Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN KASUS

MIOMA UTERI

Pembimbing : Pendamping :
dr. Riskhan Virnia, Sp.OG dr. Hj. Nanie Rusanty, M.Kes
dr. Andari Mayasari, M.Si

dr. Siska Dwi Febriani

PROGRAM DOKTER INTERNSIP


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH
KABUPATEN BENGKALIS
2020/2021
BAB I
LATAR
BELAKANG
Kesehatan reproduksi wanita memberikan pengaruh
yang besar dan berperan penting terhadap
kelanjutan generasi penerus bangsa

Mioma Uteri adalah tumor jinak ginekologi yang paling sering


dijumpai , ditermukan satu dari empat usia reproduksi aktif .

Diperkirakan insiden mioma uteri sekitar 20%-30% dari seluruh wanita.


Proporsi mioma uteri di Indonesia 2,39 – 11,7% dari semua penderita
ginekologi yang dirawat
Place Your Picture Here And Send To Back

IDENTITAS PASIEN

. Nama : Ny.K
Umur : 46 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
BAB II Alamat : Bengkalis
LAPORAN KASUS Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Masuk RS : 16 Desember 2020
Pulang : 24 Desember 2020
No RM : 001xxx
KELUHAN
HAID TERUS MENERUS SELAMA 15 HARI SMRS
UTAMA

Riwayat Penyakit Keluar darah dar jalan lahir selama


Sekrang kurang lebih 15 hari, Darah berwara
merah tua, gumpalan (+) , ganti
pembalut 4-5 kali perhari. Nyeri perut
menjalar ke pinggang , Lemas (+) ,
pusing berputar (+) dan pandangan
mata terkadang buram (+)
Riwayat Penyakit
Tidak ada
Terdahulu dan
Keluarga

• Umur menarche : 10 tahun


• Siklus Haid : Teratur,28 hari
Riwayat Menstruasi
• Lama haid : 7 hari
• Haid Terahir : 28 november 2020

 Kawin : 1 kali
Riwayat Perkawinan  Umur Kawin : 20 tahun
 Lama kawin : 26 tahun
Riwayat Kehamilan
(G2P2A0)

No Tanggal Tempat Umur Jenis Penolong BB


Partus Partus Hamil partus lahir

1. 09/03/1994 Rumah Aterm Normal Bidan 2800

2. 15/09/2000 Rumah Aterm Normal Bidan 3100

 Riwayat KB : KB suntik 3 bulan


 Riwaya Sosial : Ibu Rumah Tangga , memiliki 2 anak, berobat
dengan BPJS Kesehatan
PEMERIKSAAN FISIK
KU : Tampak sedang sakit
GCS : 15
Status Gizi: BMI = 26,9 (Pra-Obesitas)

Vital Sign
TD : 158/89 mmHg
HR : 92 x/i
RR : 20 x/I
T : 36,7 c

Kepala
Mata : Konjungtiva Palbebra Anemis (+/+)
Bibir : Pucat
STATUS GINEKOLOGI
 ABDOMEN
Inspeksi : Tidak ada tanda peradangan (-)
Palpasi : Teraba massa padat , kenyal , permukaan licin , mobile pada perut
bagian bawah

 PEMERIKSAAN INSPEKULO
Portio tampak normal, tampak licin, erosi (-), lividae (-), Ø OUE (-), fluor albus (-),
perdarahan tidak aktif , massa (-), peradangan (-).

 PEMERIKSAAN DALAM (VT)


Vulva/uretra tidak ada kelainan, dinding vagina dalam batas normal, portio licin,
kenyal , Ø (-) , nyeri goyang (-) , parametrium kanan-kiri tidak teraba massa ,
nyeri (-) adneksa & cavum douglas nyeri (-)
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
 Hb : 5,1 gr% Urine
 Leu : 7400/mm3  Warna : Kuning
 Basofil: 0 %  PH : 7,0
 Eosinofil : 0 %  Protein : +1
 Staf : 4 %  Eritrosit : 10-13 lpb
 Segment : 57 %  Leukosit : 1-2 lbp
 Limfosit : 33 %
 Monosit : 6 %  HbSAg : Negatif
 Trombosit : 360.000/mm3  Rapid test : Negatif
 Hematokrit : 18,9 %  HIV kualitatif: Negatif
 CT : 4 menit
 BT : 2 menit
 Gol darah : B+
Kesan :
- Mengarah gambaran bronchitis
- Cardiomegali
RESUME
Wanita , 46 tahun datang ke IGD RS datang dengan keluhan
keluar darah dari jalan lahir lebih dari 15 hari , darah berwarna
merah tua disertai gumpalan , nyeri perut (+) menjalar ke pinggang ,
lemas (+), pandangan terkadang kabur (+)
Pada pemeriksaan fisik didapati massa padat, kenyal , permukaan
licin , mobile pada perut bagian bawah , TD tinggi, mata anemis.
Pada pemeriksaan penunjang didapati Hb rendah (5,1) , foto thoraks
menunjukan kesan cardiomegali dan mengararah gambaran
brocnchitis, USG abdomen menunjukan adanya uterus membesar
dan kesan mioma uteri
DIAGNOSA Mioma Uteri dengan anemia + HHD
PRE-OP
– IVFD NaCl 0,9 % 12 gtt/I
– Inj.Kalnex 1 amp
PENATALAKSANAAN – Amlodipin 1x10 mg
– Bisoprolol 1x25 mg
– As Folat 1x1
– R/ Tranfusi PRC 5 bag
Operasi Histerektomi jika Pasien Stabil

Quo ad vitam : dubia ad bonam


PROGNOSIS Quo ad sanam : dubia ad bonam
Quo ad fungsionam : dubia ad bonam
LAPORAN OPERASI TAH

• Pasien dalam posisi supine dengan anastesi spinal. Dilakukan asepsis antiseptik
pada lapangan operasi.
• Dilakukan insisi mediana 10 cm, dinding abdomen dibuka lapis demi lapis.
• Didapatkan cairan peritoneum dalam cavum abdomen, dibersihkan dilanjutkan
penelusuran pada uterus terdapat uterus membesar seukuran 10 mgg
• Diputuskan untuk dilakukan Histerektomi totalis, ovarium dan tuba kiri dalam
batas normal
• Perdarahan dirawat
• Dinding abdomen ditutup lapis demi lapis
• Peritonium dijahit jelujur dengan benang Plain No 2.0
• Otot dijahit jelujur dengan benang Plain No. 2.0
• Fasia dijahit jelujur dengan benang VGA No.1
• Subkutis dijahit terputus dengan benang Plain No 2.0
• Kutis dijahit subkutikuler dengan dengan benang VGA No 3.0
• Luka operasi ditutup dengan oppsite. Perdarahan aktif (-)
• Keadaan umum ibu baik.
• IVFD RL 20 gtt/i
INSTRUKSI • Drip Metronidazole 500 mg/iv
POST-OP • Inj. Kalnex 1 amp/iv
• Inj. Ranitidine 1 amp/iv
• Inj. Dexketoprofen 1 amp/iv
Follow Up Pasien (16 Desember 2020 )

S : Nyeri perut bagian bawah, keluar darah dari jalan lahir

O:
KU: sedang
Kes : CM
TD : 158/89 mmHg
Nadi : 92 x/m
RR : 20x/m
T : 36,7 oC
Mata : konjungtiva palpebral anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Abd : Teraba massa padat , kenyal , permukaan licin , mobile pada perut bagian bawah
Ektremitas : hangat, CRT < 2”
Status Ginekologi : P/V (+) minimal

A : Mioma Uteri dengan Anemia + HHD

P : - IVFD RL 20 gtt/i
Inj. Kalnex 1 amp/8 jam
- Amlodipin 1x10 mg
- Tranfusi PRC 1 kolf (Premed : Dexamethasone 0,5 mg)
R/ Inj.Furosemide ½ amp setelah tranfusi
Follow Up Pasien H-2

S : Nyeri perut bagian bawah berkurang , batuk (+)

O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 140/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 20x/m
T : 36,0oC
Mata : konjungtiva palpebral anemis (+/+), sklera ikterik (-/-)
Dada : simetris, SP : Vesikuler, Rh : (-/-), Wh : (-/-)
Abd : Teraba massa padat , kenyal , permukaan licin , mobile pada perut bagian bawah
Ektremitas : hangat, CRT < 2”
Status Ginekologi : P/V (-)

A : Mioma Uteri dengan anemia + HHD

P:- IVFD RL 20 gtt/i


- Amlodipine 1x10 mg
- Ambroxol 3x30 mg
- Tranfusi PRC 2 kolf
Follow Up Pasien H-3

S : Nyeri Perut bag bawah (-)

O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 76 x/m
RR : 20x/m
T : 36,3oC

A : - Mioma Uteri+HHD

P : - IVFD RL 20 gtt/i
- Amlodipine 1x10 mg
- Ambroxol 3x30 mg
- Tranfusi PRC 1 kolf  Hb post tranfusi : 10,2 mg/dl
- Inj.Furosemide ½ ampul
R/ Konsul department Anestesi untuk rencana operasi Histerectomy
Nebul Combivent+Pulmicort sebelum diantar ke ruang OK
Follow Up Pasien H-4

S : Nyeri perut bag bawah (-), Pusing (+) , Mual (+) , Menggigil (+)
Batal operasi karna tensi tinggi.
O:
KU: sedang
Kes : CM
TD : 180/90 mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 20x/m
T : 36,2 oC

A : Mioma Uteri + HHD

P : - IVFD RL 20 gtt/i
Amlodipin 1x10 mg
Ramipril 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1 mg
Inj.Ondancentron 1 amp (extra)
Inj. Ranitidine 1 amp (extra)
Inj.PCT 1 gr (extra)
R/ Operasi histerektomi setelah pasien stabil
Follow Up Pasien H-5

S : Nyeri perut bag bawah (-), Pusing (-) , Mual (-) , Menggigil (-)

O:
KU: sedang
Kes : CM
TD : 150/90 mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 20x/m
T : 36,5oC

A : Mioma Uteri + HHD

P : - IVFD RL 20 gtt/i
Amlodipin 1x10 mg
Ramipril 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1 mg
Follow Up Pasien H-6

S : Tidak ada keluhan


O:
KU: Baik
Kes : CM
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 20x/m
T : 36,5oC
A : Mioma Uteri + HHD
P : - IVFD RL 20 gtt/i
Amlodipin 1x10 mg
Ramipril 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1 mg
R/ Rencana Operasi Histerectomi besok
-Persiapan PRC 400 cc
-Nebul Combivent+Pulmicort sebelum diantar ke OK
-Clobazam tab 1x1 P/O (malam)
Follow Up Pasien H-7

S : Nyeri luka bekas operasi (+) , kaki terasa kebas (+)


O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 128/80 mmHg
Nadi : 80 x/m
RR : 20x/m
T : 36,0oC
Lab Post Operasi :
Hb : 11,0 g/%
Leukosit : 12.300 rb/mm3
Trombosit : 178.000 rb/mm3
Hematokrit : 201.000 %
A : Post Histerectomy a/I Mioma Uteri H-1
P : - IVFD RL 20 gtt/I
- Drip Metronidazole 500 mg/iv
- Inj.Kalnex 1amp/8 jam
- Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
- Inj. Dexketoprofen 1 amp /12 jam
- Amlodipin 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1
Follow Up Pasien H-8

S : Nyeri luka bekas operasi berkurang


O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 134/85 mmHg
Nadi : 82 x/m
RR : 20x/m
T : 36,0oC
A : Post Histerectomy a/I Mioma Uteri H-2
P : - IVFD RL 20 gtt/I
- Drip Metronidazole 500 mg/iv
- Inj. Ranitidine 1 amp / 12 jam
- Amlodipin 1x10 mg
Ramipril 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1
Follow Up Pasien H-9

S : Tidak ada keluhan


O:
KU : Baik
Kes : CM
TD : 130/80 mmHg
Nadi : 84 x/m
RR : 22x/m
T : 36,3oC
Mata : konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
Dada : simetris, SP : Vesikuler, Rh : (-/-), Wh : (-/-)
Abd : Luka bekas operasi terbalut verban dengan baik, tanda peradangan (-)
Ektremitas : hangat, CRT < 2”
Status Ginekologi : P/V (-)
A : Post Histerectomy a/I Mioma Uteri H-3
P : - Cefadroxil 2x500 mg P/O
- As.Mefenamat 3x500 mg P/O
- Metronidazole 3x500 mg P/O
- Amlodipin 1x10 mg
- Bisoprolol 1x2,5 mg
- As.folat 1x1
- Ramipril 1x10 mg
- PBJ kontrol Poli
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Mioma uteri

Mioma uteri adalah neoplasma jinak yang berasal


dari lapisan otot uterus dan jaringan ikat yang
menumpangnya, sehingga dalam kepustakaan juga
dikenal istilah fibromioma, leiomioma, ataupun fibroid
PATOFISIOLOGI
Stimulasi Hormonal • reseptor estrogen+progestin pd mioma-
• konsentrasi estrogen besar mioma >>
• menopause mioma menyusut,HRT

Otot polos dan jaringan ikat tumbuh >>


KLASIFIKASI

MIOMA MIOMA
INTRAMURAL SUBSEROSA
(54%) ( 48%)

MIOMA MIOMA
SUBMUKOSA INTRALIGAMENTER
(6,1%) (4,4 %)
Nyeri Efek penekanan

Perdarahan
GEJALA KLINIS Degenerasi
abnormal
ganas

Anemia Torsi Infertilitas


DIAGNOSIS

A.ANAMNESA
B.PEMERIKSAAN
FISIK
C.PEMERIKSAAN
PENUNJANG
- LABORATORIUM
- IMAGING
TATALAKSANA
Tindakan Operatif

• Perdarahan pervaginam abnormal


yang memberat
• Ukuran tumor yang besar
• Ada kecurigaan perubahan ke arah MIOMEKTOMI
keganasan terutama jika
pertambahan ukuran tumor setelah HISTEREKTOMI
menopause STAH/TAH
• Retensio urin
• Tumor yang menghalangi proses
persalinan
• Adanya torsi
PROGNOSIS

Prognosis mioma uteri ditentukan oleh jumlah,tipe


ukuran dan lokasi mioma. Tatalaksana dan
penanganan yang dipilih juga berpengaruh terhap
prognosis mioma uteri.
BAB IV
PEMBAHASAN
KASUS TEORI

Pasien perempuan, usia 46 tahun datang Diagnosis mioma uteri didasarkan pada manifestasi klinis ,
pemeriksaan fisik dan penunjang, pada anamnesa didapatkan
dengan keluhan perdarahan pervaginam
keluhan perdarahan pervaginam yang panjang dan nyeri sesuai
lebih dari 15 hari , darah berwarna merah dengan manifestasi mioma uteri :
tua seperti darah haid dan terdapat gumpalan
Pasien juga mengeluhkan nyeri perut A. Perdarahan Abnormal
bagian bawah kanan menjalar hingga ke Gangguan perdarahan yang terjadi umumnya adalah
pinggang dan terasa mulas hipermenore, menoraghi dan dapat juga terjadi metroragia
Mekanisme terjadinya perdarahan abnormal ini sampai saat ini
masih menjadi perdebatan. Beberapa pendapat menjelaskan
bahwa terjadinya perdarahan abnormal ini disebabkan oleh
abnormalitas dari endometrium

B. Nyeri perut
Rasa nyeri bukanlah gejala yang khas tetapi dapat timbul
karena gangguan sirkulasi darah pada sarang mioma
KASUS TEORI

Pada pemeriksaan fisik palpasi Pemeriksaan status lokalis dengan palpasi


abdomen. Mioma uteri dapat diduga dengan
abdomen dijumpai massa padat , pemeriksaan luar sebagai tumor yang keras, bentuk
kenyal, permukaan licin , dan yang tidak teratur, gerakan bebas, tidak sakit.
mobile

KASUS
TEORI

Pada pemeriksaan penunjang Akibat yang terjadi pada mioma uteri adalah anemia
laboratorium dijumpai Hb pasien yang akibat perdarahan uterus yang berlebihan dan
rendah (5,1) dan dilakukan transfuse kekurangan zat besi. Pemeriksaaan laboratorium
PRC 5 bag untuk mengkoreksi Hb yang perlu dilakukan adalah darah lengkap (DL)
terutama untuk mencari kadar Hb.
KASUS TEORI

Pada pasien dilakukan tindakan Indikasi operasi atau pembedahan pada penderita mioma uteri
adalah Perdarahan pervaginam abnormal yang memberat,
operatif , pada saat operasi dijumpai Ukuran tumor yang besar , ada kecurigaan perubahan ke arah
uterus membesar seukuran 10 minggu keganasan terutama jika pertambahan ukuran tumor setelah
menopause , retensio urin , tumor yang menghalangi proses
dan diputuskan untuk melakukan Total persalinan, adanya torsi.
Abdominal Histerectomy
Total abdominal Histerectomi dipilih karma dengan
melakukan STAH akan menyisakan serviks, dimana
kemungkinan timbulnya karsinoma serviks dapat
terjadi. Kemungkinan lebih besar pada usia diatas
40 tahun.
KESIMPULAN

Diagnosis mioma uteri pada pasien ini diteggakkan


berdasarkan ananmesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang yang dilakukan. Dilakukan tindakan operasi
histerectomi pada pasien dikarenakan perdarahan uterus
berlebihan.
Pada saat operasi didapati uterus membesar ukuran 10
minggu dan diputuskan melakukan Total Abdominal
Histerectomy dengan mempertimbangkan usia pasien dan
resiko terjadinya karsinoma serviks.Secara keseluruhan
pasien sudah ditatalaksana sesuai teori .
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai