Anda di halaman 1dari 20

OBAT-OBAT GANGGUAN SALURAN CERNA MELIPUTI:

1. OBAT-OBAT LAMBUNG
2. ANTIEMETIKA
3. OBAT-OBAT DIARE
4. LAKSANSIA
1. OBAT-OBAT LAMBUNG
Penyakit saluran cerna yang paling sering terjadi adalah
• radang kerongkongan (reflux oesophagitis)
• radang mukosa lambung (gastritis)
• tukak lambung usus (ulcus pepticum)

• kanker lambung usus


Berdasarkan mekanisme kerjanya, obat-obat tukak
lambung-usus dapat digolongkan dalam 7 kelompok,
yakni:
1. ANTASIDA (senyawa magnesium, alumunium dan bismut,
hidrotalsit, kalsium karbonat, Na-bikarbonat)
Zat pengikat asam antasida adalah basa-basa lemah yg
digunakan untuk mengikat scr kimiawi dan menetralkan.

2. Zat penghambat sekresi asam


H2-blokers (simetidin, ranitidin, famotidin, roxatidin)
obat-obat ini menempati reseptor histamin H2 secara selektif di
permukaan sel-sel parietal, shg sekresi asam lambung dan
pepsin sangat dikurangi.
3. zat-zat pelindung ulcus (mucosaprotectiva): sukralfat, Al-
hidroksida, dan bismut koloidal yg menutup tukak dgn suatu
lapisan pelindung thd serangan asam-pepsin. Bismutsitrat juga
berdaya bakteriostatis terhadap H.Pylori.

4. Antibiotika (amoksillin, tetrasiklin, klaritromisin, metronidazol


dan tinidazol). Obat ini digunakan dalam kombinasi sebagai
triple atau quadruple therapy untuk membasmi H.pylori dan
untuk mencapai penyembuhan lengkap tukak lambung/usus.

5. Obat penguat motilitas: metoklopramida, cisaprida, dan


domperidon. Obat ini juga dinamakan prokinetika atau
propulsiva dan berdaya antiemetik.
6. Obat penenang: meprobamat, diazepam
stres emosional membuat penyakit tukak lambung bertambah
parah, sedangkan pada waktu serangan akut biasanya timbul
kegelisahan dan kecemasan pada penderita.

7. Obat pembantu: asam alginat, succus dan dimethicon


Pada formulasi antasida kadang-kadang ditambahkan zat-zat
pelindung untuk menutupi mukasa dengan suatu lapisan
hidrofob.
2. ANTIEMETIKA
Obat antimual adalah zat-zat yang berkhasiat menekan rasa
mual dan muntah.

a. Mabuk Darat (motion sickness)


Penyebab utama mabuk darat adalah pertentangan antara
informasi yang disalurkan oleh organ keseimbangan otak disatu
pihak dan informasi dari indera-indera lain di lain pihak.
Khususnya menyangkut pertentangan antara mata dan indera
perasa, yang sebetulnya harus bekerja sama dengan organ
keseimbangan (labirin).
OBAT-OBAT PENCEGAH:
• Siklizin untuk perjalanan singkat (sampai 4 jam)
• Meklizin dan skopolamin untuk perjalanan sampai 16
jam
• Dimenhidrinat dan prometazin sangat efektif, tetapi
efek sampingnya menyebabkan kantuk (sedatif)
• Obat yang sangat efektif adalah kombinasi dari
sinarizin 20mg + domperidon 15 mg (tauristil)
b. Muntah Kehamilan (morning sickness)
Jenis muntah ini biasanya terjadi antara minggu ke-6
dan ke-14 dari masa kehamilan akibat kenaikan pesat
dari HCG (Human Chorion Gonadotropin).

Gejala-gejala pada umumnya tidak hebat dan hilang


dengan sendirinya, maka sedapat mungkin jangan
diobati agar tidak mengganggu perkembangan organ-
organ janin.
Pada kasus yang hebat sebaiknya diberikan:
• Siklizin 3 dd 50mg

• Meklizin 1 dd 12,5-25mg

• Proklorperazin 2 dd 25mg

• Vitamin B6 (piridoksin) 3 dd 25 mg
3. OBAT-OBAT DIARE
Diare adalah keadaan buang-buang air dengan banyak
cairan (mencret) dan merupakan gejala dari penyakit-
penyakit tertentu atau gangguan lainnya.

FISIOLOGI:
Dalam lambung, makanan dicerna menjadi bubur
(chymus), kemudian diteruskan ke usus halus untuk
diuraikan lebih lanjut oleh enzim-enzim.
Berdasarkan penyebabnya dapat dibedakan 4 jenis
gastroenteritis dan diare sebagai berikut:

1. Diare akibat virus


Virus melekat pada sel-sel mukosa usus, sehingga kapasitas
resorpsi menurun dan sekresi air dan elektrolit memegang
peranan. Diare dapat lenyap sendirinya dalam 3-6 hari.

2. Diare bakterial (invasif)


Bakteri-bakteri tertentu, misalnya bahan makanan yang
terinfeksi oleh banyak kuman, menjadi “invasif” dan menyerbu
ke dalam mukosa. Penyebab terkenal dari jenis diare ialah
bakteri salmonella, shigella, campylobacter dan jenis coli.
3. Diare parasiter
Diare akibat parasit-parasit ini bercirikan mencret cairan
yang intermiten dan bertahan lebih lama dari satu minggu.
Seperti protozoa Entamoeba histolytica, Giardia Liambia,
Cryptosporidium.

4. Diare akibat enterotoksin


Penyebabnya adalah kuman-kuman yang membentuk
enterotoksin, yang terpenting adalah E.Colli dan Vibro
Cholerae.
Kelompok obat yang sering kali digunakan pada diare
adalah:
1. Kemoterapeutika untuk terapi kausal, yakni memberantas
bakteri penyebab diare, seperti antibiotika, sulfonamida, kinolon
dan furazolidon.
2. Obstipansia untuk terapi simtomatis, yang dapat menghentikan
diare dengan beberapa cara,yakni:
• Zat-zat penekan peristaltik sehingga memberikan lebih banyak
waktu untuk resorpsi air dan elektrolit oleh mukosa usus: candu
dan alkaloidnya, derivat petidin (difeniksilat dan loperamida)
dan antikolinergika (atropin, ekstrak belladonna)
• Adstringensia, yang menciutkan selaput lendir usus. Misalnya
asam samak (tanin) dan tannalbumin, garam-garam bismut dan
alumunium.
• adsorbensia, misalnya carbo adsorbens yang pada
permukaannya dapat menyerap zat-zat beracun yang dihasilkan
oleh bakteri atau adakalanya yang berasal dari bakteri (udang,
ikan). Obatnya kaolin dan pektin…

3. Spasmolitika, yakni zat-zat yang dapat melepaskan kejang-


kejang otot yang sering kali mengakibatkan nyeri perut pada
diare, antara lain papaverindan oksifenonium.
4. LAKSANSIA
Obat pencahar atau Laksansia adalah zat yang dapat
menstimulasi gerakan peristaltik usus sebagai refleks
dari rangsangan langsung terhadap dinding usus dan
dengan demikian menyebabkan atau mempermudah
buang air besar dan meredam sembelit.
Penggolongan obat pencahar didasarkan atas farmakologi
dan sifat kimiawinya yakni:
1. Laksansia kontak (zat perangsang)

2. Laksansia osmotik

3. Laksansia pembesar volume


4. Laksansia pelicin dan emollientia
1. Laksansia kontak (zat perangsang)
sennae Foliolum, rhei radix, bisakodil, fenolftalein, oleum
ricini
zat-zat ini merangsang secara langsung dinding usus dengan
akibat peningkatan peristaltik dan pengeluaran isi usus dengan
cepat.

2. Laksansia osmotik
magnesium sulfat, gliserol, manitol, sorbitol, laktulosa
Garam-garam anorganik dari ion-ion divalen, tinja menjadi
lebih lunak dan volumenya diperbesar yang merupakan suatu
rangsangan mekanis atas dinding usus.
3. Laksansia pembesar volume
zat-zat lendir (agar-agar, metilselulosa dan CMC)
Zat-zat ini berdaya menahan air sambil mengembang.
Disamping itu, pada perombakan oleh kuman-kuman
usus terbentuklah asam-asam organik dan gas-gas
(CO2, O2, H2, CH4) sedangkan massa bakteri juga
meningkat, semua ini turut memperbesar volume
chymus.
4. Laksansia pelicin dan emollientia
natrium docusenat, natrium lauril sulfo asetat dan
parafin cair.
kedua zat pertama memiliki aktifitas permukaan
detergensia dan mempermudah defekasi, karena
melunakkan tinja dengan jalan meningkatkan penetrasi
air ke dalamnya. Parafin melicinkan penerusan tinja
dan bekerja sebagai bahan pelumas.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai