Anda di halaman 1dari 30

PENILAIAN RESIKO

OLEH
SAMRAT
PENILAIAN RESIKO
• PENILAIAN RESIKO, hakekatnya merupakan
proses untuk menentukan pengaruh atau akibat
pemaparan potensi bahaya yang dilaksanakan
melalui tahap atau langkah yang berkelanjutan.
Pendapat bahwa “you cannot control things that
you cannot measure”, berlaku dalam menilai
suatu resiko. Oleh karenanya, analisis dan
evaluasi risiko sebagai komponen utama dalam
penilaian resiko sekaligus juga
merekomendasikan alternatif pengelolaan risiko
tersebut. Secara skematis proses penilaian
resiko sbb;
PROSES EVALUASI DAN EVALUASI RESIKO

A Rsk I P B

Anls Sb Anls Akb

Mnntkn Rsk

Mncgh Pemlhn Risk Mngrangi

Alterntf Pngdlian

E Rsk
Input Mnjm Rsk
Langkah umum

• 1 menentukan personil penilai


• 2 menentukan obyek
• 3 inspeksi tempat kerja
• 4 identifikasi potensi bahaya
• 5 data potensi bahaya
• 6 analisa resiko
• 7 evaluasi resiko
• 8 menentukan langkah pengendalian
• 9 menyusun pencatatan
• 10 mengkaji ulang penilaian
1.Menentukan personil penilai
• Penilai risiko dapat berasal dari intern
perusahaan atau dibantu oleh petugas lain
diluar perusahaan yang berkompeten baik
dalam pengetahuan, kewenangan maupun
kemampuan lainnya yang berkaitan.
Tergantung dari kebutuhan, pada tempat
kerja yang luas, personil penilaian dapat
merupakan suatu tim yang terdiri dari
beberapa orang.
2. Menentukan obyek/ bagian yang
akan dinilai
• Obyek atau bagian yang akan dinilai dapat
dibedakan menurut bagian/ departemen,
jenis pekerjaan, proses produksi dan
sebagainya. Penentuan obyek ini sangat
membantu dalam sistematika kerja penilai.
3. Kunjungan /inspeksi tempat kerja
• Kegiatan ini dapat dimulai melalui suatu
“walk trough survey/inspection” yang
bersifat umum sampai kepada inspeksi
yang lebih detail. Dalam kegiatan prinsip
utamanya adalah melihat, mendengar dan
mencatat semua keadaan ditempat kerja
baik mengenai bagian-bagian, proses,
bahan, jumlah pekerja, kondisi lingkungan,
cara kerja, teknologi pengendalian, alat
pelindung diri dan hal lain yang terkait.
4. Identifikasi potensi bahanya
• Berbagai cara dapat dilakukan guna mengidentifikasi
potensi bahaya ditempat kerja, misalnya melalui:
- inspeksi tempat kerja: walk through survey, inspeksi
rutin/ spesifik
- informasi mengenai data kecelakaan kerja dan penyakit,
absensi
- laporan dari P2k3, supervisor atau keluhan pekerja
- pengetahuan tentang industri (industrial knowledge)
- lembar data keselamtan bahan ( material safty data
sheet = msds)
- dan lain sebaginya.
Lanjutan…
• Selanjutnya diperlukan analisis dan penilaian
terhadap potensi bahaya tersebut untuk
memprediksi langkah atau tindakan selanjutnya
terutama pada kemungkinan potensi bahaya
tersebut menjadi suatu resiko.
• Berbagai teknik penilaian yang lebih terinci
untuk potensi bahaya dan resiko sering
dilakukan berdasar pada macam, tahap,
penyebab, atau akibat berupa;
Lanjut…
a. Preliminary Hazard Analysis (PHA) yang dilaksanakan sebagai
analisis awal.
b. Hazard and Operability Analysis (HAZOP) yakni suatu analisis
yang lebih detail pada desain dan operasi.
c. What-If-Analysis yang mengupayakan identifikasi rangakaian
faktor penyebab dengan berbagai asumsi
d. Failure Modes and Effects Analysisi (FMEA) terutama pada
analisis yang mendalam sebagai akibat kegagalan peralatan dan
pengaruhnya
e. Fault and Event Tree Analysis (FTA/FTEA) yaitu model analisis
desain prosedur dan kesalahan pada faktor manusia
f. Human Reliability Analysis yang menitikberatkan analisis pada
kemungkinan kesalahan yang yang dilakukan manusia ( human
eror)
Lanjutan…er
5. Mencari informasi/ data mengenai potensi bahaya: upaya ini dapat
dilakukan misalnya melalui kepustakaan, mempelajari MSDS,
petunjuk teknis, standar, pengalaman atau informasi lain yang
relevan.
6. Analisa risiko : Dalam kegiatan ini, semua jenis risiko, akibat yang
bisa terjadi, tingkat keparahan, frekuensi kejadian, cara
pencegahannya, atau rencana tindakan untuk mengatasi risiko
tersebut dibahas secara rinci dan dicatat selengkap mungkin.
Ketidaksempurnaan dapat juga terjadi, namun melalui upaya
sistemik, perbaikan senantiasa akan diperoleh.
7. Evaluasi risiko : Memprdiksi tingkat risiko melalui evaluasi yang
akurat merupakan langkah yang sangat menentukan dalam proses
tersebut. Konsultasi dan nasehat dari para ahli seringkali
dibutuhkan pada tahap analisis dan evaluasi risiko
Lanjutan.. er
8. Menentukan langkah pengendalian
Apabila dari hasil evaluasi menunjukan adanya risiko
membahayakan bagi kelangsungan produksi maupun
kesehatan dan keselamatan pekerja perlu ditentukan
langkah pengendalian yang dipilih dari berbagai cara
seperti:
a. memilih teknologi pengendalian seperti eliminasi,
substitusi, isolasi, engeniring control, pengendalian
administratif, pelindung peralatan/ mesin atau pelindung
diri.
b. menyusun program pelatihan guna meningkatkan
pengetahuan dan pemahaman berkaitan dengan risiko.
Lanjutan…er
c. menentukan upaya monitoring terhadap
lingkungan/tempat kerja.
d. menentukan perlu atau tindaknya survailans
kesehatan kerja misalnya melalui pengujian
kesehatan berkala, pementauan biomedik,
audometri dan lain-lain
e. menyelenggarakan prosedur tanggap darurat/
emergency dan pertolongan pertama sesuai
dengan kebutuhan.
Lanjutan…er
9. Menyusun pelaporan/pencatatan penilaian: seluruh
kegiatan yang dilakukan dalam penilaian risiko harus
dicatat dan disusun sebagai bahan pelaporan secara
tertulis. Format yang digunakan dapat disusun oleh
team penilai sesuai dengan kondisi ditiap perusahaan
10. Mengkaji ulang penilaian : pengkajian ulan perlu
senantiasa dilakukan dalam periode tertentu atau bila
terdapat perubahan dalam proses produksi, kemajuan
teknologi, pengembangan informasi baru dan
sebagainya, guna perbaiakn berkelanjutan penilaian
risiko tersebut.
TEKNIK EVALUASI RISIKO
Seperti telah diuraikan diatas, evaluasi risiko merupakan bagian dari
proses penilaian yang dilakukan melalui teknik tertentu baik secara
kualitatif atau kuantitatif dan dikembangkan dalam bentuk matriks
guna mempermudah pemahaman penilaian resiko.
Formula umum risiko biasanya dinyatakan sebagai perkalian antara P
(probability) dan C (consequences) sehingga Risk=PxC
Perubahan variabel Pdan C atau keduanya akan memberikan hasil
risiko yang berubah pula.
P(probability) merupakan kemungkinan terjadinya suatu peristiwa
termasuk kekerapan/frekuensinya, sedang C ((consequences)
adlalah akibat/ pengaruh dari peristiwa tersebut yang dapat
dibedakan pula dalam akaibat terhadap manusia masyarakat,
lingkungan atau peralatan produksi lain
TEKNIK EVALUASI RESIKO

• Probability (kemungkinan) …. Contoh 1


KTGR KETERANGAN

A KEMUNGKINAN PERISTIWA BERULANG

B KEMUNGKINAN PERISTIWA TERJADI TTP TERBATAS

C KEMUNGKINAN PERISTIWA TERJADI KADANGX2

D KEMUNGKINAN TIDAK TERJADI PERISTIWA

E PRAKTIS TIDAK MUNGKIN TERJADI PERISTIWA


TEKNIK EVALUASI RESIKO

• CONSEQUENCES (AKIBAT)….contoh 2
KTGR KETERANGAN

I FATALITY / SERIOUS

II SERIOUS INJURY TO WORKER

III MEDICAL TREATMENT NEEDED

IV MINOR IMPACT ON WORKER


CONTOH PEMBERIAN SCORE

• PROB SCR • CONSEQ SCR


• Imminent 50 • Multy fataly 50
• Hourly 35 • Single fataly 45
• Daily 25 • Total disable 40
• Once per week 15 • Loss of eye 35
• Once per mont 10 • Arm/leg amput 30
• Once per year 5 • Loss of hearing 20
• Once per 5 MY 1 • Broke/fracture limb 15
• Bruise 10
• Scratch 1
Contoh 2..probability
(KEMUNGKINAN)
KATAGORI KETERANGAN

VERY LIKELY +++ COULD HAPPEN REGULARLY

LIKELY ++ COULD HAPPEN OCCASIONALLY

UNLIKELY + COULD HAPPEN BUT ONLY RARELY

COULD HAPPEN BUT PROBABLY NEVER


VERY UNLIKELY
WILL
CONTOH 2..CONSEQUENCES
(AKIBAT)
KATAGORI KETERANGAN

VERY HIGH FATALITY OR DISABILITY

HIGH SEVERAL DAYS OFF WORK

MEDIUM LOST TIME INJURY

LOW FIST AID

VERY LOW MINOR / NONE


Lanjutan….ter
• Perlu diketahui bahwa baik cara kualitatif maupun
kuantitatif belum/tidak ada standar baku. Penentuan
katagori, nilai dan keterangannya dibuat menurut suatu
kebijakan profesi (professional judment) dan telah
disepakati oleh team penilai yang kompeten. Demikian
pula dalam menyusun matrik hasil evaluasi P dan C
untuk mengetahui tingkat resiko serta prioritas tindakan
selajutnya sangat ditentukan oleh kesepakatan tersebut.
Tentu saja konsultasi komunitas dengan para ahli dan
komunikasi dengan para ahli dalam bidangnya,
seringkali sangat diperlukan salah satu contoh matrik
terlihat dalam bagan berikut;
CONSEQUENCES

Fist Aid Lost time injury Several days Fatality or


offwork disability
PROBABILITY

Very likely +++ M H VH VH


Could happen rglr
Lekely ++
L M H VH
Coud happen
ocasionally
Unlikely +
VL L M H
Could happen, but
only rarely
Very unlkely
VL VL L M
Coud happen but
probability nev will
VH..> RISK UNACCEPTABLE
Catatan : VH = VERY HIGH L = LOW
H = HIGH
VL = VERY LOW…….PERHAPS RISK
M = MEDIUM ACCEPTABLE
Lanjutan..TER
• Selanjutnya, pada evaluasi risiko secara
“scoring” dilakukan identik dengan
penilaian tersebut. Nilai yang tinggi
menunjukan tingkat risiko yang lebih besar
bila dibandingkan dengan nilai yang lebih
rendah, dan secara umum dapat
ditentukan pula mana resiko yang dapat
diterima, perlu pertimbangan atau ditolak,
seperti tercantum dalam matrik berikut ini :
5

3
probability

1 2 3 4 5
=unacceptable risk
consequences

=Intermediate risk analysis may be required


= Acceptable risk
Kesimpulan hasil evaluasi risiko dan contoh
tindakannya dapat pula dinyatakan sebagai;
1. Risiko tidak bermakna/not significant, tapi tidak
bertambah besar. Contoh tindakan:
a. akhiri penilaian lakukan pencatatan
b. kaji ulang misal 5 tahun lagi
2. Risiko bermakna, pengendalian efektif, dapat
bertambah dimasa depan. Contoh tindakan:
a. lanjutkan/pemeliharaan pengendalian, kurangi
kemungkinan bertambahnya pemaparan.
b. lakukan pemantauan lingkungan kerja dan survailans
kesehatan dan evaluasi efektifas pengendalian
c. lakukan pelatihan
d. pengkajian ulang dalam periode tertentu
Lanjutan…ter
3. Risiko bermakna/signifikan, tidak ada/ kurang
pengendalian contoh tindakan;
a. identifikasi dan tentukan teknologi
pengendalian.
b. pertimbangkan untuk menghentikan proses
c. evaluasi kembali pemaparan setelah
penerapan pengendalian
d. survailens kesehatan/pemeriksaan kesehatan
e. lakukan pelatihan.
Lanjutan …ter
4. Risiko tidak jelas, informasi kurang atau ketidak jelasan pada
tingkat pemaparan.
contoh tindakan:
a. cari informasi, komunikasi/ konsultan
b. upayakan mengurangi risiko.
kriteria hasil evaluasi dapat pula ditentukan berdasarkan waktu
dilakukan tindakan, misalnya jika tingkat resiko sangat tinggi
harus segera dilakukan tindakan, pada tingkat risiko yang lebih
rendah dapat dilaksanakan misalnya dalam beberapa hari,
minggu atau bulan.
dengan dmikian, jelaslah bahwa terdapat berbagai variasi dalam
menganalisa dan mengevaluasi risiko. Pola mana yang akan
dipilih tentu saja tergantung kepada kemampuan profesional
ditiap organisasi.
PENGENDALIAN RESIKO
• Tindakan yang perlu dilakukan setelah penilaian risiko
sangat beraneka ragam, akan tetapi secara garis besar
dapat dipilih alternatif, sebagai berikut:
1. Risk retention, pada resiko yang tingkatnya rendah (P
atau frekuensi rendah, C kecil), misalnya kerusakan
pada peraltan yang tidak membahayakan. Resiko
dalam hal ini umumnya dapat dikelola atau daitasi oleh
perusahaan.
2. Risk transfer, sebagai contoh antara lain terjadinya
peristiwa peledakan, atau bencana fatal lainnya yang
meskipun jarang terjadi tetapi berakibat serius (P atau
frekuensi rendah, C besar). Dalam keadaan seperti ini
umumnya dilakukan pengalihan risiko misalnya melalui
asuransi.
Lanjutan .. pr
3. Risk reduction atau mengurangi risiko p yang sangat ada
kasus yang relatif sering terjadi tetapi akibatnya tidak
membahayakan (P atau frekuensi tinggi, C rendah),
misalnya kecelakaan kerja yang berakibat cedera ringan,
penerapan tehnologi pengendalian biasanya dilakukan
sebagai upaya mengurangi risiko.
4. Risk avoidance pada kemungkinan dan kekerapan
kejadian kecelakaan kerja yang bersifat fatal,
penggunaan bahan kimia yang sangat beracun (P atau
frekuensi tinggi, C tinggi), perlu menghindari atau
menghilangkan proses produksi yang berbahaya atau
mempertimbangan memindahkan risiko tersebut bila
memungkinkan.
Matur nuwun

Semoga dapat dikembangkan


dilapangan

Anda mungkin juga menyukai