Anda di halaman 1dari 30

MENINGITIS DODY PRASETIA

INDRI YULIANTI

Pembimbing:
dr. Hendy Gunawan, Sp.S

KEPANITERAAN KLINIK SMF NEUROLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON / RSUD WALED
2020
Meningitis
Peradangan pada selaput otak atau meningen

Meningitis tuberculosis

Meningitis bakterialis
Macam-macam
meningitis Meningitis viral

Meningitis kriptokokus
Meningitis tuberkulosis (MTB) adalah peradangan pada selaput ota
Meningitis
Tuberculosis k atau meningen oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.
(MTB) Meningitis tuberculosis terjadi akibat komplikasi tuberkulosis

primer dan merupakan bentuk infeksi tuberkulosis yang paling berat


serta paling banyak menyebabkan kematian.

MENINGITIS
Patofisiologi Meningitis Tuberculosis

Tahap 1

M. tuberculosis Sampai Alveolus Bereplikasi Menyebar


masuk melalui di fagosit memembentuk melalui saluran
inhalasi droplet makrofag fokus primer limfe

Tuberkel
menyebar ke Kompleks
bakteremia
Membentuk organ lain primer
fokus rich temasuk otak
dan meningen
Patofisiologi Meningitis Tuberculosis

Tahap 2

Fokus rich pecah


Reaksi radang di Meningitis
ke ruang
banyak tempat tuberculosis
subarachnoid
Kriteria British Medical Research Council (BMRC) untuk
stadium meningitis TB

Stadium Kriteria
I Gejala atau tanda meningitis tanpa penurunan kesadaran
atau defisit neurologis yang lain. Gejala yang sering
didapatkan adalah nyeri kepala, fotofobia, dan kaku
kuduk.
II Didapatkan penurunan kesadaran ringan dan atau defisit
neurologi fokal
III Stupor atau koma dengan hemiplegi atau paraplegia
Penegakkan diagnosis Meningitis TB

Anamnesis
Gejala klasik meningitis adalah panas badan yang tidak terlalu
tinggi, disertai nyeri kepala yang bersifat menetap. Gejala lanjut dapat
berupa penurunan kesadaran, tanda neurologi fokal seperti hemiparese, dan kejang
Pemeriksaan fisik
Fase awal: demam dan kaku kuduk
Fase lanjut (stadium II dan III): penurunan kesadaran, hemiparese, parese saraf otak
(ptosis, parese gerak mata, parese otot wajah) dan refleks patologi (+)
Pemeriksaan penunjang:
Diperlukan pemeriksaan cairan serebrospinal, Ro thorax dan CT
scan kepala kontras
Penatalaksanaan
Umum: Suportif
khusus:
Nama obat Dosis

Isoniazid 2 bulan pertama: 5 mg/kg po (maksimum


450 mg) plus 7 bulan: 450 mg po
Rifampicin 2 bulan pertama 20 mg/kg po (900 mg)
plus 7 bulan: 600 mg po

Pirazinamid 2 bulan pertama: 20 mg/kg po (maksimum


1,2 g/hari)
Etambutol 2 bulan pertama: 20 mg/kg po (maksimum

1,2 g/hari)
Meningitis Bakterialis

Meningitis bakterialis adalah peradangan pada selaput otak (meningens) yang


disebabkan infeksi bakteri

Neonatus 1 bulan – 5 tahun  5 Tahun


Streptococcus group B Neisseria meningitidis Neisseria meningitidis
Etiologi Haemolyticus Streptococus pneumonia Streptococus pneumonia
meningitis Escherchia coli Haemofilus influenza type Haemofilus influenza type B
bakterilis B
Listeria monocytogenes Escherchia coli
Enterobacter I monocytogenes
Bakteri dapat mencapai sistem saraf pusat melalui empat cara

Infeksi dari fokus lain menyebar


hematogen secara hematogen langsung ke SSP

Infeksi meluas secara langsung dari


Patogenesis Perikontinuitatum lokasi yang berdekatan dengan SSP,
Meningitis seperti dari sinus paranasalm mastoid, sinus
cavernosus, atau OMSK.
Bakterialis
Implantasi Terjadi infeksi langsung ke SSP seperti fraktur
langsung terbuka pada trauma kepala, Iatrogenik pada
tindakan fungsi lumbal, atau prosedur bedah.

Neonatus mengalami infeksi yang berasal dari


Meningitis
aspirasi amnion, kuman pada jalan lahir, atau
Neonatus
infeksi transplasenta
Patogenesis meningitis bakterialis
Anamnesis
• Demam
• Nyeri kepala
Penegakkan • Fotofobia
diagnosis • Penurunan kesadaran
meningitis • Kejang
• Kelemahan 1 sisi
bakterialis • Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus: nyeri
kepala berat, muntah-muntah, kejang.
• Pada orang dewasa biasanya diawali dengan infeksi saluran
pernapasan atas yang ditandai dengan demam dan keluhan-keluhan
pernapasan, kemudian diikuti gejala-gejala SSP.
Pemeriksaan Fisik
Penegakkan • Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan fisik menyeluruh.
• Pemeriksaan neurologis: pemeriksaan GCS (penurunan kesadaran)
diagnosis pemeriksaan kaku kuduk positif, pemeriksaan kekuatan motorik
meningitis (hemiparesis).
bakterialis • Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus seperti papil
edema.
Penegakkan Pemeriksaan Penunjang
diagnosis • Darah lengkap, Kimia klinik
meningitis • Lumbal punksi (pleositosis dominan sel polimorfonuklear, peningkatan
bakterialis kadar protein, penurunan kadar glukosa, rasio glukosa LCS:
Darah < 0.4)
• EEG bila didapatkan kejang
• CT Scan kepala + kontras
Penatalaksanaan Meningitis Bakterialis
Penatalaksanaan meningitis bakterialis

- Pengobatan suportif
- Dexamethasone 0.15 mg/KgBB (10 mg pada dewasa) setiap 6 jam selama 2-4 hari.
Diberikan tpertama 30 menit sebelum diberikan antibiotika
Meningitis Viral

Penyebab yang paling umum


1. Enterovirus manusia non-polio (NPEV)
Meningitis virus adalah Coxsackievirus
Radang pada meningen Echovirus
yang disebabkan oleh Enterovirus
virus. Etiologi virus 2. Virus herpes simpleks (HSV)
bervariasi menurut usia HSV tipe 1
dan negara. HSV tipe 2
3. Limfositik Choriomeningitis Virus (LCMV)
4. Mumps virus
Patogenesis Meningitis Viral
 Patogen virus dapat menyebabkan infeksi pada sel endotel vaskular serebral,
yang memungkinkan perjalanan langsung melintasi sawar darah otak (BBB)
ke glia dan neuron yang berdekatan.

 Selain itu, beberapa mekanisme lain termasuk infeksi langsung pada epitel
pleksus koroid (misalnya virus mumps), sel hematopoietik yang terinfeksi
virus diangkut ke SSP melalui darah langsung. Di jaringan limfoid atau
kerusakan yang diinduksi dari BBB.
Gejala bersifat umum: Diagnosis meningitis virus terletak
- Demam pada pemeriksaan pleositosis CSF
Penegakkan - Nyeri kepala dengan fungsi Lumbal :
- Fotofobia - leukosit polimorfonuklear (PMN)
diagnosis kadang-kadang mendominasi
meningitis Gejala konstitusional: diantara CSF
viral - Lemas - Peningkatan konsentrasi protein
- Mialgia - Penurunan glukosa
- Anoreksia
- Mual, muntah
 Infeksi Enterovirus Non-polio (NPEV) - Terapi suportif karena
TATALAKSANA
pleconaril tidak disetujui FDA dan tidak menunjukkan kemanjuran
MENINGITIS
VIRAL  Herpes simpleks (HSV) dan virus varicella zoster (VZV) - Terapi
suportif sehubungan dengan kursus singkat (7-10 hari) asiklovir di
10 mg / kg intravena setiap 8 jam atau valasiklovir 1 g oral setiap 8 ja
m
 Mumps - Terapi suportif sehubungan dengan kepatuhan pada jadwal
TATALAKSANA
imunisasi yang direkomendasikan oleh Advisory Committee on
MENINGITIS
VIRAL Immunization Practices (ACIP).
Meningitis Kriptokokus

Meningitis kriptokokus adalah infeksi Cryptococcus neoformans pada


jaringan otak dan ruang subaraknoid. Infeksi ini secara luas ditemukan di
dunia dan umumnya dialami oleh penderita dengan sistem imun yang
rendah, seperti penderita human immunodeficiency virus/acquired
immunodeficiency syndrome (HIV/AIDS).
Patogenesis Meningitis Kriptokokus

Inhalasi Membantu C Melindungi patogen


Kapsul polisakarida
basidiospora .neoformans dari fagositosis dan
menghindar dari Pengahancuran oleh
respon imun Neutrofil, monosit
Dan makrofag.
Kolonisasi
Faktor
Pada saluran
Virulensi
napas Melanin menimbulkan daya
tahan jamur selama proses
infeksi
Infeksi oleh melanin (melindungi jamur dari
reactive oxygen species dan
C.Neoformans
sebagai antioksidan)
PEMERIKSAAN
ANAMNESIS
FISIK

• Gejala prodromal 2-4 minggu • Penurunan Kesadaran


• Demam dan sakit kepala • Tanda rangsal meningeal
PENEGAKKAN • Tanda klasik meningitis tidak • Tanda peningkatan
DIAGNOSIS selalu dijumpai tekanan Intrakranial
• Tanda peningkatan TIK(+) • Demam
• Gangguan kognitif
• Kejang
• Keluhan defisit neurologi
fokal
• Defisit neurologis fokal
Kriteria Diagnosis : pemeriksaan LCS didapatkan Kriptokokus
pada pengecatan Tinta India atau Kultur didapatkan C.Neofarm
PENEGAKKAN
DIAGNOSIS Pemeriksaan Penunjang:
- Lumbal Pungsi dengan dilakukan pemeriksaan LCS tinta
India dan kultur
- CT Brain dengan kontras sebelum dilakukan drainase lumbar
Tatalaksana

Umum
Ditujukan terhadap fungsi vital paru-paru, jantung, ginjal, keseimbangan elektrolit dan
cairan, gizi, higiene.
Khusus
pengobatan kausatif, pencegahan dan pengobatan Komplikasi
Farmakologi
- Simptomatik : obat demam, nyeri kepala
farmakologi

- Minggu 1-2 (induksi):


Ampoterisin B 0,7-1 mg/KgBB/hari dalam infus Dekstrose 5% dan diberikan 4-6
jam + Flukonazole 800mg/hari (PO) Atau Fluconazole 800-1200mg/hari (PO)
selama 2 minggu
- Minggu 3-10 (Konsolidasi): Flukonazole 800mg/hari(PO)
Perbandingan karakter CSS pada jenis meningitis yang berbeda
Daftar pustaka

• Ikatan Alumni Spesialis Saraf Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran. Neurokokomunitas P


erspektif dari Dua Sudut Pandang. Cetakan ke-1. Bandung: UNPAD PRESS; 2019.
• Moh Hasan, Kurniawan, Kurniawan, Suharjanti, Pinjon. PANDUAN PRAKTIK KLINIS
NEUROLOGI. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) ; 2016
• Desiekawati, Efrida. Kriptokokal meningitis: Aspek klinis dan diagnosis laboratorium. Jurnal
Kesehatan Andalas: Bagian Patologi Klinik Fakultas Kedokteran Universitas Andalas .
Padang; 2012.
• Christanto, et al. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi IV. Jakarta : Media Aesculapius ; 2014
• Meisadona G, Soebroto AD, Estiasari R. Diagnosis dan Tatalaksana Meningitis Bakterialis. CD
K-224/vol.42 N0.1. Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universtas Indonesia. Jakarta;
2016.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai