Anda di halaman 1dari 25

SEMINAR KASUS DHF

DIAN RESTUTI 20131021


Latar Belakang
 Tercapainya kesehatan yang optimal tergantung pada potensi
biologis yang merupakan hasil interaksi antara keadaan pasien
(imunitas, usia, penyakit dasar kronik) dan lingkungan. Kedua
faktor tersebut dapat mempengaruhi terjadinya penyakit.
Terutama penyakit infeksi salah satu adalah penyakit Demam
Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorhagic Fever
(DHF). Penyakit ini diakibatkan oleh infeksi virus dengue yang
masih menjadi problem kesehatan masyarakat. Penyakit ini
ditemukan nyaris diseluruh belahan dunia terutama di negara-
negara tropik dan subtropik. Indonesia menempati peringkat
ketiga dalam hal insidensi infeksi virus dengue dengan jumlah
kematian menempati peringkat pertama
Konsep Dasar Penyakit
Defenisi
DHF(Dengue Haemorrhagic Fever) atau di kenal
sebagai Demam Berdarah diduga diambil namanya
dari gejala penyakitnya yaitu adanya demam/panas
dan adanya pendarahan.(Arita Murwani, 2009).
Penyakit Demam Berdarah (DBD) atau Dengue
Hemorrhragic Fever (DHF) ialah penyakit yang
disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypty dan Aedes
albopictus
DHF ini sangat bervariasi,mulai dari yang ringan (DF) sampai
yang berat (DHF).Tetapi untuk memudahkan batasanya dapat
kita bagi menjadi 4 tingkatan menurut derajat
keganasan/beratnya penyakit.(Arita Murwani, 2009
 Derajat I : Demam disertai dengan gejala konstitusional non-
spesifik; satu – satunya menisfestasi perdarahan adalah tes
torniket positif dan/atau mudah memar.
 Derajat II :Perdarahan spontan selain manisfestasi pasien pada

Derajat I, biasanya pada bentuk perdarahan kulit atau


perdarahan lain.
 Derajat III :Gagal sirkulasi dimanisfestasikan dengan nadi

cepat dan lemah serta penyempitan tekanan nadi atau


hipotensi, dengan adanya kulit dingin dan lembab serta gelisah.
 Derajat IV :Syok hebat dengan tekanan darah atau nadi tidak

terdeteksi
Etiologi
Penyakit DHF merupakan penyakit menular yang
disebabkan oleh virus dengue dan disebarkan oleh
nyamuk terutama spesies nyamuk Aedes aegypti.
Nyamuk penular dengue tersebut hampir ditemukan
di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat yang
ketinggiannya lebih dari 1000 meter di atas
permukaan laut. Penyebab penyakit adalah virus
dengue kelompok Arbovirus B, yaitu arthropod-
bornevirus atau virus yang disebabkan oleh artropoda
Patofisiologi
 virus Dengue tipe 2 (DEN-2), virus Dengue tipe 3 (DEN-3),
dan virus Dengue tipe 4 (DEN-4) ditularkan ke manusia
melalui vektor nyamuk jenis Aedes Egypty dan Aedes
Albopictus. Virus yang masuk ke tubuh manusia melalui
gigitan nyamuk Aedes yang telah terinfeksi virus Dengue
selanjutnya akan beredar dalam sirkulasi darah selama periode
sampai timbul gejala demam dengan masa inkubasi 4 – 6 hari
(minimal 3 hari sampai maksimal 10 hari) setelah gigitan
nyamuk yang terinfeksi virus Dengue. Pasien akan
mengalami keluhan dan gejala karena viremia, seperti demam,
sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal seluruh badan, hiperemia
di tenggorok, timbulnya ruam dan kelainan yang mungkin
terjadi pada sistem retikuloendotelial seperti pembesaran
kelenjar-kelenjar getah bening, hati dan limpa
Tanda dan Gejala
 Diagnosis penyakit DHF bias ditegakkan jika ditemukan tanda dan
gejala seperti :
 Demam tinggi mendadak tanpa sebab yang jelas, berlangsung terus-
menerus selama 2-7 hari.
 Manifestasi perdarahan :
 Uji turniket (Rumple leede) positif berarti fragilitas kapiler meningkat.
Dinyatakan positif apabila terdapat >10 petechie dalam diameter 2,8cm
(1 inchi persegi) dilengan bawah bagian volar termasuk fossa cubiti.
 Petekie, ekimosis, epistaksis, perdarahan gusi, melena dan hematemesis.
 Trombositopenia yaitu jumlah trombosit dibawah 150.000/mm3,
biasanya ditemukan antara hari ke 3-7 sakit.
Pemeriksaan diagnostik
 Darah
Pada DHF akan dijumpai leukopenia yang akan terlihat
pada hari ke-2 atau ke-3 dan titik terendah pada saat
peningkatan suhu kedua kalinya
 Urine

