Anda di halaman 1dari 20

BOTANI

Jaringan
Pengangkut
Pembimbing : Resmila Dewai, S.Si.,M.Sc

Present By :
1. Cut Riska Wati
2. Mia Rosalina
3. Muhilal Yusuf
4. Raisa Kamila
Pendahuluan
 Jaringan pembuluh pada tumbuhan terdiri dari xilem (jaringan pengangkut air) dan floem
(jaringan penangkut bahan organik (bahan makanan)).
 Tumbuhan yang mempunyai jaringan pengangkut di sebut tumbuhan vaskular, termasuk di dalam
pteridophyta dan spermatophyta.
 Jaringan pengangkut : jaringan yang berperan untuk mengangkut air dan unsur hara dari akar
sampai daun, serta mengangkut hasil fotosintesis dari daun keseluruh bagian tubuh tumbuhan.
 Xilem dan floem berkembang dengan diferensiasi dari prokambium.
 Prokambium dibentuk oleh promeristem pucuk.
 Xilem dan floem yang dihasilkan oleh prokambium disebut xilem primer dan floem primer.
 Xilem primer terdiri dari protoxilem dan metaxilem.
 Floem primer terdiri dari protofloem dan metafloem.
 Dalam perkembangannya xilem dan floem dibentuk oleh kambium pembuluh disebut xilem
sekunder dan floem sekunder.
 Xilem tumbuh kearah dalam membentuk kayu dan floem tumbuh ke arah luar membentuk kulit
kayu.
2
XYLEM

3
Jaringan kompleks karena terdiri dari beberapa tipe sel yang berbeda
baik yang hidup maupun yang tidak hidup. Penyusun utamanya adalah
trakeid dan trakea sebagai saluran transfor air, dengan penebalan dinding
yang cukup tebal sekaligus berfungsi sebagai penguat/penyokong.

Xylem Primer Xilem yang terbentuk dari prokambium

Xylem
Jaringan sekunder sebagai hasil aktivitas kambium
Sekunder

Bila xilem primer diamati secara seksama akan ditemukan


perbedaan perkembangan struktur xilem yang dibentuk pertama kali
(protoxilem) dengan xilem yang dibentuk kemudian (metaxilem).

4
Unsur-unsur penyusun xilem yang utama adalah :

A. Trakeid dan
Trakea

• Perbedaan pokok antara trakeid dengan trakea adalah : pada


trakeid tidak terdapat perforasi (lubang - lubang) sedangkan
pada trakea ujung-ujungnya penuh lubang-lubang.
• Transportasi air dan zat hara dalam trakea dapat berlangsung
antara sel yang satu dengan sel yang lain secara bebas lewat
perforasi, sedang dalam trakeid peristiwa itu berlangsung
lewat noktah antara sel-selnya.
• Sel-sel pembentuk trakea tersusun sedemikian sehingga
merupakan deretan memanjang (ujung bertemu ujung) dan
perofasi pada ujung sel itu sangat sempurna atau bahkan
dinding selnya hilang sehingga membentuk pipa panjang.

5
B. Serabut

• Serabut ini strukturnya serupa serabut sklerenkim.


• Serabut dan trakeid saling melekat sehingga sulit di pisahkan, tetapi umumnya sel yang
berbentuk serbut lebih panjang dari trakeid karena ujungnya yang runcing dapat masuk
di antara sel-sel sewaktu memanjang.
• Serabut xilem terlihat jelas dan pada xilem yang hanya terdiri dari trakeid, serabut itu
tidak jelas adanya.

6
C. Parenkim

• Sel-sel ini merupakan sel hidup yang terdapat pada


xilem primer maupun sekunder.
• Pada xilem sekunder, parenkim berasal dari kambium
yang berbentuk fusifrom atau bentuk sel jari - jari,
sehingga di peroleh sel-sel yang sumbu panjangnya
mengikuti arah jari - jari organ.
• Sel-sel parenkim ini mengandung berbagai senyawa
umumnya tepung /lipid karena parenkim berfungsi
penimbun cadangan makanan.

7
FLOEM

8
“ Floem juga merupakan jaringan kompleks,
terdiri dari beberapa unsur dengan tipe yang
berbeda yaitu buluh tapisan, sel pengiring, parenkim
serabut, dan sklereid. Kadang - kadang ada sel atau
jaringan sekretori yang bergabung di dalamnya, misal
kelenjar getah. Fungsi floem sebagai jaringan
translokasi bahan organik (asimilat) yang terutama
berisi karbohidrat. Dalam jumlah kecil di temukan
juga asam amino dan hormon.

9
A. Pembuluh
• Unsur penyusun pembuluh terdiri dari dua bentuk yaitu :
1. Sel tapisan : sel tunggal dan bentuknya memanjang, dengan bidang tapisan terletak di
samping atau ujung sel, terdapat pada tumbuhan pyteridophyta dan gymnospermae.
2. Buluh tapisan, terdapat pada angiospermae : berkas sel-sel memanjang yang masing-
masing merupakan bagian dari buluh itu dan di hubungkan oleh satu atau lebih bidang
tapisan biasanya terletak di ujung sel.
• Sifat khas unsur pembuluh : adanya bidang tapisan pada dinding selnya, serta terdapatnya
modifikasi protoplas yaitu tanpa nukleus.
• Bidang tapisan itu : sekelompok lubang-lubang yang membatasi dua sel yang
berdampingan dan dihubungkan oleh benang- benang plasma yang terdapat di dalam
lubang-lubang tapisan itu.
• Lubang-lubang tapisan itu biasanya di lapisi oleh kalose yaitu semacam polimer
glukosa,sehingga lubangnya menjadi kecil. Kalose ini akan menipis (sehingga lubangnya
membesar) bila pembuluh sedang aktif menyalurkan asimilat.
A. Pembuluh
• Selain itu besarnya lubang tapisan juga bervariasi,
umumnya yang besar terdapat di ujung sel.
• Dinding sel unsur penyusun pembuluh : selulosa, tidak
pernah dijumpai penebalan lignin.
• Pada awalnya sel pembuluh serupa sel prokambium yang
lain, mempunyai banyak vakuola dan intinya tegas.
Kemudian inti itu mengalami disintegrasi kedalam
plasma yang kemudian membentuk benang-benang
menjajar sejajar sumbu sel dan bersambung dengan
plasma sel sambungannya dilubang tapisan.
• Pada tumbuhan Dicotyledoneae pembuluh-pembuluh ini
biasanya terisi lendir dari protein.
B. Sel Pengiring
• Sel-sel pembuluh pada dikotyledoneae dan monokotylledoneae biasanya diikuti
oleh sel parenkim khusus yang di sebut sel pengiring.
• Sel itu terbentuk dari sel induk yang sama dengan sel pembuluh.
• Sel induk itu membelah satu atau dua kali secara memanjang serta tidak sama
besar, menghasilkan sel pembuluh yang besar dan sel pengiring yang kecil.
• Dinding bersama antar sel pengiring dan sel pembuluh biasanya tipis, penuh
dengan plasmodesmata. Berbeda dengan sel pembuluh, sel pengiring ini teta
mempunyai nukleus pada waktu dewasa.
• Sel pengiring tidak di jumpai pada tumbuhan gymnospermae dan pteridophyta
dan juga tidak ada protofloem dicotyledoneae.

12
C. Parenkim
• Sel parenkim ini secara fungsional berintegrasi dengan sel pengiring.
• Bentuk sel parenkim ini memanjang dan sumbu panjangnya sejajar dengan
sumbu berkas pengangkut.
• Parenkim floem sekunder mempunyai dua macam bentuk parenkim sesuai
dengan bentuk sel kambium yang membentuknya (fusifrom atau jari-jari). Pada
saat floem masih aktif, sel parenkim ini tidak mengalami pembelahan dinding.
• Bila floem tidak berfungsi lagi, parenkim ini akan merubah menjadi
sklerenkim atau felogen.
D. Serabut
• Serabut floem terdapat pada floem primmer maupun sekunder.
• Serabut ini segera membentuk dinding sekunder setelah selesai pertumbuhan
memanjangnya.
• Umumnya penebalan itu berupa lignin, ada yang selulosa.
• Noktah yang terjadi sederhana.
• Serabut ini berfungsi sebagai penguat sejak awal, atau terjadi dari parenkim floem
setelah sel pembuluh tidak berfungsi lagi.
13
14
Berkas Pengankut

15
Sifat khas jaringan pengangkut : xilem dan floem jarang berada di tempat terpisah.
Biasanya keduanya membentuk gabungan yang di sebut berkas pengangkut. Pada sumbuh
organ, berkas ini membentuk koloni/baris atau berlekatan satu sama lain membentuk silinder.
Berkas pengangkut di bagi menjadi beberapa tipe yaitu :

1. Berkas Pengangkut Kolateral Kolateral tertutup


Floem dan xilem letaknya berdampingan,
umumnya floem di sebelah luar xilem.
Kolateral terbuka

16
2. Berkas Pengangkut
Bikolateral
Serupa dengan kolateral (xylem dan floem berdampingan) tetapi di sisi
dalam xilem terdapat lagi floem, jadi urutanmya : floem dalam , xilem ,
kambium dan floem luar. Terdapat pada batang beberapa keluarga tumbuhan
dicotyledoneae misalnya cucurbitaceae, solanaceae.

17
3. Berkas Pengangkut
Konsentris
Xilem mengelilingi atau membungkus floem atau sebaliknya. Bentuk ini
juga di bagi 2 tipe yaitu:
a. Konsentris amfikibral
b. Konsentris amfivasal

18
4. Berkas Pengangkut Radial
Xilem dan floem tidak membentuk berkas yang sesungguhnya, karena
meskipun xilem dan floem berdampingan tetapi pada jari-jari tubuh yang
berbeda dipisahkan oleh jaringan dasar sehingga dapat disebut tersusun
radial. Susunan seperti ini hanya terdapat pada akar sewaktu xilem dan
floem berada dalam keadan primer.

19
Terima Kasih

20

Anda mungkin juga menyukai