Anda di halaman 1dari 34

PENYULIT DAN

KOMPLIKASI
POSTPARTUM

Rizkiana Putri, S.Tr.keb., M.Keb.


Penyulit dan komplikasi postpartum

1. Perdarahan postpartum
2. Infeksi nifas
3. Preeklamsi-eklampsi postpartum
4. Luka robekan dan nyeri perineum
5. Masalah perkemihan
6. Anemia postpartum
7. Masalah sakit kepala, nyeri epigastrium, dan perubahan penglihatan
8. Asuhan pada ibu postpartum Sectio Caesarea
AKI Pada tahun 2017 sebanyak 295.000 wanita
meninggal selama kehamilan dan persalinan serta
nifas

AKI di Indonesia pada tahun 2017 sebanyak 177 per


100.000 kelahiran hidup.
Hampir 75% kematian ibu disebabkan oleh:
1. Perdarahan akut (PP)
2. Infeksi (PP)
3. Tekanan darah tinggi selama kehamilan (preeklampsi-eklampsi)
4. Komplikasi persalinan
5. Aborsi tidak aman
1. PERDARAHAN POSTPARTUM
postpartum hemorrhage/PPH
Perdarahan postpartum adalah perdarahan pervaginam 500ml atau lebih setelah kala
III selesai (setelah plasenta lahir).

1.Perdarahan postpartum primer (terjadi dalam 24 jam pertama)


• atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio
uteri

1.Perdarahan postpartum sekunder (terjadi setelah 24 jam


pertama hingga 12 minggu setelah persalinan)
• infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik, atau sisa plasenta yang tertinggal
Penyebab utama perdarahan postpartum

PPH utamanya disebabkan oleh 4T


1. Tonus (otot)
2. Tissue (jaringan)
3. Trauma (robekan jalan lahir)
4. Thrombine (gangguan pembekuan darah)
Tonus
Atonia Uteri
Atonia uteri adalah ketidakmampuan
Atonia uteri dapat menimbulkan komplikasi
uterus khususnya miometrium untuk
berkontraksi setelah plasenta lahir. berat yaitu inversio uteri

(Puncak uterus terbalik sebagian atau


Penyebab atonia uteri seluruhnya masuk ke dalam kavum uteri
a. Persalinan lama hingga melewati vagina)
b. Induksi persalinan
c. Kehamilan multifetal
d. Makrosomia janin
e. polihidramnion
Tissue
Retensio plasenta

- Plasenta belum lepas (tidak


menunjukkan perdarahan)
Retensio plasenta adalah keadaan - Plasenta sudah lepas namun belum
dimana plasenta belum lahir keluar (perdarahan)
dalam waktu 30 menit setelah bayi
lahir atau setelah dilakukan
manajemen aktif Kala 3.
Penyebab retensio plasenta (Perlekatan)

Plasenta akreta Plasenta inkreta Plasenta perkreta

Perlekatan plasenta Perlekatan plasenta Perlekatan plasenta


hingga lapisan hingga lapisan menembus
superfisial dari myometrium lebih myometrium hingga
myometrium (75- dalam (17%) lapisan serosa uterus
78%)
(5-7%)
Trauma
Robekan Jalan Lahir

- Ruptur perineum
Trauma dapat terjadi setelah persalinan - Ruptur uteri
lama atau pada his yang terlalu kuat - Ruptur vagina
setelah dilakukan induksi atau - Ruptur serviks
stimulasi dengan oksitosin.
Thrombine
Pembekuan Darah

Trombosis adalah gangguan sistem koagulasi dan trombositopenia yang


berhubungan dengan penyakit yang sudah ada sebelumnya.
Kegagalan pembekuan darah atau koagulopati dapat menjadi penyebab dan akibat
perdarahan yang hebat.
Gambaran klinis perdarahan postpartum

Volume darah Tekanan darah Tanda dan gejala Derajat syok


yang hilang (sistolik)

500-1000 mL Normal Tidak ditemukan -


(<15-20%)

1000-1500 mL <100 kali/menit


80-100 mm/hg Berkeringat Ringan
(20-25%)
Lemah
1500-2000 mL Takikardi (100-120 kali/menit)
70-80 mm/hg Oliguria Sedang
(25-35%)
Gelisah
2000-3000 mL Takikardi(>120 kali/menit)
50-70 mm/hg Berat
(35-50%) Anuria
2. INFEKSI POSTPARTUM
Infeksi nifas dapat disebabkan oleh transmisi masuknya bakteri ke dalam organ reproduksi, baik bakteri
yang masuk dari dalam tubuh ibu sendiri, dari jalan lahir maupun bakteri dari luar yang sering
menyebabkan infeksi.

Vulvitis adalah infeksi pada vulva. Vulvitis pada ibu postpartum terjadi pada bekas sayatan episiotomi atau
luka perineum. Tepi luka berwarna merah dan bengkak, jahitan mudah lepas, luka yang terbuka menjadi ulkus
dan mengeluarkan nanah.

Vaginitis merupakan infeksi pada daerah vagina. Vaginitis pada ibu postpartum terjadi secara langsung pada
luka vagina atau luka perineum. Permukaan mukosa bengkak dan kemerahan, terjadi ulkus dan getah
mengandung nanah dari daerah ulkus.

Servisitis Infeksi yang sering terjadi pada daerah servik, tapi tidak menimbulkan banyak gejala. Luka serviks
yang dalam dan meluas dan langsung ke dasar ligamentum latum dapat menyebabkan infeksi yang menyebar
ke parametrium.

Endometritis paling sering terjadi. Biasanya demam mulai 48 jam postpartum dan bersifat naik turun. Kuman–
kuman memasuki endometrium (biasanya pada luka implantasi plasenta) dalam waktu singkat dan menyebar
ke seluruh endometrium
Gejala klinis
- Warna kulit berubah - Sakit dan lemah,
- Timbul nanah
- Suhu badan meningkat,
- Tekanan darah menurun,
- Bengkak pada luka - Nadi meningkat,
- Lokea bercampur nanah - Pernafasan meningkat dan sesak,
- Penurunan kesadaran hingga koma,
- Mobilitas terbatas - Gangguan involusi uteri,
- Suhu tubuh meningkat - Lokea berbau,
- Bernanah dan kotor

Annual Review September 3, 20XX  14


Pencegahan infeksi postpartum
Pencegahan selama kehamilan
Perbaikan gizi.
Menghindari hubungan seksual pada umur kehamilan tua, karena dapat menjadi predisposisi.

Pencegahan selama persalinan


  Membatasi masuknya kuman-kuman ke dalam jalan lahir.
  Membatasi perlukaan jalan lahir.
  Mencegah perdarahan.
  Menghindari persalinan lama.
Menjaga sterilitas ruang bersalin dan alat yang digunakan.

Pencegahan selama nifas


  Perawatan luka postpartum dengan teknik aseptik dan antiseptik.
Semua alat dan kain yang berhubungan dengan daerah genital harus suci hama.
Penderita dengan infeksi nifas sebaiknya dirawat dalam ruangan khusus, tidak bercampur dengan ibu nifas yang
  sehat.
  Membatasi tamu yang berkunjung.
Mobilisasi dini (early ambulation)
Pengobatan Secara Umum
- Pembiakan (kultur) dan sekret vagina, luka operasi dan darah serta uji kepekaan
untuk mendapatkan antibiotika yang tepat dalam pengobatan.
- Berikan dalam dosis yang cukup dan adekuat. Karena hasil pemeriksaan
memerlukan waktu, maka berikan spektrum luas (broad spektrum) menunggu
hasil laboratorium.
- Pengobatan mempertinggi daya tahan tubuh penderita, infus atau transfusi darah
diberikan
3. PREEKLAMPSI-EKLAMPSI POSTPARTUM
 Penelitian menunjukkan 33% kasus preeklampsi-eklampsi terjadi setelah
proses persalinan dan 79% di antaranya terjadi 48 jam setelah melahirkan.
Risiko terjadi preeklampsia masih cukup tinggi selama hingga 28 hari setelah
persalinan.

 Ibu yang pernah mengalami hipertensi pada saat kehamilan dapat terus
mengalaminya hingga postpartum
Gejala Klinis

- Tekanan darah meningkat (hipertensi),


- Pusing dan kejang,
- Penglihatan terganggu (pandangan menjadi kabur),
- Sakit perut,
- Pembengkakan terutama pada kaki,
- Merasa cepat lelah,
- Serta nyeri otot atau persendian
3 Tanda Utama Preeklampsi

Hipertensi Edema Proteinuria


 Kenaikan tekanan sistolik  Penimbunan cairan  Konsentrasi protein dalam air
30 mmHg atau lebih di secara umum dan kencing yang melebihi 0,3
atas tekanan yang berlebihan dalam g/liter dalam air kencing 24
biasanya ditemukan atau jaringan tubuh jam atau pemeriksaan
mencapai 140 mmHg kualitatif menunjukkan 1+
 Kenaikan berat badan atau 2+ atau 1g/liter atau
atau lebih serta pembengkakan lebih dalam air kencing yang
 Tekanan diastolik naik kaki, jari tangan, dan dikeluarkan dengan kateter
dengan 15 mmHg atau muka. atau midstream yang diambil
lebih atau menjadi 90 minimal 2 kali dengan jarak
mmHg atau lebih waktu 6 jam
Eklampsi
Eklampsia merupakan penyakit
lanjutan preeklamsia, yakni 3 gejala
utama ditambah tanda-tanda:
- Gangguan saraf pusat
(terjadinya kejang hingga koma, nyeri
frontal, gangguan penglihatan, mual
hebat, nyeri epigastrium, dan
hiperrefleksia)
Faktor Predisposisi

HAMIL
PARITAS USIA IBU
KEMBAR

RIWAYAT
RIWAYAT PREEKLAMPSI-
HIPERTENSI OBESITAS EKLAMPSI EKLAMPSI PADA
KELUARGA KEHAMILAN/NIFAS
SEBELMNYA
Penatalaksanaan preeklampsia postpartum

Dosis loading
• MgSO4 4 gram diencerkan dalam 10 ml cairan aquades selama 5-20 menit
bolus lambat (IV)
Dosis rumatan
• MgSO4 6 gram dalam 500 ml cairal RL sekitar 28 tetes makro permenit

Obat anti hipertensi (Nifedipin 10 mg setiap 20 menit sampai tekanan darah turun)
4. LUKA ROBEKAN DAN NYERI
PERINEUM

Laserasi perineum adalah robekan jaringan antara pembukaan vagina dan rektum. Luka jahitan perineum bisa
disebabkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses
persalinan maupun tindakan episiotomi.

• Robekan pada selaput lendir vagina dengan atau tanpa atau


Tingkat I mengenai kulit perineum sedikit.

• Selain mengenai selaput lendir vagina juga mengenai muskulus


Tingkat II perinei transversalis, tapi tidak mengenai sfingter ani

• Robekan yang terjadi mengenai seluruh perineum sampai mengenai


Tingkat III otot-otot sfingter ani.

• Robekan pada mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot


Tingkat IV perineum, otot sfingter ani, dinding depan rectum
EDUKASI Membersihkan bagian luka perineum dengan air hangat,
PERAWATAN bersih, dan gunakan kasa steril
PERINEUM
Hindari mengolesi atau memberikan obat atau ramuan
tradisional pada perineum
Mencuci perineum dengan sabun dan air bersih yang mengalir
tiga sampai empat kali sehari
Mengganti pembalut setiap kali basah atau lembab oleh lochea
dan keringat maupun setiap habis buang air kecil
Menggunakan celana dalam dengan bahan yang menyerap
keringat
Kontrol kembali ke fasilitas kesehatan dalam seminggu
postpartum untuk memeriksa penyembuhan luka
5. MASALAH PERKEMIHAN

Pada ibu postpartum terdapat peningkatan kapasitas kandung kemih, pembengkakan dan
trauma jaringan sekitar uretra yang terjadi selama proses melahirkan.

Urine biasanya berlebihan (poliuri) antara


hari kedua dan kelima, hal ini disebabkan
karena kelebihan cairan sebagai akibat
retensi air dalam kehamilan dan pada masa
postpartum dikeluarkan.
Perangsangan secara Kateterisasi
alamiah agar ibu • >200 ml tetap dipasang
Ibu dianjurkan sudah dapat berkemih dan dilepas 4 jam
dapat berkemih • Mendengarkan air kemudian
• <200 ml langsung
dalam 6 jam pertama mengalir dilepas
postpartum • Memberikan minum
• Kompres dengan air
6. ANEMIA POSTPARTUM

Persalinan Dengan Ibu Hamil dengan Asupan Nutrisi Penyakit virus dan
Faktor Perdarahan Anemia yang Kurang bakteri

Perdarahan Infeksi Puerperium Pengeluaran ASI Infeksi Mamae


KOMPLIKASI Postpartum Berkurang
Pemeriksaan Hb Postpartum 3-4 Hari Setelah
Bayi Lahir (Kecuali Ada Indikasi Lain)

Makanan Tinggi Protein Dan Zat besi (Telur,


Ikan, Dan Sayuran)

JIKA HB < 7 Gr/Dl, RUJUK


7. MASALAH SAKIT KEPALA, NYERI EPIGASTRIUM
DAN PERUBAHAN PENGLIHATAN

Tidak hilang dengan


Sakit kepala hebat istirahat

Sakit kepala

Sakit kepala yang Depresi postpartum


menetap
Nyeri daerah epigastrium atau daerah kuadran atas kanan perut, dapat disertai
dengan edema paru.
Perubahan Penglihatan kabur atau terbayang
penglihatan

Melihat bintik-bintik

Berkunang-kunang
8. ASUHAN PADA IBU POSTPARTUM SECTION CAESAREA

Pada Infeksi
Perdarahan
Trauma
kandung
Risiko Trauma
ibu puerperalis
kemih
rupture uteri persalinan

Pada Hipoksia
Depresi
Sindrom
gawat
bayi pernafasan
pernafasan
Observasi TTV
dan KU ibu

Jaga kebersihan
dan dukung Keseimbangan
proses cairan dan nutrisi
menyusui

Penatalaksanaan

Kateterisasi Atasi nyeri

Mobilisasi
bertahap
TUGAS
 CARI PENATALAKSANAAN/PENANGANAN DARI MASING-MASING PENYULIT (1 MAHASISWA 1
KASUS PENYULIT/KOMPLIKASI)
 UTAMAKAN BERSUMBER DARI BUKU/JURNAL PENELITIAN (TIDAK BOLEH BERSUMBER DARI
HALODOC, ATAU BLOGSPOT)
 DIKUMPULKAN KOLEKTIF MAKSIMAL TANGGAL 3 FEBRUARI 2021
Thank you

Anda mungkin juga menyukai