Anda di halaman 1dari 13

KEPERAWATAN KRITIS

- SUCTION DENGAN TEHNIK STERIL -

KELOMPOK 10
HULPA SUFIANI
NI KADEK DIAH PUSPITA DEWI
SUMIA INTAN ROMADINA
Pengertian

• Suctioning atau penghisapan merupakan tindakan


untuk mempertahankan jalan nafas sehingga
memungkinkan terjadinya proses pertukaran gas
yang adekuat dengan cara mengeluarkan sekret
pada klien yang tidak mampu mengeluarkannya
sendiri (Timby,2009).
 
• Tindakan suction merupakan suatu prosedur
penghisapan lendir, yang dilakukan dengan
memasukkan selang catheter suction melalui selang
endotracheal (Syafni, 2012).
Prinsip Suction

1. Aseptic
segala upaya untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke
dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan
infeksi

2. Asionatik
Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis

3. Afektif
Tindakan yang dilandasi gaya atau makna yang menunjukan
perasaan emosi

4. Atraumatik
Tindakan yang mencegah terjadinya trauma
Jenis kanul suction :

1. open suction
2. close suction.
Ukuran suction
Berikut ini adalah ukuran suction catheter kit
( Kozier&Erb, 2012)
• Dewasa : 12 – 18 Fr
• Anak usia sekolah 6 – 12 tahun : 8 – 10 Fr
• Anak usia balita : 6 – 8 Fr
INDIKASI
Menjaga jalan napas tetap bersih (airway
maintenance), apabila:
 Pasien tidak mampu batuk efektif. b.Diduga aspirasi
 Membersihkan jalan napas (bronchial toilet),
apabila ditemukan:
 Pada auskultasi terdengar suara napas yang kasar
atauu ada suara napas tambahan.
 Diduga ada sekresi mucus pada saluran pernapasan.
 Apabila klinis memperlihatkan adanya peningkatan
beban kerja sistem pernafasan.
 Pengambilan specimen untuk pemeriksaan
laboratorium.
 Sebelum dilakukan radiologis ulang untuk evaluasi.
 Untuk mengetahui kepatenan dari pipa endotrakeal.
KONTRA INDIKASI

Dalam melakukan tindakan hisap lender perawat harus


memperhatikan komplikasi yang mungkin dapat
ditimbulkan, antara lain yaitu (Kozier & Erb, 2002):
• Hipoksemia
• Trauma jalan nafas
• Infeksi nosocomial
• Respiratory arrest
• Bronkospasme
• Perdarahan pulmonal
• Disritmia jantung
• Hipertensi/hipotensi
• Nyeri
• Kecemasan.
Prosedur Suction
A. Definisi 
• Penghisapan lendir (suction) merupakan
tindakan keperawatan yang dilakukan pada
klien yang tidak mampu mengeluarkan secret
atau lender secara mandiri dengan
menggunakan alat penghisap.
B. Tujuan
1. Membersihkan jalan nafas
2. Memenuhi kebutuhan oksigenasi
C. Alat dan bahan
 
1. Alat penghisap lender dengan botol berisi larutan
desinfektan 
2. Kateter penghisap lender 
3. Pinset steril
4. Sarung tangan steril
5. Sarung tangan bersih
6. Masker
7. Dua cucing berisi larutan aquades atau NaCl 0,9% dan
larutan desinfektan
8. Kasa steril
9. Tisu
10. Stetoskop
D. Prosedur kerja

1. Salam pada pasien


2. Jelaskan maksud dan tujuan tentang prosedur yang akan dilakukan
3. Cuci tangan lalu pakai sarung tangan bersih
4. Tuangkan NaCl 0,9% atau Aquades ke dalam cucing
5. Tempatkan pasien pada posisi terlentang dengan kepala miring kea
rah perawat
6. Lepas sarung tangan lalu ganti dengan sarung tangan steril
7. Hubungkan kateter penghisap dengan selang alat penghisap
8. Nyalakan mesin penghisap
9. Lakukan penghisapan lendir, sebelumnya masukan kateter
penghisap ke dalam cucing yang bersisi NaCl 0,9% atau Aquades
untuk mempertahankan tingkat kesterilan (asepsis)
10. Masukan kateter penghisap kedalam organ yang akan
dilakukan penghispan(hidung atau mulut) dalam keadaan tidak
menghisap
11. Gunakan alat penghisap dengan tekanan 110-150
mmHg untuk dewasa, 95-110 mmHg untuk anak-anak dan
50-95 mmHg untuk bayi
12. Tarik dengan memutar kateter penghisap tidak lebih
dari 15 detik
13. Bilas kateter dengan aquades atau NaCl 0,9%
14. Minta pasien untuk nafas dalam dan batuk. Apabila
pasien mengalami distress pernafasan, biarkan istirahat
20-30 detik sebelum melakukan penhisapan berikutnya
15. Rapikan keadaan pasien
16. Bereskan peralatan dan kembalikan pada tempat semula
17. Sampaikan pada pasien bahwa tindakan sudah selesai
dilakukan
18. Ucapkan salam
19. Cuci tangan
E. Dokumentasi

1. Mencatat tanggal dan waktu pelaksanaan tindakan.


2. Mencatat hasil pengkajian sebelum, selama dan setelah tindakan prosedur.
3. Mencatat hasil observasi klien selama dan setelah tindakan.
4. Mencatat sputum / sekret dan karakteristiknya (jumlah, konsistensi, dan
warnanya).
 

F. Sikap
1. Sistematis.
2. Hati-hati.
3. Berkomunikasi.
4. Mandiri.
5. Teliti.
6. Tanggap terhadap respon klien.
7. Rapih.
8. Menjaga privacy.
 

Anda mungkin juga menyukai