Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
DIFERENSIASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIAL
PERBEDAAN
KESETARAAN & KONSEP
HARMONI SOSIAL MASYARAKAT
MULTIKULTURAL
KESETARAAN &
HARMONI SOSIAL
Bersifat abstrak
Terdapat dimensi vertikal dan horizontal
Sebagai landasan sebuah proses sosial suatu masyarakat
Bagian dari sistem pengaturan tata kelakuan dan pola
hubungan masyarakat
Dapat berkembang dan berubah
Bentuk masyarakat berdasarkan
struktur sosial
1. Masyarakat sederhana
Kelompok sosial
Kebudayaan
Lembaga sosial
Stratifikasi sosial
Kekuasaan dan wewenang
Fungsi struktur sosial
o Struktur sosial non formal : struktur yang nyata ada dan berfungsi
tetapi tidak memiliki ketetapan hukum dan tidak diakui oleh pihak
yang berwenang
2. Dilihat dari identitas keanggotaan masyarakat
o Struktur sosial homogen: memiliki kesamaan identitas dari setiap
anggotanya
o Ciri fisik
Misalnya warna kulit: bentuk rambut; bentuk mata; bentuk hidung;
& bentuk rahang. Ciri – ciri fisik tersebut disebut ciri – ciri fenotip
kuantitatif
o Ciri sosial
Timbul karena adanya perbedaan yang menimbulkan perbedaan cara
pandang dan pola perilaku dalam masyarakat. Contoh : pola perilaku
guru akan berbeda dengan pola perilaku tentara
o Ciri budaya
Berhubungan erat dengan pandangan hidup suatu masyarakat
menyangkut nilai – nilai yang dianutnya. Seperti religi, system
kekeluargaan, keuletan, & ketangguhan. Hasilnya dapat dilihat dari
pakaian, adat istiadat, bahasa, kesenian, & agama
Bentuk – bentuk diferensiasi sosial
Berdasarkan parameter biologis
1. Diferensiasi ras
Menurut Ralf Linton secara garis besar, manusia dibagi dalam tiga kelompok
ras utama : Mongoloid, Negroid, Kaukasoid
1. Ras Mongoloid
Ciri-ciri fisik :
•kulit warna kuning sampai sawo
matang
•rambut lurus
•bulu badan sedikit
•mata sipit (terutama Asia
Mongoloid)
Ras Mongoloid dibagi menjadi 2 yaitu
Mongoloid Asia dan Indian
Mongoloid Asia terdiri dari subras
Tionghoa (Taiwan, Jepang, Vietnam) dan
subras Melayu (Malaysia, Indonesia, dan
Filipina).
Mongoloid Indian terdiri dari orang-
orang Indian di Amerika.
2. Ras Negroid
Ciri-ciri fisik :
•rambut keriting
•kulit hitam
•bibir tebal
•kelopak mata lurus
Ras Negroid dibagi menjadi 5 subras
yaitu : Negrito
Nilitz
Negro Rimba
Negro Oseanis
Hontentot-Boysesman
3. Ras Kaukasoid
Ciri-ciri fisik :
•hidung mancung
•kulit putih
•rambut pirang kemerah-merahan sampai
coklat kehitam-hitaman
•kelopak mata lurus
Ras Kaukasoid dibagi menjadi 5
subras yaitu : Nordic
Alpin
Mediteran
Armenoid
India
Indonesia sebagai Negara kepulauan (archipelago) didiami oleh bermacam-
macam subras, yaitu :
1. Negrito, yaitu suku bangsa Semang di Semenanjung Malaya
2.Vedroid, yaitu suku Sakai di Riau, Kubu di Sumatera Selatan, Toala dan
Tonum di Sulawesi
3. Neo Melanosoid, yaitu penduduk di Kepulauan Kei dan Aru
4. Melayu terdiri atas :
a. Melayu tua (Proto Melayu) yaitu suku Batak, Toraja dan Dayak
b. Melayu muda (Deutro Melayu) yaitu Aceh, Minang, Bugis, Makassar,
Jawa, dan Sunda
Suku bangsa merupakan hasil dari system kekerabatan yang lebih luas.
Masyarakat dalam system kekerabatan ini tetap percaya bahwa mereka
memiliki ikatan darah dan berasal dari nenek moyang yang sama.
Jumlah suku bangsa di Indonesia saat ini sulit diperkirakan.
Menurut C. Van Vollen Houven jumlah suku bangsa di Indonesia adalah
316, sedangkan menurut Prof. Dr. Konetjaraningrat ada sekitar 119.
Keanekaragaman suku bangsa di Indonesia juga menyangkut
keanekaragaman budaya, yang meliputi perbedaan adat istiadat, religi,
bahasa dan kesenian.
Ciri-ciri mendasar suatu kelompok yang disebut sebagai
suku bangsa ialah sebagai berikut :
Klan sering juga disebut kerabat, keluarga besar, atau keluarga luas
(extended family).
Dalam masyarakat Indonesia terdapat dua bentuk klan utama, yakni klan
atas dasar garis keturunan ibu (matrilinier) dan atas dasar garis keturunan
ayah (patrilineal).
Emosi keagamaan
System keyakinan
Upacara keagamaan
Tempat ibadah
Umat
4. Diferensiasi profesi
Antara lain :
1. Kekayaan
2. Kekuasaan
3. Keturunan
4. Pendidikan
5. Status atau kedudukan
6. Peran (role)
Sifat stratifikasi sosial
Menurut Soerjono Soekanto, dilihat
dari sifatnya stratifikasi sosial
dibedakan menjadi:
Ekonomi
Masyarakat pertanian pada umumnya masih menghargai peran pembuka tanah (cikal
bakal), yaitu orang yang pertama kali membuka hutan untuk dijadikan tempat tinggal
dan lahan pertanian**. Biasanya mereka menjadi sesepuh atau golongan yang
dituakan**.
Golongan kedua dan kaya karena keuletan dan kemampuan lainnya. Kelompok yang
kedua disebut kuli kenceng. diduduki oleh pemilik tanah atau orang kaya, tetapi bukan
keturunan cikal bakal. Mereka dapat memiliki tanah.
Golongan ketiga adalah golongan petani yang hanya memiliki tanah sedikit dan
hasilnya hanya cukup untuk dikonsumsi sendiri** (kuli kendo).
Golongan yang keempat (buruh tani) adalah orang yang tidak memiliki tanah, namun
bekerja disektor pertanian**.
b. Sistem Stratifikasi Sosial dalam Masyarakat
Feudal
Pola dasar masyarakat feudal :
1. Raja dan kaum bangsawan merupakan pusat kekuasaan yang harus ditaati dan
dihormati oleh rakyatnya
2. Terdapat lapisan utama, yakni raja dan kaum bangsawan (kaum feudal) dan lapisan
dibawahnya, yakni rakyatnya
3. Adanya pola ketergantungan dan patrimonialistik, artinya kaum feudal merupakan
tokoh panutan yang harus disegani, sedangkan rakyat harus hidup menghamba dan
selalu dalam posisi dibawah
4. Terdapat pola hubungan antarkelompok yang diskriminatif, yaitu kaum feudal
memperlakukan bawahanya secara tidak adil dan cenderung sewenang-wenang
5. Masyarakat feudal cenderung memiliki system stratifikasi tertutup
Lapisan sosial pada masa feudal Surakarta dan Yogyakarta
Dalam kenyataannya orang tidak memiliki kemampuan yang sama. Ada yang mampu
membayar sekolah yang mahal ada yang tidak. Akibatnya, penghargaan yang diberikan
masyarakatpun akan berbeda-beda. Perbedaan seperti ini akan mempengaruhi gaya
hidup (life style).
KESETARAAN
Adalah tata politik sosial dimana semua orang yang berada dalam suatu
masyarakat/ kelompok tertentu memiliki status yang sama.
• Sikap toleransi
• Meninggalkan sikap primordialisme
• Mengembangkan kesadaran peranan
• Menembangkan sikap nasionalisme, dan
• Menyelesaikan konflik secara akomodatif
Sekian