TENTANG MENGAMPUNI
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Kristen
Kelas : VII (Tujuh)
Semester /T.Ajaran: Ganjil/ 2020/2021
INDAHNYA MENGAMPUNI
Dalam Perjalanan setiap kehidupan kita sebagai manusia tentunya
kita sering menjumpai pergesekan-pergesekan entah itu dalam
keluarga, lingkungan bermain dan lingkungan sekolah,
pergesekan-pergesekan itu bisa saja merusak relasi yang terjadi,
tetapi kita harus bisa belajar mengampuni, ketika kita berhasil
belajar lihat dan rasakan kedamaian yang telah Tuhan berikan
kepada setiap kita. Oleh karena itu mari kita siapkan hati dan
pikiran kita untuk belajar mengampuni.
Matius 6:14-15; Kejadian 45:1-14; Matius 18:22-35
Siapa Nelson Mandela? Ia adalah seorang tokoh pejuang Afrika Selatan yang
memperjuangkan keadilan bagi kaum kulit hitam di Afrika Selatan yang
ditindas dan diperlakukan secara tidak adil. Demi memperjuangkan nasib
kaumnya, ia dipenjara lebih dari 20 tahun. Setelah Nelson Mandela dibebaskan
dan memenangkan pemilihan umum di Afrika Selatan dan terpilih sebagai
presiden, orang pertama yang diundang untuk makan malam bersamanya
adalah kepala penjara. Padahal dalam masa hukumannya, kepala penjara itu
banyak merugikan dirinya. Ketika para wartawan mengajukan pertanyaan
kepadanya: mengapa Anda memberi prioritas pada kepala penjara yang sering
menyakiti Anda? Maka jawab Mandela:”Kamu harus terlebih dahulu
mengampuni seseorang yang berada di dekatmu dan paling banyak
menyakitimu. Jika kamu mampu melakukannya, kamu dapat mengampuni
semua orang yang melakukan kejahatan padamu”. Mengampuni dalam
konteks Nelson Mandela adalah membebaskan dirimu dari kebencian dan
membiarkan perasaan damai menguasai hatimu.
Mengampuni artinya kita memaafkan seseorang atas kesalahan yang
dilakukannya dan tidak mengungkit kesalahan itu lagi. Pada kenyataannya
cukup sulit untuk melakukannya. Mengapa? Karena tiap orang memiliki sifat
egois atau keakuan yang cenderung menempatkan dirinya sebagai orang yang
paling benar sedangkan orang lain selalu menjadi pihak yang salah. Mengapa
demikian? Karena kita selalu tergoda untuk hanya melihat ke dalam diri kita
saja, kita berpikir dari sudut diri sendiri, dan lupa untuk berpikir dari sudut orang
lain. Contohnya, jika terjadi masalah atau pertikaian dengan teman, kita
cenderung menyalahkan teman tanpa mau bersusah payah mencari tahu
mengapa dia marah pada kita. Padahal kemungkinan ada perbuatan kita yang
tidak berkenan baginya.
Matius 6: 11-15,
14 Karena jikalau kamu mengampuni kesalahan orang, Bapamu yang di sorga
akan mengampuni kamu juga. 15 Tetapi jikalau kamu tidak mengampuni orang,
Bapamu juga tidak akan mengampuni kesalahanmu." Ayat ini menegaskan
bahwa pengikutNya harus bersedia mengampuni kesalahan orang lain. Tuhan
sudah mengampuni maka kita harus mengampuni kesalahan orang lain. Tuhan
Yesus memberikan standar atau ukuran mengampuni orang lain secara tidak
Matius 18: 22-25
Perumpamaan tentang pengampunan ini mengajarkan bahwa pengampunan
Allah diberikan secara cuma-cuma kepada semua orang berdosa yang
bertobat maka kita harus mengampuni sesama
Allah telah terlebih dahulu mengampuni kita, Dia mengirimkan Yesus Kristus
untuk menyelamatkan kita. Cara kita menjawab pengampunan Tuhan adalah
dengan mengampuni orang lain yang bersalah kepada kita ataupun rela
meminta pengampunan pada seseorang yang kita rugikan dan sakiti.
Banyak orang masih merasa sulit untuk mengampuni orang lain maupun
meminta pengampunan atas kesalahannya karena mereka selalu berpikir
kalau dirinya benar. Memang, jika mengandalkan kemampuan diri sendiri, sulit
untuk mengampuni orang lain begitu saja. Tetapi orang beriman dapat
mengandalkan karunia Roh Kudus untuk membantu menggerakkan hatinya
dalam mengampuni orang lain.
P E R TA N YA A N D A L A M M AT E R I
Hormat bapak
Yullyanto Emmanuel.S.Pdk. Aritonang