Anda di halaman 1dari 19

Disusun oleh :

Dinda Prastika Sari 19360239


PEMBIMBING :
Dr. H. Muhammad Haidir, Sp. OG
Definisi Kista dermoid
Teratoma jinak dimana mana struktur-
struktur ektodermal dengan differensiasi
sempurna, seperti epitel kulit, rambut, gigi
dan produk glandula sebasea berwarna putih
kuning menyerupai lemak nampak lebih
menonjol daripada elemen-elemen entoderm
dan mesoderm.
EPIDEMIOLOGI
 Kista dermoid dapat terjadi pada semua usia dengan
prevalensi tertinggi pada usia reproduksi (16-55 tahun).
Insiden tertinggi terjadi sekitar usia 30 tahun.

 Kista dermoid merupakan jenis neoplasma pada ovarium


yang sering ditemukan, frekuensi kejadiannya sekitar 15-
45% dimana dapat terjadi bilateral pada 10-15% kasus,
serta 95% dari semua teratoma ovarium. Usia paska
menopause berkisar 10-20%. Di Indonesia frekuensi
berkisar antara 11,1% sampai 16,9%. Kista dermoid
dapat berubah menjadi ganas dengan frekuensi antara
0,25-0,80%. Kecenderungan menjadi ganas biasa terjadi
pada pasien dengan usia diatas 40 tahun
Etiologi
Penyebabnya saat ini belum diketahui secara pasti.

Beberapa kemungkinan faktor resikonya yaitu :


• Faktor genetik/ mempunyai riwayat keluarga dengan
kanker ovarium dan payudara.
• Faktor lingkungan (polutan zat radio aktif).
• Gaya hidup yang tidak sehat.
• Ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron, misalnya akibat penggunaan obat-
obatan yang merangsang ovulasi dan obat
pelangsing tubuh yang bersifat diuretik.
 Kista ini diduga terjadi karena jaringan dalam telur
yang tidak dibuahi. Perkembangan tidak sempurna
dari hasil konsepsi pada akhir stadium blastomer.
Tumor berasal dari perkembangan ovum tanpa
fertilisasi yang oleh pengaruh faktor rangsang yang
tidak diketahui kemudian membentuk bermacam
macam komponen jaringan janin yang tidak
sempurna, seperti rambut, tulang dan lemak. Kista
dapat terjadi pada dua indung telur dan biasanya
tanpa gejala. Timbul gejala rasa sakit apabila kista
terpuntir atau pecah.
Gambaran Klinis
 Kista berukuran kecil : asimptomatik, dan
biasanya hanya ditemukan secara insidentil.
 Kista beukuran besar : memberi gejala
penekanan pada panggul yang disertai nyeri.
 Ruptur kista dapat menyebabkan gejala acute
abdomen dan peritonitis, terkadang disertai
gejala-gejala anemia hemolitik atau virilisasi,
yang menghilang setelah kista dikeluarkan.
Gambaran klinis

 Makroskopis kista dermoid adalah kista


dengan permukaan luar licin,warna putih
keabuan dan agak tipis.
 Konsitensi tumor sebagian kistik, kenyal
dan dibagian lain padat.
 Kista dermoid kelihatan seperti kista
berongga satu, tapi bila dibelah biasanya
nampak suatu kista besar dengan ruangan
kecil kecil dalam dindingnya.
Lapisan atau jaringan isi kista dermoid :
Ektodermal : kulit, rambut, kelenjar sebasea, gigi
Mesodermal : tulang rawan , serat otot , jar.ikat
Endodermal :mukosa traktus gastrointestinal ,
epitel saluran nafas dan jaringan tiroid
Dalam rongga kista sering dijumpai produk dari
kelenjar sebasea berupa masa lembek seperti
lemak bercampur dengan rambut
Rambut ini terdapat beberapa lembar saja, tetapi
dapat berupa gelondongan seperti konde .
Kista dermoid
Diagnosis
Anamnesis
Rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian
bawah. Rasa sakit tersebut akan bertambah jika
kista tersebut terpuntir atau terjadi ruptur.
Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan
terhadap organ-organ disekitarnya dapat
menyebabkan rasa tidak nyaman
Gangguan miksi dan defekasi. Dapat terjadi
penekanan terhadap kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.
Diagnosis
Pemeriksaaan fisik dengan palpasi abdomen :
Teraba kista yang besar. Perabaan menjadi sulit
pada pasien yang gemuk.
Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan
massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat
terdorong pada satu sisi.
Pemeriksaan Penunjang

 Kista dermoid memiliki gambaran masa


kistik berisi focus dan material ekogenik
dimana distribusinya tidak merata atau
gambaran sebuah area dengan ekogenik
kuat berasal dari jaringan tulang dan gigi.
 proses penulangan dan gigi dapat juga
dilihat melalui pemeriksaan radiologist.
Gambaran USG
Pemeriksaaan dengan ultrasonografi (USG)
merupakan diagnostik imaging utama untuk kista
pada ovarium termasuk pada kasus kista dermoid
ini.
Kista dermoid : gambaran masa kistik berisi
focus dan material ekogenik dimana distribusinya
tidak merata atau gambaran sebuah area dengan
ekogenik kuat berasal dari jaringan tulang dan gigi.
Teratoma kistik dikarakteristikkan bila didapat
salah satu dari 3 gambaran berikut , yaitu :
 1. Tuberkel mural ekogenik dengan bayangan
akustik posterior yang berkaitan dengan pola
echo kistik
 2. gambaran ekogenik tipis seperti pita ( kilatan
garis garis hiperekoik dan titik titik terang di
lapangan gelap).
 3. pola ekogenik padat berkaitan dengan
bayangan akustik posterior dengan atau tanpa
komponen kistik .
Penanganan
 Tindakan laparoskopi biasanya digunakan untuk
tumor dengan diameter < 6 cm. Namun resioko
laparoskopi menyebabkan peritonitis 0,2% serta
meningkatkan terjadinya perlengketan. Resiko
terjadi rekurensi 4% dan resiko keganasan
sekitar 0,17%-2%.
 Pada kista dermoid >6 cm atau ada riwayat
pembedahan dengan sangkaan perlengketan
maka laparotomi merupakan pilihan terbaik.
 Kistektomi dengan meninggalkan jaringan
ovarium yang sehat bagi pasien yang masih
ingin mempertahankan fungsi reproduksinya
 Ooforektomi bila memang tidak
memungkinkan mempertahankan jaringan
ovarium atau fungsi reproduksi tidak
diperlukan atau pasien mendekati usia
menopause.
PROGNOSIS
Resiko transformasi maligna dijumpai pada
1-3% kasus dan pada umumnya terjadi pada
wanita paska menopause. Umumnya hanya
terbatas pada satu ovarium pada saat
pembedahan dan mempunyai prognosis baik. Bila
tumor menyebar keluar ovarium, prognosis
memburuk, dan berespons minimal terhadap
kemoterapi. Kematian dapat terjadi dalam 1-2
tahun setelah didiagnosis.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai