Anda di halaman 1dari 22

Ekonomi Kelembagaan

dan Pertumbuhan
Ekonomi
SAFRINA MUARRIFAH, S.E.,M.Si
“ Overview
 Dalam bab ini kita akan mempelajari salah satu sasaran penting dalam
pembangunan ekonomi selain aspek pemerataan dan stabilitas ekonomi.

 Negara dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi memberi


gambaran bahwa kemampuan negara tersebut untuk menyejahterakan
rakyatnya, cateris paribus.

 Sebaliknya, tanpa adanya pertumbuhan ekonomi sulit bagi negara itu


untuk meningkatkan kemakmuran warganya. Salah satu cara untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi negara dengan memakai perspektif
ekonomi kelembagaan.
PENDEKATAN
STATIS

Pendekatan Statis: Spesialisasi
 Salah satu model pertumbuhan ekonomi yang paling
populer adalah fungsi produksi, seperti yang dikenalkan
oleh Harrod-Domar dan Solow.
 Dalam model ini, pertumbuhan ekonomi utamanya
difokuskan kepada faktor-faktor produksi, yakni stok
modal dan tenaga kerja.
 Produk nasional bruto (PNB) pada level nasional
menjadi ukuran dari pendeskripsian fungsi produksi
untuk hubungan antara tenaga kerja dan stok modal.  

Pendekatan Statis: Spesialisasi
 Sedangkan untuk perusahaan, fungsi produksi
tersebut mengabstrasikan seberapa banyak peningkatan
pada output yang akan dihasilkan apabila jumlah tenaga
kerja dan stok modal yang digunakan meningkat.

 Sedangkan faktor produksi yang lainnya dianggap


tetap. Pada titik ini, pertumbuhan ekonomi ditentukan
oleh variabel ekonomi makro, seperti tabungan,
investasi, dan penduduk. 
Hubungan ketiganya ( tabungan, investasi, dan penduduk)
dapat diilustrasikan seperti berikut:

 Apabila tingkat tabungan disuatu negara tinggi, tingkat investasi akan meningkat pula, peningkatan investasi
akan menyebabkan tingginya tingkat penyerapan tenaga kerja, sebagai akibat dari meningkatnya penyerapan
tenaga kerja adalah meningkatnya output di negara tersebut.

 Peningkatan output ini menjadi sumber pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi berbasis faktor produksi
menjadi kisah sukses pembangunan ekonomi dinegara – negara kapitalis.

 Sejak awal, negara-negara kapitalis tersebut telah mengakumulasi stok modal sehingga memudahkan proses
penciptaan proses produksi (lewat investasi). Untuk negara berkembang, akibat kelangkaan tabungan proses
investasi berjalan sangat lambat yang membuat adanya jurang yang sangat lebar antara tingkat tabungan dan
keinginan investasi.
 Dalam ekonomi kelembagaan, sumber pertumbuhan ekonomi tidak harus bertumpu kepada investasi semata,
meskipun disadari bahwa faktor tersebut memang juga penting.

 Pertumbuhan ekonomi tanpa adanya perubahan teknologi disebut sebagai pertumbuhan kasus statis. Penjelasan
singkatnya dapat dilihat dengan menggunakan kurva kemungkinan produksi. Andaikan suatu negara hanya
memproduksi dua barang X dan Y.

 Garis kurva merupakan batas ekonomi, di mana menggambarkan batas maksimal produksi yang bisa dilakukan
dengan menggunakan seluruh sumber daya yang tersedia. Titik-titik yang berada pada garis kurva tersebut
merupakan yang paling efisien karena ekonomi sudak memanfaatkan sumber daya secara penuh dan membuat
seluruh pertukaran yang dianggap penting.
 Bila perekonomian berada di dalam kurva
(titik A) berarti perekonomian tersebut
tidak efisien karena salah satu fakor
produksi tidak digunakan secara maksimal.
Munculnya Spesialisasi

 Tugas terpenting yang harus dikerjakan agar muncul spesialisasi adalah menciptakan kelembagaan yang efisien,
indikator efisiensi kelembagaan bisa dilihat dari tinggi/rendahnya biaya transaksi.
 Semakin rendah biaya transaksi yang muncul dari kegiatan (transaksi) ekonomi, berarti menunjukkan kelembagaan
yang efisien; demikian sebaliknya. Untuk dapat mendesain kelembagaan ekonomi dengan biaya transaksi yang
rendah ada dua hal yang bisa dilakukan. 

 Pertama, membuat regulasi yang menjamin kepastian pelaku ekonomi melakukan transaksi atau pertukaran. 
 Kedua, memperkuat sistem penegakan apabila terjadi masalah dalam proses transaksi. Hanya dengan dua jalur
inilah biaya transaksi bisa ditekan sehingga memunculkan pasar yang sebenarnya. Pasar inilah yang
mempertemukan permintaan dan penawaran atas barang dan jasa.
PENDEKATAN
DINAMIS: PERUBAHAN
TEKNOLOGI
Pendekatan Dinamis: Perubahan Teknologi

 Sekarang ini bisa dikatakan hampir sebagian besar produksi barang dan jasa (sekaligus sebagai indikator
pertumbuhan ekonomi) justru dipicu oleh inovasi dan perubahan teknologi. Oleh karena itu, sekarang teknologi
tidak lagi dianggap sebagai variabel eksogen dalam proses produksi, melainkan dimasukkan sebagai variabel inti
dari fungsi produksi sejajar dengan modal, tenaga kerja, dan tanah.
 Proses pertumbuhan ekonomi dalam pengertian dinamika endogen, yakni dengan memasukkan inovasi dan
perubahan teknologi sebagai variabel endogen yang berkembang dinamis, itulah yang kemudian dikenal sebagai
‘teori pertumbuhan baru’.
 Dengan dasar ini, model pertumbuhan dinamis mencoba mendesain model perumbuhan yang bisa menangkap
peran ilmu pengetahuan mendesain model pertumbuhan yang bisa menangkap peran ilmu pengetahuan dan ide-ide
untuk mempercepat inovasi dan perubahan teknologi.

Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi

Ada dua cara untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi:


1. Pertama, meningkatkan jumlah sumber daya dalam proses produksi. 
2. Kedua, pertumbuhan ekonomi juga bisa datang dari peningkatan
produktivitas sumber daya. Maksudnya, dengan sumber daya yang tetap
dihasilkan output yang lebih besar.
 Produktivitas yang tinggi tersebut tidak lain, dihasilkan dari perbaikan
teknologi. Pertumbuhan ekonomi seperti inilah yang disebut dengan
‘pertumbuhan intensif’ karena sumber daya yang tersedia digunakan
secara maksimal sehingga diperoleh output yang lebih besar.
Bagaimana Teknologi Bisa Ditingkatkan Dari Waktu
Ke Waktu?

 Setidaknya ada tiga jawaban menurut Yeager mengenai hal tersebut. 


1. Pertama, sebuah negara harus mempercepat dan memperkuat kreativitas manusia.
2. Kedua, mengupayakan agar pasar modal (capital market) dapar berfungsi dengan baik (well-functioning).
3. Ketiga, menciptakan lingkungan yang kompetitif sehingga dapat menekan korporasi untuk memperbaiki produk-
produknya secara terus menerus.

 Operasional fungsi kelembagaan dalam pendekatan dinamis agak berbeda dengan pertumbuhan statis.
Kelembagaan dalam pendekatan dinamis diharapkan bisa mengubah perilaku organisasi, khususnya pada level
perusahaan. Hal ini memerlukan pembaharuan dan penelitian secara terus-menerus, tetapi di negara berkembang
aspek ini masih sangat rendah untuk dilakukan. Oleh karena itu, yang bisa dilakukan oleh negara berkembang
adalah membenahi sektor pendidikan.
Hierarki dan Struktur
Kepemilikan Korporasi
Bagaimana Teknologi Bisa Ditingkatkan Dari Waktu
Ke Waktu?

• Dalam memenuhi tuntutan pengorganisasian yang memfasilitasi terjadinya kerjasama, perlu dilakukan peningkatan
produktivitas tenaga kerja melalui proses spesialisasi.

• Agar organisasi ekonomi bisa berjalan dengan baik perlu dilakukan dua hal ini, yaitu pengukuran produktivitas
input dan pengukuran penghargaan.

• Masalah pengukuran tersebut kadang-kadang dapat dikerjakan melalui pertukaran produk dalam pasar yang
kompetitif, karena dalam banyak situasi pasar akan menghasilkan korelasi yang positif antara penghargaan dan
produktivitas.
Schlicht (Groenewegen, 2002:548-549) menganggap
perusahaan sebagai suatu kombinasi dari tiga mekanisme
organisasi, yaitu:

1. Pasar internal dengan pertukaran, merujuk kepada motivasi pekerja dalam struktur insentif.

2. Mekanisme pemerintah (komando), menyebabkan perusahaan layaknya ‘pulau kekuasaan’ yang dapat
menggantikan pasar. Artinya, perusahaan dalam batas-batas tertentu mempunyai otoritas untuk memutuskan
kemauannya tanpa harus didikte/diatur oleh mekanisme pasar.

3. Mekanisme kebiasaan, melihat perusahaan semacam ‘suku kecil’ dengan peran sosial yang saling menutup dan
melekat dalam pembagian kerja. Proses inilah yang kemudian menumbuhkan budaya korporasi.
Schlicht (Groenewegen, 2002:548-549) menganggap
perusahaan sebagai suatu kombinasi dari tiga mekanisme
organisasi, yaitu:

Dalam praktik organisasi ekonomi yang lebih konkret, Hage dan Finsterbusch mengidentifikasi empat model
organisasi yang efektif untuk diterapkan. 
1.Pertama, model birokrasi-mekanik. Ini merupakan model yang cocok untuk produksi dengan teknologi sederhana
dalam pasar yang besar serta menekankan produktivitas, efisiensi dan produksi massal dengan modal yang intensif. 
2.Kedua, model profesional-organik. Merupakan tipe yang tepat untuk produksi dengan teknologi yang kompleks
dengan pasar yang kecil serta menekankan kepada inovasi, kualitas produksi dan jasa yang dibuat untuk kebutuhan
pelanggan. 
3.Ketiga, model kerajinan tradisional. 
4.Keempat, model perpaduan organik-mekanik. Merupakan model yang tepat untuk produksi dengan teknologi yang
kompleks dan pasar yang besar serta menekankan kepada efisiensi dan inovasi, kuantitas dan kualitas, serta jasa
maupun beragam pelanggan/klien dan produktivitas.
Lanjutan…

Dalam pandangan makro, salah satu isu utama dalam perusahaan adalah
masalah kepemilikan. Pilihan antara publik dan pribadi tergantung pada
bagaimana pola kepemilikan yang berbeda memengaruhi insentif untuk
mengantarkan kualitas non-kontrak ini. Konsep efisiensi di sini
dimaksudkan untuk menggabungkan sepenuhnya nilai kualitas sosial. Ada
dua jenis insentif investasi. Untuk mengurangi biaya dan untuk
memperbaiki kualitas atau membuat inovasi.
Tata Kelola Perusahaan
dan Restrukturisasi
Korporasi
Tata Kelola Perusahaan dan Restrukturisasi Korporasi
 Dalam pendekatan ekonomi biaya transaksi, perusahaan dilihat sebagai struktur tata kelola, menggantikan
pandangan aliran neoklasik yang menempatkan perusahaan sebagai fungsi produksi.
 Kuantitas input terspesifikasi didalam pendektaan aliran neoklasik, yakni kuantitas input ditentukan oleh teknologi
yang merupakan faktor eksogen dari proses produksi.
 Sedangkan dalam pendekatan ekonomi biaya transaksi, stok input dipengaruhi perilaku para pemilik modal.
 Terdapat tiga faktor yang terlibat dalam tata kelola perusahaan yaitu;
a. independensi direksi
b. kepemilikan lembaga,
c. dan kehadiran pemegang saham mayoritas.
Ketiga faktor tersebut dilihat sebagai variabel kunci yang akan memengaruhi implementasi tata kelola korporasi.
Sementara itu, isu tata kelola korporasi sendiri muncul dalam organisasi bilamana dua kondisi muncul. Pertama,
ada masalah tentang agensi; mungkin pemilik, manajer, pekerja, atau konsumen. Kedua, biaya transaksi, yakni bila
masalah agensi ini tidak lengkap, struktur tata kelola tidak akan memiliki peran. Di dalam konteks tata kelola
korporasi, salah satu isu penting adalah mekanisme untuk mengontrol manajemen.
Ada beberapa mekanisme untuk mengontrol manajemen yang
terdapat dalam tata kelola korporasi:

1. Model komisaris: pemegang saham memilih komisaris bertidak mewakili kepentingan mereka, dan badan ini
sebaliknya memonitor manajemen puncak dan meratifikasi keputusan penting. Dalam kasus yang ektrim, badan
ini juga terdiri dari eksekutif dan direktur non-eksekutif yang orang luar.
2. Model perjuangan perwakilan: tentu saja, jika kinerja anggota komisaris cukup buruk maka pemegang saham
dapat menggantikannya.
3. Model pemegang saham besar: pemegang saham kecil memiliki sedikit insetif untuk memonitor manajemen
atau meluncurkan model perjuangan perwakilan.
4. Model pengambilalihan paksa: pengambilalihan paksa pada prinsipnya merupakan mekanisme yang jauh lebih
kuat untuk mendisiplinkan manajemen, karena model ini memungkinkan seseorang yang berhasil
mengidentifikasi kinerja perusahaan kurang baaik bakal mendapatkan penghargaan yang besar.
5. Model struktur keuangan: sumber disiplin lain yang penting bagi manajer adalah adanya insentif yang diberikan
melalui struktur keuangan korporasi, khususnya pilihan perusahaan dalm melakukan utang.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai