Anda di halaman 1dari 20

Konsep Kebidanan

Di susun oleh :
Chika pratiwi putri p (P07124217133)
Lina (P07124217146)
Mega wasilah (P07124217148)
Nor Rimadhanty (P07124217154)
Rina Andriani (P07124217162)
Rahmi (P07124217160)

Dosen pembimbing :
Vonny Khresna Dewi ,
S.Si.T.,M.Kes
REFLEKTIK PRACTICE
A. Pengertian

Reflektif practice atau refleksi praktik adalah kemampuan untuk mencerminkan pada
tindakan sehingga untuk terlibat dalam proses pembelajaran yang berkelanjutan, yang
menurut pencetus istilah, adalah salah satu karakteristik mendefinisikan praktek profesional.

Refleksi praktik atau reflective practice merupakan kegiatan yang sangat penting untuk dilaksanakan
sebab akan mengontrol tindakan, seseorang dapat melihat apa yang masih perlu diperbaiki,
ditingkatkan atau dipertahankan. Kegiatan ini merupakan kegiatan yang perlu dilakukan ketika bidan
sebagai praktisi lapangan telah selesai melakukan tindakan, ini merupakan suatu bentuk dari evaluasi
terhadap diri sendiri.
Lanjutan...

Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai bentuk pedoman / acuan yang
merupakan kerangka kerja seorang bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh
filosofi yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur yang terdapat dalam
paradigma kesehatan (manusia-perilaku, lingkungan & pelayanan kesehatan).

Dalam praktek kebidanan, pemberian asuhan kebidanan yang berkualitas sangat dibutuhkan.
Kualitas kebidanan ditentukan dengan cara bidan membina hubungan, baik sesama rekan sejawat
ataupun dengan orang yang diberi asuhan. Upaya meningkatkan kualitas pelayanan kebidanan juga
ditentukan oleh ketrampilan bidan untuk berkomunikasi secara efektif dan melakukan konseling
yang baik kepada klien.
Dalam memberikan pelayanan, bidan melakukan
praktik dalam asuhan kebidanan yaitu:

1. Monitoring keadaan fisik, psikologis, spiritual dan sosial perempuan dan


keluarganya sepanjang siklus reproduksinya.
2. Menyediakan kebutuhan perempuan seperti pendidikan, konseling dan asuhan
kehamilan, pendamping asuhan berkesinambungan selama kehamilan, persalinan
dan periode post partum.
3. Meminimalkan intervensi
4. Mengidentifikasi dan merujuk perempuan yang  memiliki tanda bahaya.
B.  Model Praktik Kebidanan di Indonesia

Kesehatan

Model
tersebut Orang Lingkungan
berdasark
an 4
elemen :
Kebidanan
Adapun model praktik dalam kebidanan yang
ada di Indonesia yaitu sebagai berikut :

1.Primary Care (Perawatan Utama)

2. Continuity of Care ( Perawatan yang


Berkesinambungan )

3. Collaborative Care ( Perawatan


Kolaborasi )
1. Primary Care
( Perawatan Utama )

Bidan sebagai pemberi asuhan


bertanggung jawab sendiri dalam
memberikan asuhan yang
berkesinambungan sejak hamil,
melahirkan dan post partum,sesuai
kewenangan bidan.
2. Continuity of Care ( Perawatan yang
Berkesinambungan )

Perawatan diselenggarakan oleh sekelompok bidan dengan standar


praktik yang sama filosofi dan proses pelayanannya adalah
partneship dengan perempuan. Setiap bidan mempunyai komitmen
sebagai berikut :
a. Mengembangkan hubungan yang baik dengan pasien sejak hamil
b. Mampu memberikan pelayanan yang aman secara individu
c. Memberikan dukungan pada pasien dalam persalinan
d. Memberikan perawatan yang komprehensif kepada ibu dan bayi
 
3. Collaborative Care
( Perawatan Kolaborasi )

Bidan perlu berkolaborasi dengan professional lain untuk


menjamin kliennya menerima pelayanan yang baik bila terjadi
sesuatu dalam asuhan. Kolaborasi dilaksanakan dengan
informasi pilihan ( informed choice ) demi keuntungan ibu dan
bayi.
C.  Ruang Lingkup Praktek Bidan

Lingkup praktik kebidanan terkait erat dengan peran, fungsi,


kompetensi, pengetahuan, keterampilan, dan kewenangan bidan untuk
melaksanakan pelayanan kebidanan. Lingkup praktek ini meliputi
pemberian asuhan pada bayi baru lahir ( BBL ), bayi, balita, anak
perempuan, remaja putri, wanita pranikah, wanita selama masa hamil,
bersalin dan nifas, wanita pada masa interval dan wanita menopause.
a. Pelayanan kebidanan ditujukan kepada ibu dan
anak. Pelayanan kebidanan kepada ibu meliputi :

1. Penyuluhan dan konseling


2. Pemeriksaan fisik
3. Pelayanan antenatal pada kehamilan normal
4. Pertolongan pada kehamilan abnormal
Lanjutan...

5. Pertolongan persalinan normal


6. Pertolongan persalinan abnormal
7. Pelayanan ibu nifas normal
8. Pelayanan ibu nifas abnormal
9. Pelayanan dan pengobatan pada kelainan
ginekologi
Pelayanan kebidanan kepada
1. Pemeriksaan
anak
BBL
4. Resusitasi pada BBL

2. Perawatan Tali 7. Pemberian


Pusat Penyuluhan
5. Pemantauan tumbuh
kembang baik

3. Perawatan Bayi
6. Pemberian imunisasi
b. Pelayanan Keluarga
Berencana

Lingkup pelayanan keluarga berencana bertujuan untuk mewujudkan keluarga


berkualitas memalui pengaturan jumlah keluarga secara terancana. Pelayanan
keluarga berencana diarahkan kepada upaya mewujudkan keluarga kecil. Bidan
merupakan salah satu tenaga kesehatan yang mempunyai tugas dalam pelayanan
keluarga berencana.
Bidan dalam memberikan pelayanan keluarga
berencana berwenang untuk :

1) Memberikan obat dan alat kontrasepsi oral, suntikan dan alat kontrasepsi dalam rahim,
alat kontrasepsi bawah kulit dan kondom.
2) Memberikan penyuluhan / konseling pemakaian kontrasepsi.
3) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi dalam rahim.
4) Melakukan pencabutan alat kontrasepsi bawah kulit tanpa penyulit.
5) Memberikan konseling untuk pelayanan kebidanan, keluarga berencana dan kesehatan
masyarakat.
c. Pelayanan kesehatan masyarakat, meliputi:

1) Pembinaan peran serta masyarakat dibidang kesehatan


ibu dan anak
2) Memantau tumbuh kembang anak
3) Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas
4) Melaksanakan deteksi dini, melaksanakan pertolongan
pertama, merujuk, dan memberikan penyuluhan
Infeksi Menular Seksual ( IMS ), penyalahgunaan
Narkotika Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya
( NAPZA ) serta penyakit lainnya.
2. Hubungan Kompetensi dengan Lingkup Praktik
Kebidanan

Hubungan kompetensi dengan lingkup praktik kebidanan yaitu dengan adanya


pengetahuan keterampilan dan sikap ( kompetensi ) tanpa adanya kewenangan
( lingkup praktek ) maka dikatakan sebagai bentuk pelayanan yang tidak sesuai
dengan standar karena pelayanan yang diberikan tidak mengacu pada kerangka kerja
berdasarkan KEPMENKES 900, tentang Standar Praktek dan Kode Etik.
 
3. Lingkup Praktik dapat Berubah Bila :

Dalam keadaan darurat bidan berwenang


melakukan pelayanan kebidanan selain dalam
kewenangan yang bertujuan untuk
penyelamatan jiwa. (KEPMENKES RI No
900 pasal 21).
Kesimpulan

Refleksi praktik dalam pelayanan kebidanan dimaksudkan sebagai


bentuk pedoman/acuan yang merupakan kerangka kerja seorang
bidan dalam memberikan asuhan kebidanan, dipengaruhi oleh filosofi
yang dianut bidan (filosofi asuhan kebidanan) meliputi unsur-unsur
yang terdapat dalam paradigma kesehatan (manusia-perilaku,
lingkungan & pelayanan kesehatan).
 

Anda mungkin juga menyukai