Anda di halaman 1dari 36

KELOMPOK 4 MATERI PRESENTASI TENTANG

MU’AMALAH
NAMA KELOMPOK
- MUHAMAD GUSTI MAULANA (2020201040)
- MUHAMMAD FRANSRISLY HABIBILLAH (2020201032)
- ANGGUN KHARISMA DEWI (2020201055)
- SYANDIANSAH (2020201036)
- FIRMANSYAH (2020201038)
MUAMALAH
Muamalah adalah sebuah hubungan manusia dalam interaksi sosial sesuai syariat,
karena manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup berdiri sendiri. Dalam
hubungan dengan manusia lainnya, manusia dibatasi oleh syariat tersebut, yang terdiri
dari hak dan kewajiban. Lebih jauh lagi interaksi antara manusia tersebut akan
membutuhkan kesepakatan demi kemaslahatan bersama.Dalam arti luas muamalah
merupakan aturan Allah untuk manusia untuk bergaul dengan manusia lainnya dalam
berinteraksi. Sedangkan dalam arti khusus muamalah adalah aturan dari Allah dengan
manusia lain dalam hal mengambangan harta benda.
A. HAKEKAT MUAMALAH
• Allah menciptakan manusia dan dunia ini bukan tanpa aturan. Ada hukum-hukum yang harus
dipatuhi dalam menjalani setiap aktivitas di dunia ini, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi.
Hukum-hukum Allah dalam muamalah pada hakikatnya adalah untuk kemaslahatan kita dan
menghilangkan segala kemudharatan.
• istilah muamalah  biasanya  juga dimaknai sebagai  hubungan sosial antar sesama manusia. Hidup
seorang manusia akan dipandang lebih baik ketika bisa memberikan manfaat bagi banyak orang.
Untuk itu seseorang perlu meningkatkan kualitas muamalahnya, yang dapat dilakukan  dengan
cara  mengevaluasi  dan  mengintrospeksi diri sendiri sudah sejauh  mana kita melakukan 
muamalah.  Selanjutnya harus berniat dan berjanji untuk lebih baik dalam melakukan muamalah
dan dalam melakukan muamalah hendaklah kita mempunyai pengetahuan atau ilmu tentang
muamalah yang sedang dilakukan tersebut. Dengan kita memahami dan berusaha untuk selalu
meningkatkan kualitas muamalah, maka selain mendapat pahala dan karunia dari Allah SWT, juga
akan bermanfaat dalam menjaga hubungan antar manusia yang lebih harmonis serta menjaga
ketertiban hidup bermasyarakat.
A. HAKEKAT MUAMALAH
Muamalah merupakan praktek ajaran Islam tentang hablum minannas yang
berdimensi sosial atau komunal. Ada bermacam macam muamalah. Sebagai contoh
muamalah dalam kehidupan sehari-hari antara lain kegiatan jual beli, hutang
piutang, sewa menyewa, kerjasama dan sebagainya. Kegiatan-kegiatan tersebut
tidak akan bisa berjalan dengan lancar tanpa  berbagai aturan dan hukum sebagai
pegangan.
B. PANDANGAN ISLAM TENTANG
KEHIDUPAN DUNIA
• Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya dan terlepas dari itu semua, Allah
menciptakan dunia untuk tujuan tertentu. Kehidupan dunia seringkali membuat manusia
terlena dan tidak mengingat bahwa kehidupan tersebut tidaklah abadi. Dalam kehidupan
dunia, manusia melewati fase-fase tertentu dan dalam setiap fase kehidupan tersebut
manusia mengalami berbagai macam hal. Manusia sendiri tidak bisa mengatur apakah
dirinya akan lahir didunia dan dimana ia akan dilahirkan, semuanya sudah diatur oleh
Allah SWT . Suka ataupun tidak, setiap . yang terlahir didunia harus menjalani kehidupan
dan berusaha untuk bertahan hidup dengan segala kemampuannya. Tapi, apakah kita
benar-benar mengerti apakah sebenarnya dunia itu dan bagaimana pandangan islam
tentang dunia? Untuk mengetahuinya dengan lebih jelas, simak penjelasan berikut ini
mengenai dunia menurut islam :
1. HAKIKAT DUNIA DALAM ISLAM

• Dunia menurut islam hakikatnya hanyalah permainan dan sifatnya fana atau
tidak abadi. Dunia adalah tempat dimana manusia hidup dan beraktifitas serta
menjalankan segala urusannya terutama untuk beribadah kepada Allah SWT.
Dunia diciptakan oleh Allah beserta isinya untuk mendukung kehidupan manusia
dan memenuhi segala kebutuhannya, meskipun demikian keindahan dunia dan
segala yang ada didalamnya justru membuat manusia lupa atas tujuan
penciptaannya dan melupakan Allah SWT.
SURAT AL HADID AYAT 20

• ‫ َواأْل َ ْواَل ِد ۖ َك َمثَ ِل‬,‫ي اأْل َ ْم َوا ِل‬,ِ‫ َوتَ َكاثُ ٌر ف‬,‫ َوتَفَا ُخ ٌر بَ ْينَ ُك ْم‬,‫ َولَ ْه ٌو َو ِزينَ ٌة‬,‫ا لَ ِع ٌب‬,َ‫ ال ُّد ْني‬,‫ما ْال َحيَا ُة‬,َ َّ‫ا ْعلَ ُموا أَن‬
‫ َع َذابٌ َش ِدي ٌد‬,‫ي اآْل ِخ َر ِة‬,ِ‫ما ۖ َوف‬,ً ‫طا‬ َ ‫ ُح‬,‫ يَ ُكو ُن‬,‫ًًّرا ثُ َّم‬,_ َ‫ف‬,‫ص‬ ْ ‫ ُم‬,‫ فَتَ َرا ُه‬,‫ يَ ِهي ُج‬,‫ ثُ َّم‬,‫ ْال ُكفَّا َر نَبَاتُ ُه‬,‫ أَ ْع َج َب‬,‫َغ ْي ٍث‬
ِ ‫ع ْال ُغر‬
‫ُور‬ ُ ‫ان ۚ َو َما ْال َحيَاةُ ال ُّد ْنيَا إِاَّل َمتَا‬ ٌ ‫َو َم ْغفِ َرةٌ ِم َن هَّللا ِ َو ِرضْ َو‬
• “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang
melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang
banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani;
kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi
hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-
Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. (Qs Al Hadid ; 20)”
2. TIPU DAYA DUNIA

• Sungguh dunia ini penuh dengan tipu daya dan muslihat dan membuat manusia terlena
dibuatnya. Bahkan Rasulullah SAW juga merasa khawatir apabila umatnya terpedaya oleh dunia
dan melupakan kehidupan akhirat sebagai tujuan hidupnya, sebagaimana yang disebutkan dalam
hadits berikut :

ُ ‫إِ َّن ِم َّما أَ َخ‬


• ‫اف َعلَ ْي ُك ْم من بعدي ما يفتح عليكم من زهرة الدنيا و زينتها‬
• “Sesungguhnya di antara yang aku khawatirkan pada diri kalian setelah peninggalanku ialah
dibukakannya bunga dunia dan pernak-perniknya untuk kalian
3. KEUTAMAAN AKHIRAT DIBANDINGKAN DUNIA

• Saat ini manusia berlomba-lomba mengejar dunia dan berusaha untuk mencari
kesenangan dunia dengan berbagai cara termasuk dengan cara-cara yang
diharamkan. Banyak manusia yang terperdaya dunia dan tidak menganggap
bahwa dunia sebenarnya hanya tempat singgah saja dan akhirat adalah sesuatu
yang seharusnya dikejar. Terlalu larut dalam dunia justru akan membuat manusia
lupa dengan akhirat dan akhirnya melupakan kewajibannya kepada Allah SWT
termasuk meninggalkan shalat wajib dan ibadah lainnya.. Dibandingkan dengan
dunia, akhirat adalah tempat yang kekal dan abadi jadi sudah selayaknya manusia
lebih mendahulukan kepentingan akhirat dibandingkan dengan kepentingan
duniawi.
ALLAH SWT BERFIRMAN :

• *‫اَل هَا َم ْذ ُمو ًما َّم ْدحُو ًرا‬,‫ص‬ْ َ‫ ي‬,‫ َجهَنَّ َم‬,‫ا لَ ُه‬,َ‫م َج َع ْلن‬,َّ ُ‫ن نُّ ِري ُد ث‬,‫ ِل َم‬,‫ما نَ َشا ُء‬,َ ‫ا‬,َ‫ فِيه‬,‫ا لَ ُه‬,َ‫ َعج َّْلن‬,‫اجلَ َة‬
ِ ‫ي ُِري ُد ْال َع‬,‫ن َكا َن‬,‫َّم‬
‫ان َس ْعيُهُم َّم ْش ُكو ًرا‬
َ ‫ك َك‬َ ِ‫ م ُْؤ ِم ٌن فَأُو ٰلَئ‬ ‫َو َم ْن أَ َرا َد اآْل ِخ َرةَ َو َس َع ٰىلَهَا َس ْعيَهَا َوهُ َو‬
• “Barangsiapa menghendaki kehidupan sekarang (duniawi), maka Kami segerakan baginya di dunia itu apa yang
kami kehendaki bagi orang yang kami kehendaki dan Kami tentukan baginya neraka jahannam; ia akan
memasukinya dalam keadaan tercela dan terusir. Dan barangsiapa yang menghendaki kehidupan akhirat dan
berusaha ke arah itu dengan sungguh-sungguh sedang ia adalah mukmin, maka mereka itu adalah orang-orang
yang usahanya dibalasi dengan baik.” (QS Al-Isra’: 18-19).
4. BALASAN BAGI MEREKA YANG MEMENTINGKAN
DUNIA

• Seringkali manusia tidak sadar bahwa ia lebih mengutamakan dunia


dibandingkat akhirat dan manusia tersebut akhirnya melalaikan kewajiban
kepada Allah SWT sebagaimana orang-orang kafir. Orang-orang kafir didunia
gemar berfoya-foya dan bersenang-senang dengan harta yang mereka miliki
dan terkadang mereka juga menertawakan mereka yang berbuat amal shaleh
dan bersabar atas segala ujian yang diberikan Allah SWT.
SEBAGAIMANA DISEBUTKAN DALAM FIRMAN ALLAH
SWT DALAM AYAT BERIKUT :

• ‫أَ ْه ِل ِه ُم انقَلَبُوا‬,‫* َوإِ َذا انقَلَبُوا إِلَ ٰى‬,‫ يَتَ َغا َم ُزو َن‬,‫* َوإِ َذا َمرُّ وا بِ ِه ْم‬,‫آ َمنُوا يَضْ َح ُكو َن‬,‫ الَّ ِذي َن‬,‫أَجْ َر ُموا َكانُوا ِم َن‬,‫ن الَّ ِذي َن‬,َّ ِ‫إ‬
ُ َ َ‫ ل‬,‫ن ٰهَ ُؤاَل ِء‬,َّ ِ‫قَالُوا إ‬,‫* َوإِ َذا َرأَ ْوهُْم‬,‫فَ ِك ِهي َن‬
ِ َّ‫آ َمنُوا ِم َن ْال ُكف‬,‫ الَّ ِذي َن‬,‫* فَ ْاليَ ْو َم‬,‫ َحافِ ِظي َن‬,‫لُوا َعلَ ْي ِه ْم‬,‫ما أرْ ِس‬,َ ‫* َو‬,‫ضا ُّلو َن‬
‫ار‬
َ ُ‫ َكانُوا يَ ْف َعل‬ ‫ب ْال ُكفَّا ُر َما‬
‫ون‬ َ ‫ُون * هَلْ ثُ ِّو‬ َ ‫ون * َعلَى اأْل َ َرائِ ِك يَنظُر‬ َ ‫يَضْ َح ُك‬
• “Sesungguhnya orang-orang yang berdosa, adalah mereka yang menertawakan orang-
orang yang beriman. Dan apabila orang-orang yang beriman lalu di hadapan mereka,
mereka saling mengedip-ngedipkan matanya. Dan apabila orang-orang yang berdosa itu
kembali kepada kaumnya, mereka kembali dengan gembira. Dan apabila mereka melihat
orang-orang mukmin, mereka mengatakan: “Sesungguhnya mereka itu benar-benar
orang-orang yang sesat”, padahal orang-orang yang berdosa itu tidak dikirim untuk
penjaga bagi orang-orang mukmin.Maka pada hari ini, orang-orang yang beriman
menertawakan orang-orang kafir,mereka (duduk) di atas dipan-dipan sambil
memandang. Sesungguhnya orang-orang kafir telah diberi ganjaran terhadap apa yang
dahulu mereka kerjakan.” (QS Al-Muthaffifin: 29-36)
5. BERLOMBA-LOMBA DALAM KEBAIKAN

• Sesungguhnya Allah SWT menciptakan dunia beserta isinya untuk manusia dan
dengan tujuan agar manusia beribadah kepada Allah SWT. Oleh sebab itu selama
hidup di dunia selayaknya manusia berlomba-lomba dalam kebaikan dan selalu
menjalankan kewajiban dan menjauhi larangannya sebagai bentuk rasa iman
dan taqwa kepada Allah SWT (baca fungsi iman kepada Allah dan manfaat
beriman kepada Allah). Allah SWT berfirman :
ْ ‫ أُ ِع َّد‬,‫ض‬
‫ت‬ ِ ْ‫ر‬َ ‫أْل‬ ‫ا‬‫و‬َ ‫ء‬
ِ ‫ا‬ ‫م‬
َ ,
‫س‬ َّ ‫ال‬ ,
‫ض‬ ِ ْ‫ر‬ ‫ع‬
َ َ
‫ك‬ ‫ا‬
,
َ ‫ه‬‫ض‬ُ ْ‫ر‬ ‫ع‬
َ ,‫ة‬ٍ َّ ‫ن‬ ‫ج‬
َ ‫و‬
َ ,‫م‬ْ ُ
‫ك‬ ِّ ‫ب‬‫ر‬َ ,
‫ن‬ ْ ‫م‬
ِ ,
‫ة‬ ٍ ‫ر‬
َ ِ ‫ف‬ ْ
‫غ‬ ‫م‬
َ ,
‫ى‬ ٰ َ ‫ل‬ِ ‫إ‬ ‫وا‬ُ ‫ابِق‬,‫َس‬
‫ك فَضْ ُل هَّللا ِ ي ُْؤتِي ِه َم ْن يَ َشا ُء ۚ َوهَّللا ُ ُذو ْالفَضْ ِل ْال َع ِظ ِيم‬ َ ِ‫ين آ َمنُوا بِاهَّلل ِ َو ُر ُسلِ ِه ۚ ٰ َذل‬َ ‫لِلَّ ِذ‬
• “Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang
luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah
dan Rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada siapa yang dikehendaki-Nya.
Dan Allah mempunyai karunia yang besar” (QS Al Hadid 21)
C. MAKNA SPIRITUAL TENTANG KEJAYAAN
HIDUP
• Pengertian Spiritual Islam
Secara etimologi kata “sprit” berasal dari kata Latin “spiritus”, yang diantaranya
berarti “roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup, nyawa
hidup.” Dalam perkembangan selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas
lagi. Para filosuf, mengonotasikan “spirit” dengan (1) kekuatan yang menganimasi
dan memberi energi pada cosmos, (2) kesadaran yang berkaitan dengan
kemampuan, keinginan, dan intelegensi, (3) makhluk immaterial, (4) wujud ideal
akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian atau keilahian).
PENJELASAN AL-QUR’AN TENTANG SPIRITUAL
• Sebagaimana disebutkan bahwa ranah spiritual esensinya bukanlah materi atau
jasadiah akan tetapi ia merupakan konsep metafisika yang pengkajiannya
melalui pendalaman kejiwaan yang seringkali disandarkan pada wilayah
agama. Islam sebagai salah satu agama yang diturunkan oleh Allah SWT juga
tidak terlepas dari ajaran spiritual yang melambangkan kesalahenan pribadi
seorang muslim. Dalam hal ini, Allah SWT menjelaskan dalam surat Asy-Syams
ayat 7-10 sebagai berikut:

َ ‫ قَ ْد أَ ْفلَ َح َمن َز َّكاهَا ) َوقَ ْد َخ‬. ‫ فَأ َ ْلهَ َمهَا فُجُو َرهَا َوتَ ْق َواهَا‬. ‫س َو َما َس َّواهَا‬
‫اب َم ْن َدسَّاهَا‬ ٍ ‫َونَ ْف‬
• “Demi jiwa serta penyempurnaan (ciptaan)nya, maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu
(perilaku) kejahatan dan ketakwaannya. Sungguh beruntung orang yang menyucikannya, dan
sungguh merugi orang yang mengotorinya.” (Qs. asy-Syams/91: 7-10).6
MAKNA SPIRITUAL DALAM ISLAM

• Manusia memang memiliki ruh dalam arti nyawa. Namun pada faktanya, dalam
diri manusia tidak ada dua unsur pembentuk yang menarik manusia kepada dua
kecenderungan yang berbeda, yakni unsur jasad menarik kearah pemenuhan
kepentingan duniawi dan unsur jiwa/roh yang menarik kepada pemenuhan
kepentingan ukhrowi (moral dan ritual). Kenyataannya, semua perbuatan
manusia dipengaruhi oleh dorongan kebutuhan-kebutuhan fisik (al-hajatul
‘udlwiyah) dan naluriah (al-ghoro’iz). Kebutuhan fisik contohnya adalah
kebutuhan untuk makan, minum, buang hajat dan tidur; sedangkan kebutuhan
naluri contohnya adalah naluri untuk melestarikan jenis manusia (ghorizatun
nau’), naluri untuk mempertahankan diri (ghorizatul baqo’), dan kebutuhan untuk
mensucikan dan mengagungkan dzat yang lebih agung dan sempurna
(ghorizatut tadayyun).
D. RUANG LINGKUP MUAMALAH

• Pada ruang lingkup fiqih muamalah meliputi seluruh kegiatan muamalah


manusia berdasarkan hukum-hukum Islam, baik berupa perintah maupun
larangan-larangannya yang terkait dengan hubungan manusia dengan manusia
lainnya. Di atas sudah dijelaskan bahwa berdasarkan aspeknya, muamalah
dibagi menjadi dua jenis, yaitu muamalah adabiyah dan madiyah.
1. MUAMALAH ADABIYAH

• Penjelasan muamalah adabiyah adalah muamalah yang berkaitan dengan


bagaimana cara tukar menukar benda ditinjau dari segi subjeknya, yaitu
manusia. Muamalah adabiyah mengatur tentang batasan-batasan yang boleh
dilakukan atau tidak boleh dilakukan oleh manusia terhadap benda yang
berkaitan dengan adab dan akhlak, seperti kejujuran, kesopanan, menghargai
sesama, saling meridhoi, dengki, dendam, penipuan dan segala sesuatu yang
berkaitan dengan aktivitas manusia dalam hidup bermasyarakat dalam
mengelola suatu benda Pada muamalah adabiyah memberikan panduan yang
syara’ bagi perilaku manusia untuk melakukan tindakan hukum terhadap
sebuah benda. Semua perilaku manusia harus memenuhi prasyarat etis normatif
sehingga perilaku tersebut dianggap layak untuk dilakukan.
2.  MUAMALAH MADIYAH

• Sedangkan muamalah madiyah adalah muamalah yang berkaitan dengan objek


muamalah atau bendanya. Muamalah madiyah menetapkan aturan secara
syara’ terkait dengan objek bendanya. Apakah suatu benda halal, haram, dan
syubhat untuk dimiliki, diupayakan dan diperjualbelikan, apakah suatu benda
bisa menyebabkan kemaslahatan atau kemudharatan bagi manusia, dan
beberapa segi lainnya. Dengan kata lain, muamalah madiyah bertujuan untuk
memberikan panduan kepada manusia bahwa dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya yang bersifat kebendaan dan bersifat sementara bukan sekedar
memperoleh keuntungan semata, tetapi juga bertujuan untuk memperoleh ridha
Allah SWT, dengan cara melakukan muamalah sesuai dengan aturan main yang
sesuai dengan aturan-aturan yang ditetapkan secara syara’. Ruang lingkup
muamalah yang bersifat madiyah antara lain adalah sebagai berikut :
BERSIFAT MADIYAH ANTARA LAIN ADALAH
SEBAGAI BERIKUT :

•Jual-beli ( bai’ )
•Gadai ( rahn )
•Jaminan dan tanggungan ( Kafalah dan Dhaman )
•Pemindahan hutang ( hiwalah )
•Pailit ( taflis )
•Perseroan atau perkongsian ( syirkah )
•Perseroan harta dan tenaga ( mudharabah )
•Sewa menyewa tanah (mukhabarah)
•Upah (ujral al-amah)
•Gugatan (asy syuf’ah)
•Sayembara (al ji’alah)
•Batas bertindak (al hajru)
•Pembagian kekayaan bersama (al qisamah)
•Pemberian (al hibbah)
•Pembebasan (al ibra’), damai (ash shulhu)
•Masalah-masalah seperti bunga bank, kredit, asuransi dan masalah-masalah baru lainnya.
E. PRINSIP-PRINSIP BERMUAMALAH

• Hakikat diturunkannya syari’at Islam adalah mendatangkan kemaslahatan dan


menghindarkan kerusakan, yang tercermin dalam bentuk perintah dan larangan
dari Allah SWT dan Rasul-Nya. Setiap bentuk perintah yang mesti dikerjakan,
pasti di situ juga mengandung kemaslahatan bagi manusia. Sebaliknya, setiap
bentuk larangan yang mesti ditinggalkan, pasti juga mengandung kemudharatan
bagi manusia. Walaupun seringkali hikmah dari perintah dan larangan tersebut
terungkap jauh setelah dalilnya diturunkan. Demikian pula dengan ketentuan
dalam muamalah, adalah jelas untuk kemaslahatan manusia secara umum.
Ketentuan-ketentuan muamalah secara syari’at Islam yang tidak akan
mengabaikan aspek penting dalam kesinambungan hidup manusia. Secara garis
besar, terdapat dua prinsip dalam muamalah yakni prinsip umum dan prinsip
khusus.
PRINSIP UMUM

Dalam prinsip umum muamalah terdapat empat hal yang utama, yaitu :
• Hukum asal dalam muamalah pada dasarnya adalah mubah kecuali ada dalil yang
mengharamkannya.
• Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan kemaslahatan / manfaat dan
menghindarkan mudharat dalam masyarakat.
• Pelaksanaan Muamalah didasarkan dengan tujuan memelihara nilai keseimbangan (tawazun)
berbagai segi kehidupan, yang antara lain meliputi keseimbangan antara pembangunan material
dan spiritual, pemanfaatan serta pelestarian sumber daya.
• Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan menghindari unsur-unsur kezaliman.
PERINSIP KHUSUS
Adapun yang diperintahkan dalam muamalah terdapat tiga prinsip, yaitu :
• Objek transaksi harus yang halal, artinya dilarang melakukan aktivitas ekonomi atau bisnis
terkait yang haram.
• Adanya keridhaan semua pihak terkait muamalah tersebut, tanpa ada paksaan.
• Pengelolaan dana / aset yang amanah dan jujur.
Sedangkan yang dilarang dalam muamalah antara lain :
• Riba, merupakan setiap tambahan / manfaat yang berasal dari kelebihan nilai pokok pinjaman yang
diberikan peminjam. Riba juga sebagai suatu kegiatan yang menimbulkan eksploitasi dan
ketidakadilan yang secara ekonomi menimbulkan dampak sangat merugikan masyarakat
• Gharar, adalah mengandung ketidakjelasan, spekulasi, taruhan, bahaya, cenderung pada kerusa kan.
• Tadlis (penipuan), misalnya penipuan dalam transaksi jual beli dengan menyembunyikan atas adanya
kecacatan barang yang diperjualbelikan.
• Berakad dengan orang-orang yang tidak cakap dalam hokum, seperti orang gila, anak kecil, terpaksa,
dan lain sebagainya.
F. AKHLAK BERMUAMALAH
• “Nasihatilah diriku di kala aku sendiri, Jangan kau nasihati aku di tengah keramaian
Karena nasihat di muka umum adalah bagian dari penghinaan yang tak suka aku
mendengarnya, Jika engkau enggan dan tetap melanggar kata-kataku Maka jangan
menyesal jika aku enggan menurutimu.” (Imam syafi’i)
• AGAMA islam adalah nasihat, yakni nasihat yang berkaitan mengenai kebenaran dan
kesabaran. Nasihat mengenai ketakwaan. Nasihat mengenai amar ma’ruf nahi
mungkar. Nasihat laksana telaga yang diminum airnya ditengah kehausan dalam
pengembaraan. Nasihat adalah sedekah laksana senyuman dan laksana perkataan
yang baik. Oleh karenanya nasihat itu akan bermanfaat. Nasihat adalah amal shalih
namun letakkanlah nasihat itu pada tempatnya dan situasinya agar ia menyentuh
hati.
• Nasihat tidak selamanya berupa perkataan namun perilaku yang baik juga
merupakan nasihat atau pelajaran yang berharga. Dalam bermuamalah hendaklah
memperhatikan beberapa nasehat berikut ini :
DALAM BERMUAMALAH HENDAKLAH
MEMPERHATIKAN BEBERAPA NASEHAT BERIKUT INI
:
1.Menghindari tirani, sombong, syaitan, serakah dan jelek 15.Jangan berjudi.
2.Menjamin hak kepemilikan dan kebebasan 16.Jangan memakan riba.
3.Bekerjasama saat susah dan senang.
4.Mematuhi peraturan dalam setiap perjanjian.
5.Membeli secara sopan dan sederhana.
6.Tidak menipu/berbohong dalam setiap perjanjian.
7.Memahami transaksi.
8.Menghindari transaksi yang tidak sesuai syari’at Islam.
9.Memberi toleransi bagi yang sulit membayar utang.
10.
Jangan menunda2 bayar utang jika mampu.
11.
Tidak menjual barang yang dilarang.
12.
Memakai alat timbangan/ukur yang benar.
13.
Jangan melakukan pembelian didepan.
14.
Tidak membeli/menjual barang yang dicuri.
AKHLAK PEDAGANG YANG PERLU DIJAGA
ANTARA LAIN :
• 1.  Jagalah Kejujuran
• 2. Bersikap terbuka dan toleransi
• 3. Janganlah menipu dan bersikap curang.
• 4. Seringlah memberikan saran dan informasi
• 5. Jangan mengurangi takaran
• 6. Janganlah menimbun
• 7. Jauhi sumpah bohong
1.  JAGALAH KEJUJURAN

Jujur adalah mata uang yang berharga dan berlaku dimana-mana. Begitulah
menurut kata bijak yang sering kita dengar. Kejujuran didalam berdagang akan
memberikan keberkahan kepada penjual dan pembeli. Kejujuran adalah akhlak
para nabi dan rasul. Semoga kita dimudahkan untuk senantiasa jujur.
Penjual dan pembeli boleh meneruskan/memutuskan transaksi selama belum
berpisah. Jika keduanya jujur, keduanya akan diberkahi. Namun, jika keduanya
berdusta dan saling tertutup., hilanglah berkah jual beli keduanya.
” (Muttafaq “alaihi).
2. BERSIKAP TERBUKA DAN TOLERANSI

• Sikap keterbukaan dan toleransi didalam perdagangan adalah sikap yang penuh
dengan rahmat dan kasih sayang dari Allah. Semoga kita bisa meraihnya.
“Semoga Allah merahmati seorang hamba yang bersikap penuh toleransi ketika
menual, membeli, dan menagih hutang.” (HR. Bukhari).
3. JANGANLAH MENIPU DAN BERSIKAP CURANG.

• Menipu didalam perdagangan akan merugikan konsumen dan mampu


menghilangkan tingkat kepercayaan konsumen kepada penjual. Semoga Allah
jauhkan dari sifat ini.
“Barangsiapa yang menipu bukanlah golongan kami. Makar dan tipuan tempatnya
adalah neraka.” (HR. Thabrani).
4. SERINGLAH MEMBERIKAN SARAN DAN
INFORMASI

• Sikap terbaik bagi penjual ialah memberi tahu kepada pembeli atau konsumen
tentang kelebihan dan kekurangan atau cacat barang yang akan dibelinya.
Berikanlah saran dan informasi kepada pembeli untuk memudahkan didalam
memilih barang yang akan dibelinya. Dan janganlah pelit informasi dan
menyembunyikan kecacatan barang supaya laku keras.
“Seorang muslim adalah saudara muslim lainnya. Tidak halal bagi seorang muslim
menjual barang yang mengandung cacat kepada orang lain, kecuali jika ia
menjelaskan.” (HR. Ahmad, Ibnu Majah)
5. JANGAN MENGURANGI TAKARAN

• Marilah kita renungkan sejenak betapa keuntungan yang tidak seberapa dan
kita berlaku curang itu tidak sebanding dengan beratnya hukuman yang kita
terima di akhirat kelak. Oleh karenanya takarlah sesuai takaran, dan takarlah
dengan baik serta janganlah mengurangi takaran.
• “Celaka bagi orang-orang yang mengurangi takaran.” (QS. Al-Muthaffifin : 1)
6. JANGANLAH MENIMBUN

• Rasa senang ketika menimbun barang itu laksana berdiri diatas penderitaan
orang lain dan ia memanfaatkan rasa butuh orang lain atas barang tersebut dan
mereka melepas barang yang ia tinbun dengan harga tinggi. Semoga Allah
lindungi kita dari praktik seperti ini.
“Barangsiapa menimbun, maka ia berdosa.” (HR. Muslim)
7. JAUHI SUMPAH BOHONG

• Menebar sumpah yang sebenarnya dusta kepada pembeli untuk meyakinkan


pembeli agar segera membeli adalah perbuatan yang tidak terpuji dan akan
menghilangkan berkahnya didalam berdagang.
“Sumpah dusta itu melariskan barang dagangan, namun menghilangkan berkah
usaha.” (Muttafaq ‘Alaihi)
KESIMPULAN

• Dalam masalah muamalah, adat kebiasaan bisa dijadikan dasar hukum dengan
syarat hubungan keperdataan tersebut tidak dilarang oleh al-qur’an dan as-
sunnah. Ini berarti Islam membuka pintu selebar-lebarnya kepada pihak –pihak
yang berkepentingan untuk mengembangkan dan menciptakan bentuk dan
macam-macam transaksi baru sesuai dengan perkembangan zaman sepanjang
itu tidak merugikan diri sendiri dan orang lain.
• Selain itu dalam transaksi-transaksi muamalah yang menjadi acuannya adalah
terciptanya unsur kemaslahatan yang mengandung makna bahwa hubungan itu
mendatangkan kebaikan, berguna dan berfaedah bagi kehidupan pribadi dan
masyarakat.
MOHON MAAF KALO ADA KESALAHAN DI
MATERI INI

SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai