Anda di halaman 1dari 54

Laporan

Kasus
Periodontitis Apikalis Kronis Gigi 35
ec Gangren Radix

Oleh : Audyla Sri Putri 22004101091


Dosen Pembimbing : drg. Metaria Susan H, Sp. Perio
01
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Karies gigi merupakan suatu penyakit yang terjadi karena
proses demineralisasi struktur gigi oleh asam yang dihasilkan
oleh mikroorganisme dan ditandai dengan terbentuknya
kavitas pada permukaan email, dentin atau sementum.
Perjalanan karies bersifat kronis, tidak dapat sembuh sendiri,
dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi bila tidak
dilakukan perawatan.
Latar Belakang
Di sisi lain, penyakit periodontal merupakan suatu
penyakit yang terjadi pada gangguan jaringan pendukung di
sekitar gigi, yaitu pada jaringan periodontium. Pada
prinsipnya, gangguan ini diperkirakan berasal dari
perkembangan inflamasi, traumatik, neoplastik, genetik
ataupun metabolic. penyakit yang dialami hampir dari
setengah populasi penduduk dunia (3,58 milyar jiwa).
Penyakit pada gusi (periodontal) menjadi urutan ke 11
penyakit yang paling banyak terjadi di dunia
Latar Belakang
Penyakit ginjal kronis (PGK) adalah adanya kerusakan struktural atau
fungsional ginjal dan/atau penurunan laju filtrasi glomerulus kurang dari
60mL/menit/ 1,73 m2 yang berlangsung lebih daripada 3 bulan.
Pada pasien penyakit ginjal kronis juga bisa timbul beberapa kelainan
rongga mulut sebagai manifestasi daripada penyakit tersebut. kerusakan
ginjal bisa menyebabkan penderita mempunyai keluhan rasa tidak nyaman
dan mempunyai bau ammonia dari rongga mulut. Oleh karena itu dokter dan
dokter gigi harus berkolaborasi dalam melakukan perawatan pada pasien
02
Laporan kasus
identitas
Nama : Tn.Z
Umur : 62 Th
Jenis kelamin : Laki-laki
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Wiraswasta
Agama : Islam
Status : Menikah
Suku : Madura
Alamat : Pasanggrahan-Kwanyar
Tanggal Pemeriksaan : 6 Juni 2021
No. RM : 241xxx
anamnesis
KELUHAN UTAMA
Konsultasi pre transplantasi ginjal

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


Pasien datang ke poli gigi dengan riwayat gagal ginjal kronik stadium 5
rencana transplantasi. Nyeri pada gigi disangkal. Pasien mengaku pernah
mengalami gigi berlubang, dibiarkan dan tidak dilakukan penambalan gigi
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Penyakit ginjal kronis (+)
Pasien di diagnosa gagal ginjal 1 tahun yang lalu, pasien rutin
hemodialisa sejak didiagnosa gagal ginjal, rutin cek lab didapatkan
bun creatinine yang meningkat dan melakukan hemodialisa setiap 5
hari sekali di RS Darmo Surabaya.
Diabetes Mellitus (+)
Pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak ±20 tahun yang lalu.
Pasien sering MRS karena kadar gula darah yang terlalu tinggi dan
menimbulkan keluhan.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
Hipertensi
Pasien memiliki riwayat hipertensi sejak 5 tahun yang lalu
Perawatan gigi
Pasien pernah dicabut giginya ketika usia 32 tahun. 3 tahun yang lalu
pasien pernah sakit gigi dan dilakukan pemasangan gigi tiruan atas
dan bawah, gigi pasangan ini dapat dilepas. Pada tahun 2018 pasien
pernah sariawan di bibir, gusi dan juga lidah, serta sempat dilakukan
perawatan karies gigi.
Riwayat Penyakit keluarga
Riwayat keluarga dengan penyakit serupa : -
Riwayat hipertensi : + (ayah pasien)
Riwayat diabetes mellitus : + (ibu pasien)
Riwayat penyakit jantung :-

Riwayat Alergi :-

Riwayat Pengobatan : Obat antihipertensi, dan obat


anti diabetes.
Riwayat Kebiasaan :
Riwayat Makanan dan Minuman : Merokok (+) Kopi (+) Teh
Jamu (+) Alkohol (-)
Riwayat gosok gigi : Jarang menggosok gigi
Riwayat Olahraga :-

Riwayat Sosial Ekonomi : Menengah


Pemeriksaan
fisik
 Kesadaran : Compos mentis
 GCS : 456
 TD : X dilakukan
 Nadi : X dilakukan
 RR : X dilakukan
 Suhu : X dilakukan
Pemeriksaan klinis

PEMERIKSAAN EKSTRA-ORAL
Tidak ada kelainan pada wajah, mata, leher, dan ekstremitas
KGB di servikal tidak ditemukan adanya pembesaran.

PEMERIKSAAN INTRA-ORAL

Bibir : Inspeksi : Warna : merah kecoklatan, angular cheilitis (-), ulserasi (-), nodul (-),
Mukosa halus. Palpasi : Nodul (-), tidak terasa kebal
Mukosa Bukal : Inspeksi: Warna : merah ulserasi (-), lesi putih (-), lesi
eritematosa (-)
Gigi : Sisa akar pada gigi 35 dan Karies gigi 31,32,41,42,43
Lidah : Warna dorsum lidah : merah muda, papil lingual (+) ulserasi(-), lesi putih (-), plak
(-), geographic tongue(-) Fissured tongue (-), Frenulum lingual (+)
Tonsil : Warna : merah muda, debris (-), T1/T1
Uvula : Warna : merah muda, deviasi (-), letak tengah
Pemeriksaan
penunjang

● Adanya gambaran radiolusen yang meluas hingga ke periapical pada gigi 35


Diagnosis

Periodontitis apikalis Kronis 35 et causa gangren


radix
PENATALAKSANAAN
Ekstraks
01 i gigi 35
Pada
.
Edukasi
1. Menjaga oral hygen 02
dengan menyikat gigi 2x
sehari
yang
dengan cara
benar
.
menggunakan pasta gigi
berflorida
2. Membatasi makanan
dan minuman yang
manis
3
Tinjauan
pustaka
You can enter a subtitle here if you
need it
Definisi
karies
Karies gigi terjadi karena proses demineralisasi struktur gigi
oleh asam yang dihasilkan oleh mikroorganisme dan ditandai
dengan terbentuknya kavitas pada permukaan email, dentin atau
sementum. Perjalanan karies bersifat kronis, tidak dapat sembuh
sendiri, dan akhirnya dapat menyebabkan kehilangan gigi bila
tidak dilakukan perawatan.
ETIOLOG
I karies
a) Komponen dari gigi dan air ludah (saliva) yang meliputi : komposisi gigi, morfologi
gigi, posisi gigi, pH saliva,kuantitas saliva dan kekentalan saliva.

b) Komponen mikroorganisme yang ada dalam mulut yang mampu menghasilkan


asam melalui peragian yaitu : streptococcus, Laktobasilus.

c) Komponen makanan : yang sangat berperan adalah makanan, yang mengandung


karbohidrat misalnya sukrosa dan glukosa yang dapat diragikan oleh bakteri tertentu
dan membentuk asam

d) Komponen waktu
STADIUM KARIES

Superfici profund
medialis
al
karies baru mengenai karies sudah mengenai dentin a
karies sudah mengenai lebih
enamel saja belum sampai tetapi belum melebihi dari setengan dentin dan
ke lapisan dentin setengah dentin kadang kadang sudah
mengenai pulpa
Proses Terjadinya Karies
PENATALAKSANAAN
01. Penambalan
Untuk mencegah progresi karies lebih lanjut. Penambalan biasa yang
(filling)
dilakukan pada karies yang ditemukan pada saat iritasi atau hiperemia pulpa

02. Perawatan saluran


akarDilakukan
(PSA) bila sudah terjadi pulpitis atau karies sudah mencapai pulpa. Setelah
dilakukan PSA, dibuat restorasi

03. Ekstraksi
gigi Pilihan terakhir dalam penatalaksanaan karies gigi, gigi yang telah
diekstraksi perlu diganti dengan pemasangan gigi palsu (denture), implant
atau jembatan (brigde).
Periodontitis
apikalis kronis
 Penyebab utama dalam kelainan jaringan periapikal / periodontitis apikalis
adalah hilangnya struktur jaringan permukaan gigi yang menjadi jalan
masuk mikroorganisma kedalam pulpa, ini bisa disebabkan oleh karies
atau trauma.
 Periodontitis apikalis berasal dari pulpa gigi yang diawali oleh adanya
karies gigi di permukaan gigi dan kemudian membuat lubang hingga
menembus pulpa gigi kemudian bakteri menginvasi kedalam saluran akar
dan terus menuju ujung akar lalu keluar melalui foramen menuju jaringan
periapikal.
Periodontitis
apikalis kronis
 Bakteri yang ada dalam periodontitis apikalis yaitu spesies
prevotella, fusobacterium, lactobacilus, streptococcus, clostridium,
peptostreptococcus, candida, saccharomyces

 Pada beberapa penelitian, species actinomyces dan enterococcus


faecalis selalu ada pada periodontitis apikalis
Periodontitis
apikalis kronis
Periodontitis apikalis

periodontitis apikalis periodontitis apikalis Periapikal abses


asimtomatik sebagai simtomatik sebagai
periodontitis apikalis periodontitis apikalis akut
kronis
Periodontitis apikalis akut

iritasi pada jaringan periodontal di ujung akar akibat infeksi yang datang dari saluran
akar gigi.

reaksi inflamasi pada jaringan periodontal di ujung akar gigi

Secara histologis secara klinis : adanya rasa sakit


ditandai dengan yang menyebar (diffuse), nyeri
adanya sel netrophil menguyah dan nyeri saat
dalam lesi diperkusi
Periodontitis Apikalis Kronis

Secara histologis ditandai dengan adanya sel netrophil dalam lesi

klinis Radiologi
sering tidak dirasakan Histologis
radiolusen yang diffuse
namun saat di perkusi jaringan granulasi dengan
didaerah periapikal gigi
tetap menimbulkan rasa munculnya sel limfosit
nyeri.
Periapikal abses

Pus dialirkan ke
Ketika mencapai
gusi, mukods
kelanjutan proses jaringan lunak ->
mulut, palatum,
periodontitis apikalis pembengkakan
bawah lidah, dan
wajah
kulit

Secara klinis :
Terjadi reaksi Akumulasi pus peningkatan rasa
inflamasi membentuk sinus sakit, gigi terasa
lebih panjang

Nekrosis jaringan
Sel darah putih
periodontal sekitarnya
bergerak ke daerah
sehingga membentuk
periapical terinfeksi
pus
Definisi penyakit
ginjal kronis
Berdasarkan panduan dari Kidney Disease Outcome Quality Initiative(KDOQI)
(1) adanya tanda-tanda kerusakan ginjal lebih
dari 3 bulan, dengan kata lain, abnormalitias struktural maupun fungsional
dengan
atau tanpa pengurangan dalam laju filtrasi glomerulus;
(2) mempunyai laju filtrasi glomerulus yang kurang dari 60 mL/menit/1,73m2
selama lebih dari 3 bulan, dengan atau tanpa tanda-tanda kerusakan ginjal
(Sherwood,2010).
ETIOLOGI
Ginjal kronis
a) 75% dari diabetes, hipertensi dan glomerulonephritis. penyakit polisistik renal
dan stenosis arteri renal, penyakit sistemik seperti lupus eritematosus dan
mieloma, keracunan akibat timah hitam dan obat-obatan seperti aspirin dan
NSAIDs, merupakan faktor penyebab lainnya
Perawatan pasien penyakit
ginjal kronis
a) Penyakit ginjal kronis dapat didiagnosa melalui riwayat dan pemeriksaan
laboratorium; contohnya, peningkatan dalam kadar plasma urea dan kreatinin serta
pengurangan dalam laju filtrasi glomerulus
b) Jika dijumpai ada pengurangan laju filtrasi glomerulus, maka dapat ditentukan
rencana perawatan dialisis, pembuatan fistula arteriovenous dan sebagainya.
c) Tindakan perawatan yang penting pada penderita penyakit ginjal kronis adalah
kontrol tekanan darah dengan menggunakan obat antihipertensi seperti angiotensin-
converting-enzyme inhibitors (ACEi) dan angiotensin-II blockers (ARBs).
d) Selain itu, penderita penyakit ginjal kronis juga disarankan membatasi konsumsi
diet yang berkalium tinggi.
Perawatan pasien penyakit
Dialisis
ginjal kronis
Saat penyakit ginjal kronis pasien mencapai tahap 5, maka terapi pengganti
renal harus dilakukan. Antara terapi pengganti ginjal yang bisa dilakukan
adalah hemodialisis, dialisis peritoneal atau transplan ginjal. Dialisis ginjal
merupakan perawatan yang dilaksanakan untuk mengeluarkan metabolit
(urea, kalium) dan air berlebihan dari tubuh karena ginjal pasien tidak lagi
mempunyai kemampuan menapis darah secara sendirinya
Perawatan pasien penyakit
ginjal kronis
Transplantasi Ginjal

• Transplantasi ginjal lebih disarankan untuk semua pasien dengan


penyakit ginjal kronis tahap 5.
• Proses transplantasi ginjal yang sukses dapat menjamin kualitas dan
memperpanjang hidup penderita. Transplantasi ginjal dikatakan lebih baik
dibandingkan dialisis dari segi efisiensi, dan medis. Tingkat kelangsungan
transplantasi ginjal bisa mencapai 90% pada tahun pertama, hampir 70%
untuk 5 tahun dan mempunyai kadar mortalitas keseluruhan kurang dari
5%.
Perawatan pasien penyakit
ginjal kronis
Transplantasi Ginjal

• Saat dilakukan transplantasi, maka penerima organ tersebut wajib


menggunakan obat immunosupresi sepanjang hayat untuk mencegah
respons penolakan autoimun sel T.
• Komplikasi pada transplantasi ginjal yaitu penolakan transplan,
meningkatnya resiko terhadap atheroma dan penyakit jantung iskemik,
nefropati karena siklosporin dan infeksi akibat immunosupresi atau tumor.
Manifestasi Oral pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronis
1. Stomatitis Uremik
terjadi karena meningkatnya kadar urea dan sisa zat nitrogen di dalam aliran darah pada
pasien penyakit ginjal kronis. Secara klinis, stomatitis uremik terlihat sebagai plak putih
yang bisa dijumpai pada mukosa bukal, dasar mulut dan lidah.

2. Xerostomia
Xerostomia atau mulut kering sering merupakan keluhan pasien dialisis. Dapat terjadi penurunan
aliran saliva yang disebabkan oleh keterlibatan uremik pada kelenjar saliva, inflamasi dari obat-
obatan kimiawi, dehidrasi dan kebiasaan bernafas melalui mulut. Xerostomia jangka panjang bisa
menjadi predisposisi terjadinya karies dan inflamasi gingiva serta mengakibatkan kesulitan dalam
berbicara, retensi gigi tiruan, gangguan mastikasi dan hilangnya pengecapan
Manifestasi Oral pada Pasien
Penyakit Ginjal Kronis
3. Perubahan Pengecapan
Penyebab rasa metalik pada pasien uremik dilaporkan disebabkan oleh kandungan urea di dalam
saliva dan produk-produk ammonia dan karbon dioksida dari degradasi urea. Perubahan pengecapan
juga kemungkinan disebabkan oleh gangguan metabolik, penggunaan obat-obatan dan kelainan pada
kelenjar saliva dan komposisinya

4. Penyakit Periodontal
Hiperplasia gingiva, peningkatan penumpukan plak, kalkulus, inflamasi gingiva dan peningkatan
prevalensi dan penyakit periodontal yang parah dapat terlihat pada pasien penyakit ginjal kronis.
Obat-obatan seperti calcium channel blockers dan calcineurin inhibitors yang sering digunakan
dalam perawatan penyakit ginjal dapat mengakibatkan hiperplasia gingiva pada pasien penyakit
ginjal kronis.
Tindakan Pencabutan Gigi pada Px
Penyakit Ginjal Kronis
• Dokter gigi memiliki tanggungjawab untuk memberikan perawatan dental
kepada pasien kompromis medis salah satunya pasien penyakit ginjal
kronis. Sebelum melakukan prosedur perawatan dental elektif seperti
pencabutan gigi, maka dalam menggali kondisi umum pasien untuk
mendapatkan riwayat medis lengkap dan melanjutkan perawatan,
sebaiknya drg berkomunikasi dengan dr spesialis dalam merawat pasien.
Tindakan Pencabutan Gigi pada Px
Penyakit Ginjal Kronis
• Pasien yang mendapat perawatan transplantasi ginjal akan mengalami
imunosupresi akibat dari obat-obatan imunosupresan. Oleh karena itu,
pemeliharaan kebersihan rongga mulut amat penting untuk mencegah
infeksi oral pada pasien transplan. Pasien kelompok ini juga biasanya
mendapatkan perawatan kortikosteroid, calcineurin inhibitors (tacrolimus)
dan inhibitor proliferasi sel limfosit (azathioprine). Perawatan jangka
panjang dengan dosis kortikosteroid yang tinggi akan menghasilkan efek
supresi fungsi adrenal, yang selanjutnya bisa mengakibatkan adrenal crisis
dengan komplikasi terhadap perawatan bedah dental
04
PEMBAHASAN
 Penegakkan diagnosa diambil dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
penunjang
Dasar
Penegak Hasil anamnesis yang dapat menunjang diagnosa :
• Pasien pernah dicabut giginya ketika usia 32 tahun. 3 tahun yang lalu
an
pasien pernah sakit gigi dan dilakukan pemasangan gigi tiruan atas
Diagnos
dan bawah, gigi pasangan ini dapat dilepas. Pada tahun 2018 pasien
is
pernah sariawan di bibir, gusi dan juga lidah, serta sempat dilakukan
perawatan karies gigi.
• Riwayat kebiasaan pasien yang suka mengkonsumsi makanan manis
dan minuman manis
Dasar Penegakan
Diagnosis
 Pemeriksaan fisik yang dapat menunjang diagnosa :
 Didapatkan adanya gangren radix pada gigi 35
 Didapatkan adanya karies gigi pada gigi 31,32,41,42,43

 Pemeriksaan radiologi mengkonfirmasi bahwa terdapat adanya gambaran


radiolusen yang meluas hingga periapikal pada gigi 35, yang menandakan bahwa
lesi sudah memasuki periapikal dan sudah menjadi gangren radix
Dasar Penegakan
Diagnosis
Interaksi Rasa nyeri akan
mikroorganisme terasa jika kerusakan Jika tidak dirawat
pathogen dengan zat telah mencapai akan merusak
kariogenik permukaan dentin struktur pulpa gigi

Pasien ini didiagnosa


dengan periodontitis
apikalis kronis. Menghasilkan
asam
Terus membesar
Infeksi berjalan ke
saluran akar
Periodontitis apikalis
kronis (PAK) dapat
terjadi akibat karies tidak diobati,
Terjadi proses
Menembus
gigi yang tidak demineralisasi email demineralisasi
jaringan periapical
gigi (Karies gigi) berlanjut
ditatalaksana.

. Plak yang bersifat lengket Kavitas awalnya


akan melarutkan Periodontitis
tidak dirasakan
permukaan email gigi
nyeri apikalis
sehingga membuat kavitas
Dasar Penegakan
Diagnosis

Karies gigi yang timbul pada pasien dapat disebabkan beberapa faktor, antara lain
kebiasaan pasien makan dan minum manis dengan frekuensi yang sering.
Kebiasaan ini akan berpengaruh terhadap pH saliva. Pada kondisi ini pH saliva
akan terus berada di bawah batas normal dan mengakibatkan terjadinya demineralisasi
dari permukaan email yang rentan, yaitu terjadinya pelarutan dari kalsium yang
menyebabkan terjadinya kerusakan email sehingga terjadi karies
Dasar Penegakan
Diagnosis

Pasien memiliki riwayat penyakit DM sejak ±20 tahun yang lalu. Pasien
sering MRS karena kadar gula darah yang terlalu tinggi dan menimbulkan
keluhan. Riwayat DM pada pasien biasanya memiliki oral hygiene (OH) buruk,
dan adanya faktor lokal yang memperburuk seperti plak atau kalkulus. Pada
beberapa pasien DM juga sering dijumpai kelainan berupa pembesaran gingiva,
gingiva mudah berdarah pada pengerjaan dan adanya periodontitis
Dasar Penegakan
TERAPI
Pasien sudah mengalami gangren radix pada gigi 35 sehingga
diberikan tatalaksana berupa ekstraksi. Dipilih ekstraksi karena pada
kondisi ini gigi yang sudah menjadi gangren radix akan menjadi gigi yang
non vital (gigi mati) sehingga jika dibiarkan akan menimbulkan infeksi
(fokal infeksi).
Dasar Penegakan
TERAPI
Ekstraksi gigi merupakan suatu prosedur bedah yang dapat dilakukan
dengan tang, elevator, atau pendekatan transalveolar, bersifat ireversibel
dan terkadang menimbulkan komplikasi.
Ekstraksi gigi yang ideal adalah pencabutan sebuah gigi atau akar
yang utuh tanpa menimbulkan rasa sakit, dengan trauma yang seminimal
mungkin pada jaringan penyangganya sehingga luka bekas pencabutan
akan sembuh secara normal dan tidak menimbulkan masalah pasca
ekstraksi.
Dasar Penegakan
TERAPI
 Indikasi ekstraksi gigi :
1. Gigi yang tidak lagi bisa dipertahankan atau diperbaiki (karies berat yang
menyebabkan gangren radix)
2. Gigi yang goyang (mobile) & dengan penyakit periodontal, necrosis pulpa, atau abses
periapikal, dimana membutuhkan perawatan saluran akar (PSA) dibutuhkan namun pasien
tidak dapat memenuhinya (dimana terapi endodontik gagal)
3. Overcrowding dari gigi pada dental arch yang menyebabkan deformitas ortodontik 
4. Gigi impaksi
Dasar Penegakan
TERAPI
 Perawatan gigi pre-transplantasi bertujuan menghilangkan kemungkinan sumber
infeksi mulut yang dapat menyebabkan infeksi sistemik setelah transplantasi
 Perawatan gigi pada pasien ini sebaiknya dilakukan sebelum transplantasi karena
komplikasi utama pada pasien transplantasi ginjal adalah infeksi akibat pemakaian
obat-obat imunosupresan seperti kortikosteroid. Oleh karena itu, penting bagi
pasien yang membutuhkan transplantasi ginjal, dilakukan evaluasi lebih dahulu
oleh seorang dokter gigi sebelum pembedahan, untuk menentukan kondisi
kesehatan gigi dan mulut, sehingga tidak menjadi fokal infeksi setelah
transplantasi.
Dasar Penegakan
TERAPI
 Pasien yang dijadwalkan untuk menerima transplantasi organ harus dirujuk ke klinik
gigi sesegera mungkin sebelumnya, untuk mengidentifikasi dan menghilangkan
sumber potensial infeksi mulut. Hal ini sangat penting pada pasien transplantasi ginjal,
yang mungkin memiliki kebersihan mulut yang relatif yang dapat menjadi sumber
bakteremia jika mereka tetap di tempatnya dan infeksi intraoral yang tidak terkontrol
dapat menyebabkan abses dan sepsis yang mengancam jiwa. Oleh karena itu,
perawatan gigi merupakan masalah penting pada penerima transplantasi organ yang
tidak boleh diabaikan.
 Instrukskan pasien untuk membersihkan mulut seperti menyikat gigi, menggunakan
benang gigi, mengubah kebiasaan makan jika perlu, dan menggunakan larutan
fluorida dan antiseptik
04
PENUTUP
penutup
Kesimpulan
Kesimpulan
- Diagnosa pada pasien periodontitis apikalis kronis gigi 35 e.c gangrene radix.
- Diagnosa
- Kondisipada pasienradix
gangren periodontitis
pada pasienapikalis kronis gigi
disebabkan 35 e.ckaries
karena gangrene
gigiradix.
yang tidak
- Kondisi gangren
dirawat. radix pada pasien disebabkan karena karies gigi yang tidak
dirawat.
- Perjalanan karies bersifat kronis, tidak dapat sembuh sendiri, dan akhirnya dapat
- Perjalanan karieskehilangan
menyebabkan bersifat kronis, tidak
gigi bila dapat
tidak sembuhperawatan.
dilakukan sendiri, dan akhirnya dapat
menyebabkan
- Perawatan kehilangan gigi bila tidak bertujuan
gigi pre-transplantasi dilakukan perawatan.
menghilangkan kemungkinan
- Perawatan gigi pre-transplantasi bertujuan menghilangkan
sumber infeksi mulut yang dapat menyebabkan abses dan kemungkinan
sepsis serta
sumber
mencegah infeksi sistemik setelah transplantasi akibat pemakaianserta
infeksi mulut yang dapat menyebabkan abses dan sepsis obat-
mencegah infeksi sistemik setelah transplantasi akibat
obat imunosupresan Oleh karena itu, perawatan gigi merupakan masalahpemakaian obat-
obat imunosupresan
penting pada penerimaOlehtransplantasi
karena itu, perawatan
organ yanggigi merupakan
tidak masalah
boleh diabaikan.
penting pada penerima transplantasi organ yang tidak boleh diabaikan.
penutup
Saran
Saran
Pada pasien dengan penderita karies gigi, selain menjaga
Pada
oral pasien
hygienedengan
dengan penderita karies gigi,segera
baik diharapkan selain melakukan
menjaga
oral hygiene jika
perawatan dengan baikkaries.
terjadi diharapkan
Hal inisegera melakukan
ditunjukkan untuk
perawatan jika terjadi karies. Hal ini ditunjukkan
menghindari terjadinya komplikasi yang lebih lanjut. Setelahuntuk
menghindari terjadinya komplikasi
dilakukan transplantasi yang lebih
ginjal sebaiknya lanjut.
tetap Setelahke
konsultasi
dilakukan transplantasi
dokter gigi untuk menjagaginjalkesehatan
sebaiknyagigi
tetap
dankonsultasi
mulut. ke
dokter gigi untuk menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Teri
ma
kasih

Anda mungkin juga menyukai