MIOMA UTERI
Pembimbing : Pendamping :
dr. Riskhan Virnia, Sp.OG dr. Hj. Nanie Rusanty, M.Kes
dr. Andari Mayasari, M.Si
IDENTITAS PASIEN
. Nama : Ny.K
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BAB II Alamat : Bengkalis
LAPORAN KASUS Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Masuk RS : 16 Desember 2020
Pulang : 24 Desember 2020
No RM : 001xxx
KELUHAN
HAID TERUS MENERUS SELAMA 15 HARI SMRS
UTAMA
Kawin : 1 kali
Riwayat Perkawinan Umur Kawin : 20 tahun
Lama kawin : 26 tahun
Riwayat Kehamilan
(G2P2A0)
Vital Sign
TD : 158/89 mmHg
HR : 92 x/i
RR : 20 x/I
T : 36,7 c
Kepala
Mata : Konjungtiva Palbebra Anemis (+/+)
Bibir : Pucat
STATUS GINEKOLOGI
ABDOMEN
Inspeksi : Tidak ada tanda peradangan (-)
Palpasi : Teraba massa padat , kenyal , permukaan licin , mobile pada perut
bagian bawah
PEMERIKSAAN INSPEKULO
Portio tampak normal, tampak licin, erosi (-), lividae (-), Ø OUE (-), fluor albus (-),
perdarahan tidak aktif , massa (-), peradangan (-).
• Pasien dalam posisi supine dengan anastesi spinal. Dilakukan asepsis antiseptik
pada lapangan operasi.
• Dilakukan insisi mediana 10 cm, dinding abdomen dibuka lapis demi lapis.
• Didapatkan cairan peritoneum dalam cavum abdomen, dibersihkan dilanjutkan
penelusuran pada uterus terdapat uterus membesar seukuran 10 mgg
• Diputuskan untuk dilakukan Histerektomi totalis, ovarium dan tuba kiri dalam
batas normal
• Perdarahan dirawat
• Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
• Peritonium dijahit jelujur dengan benang Plain No 2.0
• Otot dijahit jelujur dengan benang Plain No. 2.0
• Fasia dijahit jelujur dengan benang VGA No.1
• Subkutis dijahit terputus dengan benang Plain No 2.0
• Kutis dijahit subkutikuler dengan dengan benang VGA No 3.0
• Luka operasi ditutup dengan oppsite. Perdarahan aktif (-)
• Keadaan umum ibu baik.
• IVFD RL 20 gtt/i
INSTRUKSI • Drip Metronidazole 500 mg/iv
POST-OP • Inj. Kalnex 1 amp/iv
• Inj. Ranitidine 1 amp/iv
• Inj. Dexketoprofen 1 amp/iv
Follow Up Pasien (16 Desember 2020 )
O:
KU: sedang
Kes : CM
TD : 158/89 mmHg
Nadi : 92 x/m
RR : 20x/m
T : 36,7 oC
Mata : konjungtiva palpebral anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Abd : Teraba massa padat , kenyal , permukaan licin , mobile pada perut bagian bawah
Ektremitas : hangat, CRT < 2”
Status Ginekologi : P/V (+) minimal
P : - IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Kalnex 1 amp/8 jam
- Amlodipin 1x10 mg
- Tranfusi PRC 1 kolf (Premed : Dexamethasone 0,5 mg)
R/ Inj.Furosemide ½ amp setelah tranfusi
Follow Up Pasien H-2
O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 20x/m
T : 36,0oC
Mata : konjungtiva palpebral anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Dada : simetris, SP : Vesikuler, Rh : (-/-), Wh : (-/-)
Abd : Teraba massa padat , kenyal , permukaan licin , mobile pada perut bagian bawah
Ektremitas : hangat, CRT < 2”
Status Ginekologi : P/V (-)
O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 76 x/m
RR : 20x/m
T : 36,3oC
A : - Mioma Uteri+HHD
P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Amlodipine 1x10 mg
- Ambroxol 3x30 mg
- Tranfusi PRC 1 kolf Hb post tranfusi : 10,2 mg/dl
- Inj.Furosemide ½ ampul
R/ Konsul department Anestesi untuk rencana operasi Histerectomy
Nebul Combivent+Pulmicort sebelum diantar ke ruang OK
Follow Up Pasien H-4
S : Nyeri perut bag bawah (-), Pusing (+) , Mual (+) , Menggigil (+)
Batal operasi karna tensi tinggi.
O:
KU: sedang
Kes : CM
TD : 180/90 mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 20x/m
T : 36,2 oC
P : - IVFD RL 20 gtt/i
Amlodipin 1x10 mg
Ramipril 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1 mg
Inj.Ondancentron 1 amp (extra)
Inj. Ranitidine 1 amp (extra)
Inj.PCT 1 gr (extra)
R/ Operasi histerektomi setelah pasien stabil
Follow Up Pasien H-5
S : Nyeri perut bag bawah (-), Pusing (-) , Mual (-) , Menggigil (-)
O:
KU: sedang
Kes : CM
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 20x/m
T : 36,5oC
P : - IVFD RL 20 gtt/i
Amlodipin 1x10 mg
Ramipril 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1 mg
Follow Up Pasien H-6
MIOMA MIOMA
INTRAMURAL SUBSEROSA
(54%) ( 48%)
MIOMA MIOMA
SUBMUKOSA INTRALIGAMENTER
(6,1%) (4,4 %)
Nyeri Efek penekanan
Perdarahan
GEJALA KLINIS Degenerasi
abnormal
ganas
A.ANAMNESA
B.PEMERIKSAAN
FISIK
C.PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- LABORATORIUM
- IMAGING
TATALAKSANA
Tindakan Operatif
Pasien perempuan, usia 46 tahun datang Diagnosis mioma uteri didasarkan pada manifestasi klinis ,
pemeriksaan fisik dan penunjang, pada anamnesa didapatkan
dengan keluhan perdarahan pervaginam
keluhan perdarahan pervaginam yang panjang dan nyeri sesuai
lebih dari 15 hari , darah berwarna merah dengan manifestasi mioma uteri :
tua seperti darah haid dan terdapat gumpalan
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut A. Perdarahan Abnormal
bagian bawah kanan menjalar hingga ke Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah
pinggang dan terasa mulas hipermenore, menoraghi dan dapat juga terjadi metroragia
Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini
masih menjadi perdebatan. Beberapa pendapat menjelaskan
bahwa terjadinya perdarahan abnormal ini disebabkan oleh
abnormalitas dari endometrium
B. Nyeri perut
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul
karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma
KASUS TEORI
KASUS
TEORI
Pada pemeriksaan penunjang Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia
laboratorium dijumpai Hb pasien yang akibat perdarahan uterus yang berlebihan dan
rendah (5,1) dan dilakukan transfuse kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium
PRC 5 bag untuk mengkoreksi Hb yang perlu dilakukan adalah darah lengkap (DL)
terutama untuk mencari kadar Hb.
KASUS TEORI
Pada pasien dilakukan tindakan Indikasi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri
adalah Perdarahan pervaginam abnormal yang memberat,
operatif , pada saat operasi dijumpai Ukuran tumor yang besar , ada kecurigaan perubahan ke arah
uterus membesar seukuran 10 minggu keganasan terutama jika pertambahan ukuran tumor setelah
menopause , retensio urin , tumor yang menghalangi proses
dan diputuskan untuk melakukan Total persalinan, adanya torsi.
Abdominal Histerectomy
Total abdominal Histerectomi dipilih karma dengan
melakukan STAH akan menyisakan serviks, dimana
kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat
terjadi. Kemungkinan lebih besar pada usia diatas
40 tahun.
KESIMPULAN