Anda di halaman 1dari 21

Bab 1

Sejarah dan Hakikat Hukum


Dagang

Perbuatan Perniagaan
• Jawab Yesus: "Apakah sebabnya
engkau bertanya kepada-Ku tentang
apa yang baik? Hanya Satu yang baik.
Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke
dalam
hidup, turutilah segala perintah Allah
.“
Matius 19:17
Pengertian-pengertian Hukum Dagang

• Hukum yang mengatur tingkah


laku manusia yang turut
melakukan perdagangan dalam
usahanya memperoleh
keuntungan, atau hukum yang
mengatur hubungan hukum antara
manusia-manusia dan badan-
badan hukum satu sama lainnya
dalam lapangan perdaganan
( Prof. C.S.T Kansil S.H)
Sejarah Hukum Dagang
Sejarah Hukum Dagang
• Dimulai dengan Undang-undang
Romawi yang disebut Corpus Iuris
Civilis

• Ketika daerah-daerah jajahan


Romawi di Eropa memiliki kasus-
kasus yang tidak bisa diatasi
dengan Corpus Juris Civils maka
diatasi melalui pengadilan-
pengadilan lokal
• Pada abad 17, Jean Baptiste Colbert
(Menteri Keuangan Prancis) membuat
suatu aturan yang disebut Ordonance
Du Commerce untuk mengatur
golongan para pedagang
• Kemudia disusul dengan Ordonance
De la Marine untuk mengatur hukum
perdagangan laut.
• Kemudian pada tahun 1807 dibuatlah
Code Civil Des Français untuk
mengatur urusan perdata, dan Code
de Commerce yang mengatur urusan
dagang.
• Dan pada tahun yang sama Code Civil
dan Code de Commerce dinyatakan
berlaku juga di Belanda.
• Pada tahun 1838 Belanda akhirnya mensahkan hukum
sipil yang disebut Burgerlijk Wetboek dan hukum
dagang yang disebut Wetboek van Koophandel yang
masih mengacu kepada hukum Prancis, dan
menerapkannya di Indonesia dengan tiga pembagian:
1. Untuk golongan Eropa berlaku hukum Eropa yang
diselaraskan dengan hukum perdata dan hukum
dagang di negeri Belanda berdasarkan azas
Konkordansi
2. Untuk golongan bumi putera berlaku hukum adat.
3. Untuk golongan timur asing (Arab, Cina, India, dll)
berlaku hukum masing-masing dengan CATATAN tetap
tunduk kepada hukum Belanda, baik secara
keseluruhan atau beberapa tindakan hukum tertentu
• Yudisium
• Yurisdiksi
• Gymnasium
• Novum
• Visum et repertum
• Status Quo
• Ad hoc/Interim
• Ultra

dll
• Azas Konkordansi : Asas konkordansi
adalah asas keselarasan yakni
maksudnya hukum yang ada di indonesia
sebelumnya diselaraskan dengan hukum
yang ada di belanda
• (juncto:dihubungkan)
Peralihan Hukum Indonesia
• Berdasarkan pasal II Aturan Peralihan
Undang-Undang Dasar 1945 Jo. Pasal 1
Aturan Peralihan Undang-Undang Dasar
1945 amandement ke 4:
"setiap peraturan perundang-undangan
pada zaman penjajahan masih tetap
berlaku selama tidak bertentangan dengan
semangat dan cita-cita Bangsa Indonesia,
sehingga hukum Belanda disesuaikan
dengan keadaan-keadaan di Indonesia"
Kedudukan hukum Dagang dalam
hukum Perdata
• Hukum Pidana merupakan bagian dari hukum
publik. Hukum pidana terbagi menjadi dua bagian,
yaitu hukum pidana materiil dan hukum pidana
formil. Hukum pidana materiil mengatur tentang
penentuan tindak pidana, pelaku tindak pidana,
dan pidana (sanksi). Di Indonesia, pengaturan
hukum pidana materiil diatur dalam kitab undang-
undang hukum pidana (KUHP). Hukum pidana
formil mengatur tentang pelaksanaan hukum
pidana materiil. Di Indonesia, pengaturan hukum
pidana formil telah disahkan dengan UU nomor 8
tahun 1981 tentang hukum acara pidana (KUHAP)
Kedudukan hukum Dagang dalam
hukum Perdata
• Hukum Perdata disebut pula hukum privat atau hukum sipil
sebagai lawan dari hukum publik. Jika hukum publik
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan negara serta
kepentingan umum (misalnya politik dan pemilu (hukum tata
negara), kegiatan pemerintahan sehari-hari (hukum
administrasi atau tata usaha negara), kejahatan (hukum
pidana), maka hukum perdata mengatur hubungan antara
penduduk atau warga negara sehari-hari, seperti misalnya
kedewasaan seseorang, perkawinan, perceraian, kematian,
pewarisan, harta benda, kegiatan usaha dan tindakan-
tindakan yang bersifat perdata lainnya.
Hukum Perdata
1. Hukum perseorangan (persoonenrecht)
2. Hukum keluarga (familierecht) yang terdiri
dari hukum perkawinan dan hubungan
keluarga
3. Hukum warisan
4. Hukum harta kekayaan (vermogenrecht)
yang terdiri dari hukum kebendaan
(zakenrecht) dan hukum perikatan
(verbintenissen-recht)
Perbedaan Hukum Pidana VS Perdata
1. Dari segi isi, Perdata mengatur antar warga, Pidana
mengatur antara warga dan Negaranya.
2. Dari segi pelaksanaan, untuk kasus Perdata, baru
akan ada pengadilan apabila ada pengaduan dari
warga yang merasa dirugikan, sedangkan Pidana tidak
selalu perlu pengaduan untuk aparat bertindak (kecuali
pemerkosaan, penipuan, dll)
3. Dari segi Penafsiran, hukum Perdata bisa memiliki
berbagai penafsiran, sedangkan hukum Pidana hanya
ditafsirkan sesuai apa yang tertulis (otentik)
Referensi CST Kansil pengantar ilmu Hukum
Kedudukan hukum Dagang dalam
hukum Perdata
• Hukum Dagang Secara filosofis memiliki tujuan
untuk mengatur segala perbuatan hukum
transaksional dalam kegiatan perdagangan yang
dilakukan oleh pedagang.
• Subjek hukum dagang : Pedagang (individu atau
badan hukum)
• Objek hukum dagang : setiap perbuatan hukum
yang berhubungan dengan perdagangan.
• Tidak dapat dipisahkan dari Hukum Perdata
• Di dalam hukum Perdata, hukum Dagang terdapat
dalam hukum harta kekayaan (vermogenrecht)
bidang hukum perikatan (verbintenissenrecht)
Kedudukan hukum Dagang dalam
hukum Perdata
• Tidak dapat dipisahkan dari Hukum Perdata.
• Lex specialis derogat legi generali berlaku dalam hukum
dagang dimana : hukum yang bersifat khusus (lex specialis)
mengesampingkan hukum yang bersifat umum (lex
generalis).
• Contohnya, dalam pasal 18 UUD 1945, gubernur, bupati,
dan wali kota harus dipilih secara demokratis. Aturan ini
bersifat umum (lex generalis). Pasal yang sama juga
menghormati pemerintahan daerah yang bersifat khusus
(lex specialis), sehingga keistimewaan daerah yang
gubernurnya tidak dipilih secara demokratis seperti Daerah
Istimewa Yogyakarta tetap dipertahankan
Kedudukan hukum Dagang dalam
hukum Perdata
• Lex specialis derogat legi generali :
• Apabila Kitab Undang undang Hukum
Dagang tidak mengatur, Kitab Undang
undang Perdata dapat diberlakukan
• Apabila Kitab Undang undang Hukum
Dagang dan Kitab Perdata mengatur, maka
yang dipakai adalah kitab hukum Dagang.
Sumber-sumber hukum Dagang
• Undang-undang no. 40 tahun 2007 tentang
Perseroan Terbatas
• Undang-undang no. 25 tahun 1992 tentang
perkoperasian
• Undang-undang no. 28 tahun 2004 tentang
yayasan
• hukum kebiasaan (kos dan ojeg)
• Putusan-putusan pengadilan yang telah memiliki
hukum tetap/yurisprudensi, namun ini hanya
sebagai acuan dan tidak mengikat di Indonesia
• Sumber perjajian, seperti World Trade
Organization
• dll.
Pengertian-pengertian Hukum Dagang
• Hukum yang mengatur tingkah laku manusia
yang turut melakukan perdagangan dalam
usahanya memperoleh keuntungan, atau
hukum yang mengatur hubungan hukum antara
manusia manusia dan badan badan hukum
satu sama lainnya dalam lapangan perdaganan
( Prof. C.S.T Kansil S.H)
• Hukum dagang merupakan kesatuan ketentuan
ketentuan yang berlaku terhadap seseorang
pedagan yang menjalankan suatu perusahaan,
ketentuan ketentuan manaterdapat dalam kitab
undang undang hukum dagang.
(R. Soerjatin)
Pengertian-pengertian Hukum Dagang
• Kesimpulan : Hukum Dagang adalah
himpunan peraturan-peraturan yang
mengatur seseorang dengan orang lain
dalam kegiatan perusahaan yang
terutama terdapat dalam kodifikasi kitab
undang undang Hukum Dagang dan
kitab Hukum Perdata, yang merupakan
kaidah yang mengatur tentang dunia
usaha atau bisnis dan lalu lintas
perdagangan.

Anda mungkin juga menyukai