Anda di halaman 1dari 50

Infeksi Menular lewat

 
Transfusi Darah
(IMLTD)

A.A.Wiradewi Lestari
1
IMLTD adalah penyakit /
infeksi
 yang dapat ditularkan melalui
pelayanan transfusi darah
1. Virus :
1. Dalam plasma : Hepatitis B virus,
Hepatitis D virus, Hepatitis C virus,
non-A, non-B, non-C virus,
Parvovirus B19, HIV.

Hepatitis A ( jarang )

3
1.2 Dalam sel : Cytomegalovirus,
Epstein-Barr virus, Human T
lymphotropic virus

2. Bakteri :
Treponema pallidum (sifilis)

 YB eorrsrei nliiaa


beunrt gerdoocifoel ri tii
4

(b orreliosis)
3. Parasit
Plasmodium vivax, falciparum, malariae,
ovale (malaria)
Trypanosoma cruzi (Chaga’s disease) 
Toxoplasma gondii (toksoplasmosis)
Babesia microti (babesiosis)
Leishmania tropica (leishmaniasis)

5
Penularan penyakit lewat transfusi
darah, harus didahului oleh adanya
suatu
penyebab infeksi didalam darah yang
didonasi/diberikan ke pasien. Setiap
unit transfusi darah harus melakukan
uji saring terhadap kemungkinan
infeksi tersebut.

3 kondisi dasar yang dapat menentukan


apakah suatu penyebab infeksi
ditularkan lewat
mungkin
transfusi : a. Ditularkan
lewat darah
b. .Pendonor yang terinfeksi tidak
menunjukkan tanda dan gejala penyakit
saat pengambilan darah, sehingga proses
pengambilan darah donor tetap
dilakukan

c. Penyebab tersebut harus berada


secara alamiah dalam aliran darah dari
donor
 yang terinfeksi.

Uji saring IMLTD 7


Bila ada penyebab infeksi yang masuk
dalam tubuh, sistem kekebalan tubuh
akan aktif.

tSusibtuehm m kerkesbpaoalnn t etrhubaudha :p


bpargoatem
i ina-nparotein
asing / cara tubuh
melindungi dirinya dari serangan
penyebab infeksi.

Protein asing/ penyebab infeksi :


antigen  Respon sistem kekebalan tubuh 8
Waktu antara masuknya antigen
dengan terbentuknya antibodi disebut
periode
 jendela (w ifidow period)  .

Dalam periode ini, antibodi tidak

dapat terindefteksi.i, walaupun

seseorang telah

Window period berbeda-beda pada


setiap orang dan tergantung
9
Deteksi antigen lebih baik
dibandingkan antibodi
Tetapi tidak semua
antigen penyebab
infeksi dapat dibuatkan kit
pemeriksaan rapid/cara cepat atau kit
yang mengandung antigen tersebut

kurang sensitif/spesifik lebih


banyak periksa antibodi
HUMAN IMMUNODEFICIENCY VIRUS  
( HIV)
Virus yang menyerang sistem kekebalan
tubuh, s hg tubuh tidak bisa membentuk
sistem kekebalan terhadap infeksi, termasuk
infeksi ringan sekalipun penyakit
A c c uired Im m unod eficiency Syndrom e  
(AIDS)
Gejala tidak khas (kumpulan):
Berat badan menurun tidak jelas
Diare/batuk tidak sembuh-sembuh
Infeksi sekunder lain

11
Cara Penularan :
1. Hubungan seksual
2. Penggunaan jarum suntik/benda tajam
lainnya, kontak dengan luka/darah terinfeksi
3. Transfusi darah
4. Ibu ke anaknya

 dapat diperiksa walaupun


belum terjadi AIDS (asalkan sudah melewati
wi nd ow period / 6-12 minggu setelah
masuknya virus) seleksi donor yang
tepat/beresiko rendah
Hepatitis B
Cara penularan :
1. Hubungan seksual
2.Penggunaan jarum suntik/benda tajam
lainnya, kontak dengan luka/darah terinfeksi
3.Transfusi darah
4. Ibu ke anaknya

Masa inkubasi/belum timbul gejala 50-180


hari, tetapi virus dapat dideteksi di darah.
Pemeriksaan untuk Hepatiti B : HBsAg
(antigen permukaan dari Virus Hepatitis B)
13
Gejala Klinis :
Demam, sakit kuning
20% akan menjadi kronis

 
Cara penularan :
1. Hubungan seksual
2. Penggunaan jarum
suntik/benda tajam
lainnya, kontak dengan luka/darah terinfeksi
3. Transfusi darah
4. Ibu ke anaknya
Pemeriksaan untuk Hepatiti C : Anti HCV
(Antibodi terhadap Virus Hepatitis C)

Gejala Klinis :
Demam, sakit kuning
(lebih ringan dari Hepatitis B, tetapi 50%
akan menjadi kronis

15
PSeinfyi al iksit  m enular s ek s ual
(hubung an seksual)
Cara penularan lain : transfusi darah
(Kuman mati pada su hu rendah , selama 24-
28 jam pada s uhu 4 °  C atau > 72 jam )
Masa inkubasi 4 mg – 4,5 bulan
Diagnosis : langsung (mikroskup)
Antibodi : spesifik :
TPHA
nonspesifik
: VDRL 
16
Malaria 

Masa inkubasi :
P. falciparum dan vivax ( 1 mg – 1 bulan).
P.malariae (beberapa bulan)

Dalam darah simpan, bisa hidup :


P.malariae < 5 hari, P.falciparum 14 hari
Hapusan darah dan pemeriksaan serologis
calon donor tanpa gejala tidak praktis
krn hasil negatif bila diperiksa saat tidak
viremia
Bila terpaksa, darah diberikan saja, bila ada
gejala malaria post transfusi periksa
lab/malaria, jika (+) diberikan terapi 17
Pemeriksaan Uji saring Darah

Donor
Untuk mendeteksi apakah darah donor
terinfeksi oleh penyakit-penyakit yang
dapat ditularkan melalui transfusi
darah / mencegah resipien terinfeksi
penyakit-penyakit yang ditularkan
lewat darah donornya.
Berdasarkan peraturan pemerintah
uji saring untuk sifilis, hepatitis B,
hepatitis C dan AIDS. 18
tidak boleh
dipergunakan
Terminologi hasil pemeriksaan :
Reaktif atau non reaktif karena
pernyataan hasil positif diberikan bila
telah dilakukan pemeriksaan
lanjutan/konfirmasi terhadap
pemeriksaan sebelumnya. Karena
pemeriksaan di bank darah hanya 1
kali, maka hasil yang dipakai : reaktif
Hasil m eragukan pem eriksaan
ulang

20
PRINSIP-PRINSIP PEMERIKSAAN :
1. Uji cepat kh us us ( Rapid Test )
2. Enzyme Linked Immuno Sorbent
Assay (ELISA / EIA)
3. Uji aglutinasi partikel

21
Metoda Pemeriksaan di

Unit Transfusi darah  


Bila jumlah donasi yang diperiksakurang
dari (≤)60 sampel per minggu maka metoda
pemeriksaan dapat menggunakan metoda
rapid test atau uji aglutinasi partikel 

Bila jumlah donasi yang diperiksa lebih dari


(>)60 sampel per minggu, maka metoda
pemeriksaan menggunakan metoda Elisa

22
Spesim en  
Serum atau plasma (tidak boleh
hemolisis, lipemik, terkontaminasi
bakteri, ada bekuan fibrin)
Dalam keadaan tidak mungkin
pem eriksaan langsung
sim pan 1-6 0 C, < 3 hari.
Wadah : tabung plastik 12 x 75 mm,
bertutup ulir (tanggal, nomor
kantong, tempat)
Volume 3 ml
23
Formulir pengiriman
Setiap spesimen disertai formulir

p
e n g
i i
r m a n
F o rm u l ir b erisi nomor urut, nomor
kantong, tanggal, cek, tanda tangan dan
nama terang pengirim dan penerima 

24
Peralatan Laboratorium Pemeriksaan
IMLTD
1.  Metode Rapid
Tip kuning secukupnya
Tabung reaksi 10-12 x 75 m m secukupnya
Rak Tabung reaksi 40 lubang 2 buah
Mikropipet 5 - 5 0   l 1 buah

Mikropipet 50 - 200   l 1 buah


Timer 2 buah
Mechanical rotator 1
buah 25
2. Metode Elisa manual/semi otomatik
Tip secukupnya
kuning
Tabung
Tip biru reaksi 10-12
s ec ukx 75 myma secukupnya
upn
Rak Tabung reaksi 40 lubang
Mikropipet 5 - 5 0   l
secukupnya 1 buah
Mikropipet 50 - 2 0 0   l 1
Mikropipet 200 - 1 0 0 0   l buah
Inkubator 1 buah 1 buah

RWeaasd
1 buah
1
heerr buah
Printer 1 buah 26

Timer
3. Peralatan dan bahan habis pakai lainnya
Jas laboratorium
Sarung tangan
Spidol
Tissue gulung
Tempat sampah infeksius (plastik kuning
tebal berisi hipoklorit)
Tempat sampah non infeksius (plastik
hitam tebal)
Alkohol 70%, aquades, hipoklorit 1% 

27
Jenis Pemeriksaan
Metode pemeriksaan

HBsAg :
1. Enzyme Immunoassay (EIA) atau
Enzyme Link Immunosorbent Assay
(ELISA)
2. Reverse Passive Hemagglutination
assay (RPHA)
3. Immunochromatography

29
Sifilis

Anti HCV
Anti HIV  

1. Enzyme Immunoassay (EIA) atau


Enzyme Link Immunosorbent Assay
(ELISA)

2. Immunochromatography

31
Prinsip Pemeriksaan
1. ELISA (deteksi antibodi)
c. Tambahkan human anti imunoglobulin

b(aenrtiik abat )n y adnegn gdab


i ne kroi mlabpeel l

ke nagzi-mab ()a. kBalina


terjadi ikatan ag-ab-anti ab , maka
enzym akan aktif.
d. Tambahkan larutan substrat
kromogen
 / zat pewarna. Bila enzym aktif,
maka
zat ini akan berubah warna. 33

Banyaknya substrat yang diubah =


e. Pembacaan hasil reaksi dengan

scaphekatyrao fyoatnogm deitseer r(anpil aoil

eahb swoarrbnaan/jumlah spesimen)

Pencucian yang dilakukan dalam


pemeriksaan ini bertujuan untuk
membuang sisa antibodi yang tidak
berikatan dengan ag pada well atau
membuang sisa anti imunoglobulin yang
tidak berikatan dengan ab. 34
Dalam setiap pemeriksaan selalu
disertakan beberapa kontrol positif dan
kontrol negatif untuk penghitungan
nilai
cut off (patokan reaktif atau tidaknya suatu
reaksi).
Bila nilai absorban > cut off reaktif
Bila nilai absorban < cut off non reaktif

35
Prinsip ELISA anti HIV

36
2. ELISA (deteksi antigen)

a. Antibodi (ab) dilekatkan pada


massa padat (dasar well atau
bead).
b. Spesimen diteteskan ke dalam
well/bead. Bila spesimen yang
diperiksa mengandung antigen
(ag) yang sesuai dengan ab yang
melekat tersebut, maka akan
terjadi ikatan ab-ag.
37
c. Tambahkan antibodi kedua yang diberi
label enzim (akan berikatan dengan
komplek ab-ag). Bila terjadi ikatan
ab-ag-ab , maka enzym akan aktif.

d. Tambahkan larutan substrat kromogen


 / zat pewarna. Bila enzym aktif, maka
zat ini akan berubah warna.
Banyaknya substrat yang diubah =
banyaknya enzyme aktif/banyaknya
ikatan ab-ag-ab

38
Pembacaan hasil reaksi dengan
spektrofotometer (nilai absorban/jumlah
cahaya yang diserap oleh warna
spesimen)

Pencucian yang dilakukan dalam


pemeriksaan ini bertujuan untuk
membuang sisa antigen yang tidak
berikatan dengan ab pada well atau
membuang sisa antibodi kedua yang tidak
berikatan dengan ag.
39
Pemeriksaan ELISA untuk HBsAg
3. Aglutinasi
Cara mendeteksi antibodi atau antigen
pada spesimen atas dasar reaksi
aglutinasi
Bila yang ingin dideteksi adalah ab
dalam spesimen, maka untuk dapat
terjadi aglutinasi, digunakan reagen
yang berisi ag dan partikel (zat
pembawa ag). Partikel dapat berupa sel
darah merah, gelatin, kholesterol,
lesithin, dll.
41
Pembacaan metode aglutinasi adalah

kduernagnagn amkuatra.t Mdiebtaonddei


naglkuatnni EaLsiISA, bila pembacaan
hasil hanya dilakukan oleh 1 orang
tanpa pengecekan orang kedua.
Metode aglutinasi lebih mudah, lebih
ekonomis, lebih cocok untuk daerah
dengan infrastruktur seperti
keterampilan petugas, listrik dan air
kurang menunjang. 42
4. Immunochromatography
Spesimen menjalar terus ke bantalan lain
yang telah dilekati larutan signal berupa
koloidal emas berlabel protein A.

Keuntungan metode ini : cepat dan


mudah. Namun tidak efisien untuk jumlah
sampel yang cukup banyak.
Penyimpanan reagen harus hatu-hati
karena stabilitas reagensia lebih rendah
dibandingkan reagen ELISA.

44
Uji immunochromatography

45
46
47
Interpretasi Hasil :

Non reaktif : Terbentuk 1 garis berwarna pd zona


garis kontrol saja

Reaktif : Terbentuk 2 garis berwarna, 1 pada zona


garis tes, 1 lagi pd zona garis kontrol

IN VA LID
: Jika tdk terdapat garis berwarna pada
zona kontrol → ulangi tes dng alat baru 

48
8/10/2019 Penyakit yang Ditularkan lewat Transfusi
2.ppt

http://slidepdf.com/reader/full/penyakit-yang-ditularkan-lewat-transfusi-2ppt 50/5
0

Anda mungkin juga menyukai