Mungkin ditemukan albuminuria ringan


 Sumsum tulang

Pada awal sakit biasanya hiposelular, kemudian menjadi


hiperselular pada hari kelima dengan gangguan maturasi
Penatalaksanaan komplikasi
 Penatalaksanaan penderita DHF adalah :
 Tirah baring atau istirahat baring.
 Diet makanan lunak.
 Minum banyak 50ml/kg BB dalam 4 – 6 jam
pertama
 Pemberian cairan intravena pada pasien DBD tanpa
renjatan
Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

Pengkajian
 Identitas pasien : Biasanya terjadi pada pasien yang

tinggal di lingkungan yang kumuh dan biasanya


terdapat genangan air yang menjadi sarang nyamuk
pembawa virus.
 Keluhan utama : Biasanya pasien mengeluh

demam, nyeri pada punggung dan tulang hilang


timbul, kepala pusing mual dan muntah
Riwayat kesehatan
 Riwayat kesehatan sekarang : Biasanya saat masuk

rumah sakit pasien mengeluh demam, nyeri pada


punggung dan tulang hilang timbul, kepala pusing. Saat
ini pasien merasa lemas dan tidak mampu melakukan
aktifitas fisik. Pasien juga mengeluh nyeri pada ulu hati
 Riwayat kesehatan keluarga : Biasnaya terdapat

anggota keluarga pasien yang lain yang menderita DHF


karen DHF dapat tertular dengan anggota keluarga atau
yang tingga satu rumah dengan pasien
Pemeriksaan fisik
 Keadaan umum : biasanya kesadaran pasien

Composmentis
 TTV TD: biasanya tekanan darah pasien normal

 Nadi : biasanya nadi pasien cepat

 Suhu: biasanya pasien mengalami peningkatan

pada suhu tubuhnya


 RR: biasanya nadi pasien lebih cepat
 Kulit :
 - Inspeksi : Menilai warna kulit, melihat ada
tidaknya edema dan lesi
 - Palpasi : Menilai ada tidaknya edema, menilai ada
tidaknya nyeri tekan, menilai akral pasien pana,
hangat atau dingin
 . Kepala:
 - Inspeksi : Melihat keadaan rambut dan kulit
kepala, melihat ada tidaknya lesi
 Mulut
 - Inspeksi : Melihat warna mukosa mulut dan serta apakah mukosa
mulut lembab atau kering
 Paru-paru
 - Inspeksi : Menilai apakah gerakan dada kanan dan kiri simetris
 - Palpasi : Menilai bagaimana retraksi dinding dada
 - Auskultasi : Menilai suara nafas klien (suara nafas anak mengi)
 Jantung
 - Inspeksi : Menilai apakah iktus kordis terlihat atau tidak
 - Palpasi : Menilai tempat terabanya iktus kordis
 - Auskultasi : Menilai suara jantung dan menilai apakah ada suara
tambahan
 Sistem muskuloskeletal biasanya pasien mengeluh
nyeri otot dan punggung hilang timbul
 Pola kebiasaan sehari – hari
 Biasanya menilai apakah pasien mampu melakukan
aktivitas dan latihan seperti perawatan diri, makan,
mandi, toileting, berpakaian, mobilisasi, dan
berpindah secara mandiri atau dibantu biasanya
pasien mengatakan tidak mampu melakukan aktivitas
Diagnosa keperawatan
 Hipertermi
 Resiko ketidakseimbangan cairan
 Defisit Nutrisi
Dx SLKI SIKI

Hipertermi Termoregulasi Manajemen Hipertermia observasi


Kulit merah Identifikasi penyebab hipertermi
Suhu tubuh cairan
Suhu kulit Berikan cairan intravena
Kolaborasi
Kolaborasi pemeberian diuretik
Defisit nutrisi Status Nutrisi Manajemen Nutrisi
porsi makan yang dihabiskan (2-3) observasi
nyeri abdomen (2-3) identifikasi status nutrisi
frekunsi makan (3-4) identifikasi alergi atau intoleransi
nafsu makan makanan
bising usus identifikasi makanan yang disukasi
berat badan identifikasi keluhan kalori dan jenis
nutrien
monitor asupan makanan
monitor berat badan
terapeutik
sediakan makanan secara menarik
dan suhu yang sesuai
berikan makanan yang tinggi serat
untuk mencegah konstipasi
berikan makanan tinggi protein
berikan suplemen makanan
LAPORAN KASUS
 Kasus :
 Ny. 45 tahun dirawat di RS dengan keluhan demam, sakit
kepala, mual (+), muntah (+) sejak 5 hari yang lalu. Saat
dilakukan pengkajian klien mengatakan masih demam, nyeri
pada ulu hati (+) pasien mengatakan kalau masih merasakan
nyeri pada kepala. Klien mengatakan kalau masih merasa mual
(+) muntah 3 kali sejak tadi pagi. Nyeri pada persendian klien
mengatakan kalau mulutnya terasa pahit dan gusinya berdarah.
Klien mendapat diit ML 1500 kkaL. Keluarga mengatakan
kalau Ny.A hanya menghabiskan makanannya 3 sendok
makan. Hasil pemeriksaan fisik didapatkan tekanan darah
100/70 mmHg. Nadi 60x/menit, suhu 38,50C. Hasil
pemeriksaan rumplip test didapatkan ptekie
•Analisa Data

Data Masal Etiologi


ah

DO : Hipe Proses penyakit


Suhu tubuh pasien 38.5 0 rterm
Kulit pasien teraba hangat i
Terdapat kemeharan pada kulit
DS:
Pasien mengleuh demam
Saat pengkajian pasien masih mengeluh demam

DO : Defis Ketidak mampuan mengabsorbsi


Memberan mukosa pasien kering it makanan
Pasien mengalami mual nutri
Pasien mengalami muntah si
DS:
Klien mengatakan nyeri pada ulu hati
Keluarga mengatakan pasien hanya
mengahabiskan makan 3 sendok
Klien mengatakan masih merasa mual dan
muntah
DO : Resiko Disfungsi inestunal
Membran mukosa ketidaseimbangan
pasien kering cairan
Suhu tubuh pasien
diatas normal
Hasil rumplim test
positif
DS :
Pasien mengeluh
lemah
Intervensi Keperawatan
Dx Kep SLKI SIKI
Hipertemi b.d. Proses penyakit Termoregulasi Manajemen Hipertermia observasi
1. Kulit merah  Identifikasi penyebab hipertermi
2. Suhu tubuh  Monitor suhu tubuh
3. Suhu kulit  Monitor kadar elektrolit
4. Pucat  Monitor komplikasi akibat
hipertermi
Terapeutik
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Longgarkan atau lepaskan pakaian
 Berikan cairan oral
 Lakukan oendinginan ekstrenal
Edukasi
 Anjurkan tirah baring
Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit
Manajemen Nutrisi
Status Nutrisi
Defisit nutrisi b.d. 1. porsi makan yang dihabiskan (2-3)
 observasi

 identifikasi status nutrisi


ketidakmampuan 2. nyeri abdomen (2-3)
 identifikasi alergi atau intoleransi makanan
menabsorbsi makanan 3. frekunsi makan (3-4)  identifikasi makanan yang disukasi

4. nafsu makan  identifikasi keluhan kalori dan jenis nutrien

 monitor asupan makanan


5. bising usus
 monitor berat badan
6. berat badan
 terapeutik

 sediakan makanan secara menarik dan suhu


yang sesuai

 berikan makanan yang tinggi serat untuk


mencegah konstipasi

 berikan makanan tinggi protein

 berikan suplemen makanan


Resiko ketidaseimbangan Keseimbangan cairan Manajemen Cairan
cairan b.d. Disfungsi 1. Asupan cairan  Observasi
inestunal 2. Haluan urine  Monitor status hidrasi
3. Kelembabab membran mukosa  Berat brdan harian
4. Tugor kulit  Monitor hasil pemeriksaan
laboraturium
Terapeutik
 Catat intakr output dan hitung
balance cairan
 Berikan asupan cairan
 Berikan cairan intravena
 Kolaborasi
 Kolaborasi pemeberian
diuretik
Implementasi dan Evaluasi
Hari/Tgl No.Dx Implementasi Evaluasi Para
f
observasi S : pasien mengatakan
identifikasi suhu badannya masih terasa
Identifikasi penyebab panas yang naik turun
hipertermi O:
Monitor suhu tubuh Pasien masih terlihat pucat
Monitor kadar elektrolit dan suhu tubuh sudah
Monitor komplikasi akibat turun tetapi masih panas
hipertermi A:
Berikan cairan intavena Masalah belum teratasi
P:
Lanjutkan dan optimalkan
tindakan
Hari/Tgl No.Dx Implementasi Evaluasi Para
f
observasi S:
identifikasi status nutrisi Pasien mengatakan nafsu
identifikasi alergi atau makannya masih menurun
intoleransi makanan O:
identifikasi makanan yang Pasien terlihat mampu
disukasi makan lebih dari 3 sendok
identifikasi keluhan kalori A:
dan jenis nutrien Masalah belum teratasi
monitor asupan makanan P:
lakukan pemasangan NGT Optimalka tindakan
apabila diperlukan

Anda mungkin juga menyukai