Pancasila (5) 05
Pancasila (5) 05
Identitas Nasional
Nama Kelompok
◦ Identitas setiap manusia ditentukan oleh ruang hidupnya, secaraalami akan berakulturasi dan
membentuk ciri khas dalam normakehidupan. Dalam antropologi identitas merupakan suatu sifat
khas yang menerangkan dan sesuai dengan kesadaran diri, golongan,komunitas dan negara sendiri.
Identitas meliputi nilai, norma dan simbol ekspresi sebagai ikatan sosial untuk membangun
solidaritas dankohesivitas sosial untuk menghadapi kekuatan luar yang menjadi simbol ekspresi
tindakan pada masa lalu, sekarang dan mendatang.Nasional berasal dari bangsa sendiri atau
meliputi diri bangsa,maka identitas nasional Indonesia ialah jati diri yang membentuk bangsa, yaitu
berbagai suku bangsa, agama, bahasa Indonesia, budaya nasional, wilayah nusantara dan ideologi
pancasila. Jati diri bangsamerupakan totalitas penampilan bangsa yang utuh dengan muatan
darimasyarakat sehingga dapat membedakan bangsa Indonesia denganbangsa lain. Mengukuhkan
jati diri bangsa merupakan usaha yangsangat dibutuhkan karena sebagai akar dalam keutuhan
hidupberbangsa dan bernegara.
Bentuk identitas Nasional
◦ Teori ketuhanan
◦ Teori perjanjian
◦ Penaklukan
◦ Peleburan/ fusi
◦ Pemecahan
◦ Pemisahan diri
◦ Perjuangan/ revolusi
◦ Penyerahan/ pemberian
◦ Pendudukan wilayah atas wilayah yang belum ada pemerintahan sebelumnyaProses berbangsa dan bernegara pada zaman sebelum kemerdekaan lebih
berorientasi pada perjuangan dalam melawan penjajah.
Proses berbangsa dan bernegara mulai berkembang sejak sumpah pemuda dikumandangkan keseluruh nusantara.
Proses berbangsa dan bernegara di masa sekarang erat kaitannya dengan pendidikan kewarganegaraan.
PENGERTIAN POLITIK IDENTITAS
◦ Politik identitas adalah sebuah alat politik suatu kelompok seperti etnis, suku, budaya, agama atau yang
lainnya untuk tujuan tertentu, misalnya sebagai bentuk perlawanan atau sebagai alat untuk menunjukan
jati diri suatu kelompok tersebut.Identitas dipolitisasi melalui interpretasi secara ekstrim, yang bertujuan
untuk mendapat dukungan dari orang-orang yang merasa 'sama', baik secara ras, etnisitas, agama,
maupun elemen perekat lainnya. Puritanisme atau ajaran kemurnian atau ortodoksi juga berandil besar
dalam memproduksi dan mendistribusikan ide ‘kebaikan’ terhadap anggota secara satu sisi, sambil di
sisi lain menutup nalar perlawanan atau kritis anggota kelompok identitas tertentu. Politik identitas,
menurut Abdillah (2002) merupakan politik yang fokus utama kajian dan permasalahannya menyangkut
perbedaan-perbedaan yang didasarkan atas asumsi-asumsi fisik tubuh, politik
◦ yang fokus utama kajian dan permasalahannya menyangkut perbedaan-perbedaan yang didasarkan atas
asumsi-asumsi fisik tubuh, politik etnisitas atau primordialisme, dan pertentangan agama, kepercayaan, atau
bahasa. Politik identitas hadir sebagai narasi resisten kelompok terpinggirkan akibat kegagalan narasi arus
utama mengakomodir kepentingan minoritas; secara positif, politik identitas menghadirkan wahana mediasi
penyuaraan aspirasi bagi yang tertindas. Fitur dikotomi oposisional menjadi fondasi utama yang membedakan
perasaan kolektivitas ke-kita-an terhadap yang lain. Tetapi kenyataannya, pada tataran individual di era
modernisasi yang serba mekanik, muncul ‘kegagapan’ untuk memahami struktur masyarakat yang plural, maka
intoleransi semakin meningkat. Pendeknya, terjadi ketidaksesuaian imajinasi sosial tentang kehidupan sehari-
hari manusia modern dan interaksinya dengan masyarakat umum.