku
d.   Respon dan penerimaan keluarga
e.   Sarana dan prasarana yang ada pada keluarga.
 6. Evaluasi

Evaluasi merupakan kegiatan membandingkan


antara hasil implementasi dengan kriteria dan
standar yang telah ditetapkan untuk melihat
keberhasilannya. Kerangka kerja evaluasi sudah
terkandung dalam rencana perawatan jika secara
jelas telah digambarkan tujuan perilaku yang
spesifik maka hal ini dapat berfungsi sebagai
criteria evaluasi bagi tingkat aktivitas yang telah
dicapai (Friedman,1998)

Evaluasi disusun mnggunakan SOAP dimana :


S : ungkapan perasaan atau keluhan yang
dikeluhkan secara subyektif oleh keluarga setelah
diberikan implementasi keperawatan.
O : keadaan obyektif yang dapat diidentifikasi oleh
perawat menggunakan pengamatan yang
obyektif.
A : merupakan analisis perawat setelah mengetahui
respon subyektif dan obyektif.
P : perencanaan selanjutnya setelah perawat
melakukan analisis
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai