BAB I - Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan
BAB I - Latar Belakang Pendidikan Kewarganegaraan
“Pendidikan kewarganegaraan
dimaksudkan untuk membentuk
peserta didik menjadi manusia yang
memiliki rasa kebangsaan dan cinta
tanah air”
~ SUMBER NILAI DAN
~ PEDOMAN PENYELENGGARAAN
PROGRAM STUDI DALAM MENGANTARKAN
MAHASISWA, UNTUK
~ MENGEMBANGKAN KEPRIBADIANNYA SELAKU
WARGANEGARA YANG BERPERAN AKTIF
~ MENEGAKKAN DEMOKRASI MENUJU
MASYARAKAT MADANI
Membantu mahasiswa selaku warganegara, agar mampu :
~ mewujudkan nilai-nilai dasar perjuangan
bangsa Indonesia,
~ mewujudkan kesadaran berbangsa dan
bernegara,
~ menerapkan ilmunya secara bertanggung
jawab terhadap kemanusiaan.
Mengantarkan mahasiswa
selaku warganegara, memiliki :
BERTUJUAN UNTUK a. Wawasan kesadaran bernegara,
MENGUASAI : untuk :
- bela negara.
~ Kemampuan berfikir,
-
~ Bersikap rasional, dan dinamis, cinta tanah air.
~ Berpandangan luas sebagai b. Wawasan kebangsaan, untuk :
manusia intelektual. - kesadaran
berbangsa -
mempunyai ketahanan nasional.
c. Pola pikir, sikap yang komprehensif-
Integral pada seluruh
aspek kehidupan nasional.
Agar mahasiswa :
1. Memiliki motivasi menguasai materi pendidikan
kewarganegaraan,
2. Mampu mengkaitkan dan mengimplementasikan dalam
peranan dan kedudukan serta kepentingannya, sebagai
individu, anggota keluarga/masyarakat dan
warganegara yang terdidik.
3. Memiliki tekad dan kesediaan dalam mewujudkan
kaidah-kaidah nilai berbangsa dan bernegara untuk
menciptakan masyarakat madani.
Masyarakat madani (almujtama’al-
madani) adalah masyarakat bermoral
yang menjamin keseimbangan antara
kebebasan individu dan stabilitas
masyarakat, dimana masyarakat
memiliki motivasi dan inisiatif
indivudual.
Masyarakat madani adalah masyarakat
yang secara umum memiki ciri-ciri
berbudaya, berperadaban, demokratis,
dan berkeadilan.
Masyarakat madani adalah masyarakat
masyarakat yang
berperadaban(ber-“madaniyah”),
karena tunduk dan patuh pada ajaran
kepatuhan yang dinyatakan dalam
supermasi hhukum dan peraturan.
Masyarakat madani adalah suatu
sistem sosial yang subur yang
didasarkan pada prinsip moral yang
menjamin keseimbangan antara
kebebasan perorangan dengan
kestabilan masyarakat, serta
masyarakat mendorongkan daya usaha
dan inisiatif individu, baik dari segi
pemikiran, seni, ekonomi, maupun
taknologi.
ATRIBUT MASYARAKAT MADANI INDONESIA
OLEH SEBAB ITU ISU GLOBALISASI (DEMOKRASI, HAM, LH) AKAN PENGARUHI
STRUKTUR KEHIDUPAN (POLA PIKIR, SIKAP DAN TINDAK) MASYARAKAT
INDONESIA TERMASUK MENTAL SPIRITUAL.
1) UUD 1945
a) Pembukaan UUD 1945, alinea kedua dan keempat (cita-cita tujuan dan
aspirasi bangsa Indonesia tentang kemerdekaanya).
b) Pasal 27 (1), kesamaan kedudukan warga negara di dalam hukum dan
pemerintahan.
c) Pasal 27 (3), hak dan kewajiban warga negara dalam upaya pembelaan
negara.
d) Pasal 30 (1), hak dan kewajiban warga negara dalam usaha pertahanan
dan keamanan negara.
e) Pasal 31 (1), hak warga negara mendapatkan pendidikan.
Perbuatan insani
(actus humanus),
dibawah pengawasan
manusia.
Kehendak : tetarik – memilih
memutuskan
Jiwa/rokhani kebaikan yang dimengerti
Budi : pengertian – pertimbangan
Manusia
Nafsu–pengetahuan
indriyani
Catur rasa daya umum
daya gambar
Badan/Jasmani daya ingat
daya penduga
Pancaindera
OBYEK
IDEOLOGI
46
LATIHAN PENGUASAAN KONSEP
DAN PEMECAHAN MASALAH
47
1. Udin S. Winataputra, H., (2004). Pendidikan kewarganegaraan sebagai wahana psiko-
pedagogis untuk mewujudkan masyarakat madani. Makalah Bahan Sajian dan Diskusi
Dalam Lokakarya
Pendidikan Kewarganegaraan di Perguruan Tinggi. Jakarta : Dirjen Dikti-
Depdiknas. 21-22
September 2004.
2. UU. No. 20. tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. SKep. Dirjen DIKTI – Depdiknas, No. 38/DIKTI/Kep/2002. tentang Rambu-rambu
pelaksanaan Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi.
4. Sudargo Gautama. (1997). Warga Negara dan Orang Asing. Bandung : Alumni.
5. Sharp, Gene. (1997). Menuju Demokrasi tanpa Kekerasan. Terjemahan: Sugeng
Bahagiyo. Jakarta : Pustaka Sinar Haraoan.
6. Bondan Gunawan S. (2000). Apa itu Demokrasi . Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
7. Beetham, David & Boyle, Kevin. (1995). Demokrasi . Terjemahan : Bern. Hidayat.
Yogyakarta : Kanisius.
8. Saafroedin Bahar dan A.B. Tangdililing. (Penyunting). ( 1996). Intergrasi Nasional :
Teori, Masalah dan Strategi. Jakarta : Ghalia Indonesia.
9. F. Isjwara. (1982). Ilmu Politik. Bandung : Angkasa.
10.Tim Dirjen Dikti-Dep Diknas. (2001). Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta :
Gramedia Pustaka Utama.
11.Tim Lemhannas. (1994). Kewiraan untuk Mahasiswa. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.