Anda di halaman 1dari 34

Kesehatan

Jiwa Berbasis
Masyarakat
2020
PENDAHULUAN
Health is a state of complete psysical, mental
and social wellbeing and not merely the
absence of disease or infirmity
(WHO)

Kesehatan itu merupakan kondisi yang


komplit dari kesehatan fisik, jiwa dan
hubungan sosial bukan saja terbebas dari
sakit atau kecacatan.
Sehat
Gg ME
9.8 /Mil

Gg Jiwa Berat
7 / Mil

Prevensi primer Pasung


14% RT

Prevensi sekunder
Prevensi Tertier
08/03/21

Masalah Kesehatan Jiwa (Riskesdas 2018)

3
Sehat
Gg ME
10 /Mil

Gg Jiwa Berat
6 / Mil

Prevensi primer Pasung


14% RT

Prevensi sekunder
Prevensi Tertier
Masalah Kesehatan Jiwa Riau
08/03/21

4
(Riskesdas 2018)
Low
Levels of Care & Intervention High

1
Mental Hospital
Frequency Cost
2 Psychiatric unit in general
hospital

3 Community mental health services


(outpatient/outreach)

4 Mental health care


through primary health care services

Informal and formal community care/support


5
outside the health sector

6 Self/Family care

High
08/03/21 Low
Kualitas Pelayanan yang dibutuhkan

5
(Keliat,1978, Maramis A, 2005; adapted from van Ommeren, 2005)
ALUR PROGRAM
PENGOBATAN
RS PKM Masyarakat Pasien

RS PKM Komunitas
- UGD - CMHN - Kader & SD
Lokal
-PICU - TIM ACT - Pemberdayaan
- REHAB pasien dan
keluarga
- TIM ACT
MASALAH KESWA
Kriminal/kekerasan
Kecelakaan/bunuh diri
Perceraian/masalah RT
Penganiayaan anak
Perjudian/sex bebas
Konflik/bencana
Kenakalan remaja
Individu Narkoba/HIV/AIDS
Keluarga Tawuran
Masyarakat Ekonomi sulit

EKONOMI 

GANGGUAN
KESEHATAN JIWA

PRODUKTIVITAS 
MASALAH YANG DI
ALAMI KLIEN
1. Pusat pelayanan khusus keswa di wilayah Provinsi hanya satu
2. Terbatasnya pilihan dan akses terhadap pelayanan kesehatan
sehingga sebagian besar kasus keswa berobat ke rsj
3. Rujukan balik ke kurang
4. Akses sulit, kemiskinan, ketidaktahuan, transport mahal
5. Angka relaps pasien tinggi
6. Multiple bariers dari masyarakat (stigma)
7. Perawatan lama
8. Tidak mampu menerapkan ketrampilan dr RS dalam
kehidupan sebenarnya
9. Putus obat
10. Pasien atau keluarga menolak layanan
FENOMENA
"REVOLVING DOOR"
SOLUSI …..?
ASSERTIVE COMMUNITY
TREATMENT
 Model pelayanan yang menyediakan pelayanan komprehensif
untuk orang dengan gangguan jiwa berat
 Komprehensif:
- Biopsikososiokultural
- Promotif, Preventif, Kuratif & Rehabilitatif
- Melibatkan masyarakat, keluarga, puskesmas, RS, pemerintah
- Pemberdayaan masyarakat dan keluarga
- Tim multiprofesi
- Pelayanan tersedia 24/7/12/365
- Peningkatan kualitas pelayanan dan cakupan di RS dan
puskesmas
ASSERTIVE COMMUNITY
TREATMENT
Kolaborasi dengan existing medical services:
•Destigmatisasi
•Pengembangan pelayanan
Sociocultural consideration:
•Psikoedukasi keluarga SHG [pemberdayaan keluarga]
•Lama rawat berkurang
•Relationship: px/keluarga dengan psikiater /profesi
PRINSIP PELAYANAN
ACT
Pendekatan tim
Target: Orang dengan gangguan jiwa berat yang sulit kembali ke
masyarakat
Rasio manajer dibanding klien 1:10
Tanggung Jawab
TUJUAN
 UMUM:
Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan jiwa dari perspektif
kesehatan secara bio-psiko-sosiokultural.

 KHUSUS:
- Mencegah dan meminimalkan kekambuhan dan episode akut
penyakit .
- Memperbaiki kemampuan pasien untuk hidup mandiri di
masyarakat.
- Meningkatkan peran serta keluarga dan masyarakat dalam
merawat pasien dirumah
- Monitoring dan evaluasi proses implementasi
SASARAN
• Orang dengan Gangguan jiwa berat (Skizofrenia) yang
mengalami kesulitan ke masyarakat karena tidak mampu
berfungsi akibat kegagalan sistem perawatan tradisonal di RSJ.
• Keluarga penderita dan masyarakat sekitar.
• Pelayanan kesehatan parimer dan jejaringnya
PELAYANAN YANG
DISEDIAKAN TIM ACT
 DUKUNGAN ADL:
- LATIHAN ADL
- MELAKUKAN PEKERJAAN RT
 DUKUNGAN SOSIALISASI:
- Kegiatan rekreasi
- Cara pemanfaatan fasilitas dan alat transportasi.
- Membangun hubungan interpersonal.
 Rehabilitasi
- latihan kerja
 Manajemen medik:
- Manajemen gejala
- Manajemen medikasi
CROSS FUNCTIONAL
TEAM
Psikiater  mental health status, medical treatment, psychoeducation
Perawat  ADL, social skill, compliance tx, symptom problem
solving.
Psikolog  CBT, family intervention
Social worker  Social Problem, social skill
PERAN PEMANGKU
KEPENTINGAN
 Rumah sakit (manajemen, komite medik, komite keperawatan,
instalasi keswamas, psikologi, pekerja sosial, rehabilitasi dll)
Peran : menyediakan tenaga profesional, manajemen dan program,
pengobatan dan pembebasan pasung

 Pemerintah kabupaten/kota (kepala daerah, camat, kepala


desa/lurah) DPRD kabupaten/kota.
Peran : kebijakan, program terkait keswa, perijinan dan
koordinasi, pendanaan.

 Dinas kesehatan kabupaten/kota


Peran : koordinasi, kebijakan dan program pemerintah terkait
pendanaan kesehatan
 Lintas sektor (Dinas Sosial, insitusi pendidikan, BLK
kabupaten/kota, dll)
Peran : pengabdian masayarakat, pelatihan kerja dan jaring pengaman
sosial,

 Puskesmas Yang ditetapkan sebagai cacthment area.


peran : perpanjangan tangan RSJ, pembinaan kader kesehatan,
koordinasi, program, pengobatan dan pembebasan pasung

 LSM, dunia usaha (melalui CSR)


 Keluarga, pasien, masyarakat, komunitas seminat sekitar (kader,
Toga, Toma)
Peran : pembinaan masyarakat, deteksi dini, pintu masuk petugas
kesehatan

Kepolisian peran : keamaan, perlindungan hukum petugas dan klien


TIM ACT PUSKESMAS
Tim ACT Puskesmas :

Dokter
Perawat
Kader kesehatan
 PEKERJA SOSIAL
BAGAIMANA HUBUNGAN
TIM ACT RSJ DG TIM
ACT PUSKESMAS ?

- Pendampingan
- Konsultasi
- Crisis intervention

TIM ACT RUMAH


SAKIT JIWA : TIM ACT
-Psikiater PUSKESMAS :
-Psikolog -Dokter
-Dokter -Perawat
-Perawat -Kader Kesehatan
-Pekerja sosial
APA YANG DILAKUKAN
SETELAH TIM ACT
PUSKESMAS TERBENTUK ??

Pendataan klien dengan gangguan jiwa


Penentuan klien yang memenuhi kriteria untuk menjadi klien ACT
Kunjungan rumah
Tindak lanjut : tim ACT Puskesmas dg Tim ACT RSJ
BAGAIMANA
KUNJUNGAN RUMAH
DILAKUKAN ??
Oleh tim ACT Puskesmas
Pendampingan : Tim ACT RSJ
Penilaian – identifikasi masalah – penatalaksanaan
Frekuensi kunjungan : sesuai kebutuhan
BAGAIMANA TIM
BEKERJA ?
1. Melakukan pendataan klien yang mengalami gangguan jiwa
(berat)
2. Melakukan penilaian klien yang termasuk dalam indikasi
klien ACT
3. Menyusun jadwal kunjungan rumah
4. Melakukan kunjungan rumah :
- identifikasi masalah
- pendataan sistem sumber, kekuatan dan potensi
klien/keluarga/masyarakat
- menyusun rencana pemecahan masalah
- melaksanakan kegiatan sesuai rencana yg telah disusun
- melakukan pertemuan rutin tim
PERTEMUAN RUTIN TIM ACT
Secara berkala
Hal2 yg dibicarakan dalam pertemuan rutin tim :
 Melakukan review kasus yg ditangani
Melakukan evaluasi masalah setiap klien yg ditangani
Menyusun rencana pemecahan masalah yg dihadapi
Menyusun laporan/dokumentasi
KUNJUNGAN & PENDAMPINGAN
TIM ACT RS KE PUSKESMAS

Dilakukan setiap bulan sekali, pada jadwal yang telah


disepakati
Mendiskusikan masalah2 yg dihadapi selama melakukan
penatalaksanaan masalah2 klien ACT
Pendampingan tim ACT puskesmas oleh Tim ACT Rumah
Sakit dalam melakukan kunjungan rumah
MASALAH YANG
DIHADAPI KLIEN ACT
PENANGANAN YANG
DILAKUKAN
PENYELESAIAN MASALAH :

membuat jadwal kunjungan yang tetap


pemahaman kepada Puskesmas  ACT :
meningkatkan kinerja puskesma
meningkatkan kunjungan ke puskesmas.
kunjungan rumah ke klien ACT :
bersamaan program kunjungan untuk
klien lain,
bersamaan dengan jadwal kegiatan lain,
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai