Otitis Media Akut

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 34

LAPORAN

PPENDAHULUAN
OTITIS MEDIA AKUT
NAMA KELOMPOK
• INTAN WIDYASARI • ARMINI
• EKA SRI DIYANTI • ARISTIA
• MURNIARI • SINTA KARTIKA
• MEGA PRATIWI • ALAM MAMERA
• EVAYANTI • PUSPITA
• DIAN ESTARINI • SUMARTINI
• SERI DEWIYANTI • DWI INDRAYANI
• INDRIYANA YUNIARI • WAHYU NURYADNYA
• HENNA JULIASTUTI • MAS SURYANEGARA
• KENI • WIRIAMA
•PENGERTIAN
Otitis media akut adalah
infeksi akut telinga
tengah
(Smeltzer, 2001)
Jenis-Jenis
• Otitis media vital akut
merupakan perluasan, kelainan
mukosa jalan nafas ke dalam telinga
tengah.
• Otitis media bakterial akut
yang disebabkan oleh bakteri
merupakan keadaan yang umum
dijumpai pada anak-anak.
• Otitis media akut nekrotik
merupakan perjalanan penyakit yang
disertai destruksi luas jaringan
ditelinga tengah, membran tympani
dan tulang-tulang pendengaran.
Terjadi pada anak sebagai komplikasi
influenza dan sering timbul bersama
scarletfever.
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
• OTOSKOPI
Untuk mengetahui keadaan
membran tympani
PENATALAKSANAAN
• Terapi antibiotik = spektrum luas yang
tepat dan awal dapat menghilangkan otitis
media tanpa gejala sisa yang serius.
• Miringotomi (Timpanotomi) = insisi pada
membran timpani dilakukan bila nyeri
menetap sehingga dapat mengurangi
tekanan dan mengalirkan cairan serosa
atau purulen dari telinga tengah
PENGKAJIAN
• Data subjektif
- ps mengatakan seperti keluar cairan
yang encer, kuning dan berbau dari
telinganya
- ps mengatakan nyeri
- ps mengatakan badannya panas
- ps mengatakan pendengarannya
berkurang
- ps mengatakan cemas
- ps mengatakan pendengarannya
berdenging
• Data objektif
- terdapat sekret encer, purulen, dan
berbau pada telinga
- suhu tubuh meningkat
- ps tampak meringis
- pendengaran ps menurun
- terdapat edema pada mukosa tuba
eustachius
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Ansietas b/d kurang pengetahuan tentang
penyakitnya
2. Ggg perubahan persepsi sensori auditoris b/d
tersumbatnya tuba eustachius
3. Nyeri b/d adanya edema pada mukosa tuba
eustachius
4. Resiko perluasan infeksi b/d peradangan pada
telinga tengah
5. Peningkatan suhu tubuh b/d proses inflamasi
6. HDR b/d keluarnya sekret berwarna kuning dan
berbau
7. Kurang pengetahuan b/d
PERENCANAAN
• Prioritas masalah
1. Ggg persepsi sensori pendengaran
(auditoris)
2. Ggg rasa nyaman (nyeri)
3. Resiko perluasan infeksi
4. Peningkatan suhu tubuh
5. HDR
6. Ansietas
7. Kurang pengetahuan
DX.1
• Tujuan
- pendengaran normal kembali
• Kriteria hasil
- ps berpartisipasi dalam program
pengobatan dan mampu
mempertahankan ketajaman
pendengaran
INTERVENSI RASIONAL
• Kaji ketajaman • Kebutuhan individu
pendengaran dan dan pilihan
catat apakah salah intervensi bervariasi
satu atau kedua karena kehilangan
telinga dapat pendengaran terjadi
mendengar dengan lambat dan progresif
normal
• Mempengaruhi
• Pastikan derajat komunikasi dengan
atau kehilangan orang lain dan
pendengaran harapan masa
depan pasien
Intervensi Rasional
• Dorong pasien • Meringankan beban
mengekspresikan pikiran pasien sehingga
perasaannya tentang tidak menghambat
kemungkinan proses pengobatan
kehilangan
pendengaran
• Tunjukkan cara • Mencegah kerusakan
pemberian obat tetes organ telinga yang
telinga serta cara lebih dalam.
membersihkan • Mencegah kerusakan
drainase terhadap organ telinga yang
telinga lebih dalam dan
• Kolaborasi dalam kehilangan
pemberian obat tetes pendengaran lebih
telinga lanjut
DX.2
• Tujuan
- nyeri pasien berkurang sampai hilang
• Kriteria hasil
- pasien akan mengalami pengurangan
nyeri
- pasien tampak rileks
- pasien mampu berpartisipasi selama
pengobatan
Intervensi Rasional
• Kaji derajat nyeri setiap • Mengidentifikasi kemajuan
30 menit selama fase aktif atau penyimpangan dari hasil
yang diharapkan
• Pertahankan tirah baring
pada posisi nyaman • Mendengar suara-suara yang
berlebihan akan beresiko
(semifowler) dan cegah meningkatkan nyeri pasien
tindakan yang dapat
meningkatkan nyeri
seperti suara yang tiba-
tiba • Teknik ini dapat mengurangi
• Ajarkan teknik distraksi nyeri yang dirasakan dan
dan relaksasi mengalihkan perhatian
pasien

• Kolaborasikan pemberian • Analgetik berfungsi sebagai


analgetik obat yang mampu
mengurangi nyeri atau
mengontrol nyeri yang
dirasakan pasien
DX.3
• Tujuan
- perluasan infeksi tidak terjadi
• Kriteria hasil
- ps akan mengikuti program
pengobatan secara teratur
- mengidentifikasi intervensi untuk
mencegah atau menurunkan resiko
perluasan infeksi
Intervensi Rasional
• Kaji tanda-tanda • Sekret yang
infeksi seperti abnormal
adanya sekret yang menandakan adanya
abnormal infeksi dan
perluasan infeksi
• Gunakan teknik • Teknik aseptik
aseptik dalam menurunkan resiko
pembersihan telinga penyebaran bakteri
terutama telinga dan kontaminasi
tengah dan dalam silang
• Kolaborasi dalam • Antibiotik dapat
pemberian antibiotik mencegah infeksi
lebih lanjut
DX.4
• Tujuan
- suhu tubuh dalam batas normal
• Kriteia hasil
- tidak terjadi peningkatan suhu
tubuh
Intervensi Rasional

• Observasi TTV terutama • Untuk mengetahui


suhu apakah ada peningkatan
suhu tubuh
• Berikan kompres hangat • Kompres hangat dapat
menurunkan suhu tubuh
• Lingkungan yang
• Berikan lingkungan yang
nyaman, pasien dapat
nyaman
beristirahat dengan
tenang
• Kolaborasi dalam • Antipiretik dapat
pemberian antipiretik merangsang
hipotalamus untuk
menurunkan suhu tubuh
DX.5
• Tujuan
- pasien dapat menerima dirinya dan
keadaanya
• Kriteria hasil
- Mengidentifikasi perasaan dan metode
untuk koping
- Mengungkapkan diri sendiri dan
meningkatkan rasa percaya diri
- Menyusun tujuan dan berpartisipasi
dalam perencanaan realistis
Intervensi Rasional
• Dengarkan keluhan • Memberikan
pasien dan petunjuk bagi pasien
tanggapannya dalam memandang
mengenai keadaan dirinya sendiri
yang dialami
• Anjurkan orang • Melibatkan pasien
terdekat untuk dalam keluarga
memberikan dapat mengurangi
perhatian dan perasaan terisolasi
dukungan moral dari lingkungan
sosial
Intervensi Rasional

• Diskusikan tentang • Meningkatkan rasa


pengobatan dan saling percaya
prognosa dengan antara perawat
jujur dengan pasien
• Kolaborasi dalam • Diperlukan sebagai
merujuk untuk bantuan tambahan
berkonsultasi pada untuk
psikoterapi sesuai menyesuaikan
dengan indikasi pada perubahan
gambaran diri atau
kehidupan
DX.6
• Tujuan
- ansietas berkurang hingga hilang
• Kriteria hasil
- ps tampak rileks dan melaporkan
ansietas menurun sampai tingkat
dapat diatasi.
- menunjukkan keterampilan
pemecahan masalah
Intervensi Rasional
• Kaji tingkat • Faktor ini
ansietas dan bantu mempengaruhi
persepsi ps terhadap
pasien ancaman diri, potensial
mengidentifikasi siklus ansietas dan
keterampilan dapat mempengaruhi
koping yang telah upaya medik untuk
mengontrol ansietas
dilakukan.
• Dapat meningkatkan
• Beri informasi pengetahuan dan
mengenai penyakit membantu mengurangi
dan ansietas
penanganannya
Intervensi Rasional
• Dorong ps untuk • Dapat meningkatkan
kesadaran dan
mendiskusikan
pemahaman
ansietas dan gali
hubungan tingkat
keprihatinan
ansietas dan perilaku
mengenai penyakit
yang diderita
• Ajarkan pasien teknik • Dapat memperbaiki
penatalaksanaan stres manajemen stres dan
mengurangi stres,
kecemasan yang
dirasakan oleh pasien
DX.7
• Tujuan
- pengetahuan pasien meningkat
• Kriteria hasil
- menyatakan pemahaman kondisi,
prognosis dan pengobatan
- mengidentifikasi hubungan tanda atau
gejala dengan proses penyakit
- melakukan prosedur dengan benar dan
menjelaskan alasan tindakan
Intervensi Rasional
• Kaji informasi • Meningkatkan
tentang kondisi pemahaman dan
individu meningkatkan
kerjasama dengan
program operasi
sesuai dengan
indikasi
• Evaluasi keinginan • Menentukan jumlah
untuk belajar atau tingkat
informasi untuk
memberikan pasien
beberapa hal
penting
Intervensi Rasional
• Beri HE pada • Untuk
pasien sesuai meningkatkan
dengan indikasi pemahaman pasien
dan meningkatkan
keefektifan
pengajaran yang
diberikan
Implementasi
Implementasi sesuai dengan intervensi
pada rencana keperawatan
Evaluasi
• Evaluasi sesuai dengan kriteria hasil
pada masing-masing diagnosa
keperawatan
Daftar pustaka
• Doenges, M.E. (2000). Rencana
Asuhan Keperawatan. Jakarta: EGC
• Smeltzer, suzanne C. (2001). Buku
Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC
• Ballenger, John Jacob. (1997).
Penyakit Telinga, Hidung,
Tenggorokan, Kepala dan Leher.
Jakarta : Binarupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai