Anda di halaman 1dari 19

Asuhan Keperawatan DHF (Dengue

Haemorragic Fever) Demam berdarah


Kelompok 4
 Batistuta Walukouw
 Fahrani Tumbol
 Celine Wurara
 Atirah Mopoliu
 Anjeli Loho
Definisi
Demam berdarah Dengue adalah satu peny akit yang disebabkan oleh Virus
Dengue (arbovirus) yang amsuk kedalam tubuh oleh gigitan nyamuk aedes aegpti
yang apabila terlambat ditangani akan menyebakan Dengue Syok Syndrome (DSS)
yang menyebabkan kematian.
Hal tersebut disebabkan karena penderita mengalami deficit volume cairan
akibat dari meningkatnya permeabilitas atau kemampuan yang dimiliki
zat/membran partikel menembus kapliler pembuluh darah sehingga penderita
mengalami syok hipovolemik yang dapat menyebabkan kegagalan system organ
yang berujung pada kematian, sehingga pemberian cairan sangat penting untuk
mengatasi masalah itu.
Klasifikasi demam berdarah dengue
 Derajat I : Demam mendadak 2-7 hari, gejala tidak khas, manifestasi perdarahan dengan uji
tourniquet positif.
 Derajat II : Derajat I disertai manifestasi perdarahan lain.
 Derajat III : Ditemukan tanda dini renjatan, adanya kegagalan sirkulasi, nafas cepat dan lemah,
tekanan darah menurun (20 mmHg) atau hipotensi, disertai kulit dingin, lembab dan gelisah.
 Derajat IV : Renjatan berat, nadi tidak teraba, terdapat DSS (dengue syok sindrom) dengan nadi
dan tekanan darah tak terukur.
Pengkajian Keperawatan
I.IDENTITAS
Terdiri dari Nama,TTL, Jenis Kelamin, Agama, Pendidikan, Alamat, tgl masuk, tgl pengkajian, Diagnosa
medik dan biodata Orangtua.
II.RIWAYAT KESEHATAN
 Keluhan Utama
Keluhan yang menonjol pada pasien DBD untuk datang ke rumah sakit adalah panas tinggi dan anak lemah.
 Riwayat Penyakit Sekarang
Didapatkan adanya keluhan panas mendadak yang disertai menggigil. Turunnya panas terjadi antara hari ke-
3 dan ke-7, anak anak semakin lemah. Kadang-kadang disertai dengan keluhan batuk, pilek, nyeri telan,
mual, muntah anoreksia, diare atau konstipasi, sakit kepala, nyeri otot dan persendian, nyeri ulu hati dan
pergerakkan bola mata terasa pegal, serta adanya manifestasi perdarahan pada kulit, gusi (grade III, IV),
melena hematemesis.
 Riwayat Penyakit Dahulu
Penyakit apa saja yang pernah diderita. Pada DBD, anak biasanya mengalami serangan ulangan DBD
dengan tipe virus yang lain. .
 Riwayat Penyakit Dahulu
Tidak Ada
 Penyakit Keluarga
Tidak Ada
 Riwayat Obat-obatan
Tidak Ada
 Riwayat Gizi
Status gizi anak yang menderita DBD dapat bervariasi. Semua anak dengan status gizi baik maupun buruk
dapat beresiko, apabila terdapat beberapa faktor predisposisinya. Anak yang menderita DBD sering mengalami
keluhan mual, muntah, dan nafsu makan menurun. Apabila kondisi ini berlanjut dan tidak disertai dengan
pemenuhan nutrisi yang mencukupi, maka akan dapat mengalami penurunan berat badan sehingga status
gizinya menjadi kurang.
III.Kondisi Lingkungan
Sering terjadi didaerah yang padat penduduknya dan lingkungan yang kurang bersih (seperti air yang
menggenang dan gantungan baju kamar).
 Pemeriksaan TTV
 TD : Tekanan darah menurun (sistolik menurun sampai 80 mmHg atau kurang)
 Nadi :
 RR :
 SB : Suhu tinggi (diatas 37,5oC)
 Pemeriksaan Fisik
1) Kepala
Kepala terasa nyeri, muka tampak kemerahan karena demam
2) Mata
Konjungtiva anemis
3) Hidung
Hidung kadang mengalami perdarahan (epistaksis) pada grade II, III, IV.
4) Telinga
Terjadi perdarahan telinga (pada grade II, III, IV)
5) Mulut
Pada mulut didapatkan bahwa mukosa mulut kering, terjadi perdarahan gusi, dan nyeri telan. Sementara
tenggorokkan mengalami hyperemia pharing.
6) Leher
Kelenjar getah bening dan kelenjar tiroid tidak mengalami pembesaran

7) Dada/thorak
I : Bentuk simetris, kadang-kadang tampak sesak.
Pal : Biasanya fremitus kiri dan kanan tidak sama
Per : Bunyi redup karena terdapat adanya cairan yang tertimbun pada paru
A : Adanya bunyi ronchi yang biasanya terdapat pada grade III, dan IV.

8) Abdomen
I : Abdomen tampak simetris dan adanya asites.
Pal : Mengalami nyeri tekan, pembesaran hati (hepatomegali)
Per : Terdengar redup
A : Adanya penurunan bising usus
9) Sistem integument
Adanya petekia pada kulit spontan dan dengan melakukan uji tourniquet. Turgor kulit menurun,
dan muncul keringat dingin, dan lembab. Pemeriksaan uji tourniket dilakukan dengan terlebih
dahulu menetapkan tekanan darah anak. Selanjutnya diberikan tekanan antara sistolik dan diastolic
pada alat ukur yang dipasang pada tangan. Setelah dilakukan tekanan selama 5 menit, perhatikan
timbulnya petekie di bagian volar lengan bawah (Soedarmo, 2008).

10) Genitalia
Biasanya tidak ada masalah
11) Ekstremitas
Akral dingin, serta terjadi nyeri otot, sendi serta tulang. Pada kuku sianosis/tidak
Diagnosa Keperawatan
 Risiko Perdarahan ( SDKI D.0012 ) berhubungan dengan gangguan koagulasi
(mis.trombositopenia)
 Risiko Defisit Nutrisi ( SDKI D.0032 ) berhubungan dengan factor psikologis
(mis.stres, keengganan untuk makan ditandai dengan penurunan berat badan
 Hipertermia ( SDKI D.0130 ) berhubungan dengan proses penyakit mis.infeksi,
kanker) ditandai dengan suhu tubuh diatas normal
 Perfusi Perifer Tidak Aktif ( SDKI D.0009 ) berhubungan dengan penurunan
konsentrasi hemoglobin ditandai dengan akral teraba dingin
Perencanaan Keperawatan
 Diagnosa Keperawatan
 ( SDKI D.0012 ) Risiko Perdarahan berhubungan dengan gangguan koagulasi (mis.trombositopenia)
 ( SDKI D.0032 ) Risiko Defisit Nutrisi berhubungan dengan factor psikologis (mis.stres, keengganan untuk makan
ditandai dengan penurunan berat badan
 ( SDKI D.0130 Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit mis.infeksi, kanker) ditandai dengan suhu tubuh diatas
normal
 ( SDKI D.0009 ) Perfusi Perifer Tidak Aktif berhubungan dengan penurunan konsentrasi hemoglobin ditandai dengan
akral teraba dingin
 Tujuan dan Kriteria Hasil
 ( L.02017 ) Tingkat Perdarahan
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan tingkat perdarahan menurun, dengan criteria
hasil :
 Hematemesis 5 menurun
 Hematuria 5 menurun
 Hemoglobin 5 membaik
 Hematokrit 5 membaik
 ( L.03030 ) Status Nutrisi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan status nutrisi membaik, dengan
criteria hasil :
 Porsi makanan yang dihabiskan 5 meningkat
 Berat badan 5 membaik
 Nafsu makan 5 membaik
 ( L.14134 ) Termoregulasi
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam diharapkan termoregulasi membaik, dengan
criteria hasil :
 Suhu tubuh 5 membaik
 ( L.02011 ) Perfusi Perifer
 Tekanan darah sistolik 5 membaik
 Tekanan darah diastolic 5 membaik
Intervensi Keperawatan
 ( I.02067 ) Pencegahan Perdarahan
 Observasi :
 Monitor nilai hematokrit/hemoglobin sebelum dan setelah kehilangan darah
 Monitor koagulasi (mis.prothrombin time (PT),partial thromplastin time (PPT), fibrinogen, degradasi
fibrin dan/atau platelet)
 Teraupetik :
 Pertahankan bed rest selama perdarahan
 ( I.03111) Manajemen Gangguan Makan
 Observasi :
 Monitor asupan dan keluarnya makanan dan cairan serta kebutuhan kalori
 Teraupetik :
 Timbang berat badan secara rutin
 ( I.03119 ) Manajemen Nutrisi
 Teraupetik :
 Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
 Sajikan makanan yang menarik dan suhu yang sesuai
 Berikan suplemen makanan, jika perlu
 ( I.15506 ) Manajemen Hipertermia
 Observasi :
 Monitor suhu tubuh
 Teraupetik :
 Sediakan lingkungan yang dingin
 Lakukan pendinginan eksternal (mis.selimut hipertermia atau kompres dingin pada dahi, leher, dada,
abdomen, aksila)
 Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian cairan dan elektrolit intravena, jika perlu
 ( I.06195 ) Manajemen Sensasi Perifer
 Observasi :
 Periksa perbedaan sensasi tajam atau tumpul
 Periksa perbedaan sensasi panas atau dingin
 Monitor perubahan kulit
 Monitor adanya tromboflebitis dan tromboemboli vena
 Kolaborasi :
 Kolaborasi pemberian analgesic, jika perlu
Implementasi Dan Evaluasi
Implementasi Evaluasi

• Monitor ketat tanda-tanda perdarahan


S : Orangtua mengatakan sudah tidak ada bintik merah
• Catat nilai HB dan HT sebelum dan sesudah
pada tangan
terjadinya perdarahan
• Monitor nilai lab yang meliputi PT,PTT,trombosit O : nilai HB : 13,3 HT = 37%
• Pertahankan bed rest selama perdarahan
A : Masalah teratasi
• Monitor status cairan yang meliputi intake dan ouput
P : Intervensi dihentikan
Implementasi Evaluasi

 Ijinkan anak untuk memakan makanan yang dapat


ditoleransi anak, rencanakan untuk memperbaiki S : Orangtua mengatakan nafsu makan anak meningkat
kualitas gizi pada saaat selera makan anak
meningkat O : Adanya peningkatan berat badan
 Berikan makanan yang disertai dengan suplemen
nutrisi untuk meningkatkan kualitas intake nutrisi A : Masalah teratasi
 Menganjurkan kepada orang tua untuk memberikan
makanan dengan teknik porsi kecil tapi sering P : Intervensi dihentikan
 Menimbang berat badan setiap hari pada waktu yang
sama, dengan skala yang sama
 Membersihkan kebersihan mulut pasien
 Menjelaskan pentingnya intake nutrisi yang adekuat
untuk kesembuhan penyakit.
Implementasi Evaluasi

 Monitor suhu sesering mungkin S : Orangtua mengatakan anaknya sudah tidak demam lagi
 Kompres pada lipatan paha dan aksila O : Suhu 36,5ºC
 Kolaborasi pemberian cairan intravena A : Masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan

 Monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka S : Orangtua mengatakan warna kulit membaik
terhadap panas/dingin/tajam/tumpul O : Nadi dan tekanan darah sudah normal
 Instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit jika A : Masalah teratasi
ada lesi atau laserasi P : Intervensi dihentikan
 Kolaborasi pemberian analgesic
 Monitor adanyan tromboflebitis
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai