Anda di halaman 1dari 21

Seminar

Jurnalistik
Himaksi
Jurnalisme Untuk Semua
Apakah Perbedaan
Jurnalistik,
Jurnalisme, Pers?
Jurnalisme :
Jurnalistik :
Pers :
Jurnalistik adalah aktivitas atau proses peliputan peristiwa, wawancara, pengumpulan
data dan fakta, lalu disajikan dalam bentuk tulisan, audio, ataupun video.

.
Produk atau karya jurnalistik yang utama adalah berita, yakni
laporan peristiwa aktual dan penting
Pengertian Jurnalistik dan Jurnalisme menurut
kamus
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI):
Jurnalisme yaitu “pekerjaan mengumpulkan, menulis, mengedit, dan
menerbitkan berita dl surat kabar dsb; kewartawanan”

Jurnalistik artinya “yang menyangkut kewartawanan dan persuratkabaran”.


Apa Itu Pers?
Pers adalah lembaga sosial dan
wahana komunikasi massa yang
melaksanakan kegiatan jurnalistik

meliputi mencari, memperoleh,


memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi baik dalam
bentuk tulisan, suara, gambar, suara
dan gambar, serta data dan grafik
maupun dalam bentuk lainnya dengan
menggunakan media cetak, media
elektronik, dan segala jenis saluran
yang tersedia.
UU Pers No 40/1999
Apa Tugas dan Fungsi Pers?
Tugas/Peranan Fungsi
Mengapa Perlu Ada Kode Etik?
- Etika Profesi wartawan adalah integritas, kejujuran, obyektivitas, imparsialitas, keseimbangan, kepentingan umum dan respek atas privasi
- Etika profesi diejawantahkan dlm kode etik
- PWI yg didirikan pd 9 Februari 1946 memiliki kode etik jurnalistik yg disusun pd 1-2 mei 1954
-Pengesahaan UU Pers No 40/1999, memberikan ruang hadirnya organisasi kewartawanan (Bab II, pasal 7 ayat (1))
- lahirlah berbagai organisasi wartawan seperti AJI, IJTI dll yg memiliki kode etik masing2
- Dewan Pers merumuskan Kode Etik Wartawan Indonesia (KEWI) pd Agustus 1999 yg disepakati 26 organisasi wartawan
Etika dengan sendirinya bisa diartikan sebagai
ilmu yang membicarakan masalah perbuatan
atau tingkah laku manusia, dimana yang dapat
dinilai baik dan mana yang jahat.

Etika sendiri sering digunakan dengan kata


moral, susila, budi pekerti, dan akhlak
Alex Sobur menyebutkan etika pers atau media
massa adalah filsafat moral yang berkenaan
kewajiban-kewajiban pers tentang penilaian pers
yang baik dan pers yang buruk.
.

Dengan kata lain, etika pers adalah


ilmu atau studi tentang peraturan-
peraturan yang mengatur tingkah laku
pers atau apa yang seharusnya
dilakukan oleh orang-orang yang
terlibat dalam kegiatan pers
(Kode Etik Jurnalistik ditetapkan Dewan Pers melalui Peraturan Dewan Pers Nomor:
6/Peraturan-DP/V/2008 Tentang Pengesahan Surat Keputusan Dewan Pers Nomor
03/SK-DP/III/2006 tentang Kode Etik Jurnalistik Sebagai Peraturan Dewan Pers)
Pasal 1 Wartawan Indonesia bersikap independen,
menghasilkan berita yang akurat, berimbang, dan tidak
beritikad buruk.
Pasal 2 Wartawan Indonesia menempuh cara-cara yang
profesional dalam melaksanakan tugas jurnalistik
Pasal 3 Wartawan Indonesia selalu menguji informasi, memberitakan
secara berimbang, tidak mencampurkan fakta dan opini yang
menghakimi, serta menerapkan asas praduga tak bersalah.
Pasal 4 Wartawan Indonesia tidak membuat
berita bohong, fitnah, sadis, dan cabul.
Pasal 5 Wartawan Indonesia tidak menyebutkan dan
menyiarkan identitas korban kejahatan susila dan tidak
menyebutkan identitas anak yang menjadi pelaku kejahatan.
Pasal 6 Wartawan Indonesia tidak
menyalahgunakan profesi dan tidak menerima suap.
Pasal 7 Wartawan Indonesia memiliki hak tolak untuk melindungi
narasumber yang tidak bersedia diketahui identitas maupun keberadaannya,
menghargai ketentuan embargo, informasi latar belakang, dan off the record
sesuai dengan kesepakatan.
Pasal 8 Wartawan Indonesia tidak menulis atau menyiarkan berita berdasarkan
prasangka atau diskriminasi terhadap seseorang atas dasar perbedaan suku, ras,
warna kulit, agama, jenis kelamin, dan bahasa serta tidak merendahkan martabat
orang lemah, miskin, sakit, cacat jiwa atau cacat jasmani.
Pasal 9 Wartawan Indonesia menghormati hak narasumber
tentang kehidupan pribadinya, kecuali untuk kepentingan
publik.
Pasal 10 Wartawan Indonesia segera mencabut, meralat, dan
memperbaiki berita yang keliru dan tidak akurat disertai dengan
permintaan maaf kepada pembaca, pendengar, dan atau pemirsa.
Pasal 11 Wartawan Indonesia melayani hak
jawab dan hak koreksi secara proporsional.

Anda mungkin juga menyukai