Anda di halaman 1dari 28

MINI LAB THEORY

Golongan dARah dan


inkompatibilitas
COASS CP :
Andi Besse Hanan Marfu’ah (70700120040)
Maurizka Khaerunnisa (70700120020)
Muh. Arief Kusuma (70700120010)

Supervisor Pembimbing :
dr. Saraswati W. Hartono, Sp.PK

DIBAWAKAN DALAM RANGKA TUGAS KEPANITERAAN KLINIK


PADA DEPARTEMEN PATOLOGI KLINIK
PENDIDIKAN PROFESI DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU
KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2021
01
Pemeriksaan
GOLONGAN
DARAH
SEjarah
Sebelum tahun 1901, diperkirakan semua golongan darah adalah sama.
Kondisi tersebut mendorong terjadinya reaksi transfusi yang fatal sampai
menyebabkan kematian. Sampai pada tahun 1901, ditemukannya sistem golongan
darah ABO oleh Karl Landstainer, seorang ilmuwan berkebangsaan Austria yang
menyatakan bahwa setiap individu mempunyai karakteristik golongan darah yang
dibedakan menjadi golongan darah grup A,B, dan O. Selanjutnya, pada tahun
1902, Alfred Decastello dan Adriana Sturli menemukan golongan darah AB, yang
melengkapi sistem golongan darah ABO. Penemuan tersebut menunjukkan bahwa
transfusi darah tidak boleh dilakukan pada dua orang dengan golongan darah
berbeda.
Dasar teori dan indikasi
• Pemeriksaan golongan darah adalah suatu prosedur
laboratorium yang dilakukan untuk menentukan
jenis golongan darah
• Istilah sistem golongan darah mengacu pada jenis
antigen (Ag) yang terdapat pada sel darah merah
yang spesifisitasnya ditentukan dari gen yang
berada pada kromosom. Sedangkan Istilah jenis
golongan darah mengacu pada spesifisitas hasil
reaksi sel darah merah terhadap jenis antisera
tertentu
• Terdapat dua jenis penggolongan darah yang
utama adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus
(faktor Rh)
Dasar teori dan indikasi (Cont..)

Untuk menentukan golongan darah ABO


dan rhesus pasien dalam hal kepentingan
transfusi, donor yang tepat, serta
identifikasi pada kasus kedokteran
forensik seperti identifikasi kasus
kriminal, selain itu pemeriksaan
golongan darah dan rhesus juga
merupakan salah satu prasyarat untuk
melanjutkan sekolah.
Tahap pra analitik

Persiapan pasien Persiapan sampel


Sampel yang
Tidak ada persiapan digunakan dapat
khusus berupa darah EDTA
atau darah kapiler
Tahap pra nalitik (cont..)

• Suatu panel serum yang terdiri atas:


(1)Serum anti-A
(2)Serum anti-B
(3)Serum inti-AB
• Slide
• Batang pengaduk
Tahap analitik
Prinsip kerja

Terjadi ikatan antara antigen dan antibodi


golongan darah membentuk aglutinasi
Tahap analitik (cont..)
Cara kerja

• Ambil darah kapiler atau setetes darah EDTA


• Teteskan pada tiga tempat di atas slide
• Teteskan 1 tetes anti-A pada objek gelas yang bersih dan kering, beri
label objek gelas.
• Teteskan 1 tetes anti-B pada objek gelas yang bersih dan kering, terpisah
dari objek gelas pertama kemudian label objek gelas.
• Teteskan 1 tetes anti-AB pada objek gelas ketiga, lakukan pelabelan.
Bila tidak menggunakan reagen anti-AB dapat digantikan dengan
pemeriksaan golongan darah Rhesus dengan meneteskan anti-D.
Tahap analitik (cont..)
Cara kerja

• Tambahkan pada masing-masing tetesan reagen 1 tetes sel darah merah


yang akan diperiksa.
• Lakukan pencampuran reagen dan sel darah merah menggunakan
batang pengaduk, sebarkan campuran tersebut pada area sekitar 20 mm
x 40 mm.
• Miringkan slide secara perlahan dari sisi ke sisi selama kurang lebih 2
menit. Jangan menempatkan slide di atas permukaan panas
• bacadan interpretasi hasil serta lakukan pencatatan hasil reaksi
Tahap analitik (cont..)
Cara kerja (Cont..)
Tahap pasca analitik
1. INTERPRETASI

Serum kontrol tidak terjadi aglutinasi, bila terjadi aglutinasi dan tidak ada
kesalahan maka kemungkinan mempunyai antibodi (aglutinin) dingin/panas, perlu
pemeriksaan lebih lanjut.
Tahap pasca analitik (Cont..)
INTERPRETASI
1. Hasil positif : bila terjadi aglutinasi kuat
2. Hasil negatif : bila tidak terjadi aglunitasi pada akhir menit kedua
Tahap pasca analitik (Cont..)
Tahap pasca analitik (Cont..)
1. SUMBER KESALAHAN

o Masing-masing serum tidak boleh tercemar oleh serum


yang lain
o Suspensi eritrosit juga tidak boleh tercemar oleh panel sel
o Kalau hasil pengamatan aglutinasi meragukan, maka
dapat diamati dibawah mikroskop (Hati-hati jangan
sampai keliru dengan reauleoux)
02
Pemeriksaan
inkompatibilitas
Dasar teori dan indikasi
• Secara umum, ketidak sesuian atau
inkompatibilitas dalam konteks golongan darah
disebabkan oleh pengikatan antibodi plasma
dengan antigen sel darah merah, sehingga
menyebabkan reaksi
• Di tubuh, reaksi ag-ab terjadi sebagai konsekuensi
yang merugikan dari transfusi darah atau
kehamilan  kerusakan sel darah merah
• Sangat penting untuk mendeteksi ketidaksesuaian
antara plasma pasien dengan sel darah merah
dari donor darah potensial sebelum transfusi,
untuk menghindari reaksi transfusi.
Dasar teori
Secara umum, Inkompatibilitas terbagi menjadi

Inkompatibilitas Inkompatibilitas
ABO Rhesus
Dasar teori (cont..)
Etiologi Inkompatibilitas

Reaksi Hemolisis
Tranfusi

1 2 3

Reaksi imunitas
Secara umum antigen dan antibodi
Penyebab Reaksi Hemolitik
Fatal karena ABO Transfusi
Darah yang Tidak Kompatibel
Dasar teori (Cont..)
Transfusi darah adalah tindakan yang dapat menjadi penyelamat dan juga
memiliki risiko yang tinggi. Untuk memperoleh manfaat yang optimal 
komponen darah yang ditransfusikan harus dipilih secara tepat. Eritrosit yang di
transfusikan tidak boleh mengandung antigen yang dapat bereaksi dengan
antibodi yang terdapat dalam plasma resipien.
Pemeriksaan sebelum dilakukan transfusi meliputi pemeriksaan goldar ABO,
Rhesus dan pemeriksaan silang (crossmatch) antara resipien dengan darah donor

Bertujuan u/ mengetahui apakah SDM donor bisa


hidup dalam tubuh pasien
Menggunakan metode tabung dan metode Diemed
Gel. Dilakukan setelah pemeriksaan goldar dan
rhesus
Tahap pra analitik

Persiapan pasien alat


Tidak ada persiapan • Tabung reaksi
khusus • Pipet pasteur
• Sentrifuge
• Inkubator
Persiapan
bahan
sampel
Sampel berupa serum • Serum penderita
penderita (resipien)
• Suspensi sel eritrosit
donor 5% dalam saline
• Bovine albumin 22%
• Serum Coombs
Tahap analitik
CARA KERJA
1. Fase I. Medium salin (salin room temperature technique)
a. Siapkan tiga buah tabung gelas yang bersih dan kering, masing-
masing tabung berisi komponen berikut:
- Tabung I (crossmatch mayor): 2 tetes serum pasien + 1 tetes
suspensi sel donor 2-5%
- Tabung II(crossmatch minor): 2 tetes plasma donor + 1 tetes
suspensi sel pasien 2-5%
- Tabung III (autokontrol): 2 tetes serum pasien + 1 tetes
suspensi sel pasien 2-5%
Tahap analitik (cont..)

a. Campur masing-masing tabung dan inkubasi selama 45-60 menit


b. Lakukan sentrifugasi selama satu menit pada kecepatan 1000 rpm
c. Amati adanya aglutinasi atau hemolisis pada tabung
d. Jika terjadi hemolisis atau aglutinasi pada semua atau salah satu
tabung pada tahap ini, maka hasil croosmatch dinyatakan tidak
cocok atau incompatible dan fase berikutnya tidak perlu dilanjutkan.
Bila reaksi negatif atau kompatibel, lanjutkan ke fase II
Tahap analitik (cont..)
2. Fase II. Fase albumin
a. Tambahkan 2 tetes bovin albumin 22% ke dalam semua tabung
pada fase I yang memberikan hasil negatif
b. Inkubasi semua tabung pada suhu 37 C selama 30 menit
c. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 menit
d. Baca ada tidaknya hemolisis atau aglutinasi
Hemolisis atau aglutinasi pada semua atau salah satu tabung
menandakan hasil positif atau inkompatibel dan pemeriksaan tidak
perlu dilanjutkan ke fase III. Apabila hasil negatif pada semua tabung,
lanjutkan ke fase III.
Tahap analitik (cont..)

3. Fase III. Fase Anti Human Globulin (AHG) atau fase Indirect
Antiglobulin Test (IAT)
a. Cuci sel sebanyak 3 kali dengan menggunakan salin pada semua
tabung yang memberikan hasil negatif pada fase II
b. Buang seluruh supernatan bekas pencucian
c. Tambahkan 2 tetes reagen AHG
d. Lakukan sentrifugasi dengan kecepatan 1000 rpm selama 1 menit
e. Resuspensi dengan lembut endapan sel pada bagian bawah tabung
f. Lihat dan catat ada tidaknya aglutinasi
Tahap Pasca analitik
Bila aglutinasi atau hemolisis positif hasil crossmath dinyatakan
inkompatibel. Bila aglutinasi atau hemolisis negatif pada semua tabung,
hasil dinyatakan negatif atau kompatibel dan lanjutkan dengan
penambahan coombs control cells (CCC) sebanyak 1 tetes dan dilanjutkan
dengan sentrifugasi selama 1 menit pada kecepatan 1000 rpm.
Penambahan CCC akan memberikan hasil positif pada semua hasil negatif
yang menunjukkan hasil pemeriksaan valid. Bila dengan penambahan CCC
reaksi tetap negatif, maka pemeriksaan dinyatakan invalid dan harus
dilakukan pengulangan
Nilai rujukan : Mayor, minor, AC/DCT  Negatif

interpretasi
Mayor Minor AC/DCT Kesimpuan
- - - Darah keluar
+ - - Ganti darah donor
- + Ganti darah donor
-

- + + Darah keluar bila


minor lebih kecil
atau sama dengan
AC  Inform
Concent
+ + + Darah tidak boleh
keluar
Terima
kasih
CREDITS: This presentation template was created by
Slidesgo, including icons by Flaticon, and infographics
& images by Freepik

Anda mungkin juga menyukai