Anda di halaman 1dari 97

KS FARMASI INDUSTRI

Dosen: Dita Nurlita

Nama kelompok Tutor 3 :


1. Erma Yuliana (20160430057)
2. Febriana Siswulandari (20160430060)
3. Fitri Budiarti (20160430062)
4. Fitriyatul Rizkiyah (20160430063)
5. Gustina Rahmawati (20160430065)
6. Hardiana Dwi N. (20160430066)
7. Imelda rosa (20160430070)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com
VITAMIN C
02 Asam askorbat adalah vitamin alami yang larut dalam air. Vitamin C
01 merupakan zat pereduksi kuat dan antioksidan yang berfungsi dalam
memerangi infeksi bakteri dalam reaksi detoksifikasi, pembentukan
Sediaan Vit.C kolagen dalam jaringan fibrosa, gigi, tulang, jaringan ikat, kulit, dan
kapiler. Ditemukan dalam buah dan sayur. Vitamin C tidak dapat
di pasaran diproduksi atau disimpan dalam tubuh sehingga harus diperoleh dalam
makanan, minuman ataupun suplemen.

03
Tablet Vit.C Alasan sediaan dalam
bentuk tablet yang terpilih?

Efficacy
Efektivitas vitamin C dihancurkan secara cepat di dalam rongga
mulut dengan menggunakan gigi (dikunyah), meningkatkan
bioavaibilitas dan terserap oleh tubuh.
85%
Safety
Aman digunakan untuk semua jenis usia, dari
kalangan anak, remaja, dan dewasa
55%
Penggunaan
Memberikan kenyamanan bagi penderita dengan meniadakan
perlunya air untuk menelan. Dapat memberikan residu dengan rasa
enak, mudah ditelan dan tidak meninggalkan rasa pahit atau tidak
enak. Kelemahan :
Kepuasan Konsumen 1. Rasa zat aktif yang buruk dan zat aktif yang mempunyai
Meningkatkan kepatuhan penderita terutama anak-anak tingkat konsentrasi dosis yang tinggi memberikan kendala
dengan rasa yang enak, sehingga lebih disukai pasien yang signifikan untuk diatasi oleh formulator.
2. Tablet mungkin meninggalkan rasa yang tidak enak
dimulut jika tidak diformulasi dengan baik
TPP ELEMENT
TPP TARGET

Bentuk sediaan Tablet

Kekuatan dosis 100mg

Desain sediaan Tablet chewable

Nama sediaan ChewCee

Rute pemberian Oral

Target pasien Anak diatas umur 4 tahun hingga orang dewasa

indikasi Untuk mencegah dan mengobati kekurangan vit.C

Dosis Pemakaian Anak : 1 tablet / hari


dewasa : 1 tablet/ hari
Kemasan Strip

Stabilitas 2 tahun
QTPP
QTPP ELEMENT TARGET

Bahan aktif Asam askorbat

Bentuk sediaan Tablet

Kekuatan dosis 100mg

Desain sediaan Tablet chewable

Rute pemberian Oral

Sistem penutupan kontainer Blister

Stabilitas Terhadap suhu : melebur pada suhu lebih kurang 190 °C (FI IV : 39)
Terhadap cahaya : Lambat laun warna menjadi gelap (FI IV :39)
Terhadap kelembaban : Dalam keadaan kering stabil di udara (FI IV :39)
Terhadap pelarut : Dalam larutan cepat teroksidasi ( FI IV : 39)
Terhadap pH : 2,1 -2,6 (Martindale 36 : 1983)
Terhadap oksigen : Dalam keadaan kering mantap di udara (FI IV : 39)

Kadar Asam askorbat mengandung tidak kurang dari 90,0 % dan tidak lebih
dari 110,50% C₆H₈O₆ (USP 36, 2532)
Studi Praformulasi
Indikasi Efek samping
Untuk mencegah dan nefropati oksalat dan nefrolitiasis;
mengobati kekurangan vit.C hemolisis pada pasien dengan
defisiensi glukosa-6- fosfat
dehidrogenase

Aplikasi dalam Formulasi atau


I. Tinjauan Teknologi Farmasi
farmakologi Asam askorbat digunakan sebagai
Kontra indikasi bahan obat antioksidan dalam formulasi liquida
Payah ginjal dan batu ginjal pada konsentrasi 0,01-0,1% b/v. Asam
Hipersensitivitas terhadap vitamin C askorbat digunakan untuk
(MARTINDALE 36., HAL 1984) menyesuaikan pH larutan untuk
injeksi dan sebagai tambahan untuk
cairan oral. Asam askorbat juga
terbukti bermanfaat sebagai zat
penstabil dalam misel campuran yang
mengandung tetrazepam
TINJAUAN
FISIKO
KIMIA
BAHAN
1. Rumus Molekul HC6H7O6
OBAT dan Berat
molekul BM = 176.13 g/mol
2. Pemerian dan Kristal atau bubuk putih atau agak kuning.
Kelarutan Mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam
kloroform, dalam eter dan dalam benzen. (FI IV, hal 149)
3. Stabilitas
Terhadap cahaya Proses oksidasi dipercepat oleh cahaya dan panas (HPE Edisi 6 Hal 45).
Terhadap udara Stabil
Terhadap larutan Cepat teroksidasi
Terhadap Suhu Melebur pada suhu lebih kurang 190 ͦ C (FI Edisi Ketiga, hal 47)
Terhadap pH Stabilitas maksimum pada sekitar pH 5,4 (HPE Edisi 6 Hal 45).
4. Titik lebur 190°C
5. Inkompatibilitas Tidak cocok dengan alkali, ion logam berat, terutama tembaga dan besi,
bahan pengoksidasi, methenamine, phenylephrine hydrochloride,
pyrilamine maleate, salicylamide, natrium nitrit, natrium salisilat,
theobrominesalicylate, dan picotamide.
III. FARMAKOKINETIK

Distribusi : Asam askorbat didistribusikan keseluruh tubuh,


dengan konsentrasi terbesar pada hati, leukosit, trombosit,
jaringan kelenjar, lensa mata hingga ke ASI.

Eliminasi : Asam askorbat di elimenasi melalui urin dengan


waktu paruh 7,4 ± 1,4 jam.

Metabolisme : Asam askorbat dimetabolisme menjadi


oksalat urin.

Ekskresi : Asam askorbat dieksresi melalui ginjal yaitu


sekitar 1,4 mg/100 mL.
Insert Your Image

Formulasi 1
Insert Your Image

Formulasi 2
Formula Terpilih
Nama bahan Fungsi % rentang % yang Jumlah tiap tablet Jumlah 300 tablet
pemakaian dibuat (mg) (gram)

Ascorbic acid Active compound  - - 100 30

Sodium ascorbate Antioxidant   50 15

Dextrate Sweetening agent 10-30 15 112,5 33,75

Sugar compressible Sweetening agent 10-50 45 337,5 101,25

Saccharin sodium Sweetening agent 0,075-0,6 0,2 1,5 0,45

Cyclamate sodium Sweetening agent 10 3

PEG 6000 Lubricant 60 18

Mg Stearat Lubricant 0,2-2 0,4 3 0,9

Aerosil 200 Binder 1,0-6,0 1 7,5 2,25

Talk glidan 1-10 1 7,5 2,25

Flavor (orange, Flavor qs~ADI qs~ADI qs~ADI qs~ADI


strawberry, grape)
Perhitungan acceptable daily intake (ADI)

(ADI Sugar compressible = 29,7g/ kgBB)


337,5mg ~ 750mg (ADI Saccharin sodium = 2,5mg/ kgBB)
 BB ideal 1-5 th = 7-24kg, maka nilai 0,75mg ~ 750mg
ADI :  BB ideal 1-5 th = 7-24kg, maka nilai
ADI :
29700mg/kgBB x 7-24kg = 207900 –
2,5mg/kgBB x 7-24kg = 17,5-60mg
712800 mg
Intake Saccharin sodium dalam tablet
Intake Sodium ascorbate dalam tablet adalah 17,5-60mg.
adalah 207900-712800mg. 0,75mg < 17,5-60mg, sehingga tidak
337,5mg < 207900-712800mg, sehingga melebihi ADI
tidak melebihi ADI
Tinjauan Eksipien
1. Ascorbid acid
-pemerian : hablur atau serbuk, putih atau agak kuning, oleh pengaruh cahaya lambat laun menjadi berwarna gelap. Dalam keadaan kering, stabil
diudara, dalam larutan cepat teroksidasi. Melebur pada suhukurang lebih 190˚
- kelarutan : mudah larut air, agak sukar larut dalam etanol, tidak larut dalam klorofrom, dalam eter dan benzene.
-penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat dan tidak tembus cahaya
- stabilitas: asam askorbat relatif stabil terhadap udara, stabil terhadap panas, tidak stabil terhadap larutan terutama alkali, mudah teroksidasi, stabil
pada ph >5,4
- inkompatibilitas : inkompaktibilitas dengan alkali, ion logamberat, terutama tembaga dan besi, bahan pengoksidasi, metamamine, phenylephrine,
hydrochloride, pyrilamine, maleate salicylamide, natrium nitrit, natrium salisilat, theobrominesalisilat, dan picothamide.

2.Sodium ascorbate
- pemerian: Hablur atau serbuk hablur, putih atau kuning sangat pucat, tidak berbau atau praktis tidak berbau, stabil dIudara. Jika dibiarkan terpapar
cahaya, berangsur-angsur menjadi gelap.
- kelarutan: Mudah larut dalam air; sangat sukar larut dalam etanol; tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
- penyimpanan: dalam wadah tertutup cahaya tidak tembus cahaya.
- stabilitas: relatif stabil diudara, dalam bentuk larutan mudah teroksidasi diudara pada pH >6
3. Talk
-pemerian:serbuk hablur sangat halus, putih atau putih kelabu. Berkilat, mudah melekat pada kulit da bebas dari butiran.
- penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat
-stabilitas: stabil terhadap pemanasan.

4. Aerosil 200
- pemerian : serbuk halus, putih atau hamper putih, bubuk amorf, dengan ukuran partikel sekitar 15 nm, tidak berasa, tidak berbau
- kelarutan : praktis tidak larut dalam air dan dalam asam mineral, kecuali asam fluoride
-penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
-stabilitas: bersifat higroskopis, tanpa mencair
5. Sugar compressible
- pemerian : serbuk putih dan memiliki rasa manis
- kelarutan: larut dalam air
- penyimpanan: wadah tertutup rapat
- stabilitas: stabil terhadap suhu ruangan dengan kelembaban yang relatif rendah

6. Dextrate
- pemerian: kristal putih,tidak berbau dengan rasa manis
- kelarutan : Larut 1 in 1 bagian air; tidak larut dalam etanol (95%), propan-2-ol, dan pelarut organik umum
- penyimpanan: dalam wadah tertutup rapat dan pada suhu 25°C dengan kelembapan 60%
- stabilitas : memiliki stabilitas yang baik dalam kondisi penyimpanan kering
7. PEG 6000
- pemerian: cairan kental jernih, tidak berwarna atau praktis tidak berwarna, bau khas lemah, agak higroskopik
- kelarutan : larut dalam air, dalam etanol, dalam aseton, praktis tidak larut dalam eter dan dalam hidrokarbon alifatik.
- penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat.
- stabilitas: stabil diudara

8. Mg stearate
- pemerian: serbuk halus, putih dan voluminous, bau lemah khas, mudah melekat dikulit, bebas dari butiran
- kelarutan : tidak larut dalam air, dalam etanol, dan dalam eter
- penyimpanan : dalam wadah tertutup rapat
- stabilitas : Mg stearate bersifat stabil apabila disimpan ditempat yang kering dan mengalami penguraian apabila disimpan ditempat yang dingin

9. Saccharin sodium
-Pemerian : Hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau agak aromatik; rasa sangat manis walau dalam larutan encer. Larutan encernya
lebih kurang 300 kali semanis sukrosa. Bentuk serbuk biasanya mengandung sepertiga jumlah teoritis air hidrat akibat perekahan.
-Kelarutan : mudah larut dalam air, agak sukar larut dalam etanol
-penyimpanan : dalam wadah tertutup baik
- stabilitas : pada suhu 125˚C dan pH rendah (pH 2) terjadi dekomposisi signifikan
10. Cyclamate sodium
- Pemerian : hablur atau serbuk hablur, putih, tidak berbau atau hamper tidak berbau, rasa agak manis walaupun dalam larutan encer.
- kelarutan : larut dalam 5 bagian air, dalam 250 bagian etanol (95%)P dan dalam propilenglikol P, praktis tidak larut dalam kloroform P dan eter P
- penyimpanan : -
- stabilitas: stabil terhadap panas, cahaya dan udara, stabil pada rentang Ph yang lebar
Nama bahan Tingkat kemanisan
Sorbitol 0,5-0,7 kali kemanisan sukrosa dengan nilai kalori sebesar 2,6 kkal/g.

Dextrate 50% dari tingkat kemanisan sukrosa.

Saccharin sodium 300 kali lebih manis daripada sukrosa.

Cyclamate sodium 30 kali lebih manis daripada sukrosa dan tidak menimbulkan aftertaste.

Xylitol 1,0-1,2 kali dari sukrosa

Manitol 0,7 kali dari tingkat kemanisan sukrosa.


Standart pemanis buatan menurut BPOM
No Pemanis Buatan Batas Maksimum
(mg/kg produk)
1 Asesulfam-k 2000

2 Aspartam 5500

3 Natrium siklamat 1250 (Sebagai asam siklamat)

4 Sakarin dan bentuk garamnya 1200

5 Sukralosa 2400

6 Neotam 90
Pemanis yang aman untuk gigi dan pasien diabetes?

• Xylitol adalah gula alkohol dimana mempunyai senyawa yang tidak dapat dimetabolisme oleh bakteri
perusak gigi dimana xylitol akan memelihara pH permukaan gigi dan xylitol aman untuk pasien diabetes
karena kadar gula darah tidak banyak dipengaruhi oleh xylitol.
• Sakarin adalah pemanis alternatif untuk pasien diabetes karena sakarin tidak diserap lewat sistem
pencernaan dimana sakarin dapat mendorong sekresi insulin karena rasa manisnya, sehingga gula darah
akan turun dan aman untuk gigi karena tidak menyebabkan karies gigi.
• manitol mempunyai sifat aman untuk gigi karena tidak menyebabkan karies gigi dan aman untuk pasien
diabetes karena tidak meningkatkan kadar gula darah dan insulin dalam darah.
• Sorbitol adalah pemanis alternatif untuk pasien diabtese karena penyerapannya lebih lambat daripada
glukosa dan rasanya yang cukup manis tidak dapat merusak gigi.
Metode pembuatan
Metode Cetak Langsung yaitu pembuatan tablet dengan mengempa langsung campuran zat aktif dan eksipien kering tanpa melalui
perlakuan awal terlebih dahulu. Metode ini merupakan metode yang paling mudah, praktis, dan cepat pengerjaannya, namun hanya dapat 
digunakan pada kondisi zat aktif yang kecil dosisnya, serta zat aktif tersebut tidak tahan terhadap panas dan lembab. Secara umum sifat zat
aktif yang cocok untuk metode kempa langsung adalah zat aktif yang sifat alirnya baik, kompresibilitasnya baik, bentuknya kristal, dan
mampu menciptakan adhesifitas dan kohesifitas dalam massa tablet. Prinsip metode kempa langsung yaitu mencampur zat aktif dengan
eksipien yang memiliki aliran dan kompresibilitas yang baik kemudian dicetak.

Keuntungan dari metode kempa langsung, yaitu: lebih ekonomis karena validasi proses lebih sedikit, prosesnya lebih singkat
sehingga tidak memakan waktu, tenaga, dan mesin yang banyak, dapat digunakan untuk zat aktif yang tidak tahan terhadap
panas dan kelembaban,serta waktu hancur dan disolusinya lebih baik.

Kerugian dari metode kempa langsung, yaitu: perbedaan ukuran partikel dan kerapatan bulk antara zat aktif dengan pengisi
dapat menimbulkan stratifikasi di antara granul yang selanjutnya dapat menyebabkan kurang seragamnya kandungan zat
aktif di dalam tablet, zat aktif dengan dosis yang besar tidak mudah untuk dikempa langsung, dan sulit dalam pemilihan
eksipien.
Direct Compression

drug, filler,
internal
ballmill
disintegrant
V-
Blend
bulk milling mixing

evaluation tablet compression


Metode pembuatan yg terpilih

Asam askorbat merupakan senyawa turunan gula yang bersifat higroskopis, karena masalah
stabilitasnya yang tidak tahan panas dan tidak tahan lembab maka metode pembuatan yang terpilih
yaitu metode kempa langsung.
Namun, menurut Osonwa et al (2016) asam askorbat memiliki sifat alir yang buruk yang tidak
memungkinkan untuk digunakan metode kempa langsung sehingga dalam prosedur pembuatannya
perlu ditambahkan bahan excipient yg dapat memperbaiki sifat alir dari Vit.C. sehingga dalam formulasi
digunakan Mg stearate dan PEG 6000 untuk dapat meningkatkan sifat alir dari Vit.C
ALUR PEMBUATAN
penimbangan

Asam askorbat
milling
Sodium askorbat

Sugar compressible
Dextrate 2
Saccharin sodium 3 PEG 6000
Cyclamate sodium mixing 1 Mg stearat
4 Aerosil 200
Talk
Flavor

compression

Tablet

Evaluation packaging
- Jenis bahan yang ditimbang - Untuk sediaan oral dilakukan di
- Jumlah yang ditimbang ruang kelas D dan C
- Pencatatan atau dokumentasi - Titik kritis penimbangan vitamin
penimbangan C (90-110%)

- Ukuran partikel
- (keseragaman dan ukuran yang dikehendaki)

milling

- Kecepatan pencampuran
- Waktu pencampuran

mixing
Kecepatan pengaliran untuk menentukan
punch
Kekerasan Tablet : tablet yang lebih keras
seringkali sulit dikeluarkan dan
membutuhkan waktu lebih lama untuk Evaluasi Packaging
hancur
Kerapuhan Tablet
compressi
Titik kritis pada proses pembuatan
Proses Titik kritis

Penimbangan - Wadah harus sudah dibersihkan


- Kebersihan ruangan dan alat terkalibrasi
- Spatula untuk setiap bahan berbeda
- Urutan penimbangan, penimbangan bahan aktif terakhir
- Operator menggunakan masker dan sarung tangan

Milling - Kebersihan ruang dan alat


- Pemeriksaan kembali kesesuaian jumlah yang ditimbang

Mixing - Kebersihan ruangan dan alat


- Bahan masuk seluruhnya dengan urutan yang sesuai
- Bahan harus homogen

Compressi - Kebersihan ruangan dan alat


- Daya kompresi

Packaging - Kebersihan ruangan dan alat


- Bahan pengemas dan wadah penampung bahan
- Penempelan label pada produk akhir
Ruang Kelas
Milling

ALAT YANG
DIGUNAKAN

Prinsip Kerja :
Grinding medium digerakkan dengan diberikan
vibrasi pada vessel atau memberikan pengaduk
dengan impeler berlengan. Penggerusan partikel
dilakukan oleh grinding medium yang bergerak
menumbuk partikel. Mesin ini disebut juga dengan
stirred media mills.

• Milling merupakan proses pengecilan ukuran partikel dari partikel yang


besar menjadi partikel yang lebih kecil.
• IPC → Ukuran partikel (keseragaman dan ukuran yang dikehendaki)

(Shegokar, Ranjita. 2020. Drug Delivery Trends: Vol 3. Elsevier)


Milling

Keuntungan colloid mill


Proses pembuatan menjadi lebih cepat dan efisien
Perawatan mesinnya sangat mudah dan cepat
Tidak memerlukan banyak tenaga dalam proses pembuatan

Proses kerja dari colloid mill

1.Material /massa yang akan digilling ditempatkan dalam hopper


2.Kemudian massa akan turun melalui pipa, akan melewati rotor-stator
3.Rotor-stator akan menggiling massa ke ukuran yang lebih kecil tergantung dari
kerapatan dan kecepatan putar rotor
4.Massa yang telah digiling akan keluar melalui pipa, bila belum halus maka bisa
diresirkulasi melalui hopper lagi
Mixing
Double Cone Mixer
Mesin yang berfungsi sebagai
mesin pengaduk 2-3 macam
campuran bahan produk kering.

Cara kerja :
bahan yang sudah dimasukkan kedalam cham
ber akan diaduk dengan blade. Kemudian blad
e berputar berlawanan arah dengan putaran ch
amber sehingga pencampuran bahan yang diad
uk akan homogen. Mesin Double Cone Mixer
dilengkapi dengan safety pagar, auto sensor/li
mit switch untuk keamanan operator, dimana s
aat kondisi pagar tidak terkunci maka mesin ot
omatis tidak dapat dioperasikan.
Keuntungan
1. Atrisinya kecil
2. Kapasitasnya besar
3. Pengisian dan pengeluarannya mudah
4. Mudah dibersihkan
5. Pemeliharaannya minimal

Kerugian
6. Perlu tempat yang luas
7. Dapat menimbulkan masalah segregasi pada bahan dengan distribusi ukuran dan berat
jenis yang berbeda
8. Tidak sesuai untuk mencampur partikel-partikel halus karena shearnya yang kecil
Kompresi

Parameter kompresi :
• Kecepatan pengaliran untuk menentukan punc
h
• Kekerasan Tablet : tablet yang lebih keras serin
gkali sulit dikeluarkan dan membutuhkan waktu
lebih lama untuk hancur
• Kerapuhan Tablet

Dapus : HPMF Compressed Solid Product.


Keuntungan High Shear Mixer

• lebih sedikit pengikat


• Kepadatan yang lebih besar dan terdapat butiran yang kurang gembur
• Meminimalkan paparan debu obat kepada pekerja karena berkurangnya proses p
embentukan debu
• Membutuhkan waktu pengeringan pendek.

Kerugian High Shear Mixer

• Kondisi operasi yang sempit


• Bahan termolabil dapat terdegradasi secara kimia karena kenaikan suhu
• Degradasi mekanis dapat terjadi jika partikel rapuh
Packaging

Alat packaging jenis cartoning machine digunakan untuk sediaan tablet, permen dan pil dalam
pengobatan, kesehatan, perawatan, dan industri. Double aluminium foil yang digunkan dapat
melindungi dari panas.
Estimasi Harga
No Bahan Banyaknya Harga

1. Asam Askorbat 500gram Rp 120.000

2. Sodium Askorbat 25gram Rp 29.427

3. Sukrosa 250gram Rp 119.500 Untuk 300tablet


4. Dextrosa 25kg Rp 50.000 782.677 = 2.608
5 Sakarin Sodium 250gram Rp 38.000
300
= 2.608 + 80% + 12%
6. Cyclamate Sodium 25kg Rp 36.000
= 2.700/tab
7. PEG 6000 50 gram Rp 225.000

8. Mg Stearat 250gram Rp 35.750

9. Aerosil 200 250gram Rp 35.000

10. Talk 1kg Rp 18.000

11. Flavor Orange 5mL Rp 33.000

12. Flavor Grape 5mL Rp 35.000

13. Flavor Strawberry 5mL Rp 10.000

Jumlah Rp 782.677
Evaluasi Tablet
Kandungan Bahan Aktif /
Penetapan Kadar
Masukkan Kocok
Kocok secara
secara
Masukkan lar.uji
lar.uji tdk
tdk kurang
kurang
mekanik
mekanik selama
selama 30
dari
dari 20
20 tab
tab dlm
berisi 250mL
berisi
dlm labu
labu 1000mL
1000mL
250mL as.metafosfat
as.metafosfat
asetat LP
LP
Tutup labu mnt
mnt hingga
hingga tab.
tab.
30

 
asetat Hancur
Hancur sempurna
sempurna

Pindahkan
Pindahkan Encerkan dg air
sebagian larutan
sebagian
dlm
larutan
ad tanda batas Hitung jumlah mg C6H8O6
dlm tab
tab sentrifuga
sentrifuga
dalamtiap tab dg rumus:
(Vu-Va)E
Sentrifus
Sentrifus hingga
hingga Encerkan
Encerkan beningan
beningan Pipet
Pipet 44 mL
mL larutan
larutan
diperoleh
diperoleh hingga
hingga kadarnya
kadarnya ±
± yg
yg setara
setara dg
dg ±2mg
±2mg
beningan 500µg/mL as. Askorbat
beningan jernih
jernih 500µg/mL as. Askorbat

Titrasi Masukkan
Masukkan dalam
dalam labu
labu
Titrasi dg
dg diklorofenol
diklorofenol
indofenol
indofenol LV,
LV, hingga
hingga terjadi
terjadi Erlenmeyer
Erlenmeyer 50
50 mL,
mL,
warna
warna merah
merah muda
muda selama +5mL
paling sedikit
sedikit 5
selama +5mL as
as metafosfat
metafosfat
paling 5 detik.
detik. asetat
asetat LP
LP

Lakukan
Lakukan penetapan
penetapan blanko
blanko
menggunakan campuran
menggunakan campuran 5,55,5
mL as
mL as metafosfat
metafosfat asetat
asetat LP
LP
dan 15 mL air
dan 15 mL air
Keseragaman kandungan Bahan aktif
Tab asam askorbat mengandung C6H8O6, tidak
kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110% dari
jumlah yg tertera pada etiket

Kecuali dinyatakan lain, kandungan zat aktif kurang dari 2 mg atau kurang dari 2% dari total
massa memenuhi uji A untuk keseragaman isi sediaan dosis tunggal. Kondisi pengujian A
adalah bahwa persiapan tablet terpenuhi jika setiap konten individu berada di antara batas
85,0% dan 115,0% dari konten rata-rata. Persiapan gagal jika lebih dari satu di luar batas
atau jika di luar batas 75,0% hingga 125,0% dari konten rata-rata. Jika sediaan
mengandung lebih dari satu zat aktif, persyaratan hanya berlaku untuk zat aktif yang sesuai
dengan kondisi di atas.
Keseragaman bobot

• Menurut tes USP dilakukan dengan menimbang 20 tablet secara individual,


menghitung rata-rata berat dan membandingkan bobot tablet individu dengan
rata-rata. Nilai uji variasi berat dinyatakan dalam persentase.
Weight Variation = (Iw – Aw)/Aw x 100%
where, Iw = Individual weight of tablet; Aw =
Average weight of tablet.
Sesuai USP, syarat tablet terpenuhi jika tidak lebih dari 2 massa
tab menyimpang dari rata-rata dengan lebih dari persentase
penyimpangan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2 dan tidak
ada yang menyimpang lebih dari dua kali lipatnya persentase
Disolusi Tablet Vitamin C

Media disolusi: 900 mL air


Alat tipe 2: 50 rpm
Waktu: 45 menit

• Prosedur: lakukan penetapan jumlah C6H8O6 yg


terlarut, caranya sama dengan prosedur
penetapan kadar.

• Toleransi dalam waktu 45 menit harus larut tidak


kurang dari 75% (Q) C6H8O6 dari jumlah yg
tertera pada etiket
Kerapuhan Tablet

Tes ini diperlukan untuk memastikan bahwa tablet memiliki


kekuatan mekanik yang sesuai untuk menghindari runtuh atau
patah pada penanganan atau pemrosesan selanjutnya. 20 tablet
digunakan pada 25 rpm selama 4 menit atau 100 putaran dalam
4 menit. Biasanya, untuk tablet konvensional, nilai kerapuhan 1%
atau kurang diinginkan, sedangkan untuk tablet kunyah
(karena kekerasan tablet yang lebih rendah) nilai kerapuhan
hingga 4% dapat diterima. Tes ditolak jika salah satu dari tablet
lengket, laminasi atau pecah selama tes.
Friability = (Iw – Fw)/Iw x 100%
where, Iw = Total Initial weight of tablets; Fw = Total final weight
of tablets.

Seperti yang dinyatakan oleh USP jika tablet terkompresi


konvensional yang kehilangan kurang dari 0,5% hingga 1% (setelah
100 putaran) dari beratnya umumnya dianggap dapat diterima
Kekerasan Tablet

Ini diukur dalam hal beban / tekanan yang


diperlukan untuk menghancurkan tablet saat
diletakkan di tepinya. Kekerasan tablet kunyah
harus sedemikian rupa sehingga tahan terhadap
kekakuan manufaktur, pengemasan, pengiriman
dan distribusi, serta mudah dikunyah oleh
populasi pasien yang dituju. Berdasarkan ulasan
aplikasi dan sumber literatur, FDA
merekomendasikan agar kekerasan untuk tablet
kunyah tetap rendah (mis., <12 kp). Nilai
kekerasan yang lebih tinggi dapat
dipertimbangkan jika dibenarkan.
Chewing property

Tes ini dilakukan untuk menilai kemudahan mengunyah tablet.


Dalam prosedur sederhana yang melibatkan enam
sukarelawan manusia, produk dapat digambarkan sebagai
mudah, sedikit sulit atau sangat sulit untuk dikunyah dalam
skala 5, 3 dan 1, masing-masing tablet.
Stabilitas

Stabilitas formulasi tablet kunyah penting terutama untuk keselamatan konsumen dan
pemeliharaan kualitas selama masa pakainya. Hal ini juga penting untuk menghindari
kerugian ekonomi bagi pabrikan dan untuk memenuhi persyaratan peraturan. Hasil
pengujian stabilitas memandu pembentukan kondisi penyimpanan dan masa simpan
produk. Pengujian stabilitas dikategorikan menjadi: studi stres, dipercepat dan waktu
nyata, semua melibatkan paparan berbagai kondisi iklim terutama suhu (panas),
kelembaban (kelembaban), cahaya, pH, dan memeriksa konsentrasi bahan aktif serta
parameter lainnya. Secara singkat, uji stres melibatkan paparan suhu dan kelembaban
tinggi, mis., 40-45 ° C pada kelembaban relatif 75% (RH) selama beberapa jam. Uji
stabilitas yang dipercepat melibatkan paparan suhu dan kelembaban yang tinggi, 40-
45 ° C pada 75% RH, selama beberapa jam hingga 1-6 bulan sementara untuk uji
waktu nyata produk tersebut terpapar dengan kondisi penyimpanan aktual (nyata)
untuk periode l hingga minimum 3 tahun.
Metode Analisis
Dan Validasi
Metode Analisis
Analisis Kualitatif
Analisis kualitatif dari vitamin C dapat dilakukan dengan menggunakan pereaksi
benedict. Cara kerja dari metode ini yaitu: Ekstrak buah dan filtrat dimasukkan ke
dalam tabung reaksi menggunakan pipet sebanyak 5 tetes. Kemudian ditambah 15
tetes pereaksi benedict dan dipanaskan di atas api kecil sampai mendidih selama 2
menit. Adanya perubahan warna hijau kekuningan menandakan adanya vitamin C
pada sampel (Fadriyanti,2015).

Analisis Kuantitatif
Titrasi Asam-Basa
Titrasi Asam Basa merupakan contoh analisis volumetri, yaitu, suatu cara atau metode,
yang menggunakan larutan yang disebut titran dan dilepaskan dari perangkat gelas yang
disebut buret. Bila larutan yang diuji bersifat basa maka titran harus bersifat asam dan
sebaliknya. Untuk menghitungnya kadar vitamin C dari metode ini adalah dengan mol
NaOH = mol asam Askorbat (Sastrohamidjojo, 2005).
Langkah awal yang dilakukan adalah dengan memasukkan sampel ke dalam tabung
erlenmeyer sebanyak 100 mL. Selepas itu, ambil 5mL larutan vitamin C sebagai titran.
Kemudian, teteskan indicator sebanyak 0.15mL. Akhirnya, NaOH sehingga tampak
perubahan warna. Amati perubahan warna dan catatkan volume NaOH. Uji positif timbul warna
kuning ( Pauling, 1970 ).
Metode analisis terpilih
Metode Spektrofotometri

Spektrofotometer UV adalah alat yang digunakan untuk mengukur transmitansi, reflektansi


dan absorbsi dari cuplikan sebagai fungsi dari panjang gelombang. Spektrofotometer terdiri dari alat
spektrometer dan fotometer. Spektrometer menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang
gelombang tertentu manakala fotometer pula adalah alat pengukur intensitas cahaya yang diabsorbsi
atau ditransmisikan. Spektrofotometer pula digunakan untuk mengukur energi cahaya secara relatif jika
energi tersebut ditransmisikan, diemisikan atau direfleksikan sebagai fungsi dari panjang gelombang
(Skoog, 1996).
Suatu spektrofotometer tersusun dari sumber spektrum sinar tampak yang sinambung dan
monokromatis. Sel pengabsorbsi untuk mengukur perbedaan absorbsi diantara blanko dengan cuplikan
ataupun pembanding. Penggunaan spektrofotometri UV melibatkan energi elektronik yang cukup besar
pada molekul yang dianalisis, sehingga penggunaan spektrofotometri UV lebih banyak dipakai untuk
analisis kuantitatif dibandingkan kualitatif. (Dachriyanus, 2004).
Metode spektrofotometer UV-Vis mempunyai kelebihan daripada metode titrasi, yaitu memiki batas
deteksi yang rendah serta memiliki tingkat akurasi dan presisi yang tinggi. Oleh karena itu,
metode spektrofotometer UV-Vis banyak digunakan dalam penentuan kadar vitamin C dalam
sampel makanan dan minuman. Spektrofotometer UV-Vis memiliki panjang gelombang UV 200 –
400 nm dan panjang gelombang Visible 400 – 700 nm. Pemilihan kedua panjang gelombang
tersebut didasarkan pada keterbacaan absorbansi suatu analit (Pratama et al., 2018). Kadar vitamin
C dapat diukur pada panjang gelombang UV 266 nm (Mulyani, 2018) dan pada panjang gelombang
Visible 494 nm (Tahir, et al.,2018).

Cara menentukan kadar vitamin C adalah dengan menimbang 2 g sampel vitamin C yang
telah dihaluskan. Larutkan sampel tersebut dalam 50 mL aquadest kemudian menandai
batas larutan dalam labu takar 250mL. Setelah itu larutan diencerkan hingga 200 kali, kemudian
absorbansi diukur pada panjang gelombang maksimum (David, 2015).
Metode Validasi
Metode Validasi
Linieritas
Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan larutan baku 1 µg/mL yang diencerkan dalam
beberapa konsentrasi yaitu 2, 4, 5, 9, 11 dan 12 µg/mL. Dari 6 konsentrasi yang diukur tampak
bahwa
nilai absorbansi yang diperoleh meningkat seiring dengan kenaikan konsentrasi baku vitamin C.
Akurasi
Uji akurasi dilakukan dimana serbuk baku vitamin C ditambahkan aquabides steril, lalu campuran
tersebut dianalisis dan hasilnya dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya. Persen perolehan
kembali yang diperoleh dalam penelitian ini tidak kurang dari 95 dan tidak lebih dari 105 % maka
dapat dikatakan bahwa metode ini memiliki ketepatan yang baik dalam pengukuran karena masih
masuk rentang nilai teoritis.

Presisi
Uji presisi dilakukan dengan mengukur larutan baku vitamin C 4 µg/mL sebanyak 3 kali selama
1 hari. Uji presisi menggambarkan ketelitian dalam satu seri pengukuran, presisi yang baik yaitu
≤ 2%

LOD dan LOQ


Batas deteksi dan batas kuantitasi dihitung dari persamaan regresi kurva kalibrasi baku vitamin C.
Batas LOD adalah > 0,31 µg/ml sedangkan LOQ adalah > 1,04 µg/ml.
Kemasan
KEMASAN PRIMER
ChewCee ChewCee ChewCee
*Chewable *Chewable *Chewable
Asam Askorbat Asam Askorbat Asam Askorbat
PT UHTPharm PT UHTPharm PT UHTPharm

Hett : Rp 17.820,-
No. Reg : DBL2045000101A1
ChewCee ChewCee ChewCee
*Chewable *Chewable *Chewable
Asam Askorbat Asam Askorbat Asam Askorbat

PT UHTPharm PT UHTPharm PT UHTPharm


ChewCee ChewCee ChewCee
*Chewable *Chewable *Chewable
Asam Askorbat Asam Askorbat Asam Askorbat
PT UHTPharm PT UHTPharm PT UHTPharm

Hett : Rp 17.820,-
No. Reg : DBL2045000101A1
ChewCee ChewCee ChewCee
*Chewable *Chewable *Chewable
Asam Askorbat Asam Askorbat Asam Askorbat

PT UHTPharm PT UHTPharm PT UHTPharm


ChewCee ChewCee ChewCee
*Chewable *Chewable *Chewable
Asam Askorbat Asam Askorbat Asam Askorbat
PT UHTPharm PT UHTPharm PT UHTPharm

Hett : Rp 17.820,-
No. Reg : DBL2045000101A1
ChewCee ChewCee ChewCee
*Chewable *Chewable *Chewable
Asam Askorbat Asam Askorbat Asam Askorbat

PT UHTPharm PT UHTPharm PT UHTPharm


KEMASAN SEKUNDER
Kemasan Sekunder

6 tablet ChewCee
ChewCee
*Chewable
Asam Askorbat
*Chewable DOSIS :
KOMPOSISI : Anak : 1 tablet / hari
Asam Askorbat Asam Askorbat..........100mg
UHT Rasa Jeruk
dewasa : 1 tablet/ hari

PT UHTPharm INDIKASI : EFEK SAMPING :


Untuk mencegah dan nefropati oksalat dan
mengobati kekurangan vit.C nefrolitiasis; hemolisis
KONTRA INDIKASI :
Payah ginjal dan batu ginjal Exp. Date :
Hipersensitivitas terhadap vit. No. Reg : DBL2045000101A1
Hett : Rp 17.820,-
C
SIMPAN PADA SUHU DIBAWAH 30°C DAN
DEPAN TERHINDAR DARI CAHAYA

BELAKANG
6 tablet

ChewCee
*Chewable
Asam Askorbat
UHT
Rasa Strawberry
PT UHTPharm
Kemasan Sekunder
60 tablet

ChewCee
(10 catchcover @ 1 strip @ 6 tablet)
UHT
*Chewable

60 tablet
(10 catchcover @ 1 strip @ 6 tablet)

ChewCee
*Chewable
Asam Askorbat
UHT
PT UHTPharm Rasa Jeruk
Uji Stabilitas
Stabilitas
Stabilitas sediaan Farmasi dapat didefinisikan
sebagai "kemampuan formulasi tertentu dalam
wadah / sistem penutupan tertentu untuk tetap
dalam spesifikasi fisik, kimia, mikrobiologis,
terapeutik & toksikologis sepanjang umur
simpannya".

Tujuan 1. Untuk memastikan keefektifan, keamanan


dan kualitas zat obat aktif dan bentuk
sediaan.
2. Untuk menetapkan masa simpan atau masa
kedaluwarsa dan untuk mendukung klaim
label.
Stabilitas formulasi tablet kunyah penting terutama untuk keselamatan konsumen dan
pemeliharaan kualitas selama masa pakainya. Hal ini juga penting untuk menghindari kerugian
ekonomi bagi pabrikan dan untuk memenuhi persyaratan peraturan. Hasil pengujian stabilitas
memandu pembentukan kondisi penyimpanan dan masa simpan produk.
Metode Uji
Stabilitas

• melibatkan paparan suhu dan kelembaban tinggi, mis.,


Studi stress 40-45 ° C pada kelembaban relatif 75% (RH) selama
beberapa jam.
• melibatkan paparan suhu dan kelembaban yang tinggi,
Dipercepat 40-45 ° C pada 75% RH, selama beberapa jam hingga 1-
6 bulan
• produk tersebut terpapar dengan kondisi penyimpanan
Waktu nyata
aktual (nyata) untuk periode l hingga minimum 3 tahun.
Kondisi penyimpanan Kategori zona iklim

Rancangan uji stabilitas Zona I : sedang 21°C/45% RH


dibuat dengan Zona II : sub tropis dengan
memperhitungkan tempat kelembaban tinggi 25°C/60% RH
Zona III : panas/ kering 30°C/35% RH
tujuan pemasaran dan Zona IV A : panas/lembab 30°C/65% RH
kondisi iklim daerah produk Zona IV B : panas/sangat lembab
tersebut akan digunakan (Indone sia) 30°C/75% RH
Parameter pengujian

Pengujian harus mencakup :


- sifat fisika
- sifat kimia
- sifat biologi
Tablet : - sifat mikrobiologi
- penampilan - kadar pengawet ( misal:
Secara umum semua bentuk antioksidan, preservative)
- warna
sediaan harus diuji: - sifat fungsional ( untuk dose
- bau
- penampilan delivery system)
- kadar
- kadar
- produk degradasi
- produk degradasi
-
( mengacu pada compendia
terbaru) kekerasan/kerapuhan
- kandungan air
- disolusi
(disintegrasi)
Uji Stabilitas Tablet VIT C
Jangka Panjang

Metode Analitik-Asam askorbat ditentukan dengan titrasi


dengan iodine dan 2,6 dichloroindophenol dan dengan
polarographyl pulsa diferensial.
Kadar air tablet ditentukan dengan pengeringan pada suhu
105° selama 3 jam.
Spesifisitas metode analitik ini untuk menentukan asam
askorbat yang utuh dengan adanya produk dekomposisi
dievaluasi dengan menguji larutan asam askorbat pada pH 4
yang dipanaskan pada suhu 45° untuk periode yang bervariasi
untuk menginduksi kadar dekomposisi asam askorbat hingga
40%.
Rubin S. H., E. Deritter, And J. B. Johnson. Stability Of Vitamin C (Ascorbic
Acid) In Tablets. Research Articles ELSEVIER . Volume 65, Issue 7, Jul 1976,
Page 963-968.
Penyimpanan Jangka Panjang pada Suhu Kamar dalam botol polietilen

Menunjukkan hasil pengujian untuk asam askorbat dan


produk pemecahan potensial dalam berbagai tablet komersial
yang disimpan selama bertahun-tahun dalam botol tertutup
pada suhu kamar.
Stabilitas asam askorbat yang sangat baik dalam
formulasi (100 mg asam askorbat, dekstrin, pati, laktosa, talc,
dan magnesium stearat) dibuktikan oleh fakta bahwa semua
mempertahankan tingkat yang diklaim untuk periode 5 tahun
dan lebih lama. Jumlah produk penguraian asam askorbat
yang ditemukan, yaitu, asam dehidroaskorbat, asam
ketogulonat, dan asam oksalat, bila terdeteksi, hanya mewakili
persentase yang sangat kecil dari kandungan asam askorbat.
Stabilitas Asam Aksorbat dalam Tablet

Menunjukkan bahwa tablet asam askorbat komersial yang


disimpan pada suhu kamar dalam botol tertutup
mempertahankan potensi penuh selama masa simpan periode
bertahun-tahun.
Dalam tes selama penggunaan, stabilitas asam askorbat
dalam 100 mg tablet sangat baik selama penyimpanan 3 bulan
dengan paparan singkat intermiten (lima kali dibuka
perminggu). Pada kondisi penyimpanan 5° dan 25° dan dalam
penyimpanan terbuka pada 25° untuk seluruh periode.
Kelembaban relatif, untuk atmosfer laboratorium tempat tablet
ini terpapar berkisar antara 55 hingga 65%.
Penentuan waktu kadaluarsa (ED)

 
Waktu kadaluarsa adalah waktu yang dibutuhkan agar konsentrasi
reaktan terdegradasi sepersepuluh konsentrasi semula. Harga t 90 dapat
dihitung seperti halnya dengan perhitungan t 1/2 .
• Persamaan yang digunakan adalah sebagai berikut:
t90 log
Atau
t90 =
Penting untuk diketahui bahwa nilai waktu kadaluarsa dan waktu paro
tidak tergantung pada konsentrasi reaktan.
Analysis of Ascorbic Acid, 100-mg
Tablets
Uji Disolusi Terbanding
Uji Disolusi Terbanding
uji disolusi komparatif yang dilakukan untuk menunjukkan
similaritas ataupun perbedaan profil disolusi antara obat uji
dengan obat inovator/komparator.

Tujuan
Untuk membandingkan profil disolusi antara produk uji terhadap
produk inovator. Uji ini juga merupakan studi awal sebelum uji
ekivalensi secara in vivo dilakukan.
Penyerapan obat dari tablet kunyah tergantung pada pelepasan
zat obat dari tablet saat dikunyah. Oleh karena itu, uji disolusi in
vitro tablet kunyah harus ikuti prinsip-prinsip pengujian tablet
konvensional akni, bahan aktif tablet kunyah harus cukup larut
dari tablet konvensional. Untuk karakterisasi produk selama
pengembangan, pengujian disolusi in vitro harus dilakukan pada
tablet utuh setidaknya empat media, seperti air, media berair pada
pH 1.2, media berair pada pH 4,5 dan media berair pada pH 6,8.
Peralatan yang digunakan pada metode pelarutan
Apparatus 1 (keranjang)
Bejana dapat ditutup, dan terbuat dari kaca atau bahan transparan,
poros penggerak logam; dan keranjang silinder.
Bejana sebagian direndam dalam bak air pada ukuran yang sesuai atau
dipanaskan oleh perangkat yang sesuai. Bak air atau alat pemanas
memungkinkan sampai suhu bejana 37 ± 0,5 °C selama proses
pengujian dan menjaga gerakan konstan dan halus.
Bejana berbentuk silinder, dengan dasar hemispherical dan dengan
salah satu dimensi dan kapasitas berikut: untuk kapasitas 1 L,
tingginya 160-210 mm, dan diameter bagian dalamnya 98-106 mm;
Untuk kapasitas 2 L, tingginya 280-300 mm, dan diameter dalamnya
98-106 mm; dan untuk kapasitas 4 L, tingginya 280-300 mm, dan
diameter dalamnya 145-155 mm.
Poros diposisikan sedemikian sehingga porosnya adalah NMT 2 mm
pada titik mana pun dari vertikal poros bejana dan berputar dengan
lancar dan tanpa goyangan signifikan yang dapat mempengaruhi hasil.
Kecepatan rotasi poros pada monografi yaitu ±4%
Unit dosis ditempatkan dalam keranjang kering di awal setiap tes.
Jarak antara bagian bawah bejana dan bagian dalam bagian bawah
keranjang dipertahankan pada 25 ±2 mm selama pengujian.
Apparatus 2 (dayung)
Poros diposisikan sedemikian sehingga porosnya
adalah NMT 2 mm dari sumbu vertikal bejana
pada titik mana pun dan berputar dengan lancar
tanpa goyangan signifikan yang dapat
mempengaruhi hasil
Jarak 25 ± 2 mm antara bagian bawah mata
pisau dan bagian bawah bejana dan
dipertahankan selama proses pengujian.
Untuk unit dosis dipastikan berada pada bawah
bejana sebelumnya rotasi dimulai.
Apparatus 3 (silinder bolak-balik)
Perakitan terdiri dari seperangkat bejana kaca silindris dan
datar; satu set silinder bolak-balik kaca; kelengkapan inert
(stainless steel tipe 316 atau bahan lain yang sesuai), dan
layar yang terbuat dari bahan nonspeding dan nonaktif
yang cocok dan yang dirancang agar sesuai dengan bagian
atas dan bawah dari silinder bolak-balik; dan unit
penggerak dan drive untuk memutar silinder secara
vertikal di dalam bejana; jika diinginkan, indeks silinder
bolak-balik secara horizontal.
Bejana sebagian direndam dalam penangas air yang cocok
dengan berbagai ukuran yang memungkinkan dapat
menahan suhu 37 ± 0,5 °C selama pengujian. kontribusi
gerakan, agitasi, atau getaran yang signifikan. Perangkat
yang digunakan memungkinkan tingkat putaran
dipertahankan pada tingkat kemiringan yang ditentukan
yang diberikan dalam monograf individu yaitu 5%.
UJI BE (Bioekivalen)
UJI BE (Bioekivalen)
TUJUAN
 Umum
1. Untuk menjamin efikasi, keamanan dan mutu produk obat yang beredar.
 Khusus
2. Untuk menjamin produk obat “copy” yang akan
mendapat izin edar bioekivalen dengan produk obat
inovatornya.
3. Untuk menentukan bioavailabilitas absolut relatif suatu zat kimia baru, serta
bioekivalensi zat tersebut dalam formulasi untuk uji klinik dan dalam produk yang
akan dipasarkan.
Definisia Bioekivalen
Dua produk obat disebut bioekivalen jika keduanya,mempunyai
ekivalensi farmaseutik atau merupakan alternatif farmaseutik
dan pada pemberian dengan dosis moral yang sama akan
menghasilkan biovailabilitas yang sebanding sehingga efeknya
akan sama, dalam hal efikasi maupun keamanan. Jika
bioavailabilitasnya tidak memenuhi kriteria bioekivalen maka
kedua produk obat tersebut disebut bioinekivalen.
Produk obat non-oral
Kriteria uji ekivalensi Produk obat oral lepas
cepat yg bekerja
dan non-parenteral yg
(Uji ekivalensi in vivo) sistemik
didesain u/ bekerja
sistemik

Produk obat lepas Produk kombinasi


lambat/termodifikasi yg tetap u/ bekerja
bekerja sistemik sistemik

Produk obat bukan


larutan u/ penggunaan
non-sistemik dan
dimaksudkan u/
bekerja lokal
Kriteria uji ekivalensi Produk obat ”copy” yg hanya
berbeda kekuatan uji disolusi
(Uji ekivalensi in Produk obat yg tidak memerlukan
studi in vivo
terbanding dapat diterima u/
kekuatan yang lebih rendah

vitro)
berdasarkan perbandingan profil
disolusi

Berdasarkan sistem klasifikasi


biofarmaseutik \
(Biopharmaceutic Classification
System= BCS) dari zat aktif, serta
karakteristik disolusi, dan
profil disolusi dari produk obat

Berdasarkan kriteria uji ekivalensi maka sediaan tablet


Vitamin C masuk dalam kriteria uji ekivalensi secara in vitro
Desain & Pelaksanaan
Studi Bioekivalensi
Caranya dengan membandingkan profil kadar obat dalam darah
atau urin antara produk-produk yang dibandingkan pada subyek
manusia. Karena itu desain dan pelaksanaan studi BE harus
mengikuti Pedoman Cara Uji klinik yang Baik (CUKB,) termasuk
harus lolos kaji Etik.
Kaji Etik & Desain
 studi BA/BE dilakukan pada subyek manusia (atau uji klinik) maka
KAJI ETIK protokol studi harus lolos kaji etik terlebih dahulu sebelum studi dapat
dimulai.

• Studi biasanya dilakukan pada subyek yang sama (dengan desain menyilang).
DESAIN Untuk membandingkan 2 produk obat, dilakukan studi menyilang 2 way (2 periode
untuk pemberian 2 produk obat pada setiap subyek).
• Pemberian produk obat yang pertama harus dilakukan secara acak agar efek urutan
(order effect) maupun efek waktu ( period effect), bila ada, dibuat seimbang.
• Kedua perlakuan dipisahkan oleh periode washout yang cukup untuk eliminasi
produk obat yang pertama diberikan (biasanya lebih dari 5 x waktu paruh terminal
dari obat, atau lebih lama jika
mempunyai metabolit aktif dengan waktu paruh yang lebih panjang.
• Jika obat mempunyai kecepatan eliminasi yang sangat
bervariasi antar subyek, karena itu, untuk obat dengan waktu paruh eliminasi yang
panjang (24 jam), dapat dipertimbangkan penggunaan desain 2 kelompok paralel.
Studi dalam keadaan tunak
(steady-state)
Pada studi keadaan tunak, jadwal pemberian obat harus
mengikuti aturan dosis lazim yang dianjurkan. Pada studi
ini, menurunnya kadar obat yang pertama terjadi bersamaan
dengan meningkatnya kadar obat yang kedua, sehingga
periode washout dapat diperpendek menjadi sedikitnya 3 x
waktu paruh eliminasi obat.
Registrasi Produk
Registrasi Produk

Pasal 9
“Izin Edar Suplemen Kesehatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat
(1) huruf c diajukan oleh Pelaku Usaha sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan”
Pelaku Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 untuk memperoleh
Izin Edar Suplemen Kesehatan harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Dokumen administratif berupa formulir pendaftaran berisi identitas produk dan


produsen/perusahaan

b. Dokumen teknis meliputi :


1. Formula dan cara pembuatan
2. Cara pemeriksaan mutu bahan baku
3. Cara pemeriksaan mutu produk jadi
4. Uji mutu dan keamanan
5. Klaim khasiat/kegunaan aturan pakai dan sistem penomoran bets
6. Sampel dengan kemasan asli untuk produk impor
7. Rancangan penandaan yang berwarna
8. Data dukung lainnya apabila mencantumkan informasi khusus berupa logo
halal produk, logo iradiasi, logo organik, dan lain-lain pada desain kemasan.
Untuk memperoleh Izin Edar Suplemen Kesehatan dalam negeri, Pelaku
Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 juga harus memenuhi
persyaratan dokumen administratif sebagai berikut:

a. Sertifikat cara pembuatan yang baik berupa:


1. sertifikat CPOB dan persetujuan penggunaan fasilitas bersama untuk
Suplemen Kesehatan dengan komposisi bahan golongan nonobat
2.sertifikat CPOTB; atau
3.sertifikatCPPOB

b. surat perjanjian kerja sama kontrak/toll manufacturing untuk produk yang dibuat
berdasarkan kontrak

c. surat perjanjian distribusi, untuk produk yang mencantumkan distributor pada


penandaan.
Untuk memperoleh Izin Edar Suplemen Kesehatan impor dan lisensi, Pelaku
Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 juga harus memenuhi
persyaratan dokumen administratif sebagai berikut:
a. sertifikat cara pembuatan yang baik untuk penerima lisensi berupa :
1. sertifikat CPOB dan persetujuan penggunaan fasilitas bersama untuk
Suplemen Kesehatan dengan komposisi bahan golongan nonobat
2.sertifikat CPOTB; atau
3.sertifikatCPPOB

b. Surat penunjukkan keagenan/perjanjian kerjasama lisensi dari industri di negara asal


yang mencantumkan masa berlaku penunjukan, nama, satuan kemasan
dan komposisi produk

c. Certificate of Free Sale (CFS) atau Certificate of Pharmaceutical Products (CPP)


yang diterbitkan oleh instansi pemerintah yang berwenang di negara asal dan
telah disahkan oleh pejabat perwakilan Pemerintah Republik Indonesia setempat
d. sertifikat Good Manufacturing Practices (GMP) yang diterbitkan oleh instansi
pemerintah yang berwenang di negara asalatau pihak ketiga yang telah
mendapatkan penunjukanresmi dari pemerintah setempat, dan

e. Surat perjanjian distribusi untuk produk yang mencantumkan distributor pada


penandaan.
Daftar Pustaka

Harwood, R. J., 2006, Hydroxypropyl Methylcellulose, In: Rowe, R. C., Shesky, P. J., and
Owen, S. C. (eds.), Handbook of Pharmaceutical Excipients, Fifth Edition, 346,
Pharmaceutical Press, UK.
Niazi, K. Sarfaraz. 2004. Handbook of Pharmaceutical Manufacturing Formulation
Volume12 : Compressed Solid Product New York : CRC Press.
USP. The United States Pharmacopeia : the National Formulary. USP 36 NF 31, Md:
United States Pharmacopeial Convention; 2013.
Teori dan Praktek Farmasi Industri,1994, h.712
WHO Drug Information Vol. 25, No. 3, 2011. available online at
Mbah, C. (2015). Lecture on Personal Collection of Mbah, University of Nigeria, Nsukka,
Enugu State.
Lieberman, H., Lachman, L. and Schwartz, J. (1989). Pharmaceutical Dosage Forms: Tabl
ets Vol 1. New York: Marcel Dekker, Inc.
THANK YOU
Kelompok 3 

Anda mungkin juga menyukai