Anda di halaman 1dari 15

Hubungan struktur dan

aktivitas dan ADME pada


protein obat

APT. TSULSIYAH ZAHROH PUTRI, S.FARM


Hubungan Struktur dan Aktivitas
Hubungan struktur aktivitas suatu obat dapat membantu dalam memahami mekanisme kerja
obat serta membuat rancangan obat baru dengan aktivitas yang lebih besar, lebih selektif,
toksisitas dan efeksamping lebih rendah, kenyamanan yang lebih besar serta lebih ekonomis.
Setiap suatu senyawa aktif yang mengalami perubahan struktur dapat menyebabkan
perubahan aktivitas biologinya. Hal ini dipelajari dalam Hubungan Struktur Aktivitas (HSA)
Obat masuk ke dalam tubuh melalui berbagai cara pemberian : oral, parenteral, dermal atau
cara lain
Obat akan mengalami proses absorpsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi (ADME)
Hubungan Struktur Aktivitas
Modifikasi struktur molekul obat bertujuan mendapatkan obat baru dengan aktivitas yang lebih
baik.
Variasi dalam struktur akan mempengaruhi aktivitas biologi obat yang ditentukan oleh sifat
kimia fisika, distribusi ke sel dan jaringan, penembusan ke enzim dan reseptor, cara bereaksi ke
target dan ekskresi.
3 fase yang mempengaruhi aktivitas bioogi obat dalam tubuh, yaitu :
1. Fase biofarmasetika : waktu mulai penggunaan sediaan obat hingga pelepasan zat aktifnya
sampai siap untuk diabsorpsi
2. Fase farmakokinetik adalah fase atau tahapan yang dilalui obat setelah dilepas dari bentuk
sediaan. Studi tentang ADME.
3. Fase farmakodinamik adalah fase atau tahapan terjadinya interaksi obat dengan reseptor
sampai timbul efek.
ADME
Fase farmakokinetik obat diawali dengan tahap absorpsi di usus, dilanjutkan dengan tahap
transportasi dalam darah.
Obat masuk ke cairan tubuh dan didistribusikan ke organ dan jaringan : otot, lemak, jantung dan
hati
Didalam darah, obat mengikat protein darah dan obat akan dimetabolisme, terutama ketika
obat melewati hepar (hati) hingga pada akhirnya obat diekskresikan dari tubuh
Rute pemberian obat utamanya ditentukan oleh :
1. Sifat fisiko kimia obat (wujud zat, lipofilisitas, derajat ionisasi, stabilitas, dll)
2. Tujuan pemberian (efek cepat/lambat, pemberian jangka panjang/pendek, bersifat
lokal/sistemik)
Hubungan struktur, sifat fisika kimia
dengan absorpsi
Bentuk asam, basa, ester, garam, kompleks atau hidrat, btk kristal (polimorf), lipofilisitas,
ionisasi dari bhn obat dpt mempengaruhi kelarutan dan absorpsi obat.
Contoh
Penisillin V dalam bentuk garam K lebih mudah larut daripada penisillin bentuk basa.
Efek pH pada absorpsi obat
Kebanyakan obat bersifat asam lemah dan basa lemah

• Asam lemah : HA  H + +
A-

• Basa lemah : BH +  B +
H+

Rasio antara bentuk bermuatan & tidak bermuatan ditentukan oleh : pH tempat absorpsi, pKa obat.
Persamaan Henderson-Hasselbach
Hubungan struktur, sifat fisika kimia
dengan distribusi
Setelah masuk keperedaran sistemik, molekul obat secara serentak didistribusikan keseluruh
jaringan dan organ tubuh
Obat aktif mencapai jaringan sasaran atau reseptor obat.
Ikatan obat pada protein plasma
Obat bebas dan terikat berada dlm kesetimbangan dlm darah. Hanya
obat yg bebas yg aktif secara farmakologi
Dalam tubuh terdapat protein pada plasma & jaringan, yang dapat
berinteraksi dengan semua obat

IKATAN PROTEIN KECIL


 Konsentrasi obat bebas > >
 Adanya kompetisi dg obat
lain & penurunan level
protein plasma tdk
bermakna klinis
Ikatan protein besar
 Konsentrasi obat bebas < <
 Obat-obat yg bersifat asam & hidrofobik (sebagian besar obat). Contoh :
◦ Tolbutamid (>96%)
◦ Y g aktif scra farmakologi hanya 4 % ;
◦ warfarin,
◦ fenitoin, dll
Efek akan dipengaruhi secara signifikan bila :
◦ Ada kompetisi dg obat lain
◦ Penurunan level protein plasma krn kondisi patologis

Anda mungkin juga menyukai