Anda di halaman 1dari 57

NAMA KELOMPOK :

1. FUJIYANA REVITA D. (12)


2. MEGA VIDYAH A. (16)
3. NUR KHOLIPAH (21)
4. WINDI AULIA P. (29)
STRUKTUR SOSIAL

DIFERENSIASI SOSIAL

STRATIFIKASI SOSIAL

PERBEDAAN
KESETARAAN & KONSEP
HARMONI SOSIAL MASYARAKAT
MULTIKULTURAL

KESETARAAN &
HARMONI SOSIAL

STRATEGI DALAM MENCIPTAKAN KEHIDUPAN


MASYARAKAT YANG HARMONIS DENGAN PRINSIP
KESETARAAN
Pengertian

Struktur sosial adalah tatanan sosial


dalam kehidupan masyarakat yang terjadi
hubungan timbal balik antara status dan
peran, dengan batas – batas perangkat unsur
– unsur sosial yang mengacu pada suatu
keteraturan perilaku dalam masyarakat.

Dalam struktur sosial dikenal dua konsep penting yaitu status


dan peran (role).
Ralf Linton mendefinisikan status sebagai suatu kumpulan hak
dan kewajiban, sedangkan peran merupakan aspek dinamis dari
status seseorang.
Ciri – ciri struktur sosial

 Bersifat abstrak
Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
Bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola
hubungan masyarakat
Dapat berkembang dan berubah
Bentuk masyarakat berdasarkan
struktur sosial

1. Masyarakat sederhana

 Ikatan keluarga dan masyarakat kuat


 Organisasi sosial berdasarkan turun temurun
 Kepercayaan kuat terhadap hal gaib
 Tidak memiliki lembaga – lembaga khusus
 Hukum berlaku tidak tertulis
2. Masyarakat madya

 Ikatan keluarga kuat tapi hubungan masyarakat mengendor


 Adat istiadat masih dihormati
 Timbulnya rasionalitas dalam berfikir
 Timbul lembaga – lembaga pendidikan formal
 Hukum tertulis mendampingi hukum tidak tertulis
3. Masyarakat modern

 Hubungan sosial atas dasar kepentingan pribadi


 Hubungan dengan masyarakat lain terbuka
 Kepercayaan terhadap IPTEK kuat
 Terdapat stratifikasi sosial atas dasar keahlian
 Tingkat pendidikan formal tinggi
Unsur – unsur struktur sosial

 Kelompok sosial
 Kebudayaan
 Lembaga sosial
 Stratifikasi sosial
 Kekuasaan dan wewenang
Fungsi struktur sosial

Sebagai dasar untuk menanamkan suatu


disiplin sosial
Sebagai pengawas sosial
Struktur sosial merupakan karakteristik
yang khas yang dimiliki suatu
masyarakat
Bentuk – bentuk struktur sosial

1. Dilihat dari sifatnya


o Struktur sosial kaku : struktur sosial yang tidak dapat berubah
dalam melakukan perpindahan status sosial sehingga mengalami
kesulitan

o Struktur sosial luwes : setiap anggota masyarakat bebas bergerak


melakukan perubahan

o Struktur sosial formal : bentuk yang diakui oleh pihak berwenang

o Struktur sosial non formal : struktur yang nyata ada dan berfungsi
tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak
yang berwenang
2. Dilihat dari identitas keanggotaan masyarakat
o Struktur sosial homogen: memiliki kesamaan identitas dari setiap
anggotanya

o Struktur sosial heterogen : ditandai dengan keragaman identitas


anggotanya

3. Dilihat dari ketidaksamaan sosial


o Deferensiasi sosial (horizontal)
o Stratifikasi Sosial (vertikal)
Pengertian

Diferensiasi sosial adalah penggolongan/


klasifikasi masyarakat secara horizontal,
mendatar, / sejajar.

Dalam masyarakat majemuk (plural society).


Pengelompokan horizontal yang didasarkan pada perbedaan
ras, etnis (suku bangsa), klan, dan agama disebut
Kemajemukan Sosial.
Pengelompokan berdasarkan perbedaan provesi dan jenis
kelamin disebut Heterogenitas Sosial.
Kemajemukan sosial di tantadai dengan

o Ciri fisik
Misalnya warna kulit: bentuk rambut; bentuk mata; bentuk hidung;
& bentuk rahang. Ciri – ciri fisik tersebut disebut ciri – ciri fenotip
kuantitatif
o Ciri sosial
Timbul karena adanya perbedaan yang menimbulkan perbedaan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Contoh : pola perilaku
guru akan berbeda dengan pola perilaku tentara
o Ciri budaya
Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai – nilai yang dianutnya. Seperti religi, system
kekeluargaan, keuletan, & ketangguhan. Hasilnya dapat dilihat dari
pakaian, adat istiadat, bahasa, kesenian, & agama
Bentuk – bentuk diferensiasi sosial
Berdasarkan parameter biologis

1. Diferensiasi ras

Ras adalah kelompok manusia yang


memiliki ciri-ciri fisik bawaan yang
sama. Menurut Ralf Linton secara garis
besar, manusia dibagi dalam tiga
kelompok ras utama :

Menurut Ralf Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok
ras utama : Mongoloid, Negroid, Kaukasoid
1. Ras Mongoloid

Ciri-ciri fisik :
•kulit warna kuning sampai sawo
matang
•rambut lurus
•bulu badan sedikit
•mata sipit (terutama Asia
Mongoloid)
Ras Mongoloid dibagi menjadi 2 yaitu
Mongoloid Asia dan Indian
Mongoloid Asia terdiri dari subras
Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan
subras Melayu (Malaysia, Indonesia, dan
Filipina).
Mongoloid Indian terdiri dari orang-
orang Indian di Amerika.
2. Ras Negroid

Ciri-ciri fisik :
•rambut keriting
•kulit hitam
•bibir tebal
•kelopak mata lurus
Ras Negroid dibagi menjadi 5 subras
yaitu : Negrito
Nilitz
Negro Rimba
Negro Oseanis
Hontentot-Boysesman
3. Ras Kaukasoid

Ciri-ciri fisik :
•hidung mancung
•kulit putih
•rambut pirang kemerah-merahan sampai
coklat kehitam-hitaman
•kelopak mata lurus
Ras Kaukasoid dibagi menjadi 5
subras yaitu : Nordic
Alpin
Mediteran
Armenoid
India
Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-
macam subras, yaitu :
1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya
2.Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan
Tonum di Sulawesi
3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
4. Melayu terdiri atas :
a. Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
b. Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar,
Jawa, dan Sunda

Ciri-ciri fisik setiap ras berbeda karena beberapa faktor berikut :

1. Kondisi geografis dan iklim


2. Faktor makanan
3. Faktor perkawinan (amalgamasi)
2. Diferensiasi jenis kelamin

Adalah pembedaan manusia berdasarkan perbedaan jenis kelamin, yaitu


perempuan (Wanita) dan laki - laki (Pria).
Dalam masyarakat Pembedaan ini cenderung pada pembedaan peranan
antara Pria dan Wanita.
Misalnya dalam suatu keluarga, peranan seorang Pria sebagai kepala
keluarga dan wajib mencarikan nafkah untuk keluarganya, sedangkan
Wanita adalah sebagai ibu rumah tangga yang mempunyai kewajiban
mengurus segala sesuatu yang berhubungan dengan rumah tangga misalnya
memasal dan membersihkan rumah.
3. Diferensiasi agama

Selama ini dalam masyarakat kita berkembang suatu anggapan bahwa


orang yang lebih tua merupakan penentu setiap kebijakan yang berlaku
dalam kehidupan bersama. Situasi semacam ini tidak hanya berlaku pada
masyarakat tradisional, namun juga pada masyarakat feodal. Terutama
dalam hal pola hubungan antara orang tua dan anak dalam suatu keluarga,
anak tidak mempunyai hak dalam membuat kebijakan.
Dalam beberapa hal apa yang dikatakan orang tuanya adalah benar dan
harus dilaksanakan. Akan tetapi di zaman modern ini, diferensiasi sosial
tidak mengacu pada siapa yang berkuasa dan siapa yang dikuasai, melainkan
merujuk pada fakta adanya perbedaan berdasarkan umur dalam berbagai
aspek kehidupan sosial.
Bentuk – bentuk diferensiasi sosial
Berdasarkan parameter
sosiokultural

1. Diferensiasi suku bangsa (etnis)

Suku bangsa merupakan hasil dari system kekerabatan yang lebih luas.
Masyarakat dalam system kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka
memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama.
Jumlah suku bangsa di Indonesia saat ini sulit diperkirakan.
Menurut C. Van Vollen Houven jumlah suku bangsa di Indonesia adalah
316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat ada sekitar 119.
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi,
bahasa dan kesenian.
Ciri-ciri mendasar suatu kelompok yang disebut sebagai
suku bangsa ialah sebagai berikut :

oBahasa daerahnya sama.


oKebudayaan dan penafsiran terhadap norma-norma
pergaulan yang sama.
oAdat istiadatnya sama.
oTipe fisiknya sama.
2. Diferensiasi klan

Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas
(extended family).
Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan
atas dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan
ayah (patrilineal).

Ciri-ciri klan ialah:

oPemilihan pasangan hidup diatur / ditetapkan menurut prinsip endogami


(pemilihan pasangan dari dalam klan).
oIkatan kekerabatannya berdasarkan pertalian darah atau persamaan leluhur.
oMerupakan kelompok kerja sama abadi.
oHubungan diantara anggota sangat lah erat.
Klan yang terdapat di masyarakat menganut system kekerabatan yang
berbeda-beda. Namun terdapat 3 Sistem kekerabatan yang umum
berlaku, yaitu matrilineal, patrilineal dan bilateral (parental).
 Sistem Kekerabatan Matrilineal
Sistem kekerabatan matrilineal merupakan system kekerabatan yang menarik garis
keturunan dari pihak perempuan atau ibu. Di indonesia sistem kekerabatan ini antara
lain dianut oleh masyarakat Minangkabau.

 Sistem Kekerabatan Patrilineal


Sistem kekerabatan patrilineal merupakan system kekerabatan yang menarik garis
keturunan dari pihak ayah atau laki-laki. Di indonesia sistem kekerabatan ini antara lain
dianut oleh masyarakat Batak.

 Sistem Kekerabatan Bilateral (Parental)


Sistem kekerabatan bilateral adalah system kekerabatan yang menarik garis keturunan
dari kedua belah pihak, baik dari perempuan atau ibu maupun dari laki-laki atau ayah.
Di indonesia sistem kekerabatan ini dianut oleh masyarakat Jawa.
3. Diferensiasi agama

Diferensiasi sosial berdasarkan perbedaan agama tercipta pada kenyataan


sosial bahwa masyarakat terdiri dari manusia manusia yang mempercayai
suatu agama tertentu termasuk dalam sebuah komunitas atau golongan
yang disebut dengan umat.
Seperti pada penggolongan yang lainnya, Diferensiasi agama juga tidak
mencerminkan tingkatan-tingkatan secara hierarkis, artinya tidak berarti
sebuah agama tertentu lebih tinggi tingkatannya dari agama yang lainnya,
dan hal ini jangan sampai dijadikan pembeda tingkatan dalam interaksi
sosial di masyarakat. Karena seandainya perbedaan ini dibesar-besarkan,
yang terjadi justru ketidak harmonisan dan kekacauan dalam hubungan
bermasyarakat.
Komponen – komponen agama:

Emosi keagamaan
System keyakinan
Upacara keagamaan
Tempat ibadah
Umat
4. Diferensiasi profesi

Masyarakat terbagi berdasarkan lapisan-lapisan sosial yang didasarkan


pada ukuran ilmu pengetahuan, kepangkatan, kekayaan, kehormatan dan
kekuasaan. Namun demikian ukuran tersebut tidak bersifat mutlak. Ukuran
ini didasarkan pada diferensiasi profesi masing-masing yang ditentukan oleh
status sosial dalam masyarakat.

Diferensiasi Profesi didasarkan pada suatu pekerjaan yang memerlukan


keahlian khusus. Dalam kehidupan bermasyarakat telah tumbuh dan
berkembang berbagai macam profesi atau pekerjaan yang merupakan
sumber penghasilan seperti seniman, guru, arsitek, dokter, tentara, olah
ragawan, politisi, petani, pedagang, advokat, dan lain sebagainya. Perbedaan
tersebut lah yang menyebabkan diferensiasi sosial.
Pengertian

 Max Weber mendefinisikan stratifikasi sosial


sebagai penggolongan orang-orang yang termasuk
dalam suatu system sosial tertentu kedalam
lapisan-lapisan hierarki menurut dimensi
kekuasaan, hak istimewa, dan prestise.

 Pitirim A. Sorokin mendefinisikan stratifikasi


sosial sebagai pembedaan penduduk atau
masyarakat kedalam kelas-kelas yang tersusun
secara bertingkat (hierarki).

Stratifikasi sosial adalah pembedaan/ pengelompokan masyarakat


secara vertikal (bertingkat)
Perwujudan pelapisan didalam masyarakat
dikenal dengan istilah kelas sosial. Kelas
sosial terdiri atas kelas sosial tinggi (upper
class), kelas sosial menengah (middle class),
dan kelas sosial rendah (lower class).

Kelas sosial tinggi bisaanya diisi oleh para


pejabat atau penguasa dan pengusaha kaya.

Kelas sosial menengah bisaanya meliputi


kaum intelektual, seperti dosen, peneliti,
mahasiswa, pengusaha kecil dan menengah,
serta pegawai negeri.

Kelas sosial rendah bisaanya merupakan


kelompok terbesar dalam masyarakat, seperti
buruh, petani gurem dan pedagang kecil.
Pengelompokan semacam itu terdapat dalam
segala bidang kehidupan.
Faktor penyebab stratifikasi sosial

Stratifikasi sosial muncul dengan sendirinya sebagai akibat dari


proses yang terjadi dalam masyarakat. Faktor-faktor penyebabnya
adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin, sifat
keaslian keanggotaan masyarakat, dan harta benda. Dalam
perkembangan selanjutnya, stratifikasi sosial sengaja dibentuk
sebagai subsistem sosial untuk mewujudkan tujuan tertentu.

Beberapa kondisi umum yang mendorong terciptanya stratifikasi sosial


dalam masyarakat, menurut Wila Huky adalah sebagai berikut :

1. Perbedaan ras dan budaya.


2. Pembagian tugas yang terspesialisasi.
3. Kelangkaan.
Dasar stratifikasi sosial dalam masyarakat
Dasar stratifikasi sosial dalam
masyarakat disebabkan adanya
sesuatu yang dihargai lebih.

Antara lain :

1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)
Sifat stratifikasi sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat
dari sifatnya stratifikasi sosial
dibedakan menjadi:

1. Stratifikasi sosial tertutup

Adalah bentuk stratifikasi yang anggota


dari setiap stratanya sulit
melakukan mobilitas vertical.
Karenanya, stratifikasi sosial jenis
ini bersifat diskriminatif,
contohnya system kasta,
masyarakat rasialis, dan
masyarakat feudal.
2. Stratifikasi Sosial Terbuka

Bersifat demokratis. Kemungkinan


mobilitas sangat besar. Maksudnya,
setiap anggota strata dapat bebas
berpindah strata sosial, baik vertical
maupun horizontal. Walaupun
kenyataannya mobilitas harus melalui
perjuangan berat, kemungkinan untuk
berpindah strata slalu ada. Contoh
doctor, pengusaha atau guru.

3. Stratifikasi Sosial Campuran

Merupakan kombinasi antara


stratifikasi sosial tertutup dan
terbuka. Missal seseorang yang
memiliki kasta Brahmana di Bali
pindah ke Jakarta.
Fungsi stratifikasi sosial

1. Distribusi hak-hak istimewa yang objektif

2. Menjadi system pertanggaan pada strata yang berhubungan dengan


kewibawaan dan penghargaan

3. Kriteria system pertentangan dan persaingan

4. Penentu lambing-lambang (symbol status) atau kedudukan

5. Penentu tingkat mudah dan sukarnya bertukar kedudukan

6. Alat solidaritas diantara individu-individu atau kelompok yang menduduki


system sosial yang sama dalam masyarakat
Perwujudan dari stratifikasi sosial
adalah kelas-kelas sosial. Hal ini dapat
kita lihat dari segi ekonomi, sosial dan
politik.

Ekonomi

Pembagian kelas dalam masyarakat dari segi ekonomi akan


membedakan masyarakat atas kepemilikan harta.
1. Kelas atas terdiri dari kelompok orang-orang kaya
2. Kelas menengah terdiri dari kelompok orang-orang yang
berkecukupan
3. Kelas bawah terdiri dari kelompok orang miskin
Sosial

Merupakan sistem penggolongan


masyarakat menurut status.
Umumnya, nilai status seseorang
dalam masyarakat diukur dari Politik
prestise atau gengsi. Contohnya,
orang lebih memilih menjadi Pelapisan masyarakat didasarkan
pegawai meski gajinya kecil pada wewenang atau kekuasaan.
daripada jadi tukang. Pelapisan Makin besar wewenang atau
secara sosial dapat pula dilihat kekuasaan seseorang, makin tinggi
dari pembagian kasta di Bali. lapisan sosialnya. Masyarakat yang
memiliki wewenang atau kuasa
umunya ditempatkan pada lapisan
masyarakat atas. Kelompok ini
mencakup para pejabat eksekutif,
yudikatif dan legislative. Pembagian
jenis ini terlihat pula pada hierarki
militer.
Sistem stratifikasi yang ada di Indonesia
a. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Pertanian
Pembagian kelas berdasarkan kepemilikan tanah, berikut stratifikasi masyarakat
pertanian di Pulau Jawa

Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal
bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal
dan lahan pertanian**. Biasanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang
dituakan**.
Golongan kedua dan kaya karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang
kedua disebut kuli kenceng. diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan
keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah.
Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit dan
hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri** (kuli kendo).
Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun
bekerja disektor pertanian**.
b. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Feudal
Pola dasar masyarakat feudal :
1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan
dihormati oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan lapisan
dibawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal merupakan
tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan
selalu dalam posisi dibawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal
memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki system stratifikasi tertutup
Lapisan sosial pada masa feudal Surakarta dan Yogyakarta

Lapisan sosial pada masa feudal di Aceh


Lapisan sosial masyarakat feudal di Sulawesi Selatan
c. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Belanda
d. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Jepang
e. Sistem Stratifikasi Sosial pada Zaman Industri Modern

•Berdasarkan kriteria profesi

• Berdasarkan kriteria ekonomi


Konsekuensi stratifikasi sosial

Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu
membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan
masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya
hidup (life style).

- Pakaian : model pakaian dan perlengkapan busana


- Rumah dan Perabot : Tipe rumah dan letak tempat tinggal serta jenis kendaraan dan
perabot rumah tangganya.
- Bahasa dan Gaya Bicara : Pemilihan kata atau Bahasa dan etika sopan santun
- Makanan : Selera dan jenis makanan
- Gelar, Pangkat, atau Jabatan
- Hobi dan Kegemaran
Konsep masyarakat multikultural

Multikultural dapat diartikan sebagai


keragaman atau perbedaan terhadap
suatu kebudayaan dengan kebudayaan
yang lain. Sehingga masyarakat
multikultural dapat diartikan sebagai
sekelompok manusia yang tinggal dan
hidup menetap di suatu tempat yang
memiliki kebudayaan dan ciri khas
tersendiri yang mampu membedakan
antara satu masyarakat dengan
masyarakat yang lain.
Setiap masyarakat akan menghasilkan
kebudayaannya masing-masing yang akan
menjadi ciri khas bagi masyarakat tersebut.
Multikulturalisme tidak hanya bermakna keanekaragaman
(kemajemukan), tetapi juga kesederajatan antarperbedaan. Dalam
multikulturalisme terkandung pengertian bahwa tidak ada sistem norma
dan budaya yang lebih tinggi daripada budaya lainnya, atau tidak ada
sesuatu yang lebih agung dan luhur daripada yang lain. Semua perbedaan
adalah sederajat. Kesederajatan dalam perbedaan merupakan jantung dari
multikulturalisme.

Ciri – ciri masyarakat multikultural


Terjadinya segmentasi ke dalam bentuk – bentuk kelompok
Sering terjadi konflik SARA
Proses integrasi daerah tersebut cenderung lambat
Timbulnya kelompok mayoritas dan minoritas
Memiliki struktur sosial yang terbagi – bagi ke dalam lembaga – lembaga
yang bersifat nonkomplementer
Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok atas kelompok yang lain
Adanya pandangan bahwa perbedaan adalah penyatu bukan pemisah
Faktor-Faktor yang mempengaruhi Perlunya Masyarakat Multikultural
Menurut Tilaar, sekurang-kurangnya ada tiga hal yang mendorong berkembang
pesatnya pemikiran multikulturalisme, yaitu HAM, globalisme, dan
demokratisasi.
Namun demikian, idealisme masyarakat multikultural dalam kenyataannya
menemui banyak hambatan, diantaranya :

1. Sikap menganggap budaya sendiri lebih baik


2. Pertentangan antara budaya barat dan timur
3. Plularisme dianggap sebagai sesuatu yang eksotis
4. Pandangan yang paternalistis
5. Mencari apa yang disebut indigenous culture, mencari sesuatu yang dianggap
asli
6. Pandangan negative penduduk asli terhadap orang asing yang dapat berbicara
mengenai kebudayaan penduduk asli
Manfaat masyarakat multikultural :

a. Melalui hubungan yang harmonis antarmasyarakat, dapat digali kearifan budaya


yang dimiliki oleh setiap budaya
b. Memunculkan penghargaan terhadap budaya lain sehingga muncul sikap toleransi
c. Menjadi benteng pertahanan terhadap ancaman yang timbul dari budaya capital
d. Menjadi alat untuk membina dunia yang aman dan sejahtera
e. Mengajarkan suatu pandangan bahwa kebenaran itu tidak dimonopoli oleh satu
orang atau kelompok saja
Upaya membangun Indonesia yang multicultural hanya
mungkin dapat terwujud jika meliputi syarat sebagai
berikut.
Pertama, konsep multikulturalisme menyebar Iuas dan
dipahami pentingnya bagi bangsa Indonesia serta adanya
keinginan bangsa Indonesia pada tingkat nasional
maupun lokal untuk mengadopsi dan menjadi pedoman
hidupnya.
Kedua, kesamaan pemahaman di antara para ahli
mengenai makna multikulturalisme dan bangunan
konsep-konsep yang mendukungnya. Ketiga, upaya-
upaya yang dapat dilakukan untuk dapat mewujudkan
cita-cita.
Kesetaraan dan harmoni sosial

KESETARAAN
Adalah tata politik sosial dimana semua orang yang berada dalam suatu
masyarakat/ kelompok tertentu memiliki status yang sama.

Ada lima kategori kesetaraan yang berbeda :

1. Kesetaraan hukum, kesamaan dihadapan hukumm


2. Kesetaraan politik, kesetaraan dalam bidang pembangunan
3. Kesetaraan sosial, tidak adanya dominasi oleh pihak tertentu
4. Kesetaraan ekonomi, pembagian sumber daya yang dilakukan secara adil
5. Kesetaraan moral, memiliki nilai yang sama
Ada tiga konsep kesetaraan yang berbeda :

a. Kesetaraan kesempatan, akses ke semua posisi sosial harus di atur oleh


kriteria universal
b. Kesetaraan sejak awal, kompetisi yang adil dan setara mensyaratkan
bahwa semua peserta mulai dari garis start yang sama
c. Kesetaraan hasil, semua orang harus menikmati standar hidup dan
peluang kehidupan yang setara
HARMONI SOSIAL

Sesuatu yang sesuai dengan keinginan masyarakat umum, seperti


keadaan tertib, teratur, aman dan nyaman dapat disebut sebagai
suatu kehidupan yang penuh harmoni. Harmoni sosial adalah
kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan
masyarakatnya.

Harmoni sosial juga terjadi dalam masyarakat yang ditandai dengan


solidaritas. Secara etimologis, solidaritas adalah kekompakan atau
kesetiakawanan. Kata solidaritas menggambarkan keadaan
hubungan antara individu dan atau kelompok yang berdasarkan
pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut bersama.
Kesetaraan dan harmoni sosial dalam
masyarakat multikultural
Agar harmoni sosial terwujud dalam
masyarakat, maka prinsip kesetaraan
harus diterapkan ditengah-tengah
diferensiasi dan stratifikasi sosial.
Strategi dalam menciptakan kehidupan
masyarakat yang harmonis dengan prinsip
kesetaraan

Prinsip Kesetaraan dalam Kehidupan Bermasyarakat yang Beragam

Kesetaraan masyarakat bahwa manusia sebagai mahluk Tuhan Yang MahaEsa


memiliki ringkat dan kedudukan yang sama. Setiap manusia nyang dilahirkan
setara, meskipun keragaman identitas yang disandangnya.
Keberagaman Sebagai Anugerah dari Tuhan Yang MahaEsa

Indonesia terkenal dengan segala keragamannya. Mulai dari flora dan


fauna, macam-macam suku bangsa hingga keragaman budaya. Dari
Samabang sampai Merauke, Indonesia di anugerahi keberagaman yang
sangat banyak.

Mengembangkan Sikap Kritis untuk Mewujudkan Kehidupan Masyarakat


yang Harmonis

Di Indonesia sangat beragam. Sehingga sering terjadi konflik antar kelompok


masyarakat karena berbeda suku atau agama. Oleh sebab itu, agar tidak terjadi
konflik, maka kita perlu :

• Sikap toleransi
• Meninggalkan sikap primordialisme
• Mengembangkan kesadaran peranan
• Menembangkan sikap nasionalisme, dan
• Menyelesaikan konflik secara akomodatif
Sekian

Anda mungkin juga menyukai