NIM : 14410188 Kelas :C Nashr bin ‘Ali al-Jahdlamy, Zuhair bin Harb, dan ‘Abd bin Humaid, mereka berkata: Umar bin Yunus telah menceritakan kepada kami, Ikrimah bin ‘Ammar telah menceritakan kepada kami : Syaddad telah meceritakan kepada kami, ia berkata: aku mendengar Abu Umamah berkata: Rosulullah SAW bersabda: “Hai anak Adam, sesungguhnya jika engkau memberikan harta yg berlebih darimu, sebenarnya hal itu adalah lebih baik bagimu dan jika engkau tidak memberikannya, maka hal itu menjadikan keburukan untukmu. Engkau tidak akan tercela dengan hidup sederhana/berkecukupan (tidak berlebihan). Mulailah kepada orang yg wajib engkau nafkahi. Tangan yg atas adalah lebih baik daripada tangan yg dibawa.
Hadist diatas setidaknya mengandung 3 poin utama :
a. a. Kewajiban memberikan sedekah wajib. b. b. Anjuran mendermakan harta yg berlebih. c. c. Anjuran hidup sederhana. A. DIMENSI SOSIAL ISLAM Dalam ranah dimensi sosial, Islam menghendaki adanya pemertaan dan keharmonisan sosial. Misalnya dalam mengatasi kesenjangan sosial anatara si miskin dan si kaya, Islam mewajibkan suatu ibadah ritual-sosial yg diperuntukkan bagi mereka yg mampu dan disalurkan kepada mereka yg tidak mampu, ibadah itu ialah zakat.
Alloh berfirman, dalam surat at-Taubah : 60
Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang- orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mua’allaf yg dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yg berhutang untuk jalan Alloh dan untuk mereka yg sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yg diwajibkan Alloh, dan Alloh Maha mengetahui lagi Maha bijaksana. B. SIFAT DERMAWAN SEBAGAI RUH DIMENSI SOSIAL ISLAM Salah satu spirit utama yg mengawal dimensi sosial Islam ialah sifat dermawan. Ia merupakan kata kunci untuk mengatasi kesenjangan sosial. Dermawan merupakan salah satu bentuk utama kepedulian sosial. Dalam surat al-Hasyr: 9 dijelaskan bahwa orang dermawan adalah orang yg beruntung:
“Dan orang-orang yg telah menempati kota Madinah dan telah beriman
(Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) mencintai orang yg berhijrah kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yg dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang-orang yg beruntung. TERIMAKASIH