Anda di halaman 1dari 97

Sari Kepustakaan dan Laporan Kasus

Mikrobiologi II
CORONAVIRUS DISEASE 2019
(COVID-19)

Oleh:
dr. Rizki Luly Ya Fatwa Pulungan
Pembimbing:
dr. Ricke Loesnihari, M.Ked (Clin-Path), Sp.PK (K)

Departemen Patologi Klinik FK USU /


RSUP H. Adam Malik
Medan
29/08/2020 2020 1
PENDAHULUAN
31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus
pneumonia misterius yang tidak diketahui
penyebabnya.

Pada tanggal 11 Februari 2020, World Health


Organization memberi nama virus baru tersebut
SARS-CoV-2 dan nama penyakitnya sebagai
Coronavirus Disease 2019 (COVID-19)
PENDAHULUAN
WHO melaporkan 61,8 juta kasus dan 1,4 juta
kematian secara global sejak awal pandemi. Dalam
seminggu terakhir, terdapat 4 juta kasus baru,
dengan lebih dari 69.000 kematian.

Dari data Kementerian Kesehatan Republik


Indonesia per 1 Desember 2020, pasien
terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus
pertama hingga saat ini berjumlah 543.975 kasus
dan 17.081 kematian secara kumulatif.
Penambahan pasien terkonfirmasi positif harian
sebanyak 5.092 kasus.
DEFINISI

COVID 19 (Coronavirus Disease) adalah suatu


penyakit yang disebabkan oleh strain baru
Coronavirus (SARS-CoV-2 = Severe Acute
Respiratory Syndrome Coronavirus 2). Penyakit
ini sebelumnya dikenal dengan 2019 novel
Coronavirus atau 2019nCOv.

4
ETIOLOGI
Coronavirus
• Ordo Nidovirales, family Coronaviridae,
genus betacoronavirus, subgenus
Sarbecovirus.
• International Committee on Taxonomy
of Viruses (ICTV) memberikan nama
penyebab COVID-19 sebagai SARS-CoV-2
• Positive-ssRNA, berkapsul, tidak
bersegmen, umumnya berbentuk bundar
dengan beberapa pleomorfik, dan
berdiameter 60-140 nm.
• 4 struktur protein utama : S,M, E,N
5
EPIDEMIOLOGI

WHO melaporkan 61,8 juta kasus dan 1,4 juta kematian secara global
sejak awal pandemi. Dalam seminggu terakhir, terdapat 4 juta kasus
baru, dengan lebih dari 69.000 kematian.
Dari data Kementerian Kesehatan Republik Indonesia per 1 Desember
2020, pasien terkonfirmasi positif yang tercatat sejak kasus pertama
hingga saat ini berjumlah 543.975 kasus dan 17.081 kematian secara
kumulatif. Penambahan pasien terkonfirmasi positif harian sebanyak
5.092 kasus.

6
TRANSMISI

Penularan dapat terjadi antar manusia, melalui percikan saat batuk


atau bersin (droplet), transmisi udara dimugkinkan dalam keadaan
khusus di mana prosedur atau perawatan suportif yang menghasilkan
aerosol. Ada dugaan kuat adanya transmisi fekal-oral.

SARS-Co-2 stabil pada bahan plastik dan stainless steel (>72 jam)
dibandingkan tembaga (4 jam) dan kardus (24 jam).

7
FAKTOR RESIKO
Mereka yang memiliki resiko tinggi terjadinya peyakit berat dan
kematian akibat COVID 19, antara lain :
• Usia >60 tahun (terutama di atas 85 tahun)
• Obesitas
• Hipertensi
• Diabetes
• Penyakit kardiovaskular
• Penyakit pernafasan kronis atau penyakit ginjal kronis
• Imunosupresi dari transplantasi solid organ
• Sickle cell disease.
Pada anak, kebanyakan gejala ringan, dan ada bukti yang
menyebutkan bahwa infeksi bisa bersifat asimptomatik pada semua
kelompok usia. 8
PATOGENESIS

9
GEJALA KLINIS
Gejala klinis Covid-19 dapat berupa demam, nyeri kepala, nyeri otot, gangguan
penciuman, penurunan pengecapan, nyeri tenggorokan, batuk, gangguan
pernafasan (kesulitan bernafas), mual, muntah dan nyeri perut.

Klasifikasi berdasarkan beratnya gejala:


1. Tanpa gejala
2. Ringan
3. Sedang/ Moderat
4. Berat/ Pneumonia Berat
5. Kritis
16
GEJALA PADA ORGAN
OTAK stroke, kejang, inflamasi otak

MATA konjungtivitis, inflamasi kornea

HIDUNG anosmia

KARDIOVASKULAR pembekuan darah dan vasokonstriksi pembuluh darah

HATI Peningkatan enzim hati

GINJAL AKI, proteinuria

NEUROLOGIS GBS, ensefalitis, kejang, halusinasi, gangguan kesadaran.

17
Pemeriksaan Penunjang
1. LABORATORIUM
SKRINING Hematologi :
Hitung limfosit absolut/absolute lypmphocyte count (ALC) <1500/uL)
Neutrophil lymphocyte ratio (NLR) > 3,13
CRP > 10 mg/L
Pemeriksaan molekuler (TCM, Real time PCR), atau
Rapid test antigen (bila pemeriksaan molekuler tidak tersedia)
DIAGNOSIS Hematologi :
Hitung limfosit absolut/absolute lypmphocyte count (ALC) <1500/uL)
Neutrophil lymphocyte ratio (NLR) > 3,13
CRP > 10 mg/L
Pemeriksaan molekuler (TCM, Real time PCR), atau
Kombinasi rapid test antibody dan PCR (konvensional/TCM/Real time PCR

18
Pemeriksaan Penunjang
…1. LABORATORIUM
PEMANTAUAN Hematologi :
Hemoglobin, jumlah leukosit, neutrophil, hitung limfosit absolut/ALC, neutrophil to
lymphocyte ratio (NLR), da jumlah trombosit
CRP (mg/L atau mg/dL), procalcitonin
Ferritin (acute phase reactant), AGDA, Elektrolit
 Pemeriksaan tambahan :
- Hemostasis : PT, aPTT, D-dimer
- Fungsi ginjal : ureum, kreatinin
- Fungsi hati : ALT, AST, LDH
- Pemeriksaan lainnya sesuai omorbid, missal glukosa darah untuk pasien DM
 PCR (konvensional, TCM, Real Time PCR)

SURVEILLANCE Pemeriksaan laboratorium : kombinasi rapid test antibody atau PCR


/CONTACT (konvensional/TCM/Real time RT-PCR)
TRACING
19
Pemeriksaan Penunjang
2. RADIOLOGIS
FOTO THORAKS Gambaran Pneumonia

CT THORAKS Gambaran Ground Glass Opacity (GGO)

20
Algoritme Tata Laksana Koagulasi pada COVID 19

21
Alur Manajemen Pasien COVID 19

22
Alur Manajemen Pasien COVID 19

23
Tata Laksana
COVID 19

24
LANGKAH PENGERJAAN
1. Persyaratan Sarana Prasarana : BSL Biosafety Laboratorium
Level) 2
2. APD : APD level 3
3. Preanalitik
a. Pengisian Formulir
b. Pemilihan Spesimen
c. Swab/VTM
d. Penyimpanan Spesime
e. Pengepakan dan Transportasi Spesimen
4. Analitik : Open/closed system
5. Pasca analitik
a. Pelaporan hasil
b. Interpretasi hasil
30
JENIS SPESIMEN
Nilai Persentase Positif dan Ct-value Berdasarkan Jenis Spesimen

31
PEMILIHAN SWAB
• Plastic applicator
• Flocked swab lebih baik
• Hindari penggunaan material organik
• Kualitas bahan swab mempengaruhi hasil PCR, sebaiknya yang disertifikasi FDA, CE, ISO

Jenis-jenis Swab untuk Spesimen SARS-Cov-2

32
WAKTU PENGAMBILAN SPESIMEN
Varisi Waktu Tes Diagnostik untuk Deteksi SARS-CoV-2

33
TATA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB
Spesimen Swab Nasofaring
• Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotika), dapat juga
digunakan VTM komersil yang siap pakai.

• Berikan label yang berisi nama pasien dan kode nomer spesimen. Jika label bernomer tidak tersedia maka
penamaan menggunakan marker/pulpen pada bagian berwarna putih di dinding cryotube. (Jangan
menggunakan media Hanks bila telah berubah warna menjadi kuning).

• Gunakan swab yang terbuat dari dakron/rayon steril dengan tangkai plastic atau jenis flocked swab
(tangkai lebih lentur). Lidi kapas steril tidak dianjurkan karena lidi dan kapas bersifat toksik terhadap
virus.

• Pastikan tidak ada obstruksi (hambatan pada lubang hidung).

• Masukkan secara perlahan swab ke dalam hidung, pastikan posisi swab pada septum bawah hidung, secara
perlahan-lahan ke bagian nasofaring.

• Swab kemudian dilakukan gerak memutar secara perlahan. Dengan swab yang sama, lakukan tindakan yang
sama pada lubang hidung yang lain, sehingga diperoleh spesimen swab nasofaring dari kedua lubang
hidung.
34
TATA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB
…Spesimen Swab Nasofaring
• Kemudian masukkan sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM.
• Dengan menggunakan gunting steril, putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar
cryotube dapat ditutup dengan rapat.
Untuk setiap pasien, gunting harus didisinfeksi terlebih dulu.
• Pastikan label kode spesimen sesuai dengan kode yang ada di formulir/kuesioner.
• Cryotube kemudian dililit parafilm. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus dalam tisu
bersih, dan masukkan ke dalam plastik klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka plastik klip
dibedakan/terpisah. Untuk menghindari kontaminasi silang.

35
TATA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB
Spesimen Swab Orofaring
• Persiapkan cryotube yang berisi 1,5 ml media transport virus (Hanks BSS + antibiotika), dapat
juga digunakan VTM komersil yang siap pakai.
• Berikan label yang berisi nama pasien dan kode nomer spesimen. Jika label bernomer tidak
tersedia maka penamaan menggunakan marker/pulpen pada bagian berwarna putih di dinding
cryotube. (Jangan menggunakan media Hanks bila telah berubah warna menjadi kuning).
• Gunakan swab yang terbuat dari dakron/rayon steril dengan tangkai plastic atau jenis flocked
swab (tangkai lebih lentur). Jangan menggunakan swab kapas atau swab yang mengandung
calcium alginat atau swab kapas dengan tangkai kayu, karena mungkin mengandung substansi
yang dapat menghambat menginaktifasi virus dan dapat menghambat proses pemeriksaan
secara molekuler.
• Lakukan swab pada lokasi yang diduga terdapat koplik spot/bercak kolpik (biasanya belakang
faring) dan hindarkan menyentuh bagian lidah.
• Kemudian masukkan swab orofaring sesegera mungkin ke dalam cryotube yang berisi VTM.
• Putuskan tangkai plastik di daerah mulut cryotube agar cryotube dapat ditutup dengan rapat.

36
TATA CARA PENGAMBILAN SPESIMEN SWAB
…Spesimen Swab Orofaring
• Cryotube kemudian dililit parafilm. Cryotube yang sudah berisi swab dibungkus dalam tisu bersih, dan
masukkan ke dalam plastik klip. Jika ada lebih dari 1 pasien, maka plastik klip dibedakan/terpisah. Untuk
menghindari kontaminasi silang.

37
Media Transpor
1. Viral/Universal Transport Medium
• Broth, BSA (Bovine Serum Albumine), antibiotic
• Menjaga viabilitas virus
• Untuk kultur dan molekuler

2. Inactivated Transpor Media


• Guanidine thiocyanate atau molecular grade ethanol
• Menginaktivasi viabilitas mikroba
• Mengawetkan RNA/DNA dalam sampel
• Untuk pemeriksaan molekuler

3. NaCL/PBS
• NaCl 0,9%/PBS
• Beberapa ada yang ditambahkan RNAase inhibitor
• Untuk molekuler, kultur harus segera
38
Penyimpanan & Pengepakan
Penyimpanan Spesimen

• Disimpan dalam suhu 2-8 0C dan segera dikirimkan ke laboratorium rujukan


(dengan menggunakan ice pack).
• Disimpan pada freezer ≤ -70 0C maka specimen harus dikirimkan menggunakan
dry ice.

Pengepakan Spesimen

• Dilakukan tata laksana sebagai UN3373, “Substansi Biologis, Kategori B, Ketika


akan diangkut/ditransportasikan dengan tujuan diagnostik atau investigasi
• Semua spesimen harus dikemas untuk mencegah kersakan dan tumpahan,
dengan menggunakan tiga lapis (Three Layer Packaging) sesuai dengan
pedoman dari WHO dan International Air Transport Association (IATA).

39
Pengepakan Spesimen

40
Target Gen PCR

Sekuens gen SARC-CoV-2 Coronavirus


41
Target Gen RT-PCR SARS-CoV-2

Target Gen
E (Envelope) E
N (Nucleocapsid) N, N1, N2
ORF (Open Reading Frame) ORF1ab, RdRP (RNA-dependent
RNA polymerase)
Spike S

42
Prinsip Pemeriksaan RT-PCR SARS-CoV-2

43
Metode Nucleic Acid Amplification Test (NAAT)

44
Fase Amplifikasi PCR

45
Kurva CT-Value

46
Interpretasi Hasil PCR
Hasil PCR Interpretasi Keterangan
Seluruh target gen terdeteksi SARS-CoV-2 terdeteksi Sertakan nilai CT, dapat menjadi
panduan saat follow-up

Seluruh target gen tidak terdeteksi SARS-CoV-2 tidak terdeteksi Ulang bila perlu sesuai status
pasien

Pasien baru : Ulang dengan sampel


Probable/Inconclusive/
Tidak semua target gen baru
Presumptive atau sesuai petunjuk
terdeteksi, Pada pasien follow up
reagen karena primer gen yang
Contoh: Dari 2 target hanya 1 gen menunjukkan load virus sedikit
digunakan setiap pabrik bisa
yang terdeteksi (tetap dianggap positif)
berbeda

47
KESIMPULAN
 COVID 19 (Coronavirus Disease) adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh strain
baru Coronavirus (SARS-CoV-2 = Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2).

 Penularan dapat terjadi antar manusia, melalui percikan saat batuk atau bersin
(droplet), transmisi udara dimugkinkan dalam keadaan khusus di mana prosedur atau
perawatan suportif yang menghasilkan aerosol. Ada dugaan kuat adanya transmisi
fekal-oral.

 Berdasarkan beratnya kasus, COVID-19 dibedakan menjadi tanpa


 gejala, ringan, sedang, berat dan kritis.

 Pemeriksaan Laboratorium dapat digunakan sebagai pemeriksaan penunjang untuk


skrining, diagnosis, pemantauan, dan surveilans.

 Pemeriksaan PCR sebagai pemeriksaan diagnostik yang direkomendasikan


membutuhkan perhatian dalam hal preanalitik, analitik, dan 48pasca analitik.
LAPORAN KASUS

IDENTITAS PASIEN
Nama              : Tn. MF Alamat  : Jl. Pelita III,
Medan
Umur              : 56 tahun Ruangan   : IGD
Jenis Kelamin : Perempuan Tanggal Masuk : 23 Oktober
2020

49
…LAPORAN KASUS
ANEMNESA
Keluhan Utama Sesak napas
Hal ini dialami pasien sejak 1 minggu SMRS dan
Telaah
memberat sejak 3 hari SMRS. Sesak nafas tidak
berhubungan dengan aktivitas ataupun cuaca. DOE
(-), PND (-), OP (-). Batuk (+) 2 minggu ini, dahak (+)
berwarna putih. Nyeri dada (-). Riwayat nyeri dada
(+) , tipikal infark. Kaki bengkak (-). Riwayat kaki
bengkak (-). Demam (-). Riwayat demam (+). Anosmia
(+) sejak 1 mingu SMRS. Badan lemas dan mudah lelah
(+) sejak 3 hari ini. Diare (+) sejak 3 hari SMRS,
frekuensi 3-5 x sehari. BAK (+) dalam batas normal.
RPT DM tipe II + Post CABG

RPO Tidak jelas


50
…LAPORAN KASUS

Status Present
Vital Sign
Sensorium : Compos Mentis
120/80 mmHg
TD :
HR : 85x/i
RR : 26x/I
Temp : 37 0 C
51
…LAPORAN KASUS

PEMERIKSAAN FISIK
Mata : Conjungtiva palpebra inferior anemis (-/-),
Kepala
Sklera : ikterik (-/-).
TVJ : R-2 cmH2O, Pembesaran Kelenjar (-)
Leher
Paru : SP : bronkial
Thoraks
ST : Rhonki (+/+) kedua lapangan bawah paru
Abdomen Soepel, H/L/R : tidak teraba, Peristaltik (+) normal
Ekstremitas Akral hangat, Edema (-)

52
PEMERIKSAAN LABORATORIUM 24-10-2020
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
HEMATOLOGI
Darah Lengkap
Hemoglobin (HGB) g/dl 14.0 12 – 16
Eritrosit (RBC) Juta /µL 4.88 4.10 – 5.10
Leukosit (WBC) /µL 7,840 4,000 - 11,000
Hematokrit % 39 36 – 47
Trombosit (PLT) /µL 227,000 150,000 – 450000
MCV fl 80 81 – 99
MCH Pg 28.7 27 – 31
MCHC g/dl 35.7 31.0 – 37.0
RDW % 12.3 11.5 – 14.5
MPV fL 10.4 6.5 - 9.5
PCT % 0.240 0.100 - 0.500
PDW % 11.9 53
10.0 - 18.0
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
Hitung Jenis
Neutrofil % 78.30 50.00 – 70.00
Limfosit % 16.50 20.00 – 40.00
Monosit % 5.20 2.00 – 8.00
Eosinofil % 0.00 1.00 – 3.00
Basofil Fl 0.00 0.00 – 1.00
Neutrofil Absolut 103/µl 6.14 2.7 – 6.5
Limfosit Absolut 103/µl 1.29 1.5 – 3.7
Monosit Absolut 103/µl 0.41 0.2 – 0.4
Eosinofil Absolut 103/µl 0.00 0 – 0.10
Basofil Absolut 103/µl 0.00 0 – 0.1
NRBC % 0.0

54
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
KIMIA KLINIK

Analisa Gas Darah

• pH 7.540 7.35 – 7.45

• pCO2 mmHg 24.0 38 – 42

• pO2 mmHg 186.0 85 – 100

• Bikarbonat (HCO3) U/L 20.5 22 -26

• Total CO2 U/L 21.2 19 – 25

• Kelebihan Basa (BE) U/L -1.7 (-2) – (+2)

• Saturasi O2 % 100.0 95 – 100

55
Jenis Pemeriksaan Satuan Hasil Rujukan

FAAL HEMOSTASIS      
Waktu Protrombin      
• Pasien detik 13.8
• Kontrol detik 13.40
INR   1.05 0.8 - 1.30

Aptt    
• Pasien detik 21.4 27 - 39
• Kontrol detik 30.4
Waktu Trombin    
• Pasien detik 15.1
• Kontrol detik 17.2
Fibrinogen mg/dL 340.0 150 - 400

D-dimer Ng/mL 899 < 500

AT-III % 86.00 75 - 125


Ferritin ng/mL 571.38 15 - 150

56
JENIS SATUAN HASIL RUJUKAN
PEMERIKSAAN
KIMIA KLINIK
HATI
AST/SGOT U/L 112  
ALT/SGPT U/L 27  
LDH U/L 230  
METABOLISME KARBOHODRAT
Glukosa darah (sewaktu) mg/dl 191 <200
Ginjal    
BUN mg/dL 10 7 – 19
Ureum mg/dL 21 15 – 40
Kreatinin mg/dL 1.54 0.6 - 1.1
Elektrolit    
Natrium (Na) mEq/L 149 135 – 155
Kalium (K) mEq/L 5.0 3.6 - 5.5
Klorida (Cl) mEq/L 102 96 – 106
IMUNOSEROLOGI      
Autoimmune      
CRP Kuantitatif mg/dL 0.7 <0.7
TEST LAIN      
Procalcitonin ng/mL <0.02 <0.05
57
KIMIA KLINIK Satuan Hasil Rujukan
Troponin I ng/mL 0.03 < 0.1
ENZIM JANTUNG      
CK-MB U/L 31 <=24
JANTUNG      
NT-Pro-BNP ng/L 258 <125

58
Diagnosis Kerja :
COVID 19 Terkonfirmasi Derajat Berat + DM Tipe II

Terapi :
• O2 3 L/menit
• IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i
• Inj.Remdesivir 100 g dalam 100 cc NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam
• Inj.Cerovit 750 mg/hari
• Inj. Lovenox 0,6cc/12 jam
• Inj.Omeprazol 500mg/24 jam
• Inj.Azithromycin 500 mg/24 jam
• Inj.Fartison 100 mg/24 jam
• N-asetilsistein 3x 400 mg
• Zinc 1x20 mg
• Vit.B-Comp 3x1
• Konsul Sp.JP :
• Inj. Furosemid 1 amp (K/P)
• Klopidogrel 1x75 mg
• Ramipril 1x2,5 mg
• ISDN 5mg (K/P)
• Atorvastatain 1x40 mg

Foto thoraks 24/10-2020 :


Kardiomegali dengan LVH disertai aorta elongasi.
Bronkopneumonia DD/ : Proses Spesifik
Sternal wire terpasang
Dibandingkan foto thoraks tanggal 20/10-2020 : infiltrate di kedua paru bertambah.
59
Follow-Up tanggal 25/10-2020-14/11-2020
  25/10-2020 26/10-20202 27/10-2020
S sesak nafas (+) berkurang ; batuk (+), sesak nafas (+) berkurang ; batuk (+) sesak nafas (+) berkurang ;
demam (-), perdarahan (-) demam (-), badan lemas (+), batuk (+) demam (-), badan lemas (+),
perdarahan (-) perdarahan (-)
O Sens : CM Sens : CM Sens : CM
TD : 121/80mmHg TD : 120/70mmHg TD : 120/70mmHg
HR : 70 x/mnt HR : 80 x/mnt HR : 78 x/mnt
RR : 20 x/menit RR : 24x/menit RR : 20x/menit
Temp : 36,4 0C Temp : 36,9 0C Temp : 36,5 0C
SpO2 : 99 %, Sp.O2 : 97 %, Sp.O2 : 99%,
O2 : 3 L/menit O2 : 3 L/menit O2 : 3 L/menit
Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), sklera
sklera ikterik (-/-) sklera ikterik (-/-) ikterik (-/-)
T/H/M : dbn T/H/M : dbn T/H/M : dbn
Thoraks: Thoraks: Thoraks:
Paru : SP: bronkial; ST : ronki (+/+) Paru : SP: bronkial; ST : ronki (+/+) Paru : SP: bronkial; ST : ronki (+/+)
Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : ttb;
ttb; peristaltik (+) normal ttb; peristaltik (+) normal peristaltik (+) normal
Ekstremitas : oedem (-) Ekstremitas : oedem (-) Ekstremitas : oedem (-)
     
60
A COVID 19 Terkonfirmasi Derajat Berat COVID 19 Terkonfirmasi Derajat Berat COVID 19 Terkonfirmasi Derajat Berat +
+ DM Tipe II + Post CABG + DM Tipe II + Post CABG DM Tipe II + Post CABG
     
P - Diet DM 1700 kkal - Diet DM 1700 kkal - Diet DM 1700 kkal
- IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i - IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i - IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i
- Inj.Remdesivir 100 g dalam 100 cc - Inj.Remdesivir 100 g dalam 100 cc - Inj.Remdesivir 100 g dalam 100 cc
NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam
- Inj.Cerovit 750 mg/hari - Inj.Cerovit 750 mg/hari - Inj.Cerovit 750 mg/hari
- Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam - Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam - Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam
- Inj.Omeprazol 500mg/24 jam - Inj.Omeprazol 500mg/24 jam - Inj.Omeprazol 500mg/24 jam
- Inj.Azithromycin 500 mg/24 jam - Inj.Azithromycin 500 mg/24 jam - Inj.Azithromycin 500 mg/24 jam
- Inj.Fartison 100 mg/24 jam - Inj.Fartison 100 mg/24 jam - Inj.Fartison 100 mg/24 jam
- N-asetilsistein 3x 400 mg - N-asetilsistein 3x 400 mg - N-asetilsistein 3x 400 mg
- Zinc 1x20 mg - Zinc 1x20 mg - Zinc 1x20 mg
- Vit.B-Comp 3x1 - Vit.B-Comp 3x1 - Vit.B-Comp 3x1
- Inj. Furosemid 1 amp (K/P) - Inj. Furosemid 1 amp (K/P) - Inj. Furosemid 1 amp (K/P)
- Klopidogrel 1x75 mg - Klopidogrel 1x75 mg - Klopidogrel 1x75 mg
- Ramipril 1x2,5 mg - Ramipril 1x2,5 mg - Ramipril 1x2,5 mg
- ISDN 5mg (K/P) - ISDN 5mg (K/P) - ISDN 5mg (K/P)
- Atorvastatain 1x40 mg - Atorvastatain 1x40 mg - Atorvastatain 1x40 mg
- Inj. Lantus 0-0-10 SC - Inj. Lantus 0-0-10 SCaff
- Sitagliptin (Januvia) 1x100 mg - Sitagliptin (Januvia) 1x100 mg
R - Konsul endokrin - Cek KGDP -Cek KGD/KGD 2PP per 3 hari
- Swab PCR - Cek KGD2PP -Evaluasi hemos per 3 hari

61
  30/10-2020 31/10-2020 02/11-2020
S sesak nafas (-), demam (-), sesak nafas (-), demam (-), sesak nafas (-), demam (-),
perdarahan (-) perdarahan (-) perdarahan (-)
O Sens : CM Sens : CM Sens : CM
TD : 145/80mmHg TD : 140/80mmHg TD : 140/70mmHg
HR : 80 x/mnt HR : 96 x/mnt HR : 84 x/mnt
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 16 x/menit
Temp : 36,4 0C Temp : 36,50C Temp : 36,80C
SpO2 : 98 %, SpO2 : 97 %, SpO2 : 97 % (nasal kanul K/P)
O2 : 3 L/menit O2 : 3 L/menit Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-),
Mata: Konj.palp.inf anemis Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
(-/-), sklera ikterik (-/-) sklera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
T/H/M : dbn T/H/M : dbn Thoraks:
Thoraks: Thoraks: Paru : SP: bronkial; ST : ronki (+/+)
Paru : SP: bronkial; ST : ronki Paru : SP: bronkial; ST : ronki Abdomen: simetris, soepel,
(+/+) (+/+) H/L/R : ttb; peristaltik (+) normal
Abdomen: simetris, soepel, Abdomen: simetris, soepel, Ekstremitas : oedem (-)
H/L/R : ttb; peristaltik (+) H/L/R : ttb; peristaltik (+)
normal normal
Ekstremitas : oedem (-) Ekstremitas : oedem (-)
A COVID 19 Terkonfirmasi Derajat COVID 19 Terkonfirmasi Derajat COVID 19 Terkonfirmasi Derajat
Berat + DM Tipe II + Post CABG Berat + DM Tipe II + Post CABG Berat62 + DM Tipe II + Post CABG
P - Diet DM 1700 kkal - Diet DM 1700 kkal - Diet DM 1700 kkal
- IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i - IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i - IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i
- Inj.Remdesivir 100 g dalam - Inj.Remdesivir 100 g dalam - Inj.Remdesivir 100 g dalam 100
100 cc NaCL 0,9 % habis dalam 100 cc NaCL 0,9 % habis dalam cc NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam
3 jam 3 jam - Inj.Cerovit 750 mg/hari
- Inj.Cerovit 750 mg/hari - Inj.Cerovit 750 mg/hari - Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam
- Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam - Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam - Inj.Omeprazol 500mg/24 jam
- Inj.Omeprazol 500mg/24 jam - Inj.Omeprazol 500mg/24 jam - Inj.Azithromycin 500 mg/24 jam
- Inj.Azithromycin 500 mg/24 - Inj.Azithromycin 500 mg/24 - Inj.Fartison 100 mg/24 jam
jam jam - N-asetilsistein 3x 400 mg
- Inj.Fartison 100 mg/24 jam - Inj.Fartison 100 mg/24 jam - Zinc 1x20 mg
- N-asetilsistein 3x 400 mg - N-asetilsistein 3x 400 mg - Vit.B-Comp 3x1
- Zinc 1x20 mg - Zinc 1x20 mg - Inj. Furosemid 1 amp (K/P)
- Vit.B-Comp 3x1 - Vit.B-Comp 3x1 - Klopidogrel 1x75 mg
- Inj. Furosemid 1 amp (K/P) - Inj. Furosemid 1 amp (K/P) - Ramipril 1x2,5 mg
- Klopidogrel 1x75 mg - Klopidogrel 1x75 mg - ISDN 5mg (K/P)
- Ramipril 1x2,5 mg - Ramipril 1x2,5 mg - Atorvastatain 1x40 mg
- ISDN 5mg (K/P) - ISDN 5mg (K/P) - Sitagliptin (Januvia) 1x100 mg
- Atorvastatain 1x40 mg - Atorvastatain 1x40 mg - Alprazolam 1x0,5 mg
- Sitagliptin (Januvia) 1x100 mg - Sitagliptin (Januvia) 1x100 mg
- Alprazolam 1x0,5 mg - Alprazolam 1x0,5 mg
R      
63
  05/10-2020 8/10-2020 11/11-2020
S sesak nafas (+), batuk berkurang, sesak nafas (-), demam (-), sesak nafas (-), demam (-), perdarahan
perdarahan (-) perdarahan (-) (-)
O Sens : CM Sens : CM Sens : CM
TD : 150/70mmHg TD : 130/90mmHg TD : 130/80mmHg
HR : 84 x/mnt HR : 88 x/mnt HR : 84 x/mnt
RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit RR : 20 x/menit
Temp : 36,4 0C Temp : 37 0C Temp : 36,20C
SpO2 : 98 %, SpO2 : 97 %, SpO2 : 98%
O2 (K/P) O2 : 3 L/menit Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), sklera
Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), ikterik (-/-)
sklera ikterik (-/-) sklera ikterik (-/-) T/H/M : dbn
T/H/M : dbn T/H/M : dbn Thoraks:
Thoraks: Thoraks: Paru : SP:esikuler; ST : ronki (-/-)
Paru : SP: bronkial; ST : ronki (+/+) Paru : SP:vesikuler; ST : ronki (-/-) Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : ttb;
Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : peristaltik (+) normal
ttb; peristaltik (+) normal ttb; peristaltik (+) normal Ekstremitas : oedem (-)
Ekstremitas : oedem (-) Ekstremitas : oedem (-)

A COVID 19 Terkonfirmasi Derajat COVID 19 Terkonfirmasi Derajat COVID 19 Terkonfirmasi Derajat Berat +
Berat + DM Tipe II + Post CABG Berat + DM Tipe II + Post CABG DM Tipe II + Post CABG

64
P - Diet DM 1700 kkal - Diet DM 1700 kkal - Diet DM 1700 kkal
- IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i - IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i - IVFD NaCL 0,9 % 10 gtt/i
- Inj.Remdesivir 100 g dalam 100 - Inj.Remdesivir 100 g dalam 100 - Seloxy 2x1tab
cc NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam cc NaCL 0,9 % habis dalam 3 jam - Xarelto 1x5mg
- Inj.Cerovit 750 mg/hari - Inj.Cerovit 750 mg/hariaff, - N-asetilsistein 3x 400 mg
- Inj.Lovenox 0,6cc/12 jam ganti Seloxy 2x1tab - Levofloxacyn 1x2 tab
- Inj.Omeprazol 500mg/24 jam - Inj.Lovenox 0,4cc/24jamaff, - Zinc 1x20 mg
- Inj.Azithromycin 500 mg/24 jam ganti Xarelto 1x5mg - Vit.B-Comp 3x1
- Inj.Fartison 100 mg/24 jam - Inj.Omeprazol 500mg/24 jam - Amlodipin 1x5 mg
- N-asetilsistein 3x 400 mg - Inj.Fartison 100 mg/24 jam - Klopidogrel 1x75 mg
- Zinc 1x20 mg - N-asetilsistein 3x 400 mg - Ramipril 1x2,5 mg
- Vit.B-Comp 3x1 - Levofloxacyn 1x2 tab - ISDN 5mg (K/P)
- Inj. Furosemid 1 amp (K/P) - Zinc 1x20 mg - Atorvastatain 1x40 mg
- Klopidogrel 1x75 mg - Vit.B-Comp 3x1 - Alprazolam 1x0,5 mg
- Ramipril 1x2,5 mg - Inj. Furosemid 1 amp (K/P)
- ISDN 5mg (K/P) - Amlodipin 1x5 mg
- Atorvastatain 1x40 mg - Klopidogrel 1x75 mg
- Sitagliptin (Januvia) 1x100 mg - Ramipril 1x2,5 mg
- Alprazolam 1x0,5 mg - ISDN 5mg (K/P)
- Atorvastatain 1x40 mg
- Alprazolam 1x0,5 mg
R     Hasil Swab Persisten Positif, Boleh
PBJ 3 hari lagi (14/11-2020)
65
  14/10-2020
S KU : stabil ; sesak nafas (-), batuk (-), perdarahan (-)
O Sens : CM
TD : 150/70mmHg
HR : 84 x/mnt
RR : 20 x/menit
Temp : 36,4 0C
SpO2 : 98 %,
O2 (K/P)
Mata: Konj.palp.inf anemis (-/-), sklera ikterik (-/-)
T/H/M : dbn
Thoraks:
Paru : SP:vesikuler; ST : ronki (-/-)
Abdomen: simetris, soepel, H/L/R : ttb; peristaltik (+) normal
Ekstremitas : oedem (-)

A COVID 19 Terkonfirmasi Derajat Berat + DM Tipe II + Post CABG


P - Seloxy 2x1tab
- Xarelto 1x5mg
- N-asetilsistein 3x 400 mg
- Zinc 1x20 mg
- Vit.B-Comp 3x1
- Domperidon 3x10 mg
- Amlodipin 1x5 mg
- Klopidogrel 1x75 mg
- Ramipril 1x2,5 mg
- ISDN 5mg (K/P)
- Atorvastatain 1x40 mg
- Alprazolam 1x0,5 mg 66

R OS boleh PBJ
Follow-Up Pemeriksaan Laboratorium
tanggal 25/10-2020-15/11-2020
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
30/10-20 02/11-20 05/11-20
HEMATOLOGI        
Darah Lengkap        
Hemoglobin (HGB) g/dl 14.5 15.3 14.5 12 – 16
Eritrosit (RBC) Juta /µL 5.30 5.55 5.23 4.10 – 5.10
Leukosit (WBC) /µL 7,080 6,800 6,520 4,000 - 11,000
Hematokrit % 42 45 43 36 – 47
Trombosit (PLT) /µL 333,000 279,000 206,000 150,000 – 450000
MCV fl 79 81 82 81 – 99
MCH Pg 27.4 27.6 27.7 27 – 31
MCHC g/dl 34.7 33.8 33.6 31.0 – 37.0
RDW % 13.1 13.2 14.0 11.5 – 14.5
MPV fL 10.0 10.0 10.1 6.5 - 9.5
PCT % 0.330 0.280 0.210 0.100 - 0.500
PDW % 11.4 11.4 12.0 10.0 – 18.0
LED mm/1jam - - 5 67 0-10
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN

Hitung Jenis 30/10-2020 02/11-2020 05/11-2020  

Neutrofil % 69.50 57.70 61.10 50.00 – 70.00

Limfosit % 18.50 26.00 25.50 20.00 – 40.00

Monosit % 11.30 15.10 12.00 2.00 – 8.00

Eosinofil % 0.40 0.60 0.90 1.00 – 3.00

Basofil Fl 0.30 0.60 0.50 0.00 – 1.00

Neutrofil Absolut 103/µl 4.92 3.92 3.99 2.7 – 6.5

Limfosit Absolut 103/µl 1.31 1.77 1.66 1.5 – 3.7

Monosit Absolut 103/µl 0.80 1.03 0.78 0.2 – 0.4

Eosinofil Absolut 103/µl 0.03 0.04 0.06 0 – 0.10

Basofil Absolut 103/µl 0.02 0.04 0.03 0 – 0.1

NRBC % 0.0 0.0 0.0

68
Jenis Pemeriksaan Satuan HASIL Rujukan
 

FAAL HEMOSTASIS   25/10 27/10 30/10 31/10 02/11 05/11  


 

Waktu Protrombin                
• Pasien detik 15.0 17.4 21.0 17.50 19.2 16.2  
• Kontrol detik 13.40 12.80 13.50 13.20 14.50 12.50  
INR   1.12 1.41 1.60 1.37 1.37 1.33 0.8 - 1.30
APTT                
• Pasien detik 22.0 25.9 27.5 27.2 30.5 24.8 27 - 39
• Kontrol detik 30.6 30.4 29.6 30.6 30.2 30.0  
Waktu Trombin                
• Pasien detik 16.0 14.8 21.1 16.6 19.5 18.4  
• Kontrol detik 17.2 17.2 16.9 18.2 17.9 16.5  
Fibrinogen mg/dL 496.0 311.0 446.0 416.0 397.0   150 - 400
D-dimer ng/mL 253 205 225 237 233   < 500
AT-III % 99.50 97.40 101.70 97.50 107.00 91.60 75 - 125
Ferritin ng/mL 496.16 492.59 541.27 512.41 615.00   15 - 150
69
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
    25/10 26/10 27/10 30/10 31/10 02/11  
KIMIA KLINIK          
METABOLISME KARBOHIDRAT                         
Glukosa Darah Puasa mg/dL 170 153 146       70 - 105
Glukosa Darah 2 Jam PP mg/dL 145 193 141       76 - 140
Glukosa Darah sewaktu mg/dL         121   <200
Hb-A1C % 6.9 7.0         4.0 – 6.0
HATI
AST/SGOT U/L       22 25 30 5 - 34
ALT/SGPT U/L       29 32 42 0 - 55
Albumin g/dL       4.0     3.5 – 5.0
LDH U/L       147 127 176 125 - 220
Ginjal              
BUN mg/dL     9 9 11 9 7 – 19
Ureum mg/dL     19 19 24 19 15 – 40
Kreatinin mg/dL     0.67 0.79 0.92 0.76 0.6 - 1.1
Elektrolit              
Natrium (Na) mEq/L     139 138 142 139 135 – 155
Kalium (K) mEq/L     3.9 4.5 3.9 4.0 3.6 - 5.5
Klorida (Cl) mEq/L     103 101 106 100 96 – 106
LEMAK                
Kolesterol total mg/dL   103         0 – 1 faktor resiko low risk : <240
2 atau lebih faktor resiko (moderate risk) : <200
PJK/ekivalen resiko PJK (high risk) : <160
 
Trigliserida mg/dL   38         <150
Kolesterol HDL mg/dL   28         0 – 1 faktor resiko low risk : >40
2 atau lebih faktor resiko (moderate risk) : >40
PJK/ekivalen resiko PJK (high risk) : >400
 
Kolesterol lDL mg/dL   65         0 – 1 faktor resiko low risk : <160
2 atau lebih faktor resiko (moderate risk) : <130
PJK/ekivalen resiko PJK (high risk) : <100
 
70
LAIN-LAIN                
Asam laktat, arteri     0.8         1.0 – 1.8
JENIS PEMERIKSAAN SATUAN HASIL RUJUKAN
    05/11 06/1 07/1 08/1 09/1 10/1  
1 1 1 1 1
KIMIA KLINIK          
METABOLISME                         
KARBOHIDRAT
Glukosa Darah Puasa mg/dL 124 226 138 160 190 131 70 - 105
Glukosa Darah 2 Jam mg/dL 174 212         76 - 140
PP

IMUNOSEROLOGI   30/10-20 31/10-20 02/11-20 Rujukan


Autoimmune          
CRP Kuantitatif mg/dL 0.7 <0.7 <0.7 <0.7
TEST LAIN          
Procalcitonin ng/mL 0.02 0.02 <0.02 <0.05

71
JENIS PEMERIKSAAN HASIL RUJUKAN

PCR 20/10-20 26/10-20 02/11-20 11/11-20  


Jenis Spesimen : Nasofaring Nasofaring Nasofaring Nasofaring  
+ Orofaring + Orofaring + Orofaring + Orofaring

RT-PCR SARS-CoV-2 Positif Positif Positif Psitif Negatif

Pemeriksaan Ke 1 2 3 4  

72
Terima Kasih

73
Sickle cell dis and covid 19
PT
1. Badai sitokin? ARDS?
ARDS merupakan penyebab utama kematian pada pasien COVID-19. Penyebab terjadinya ARDS pada
infeksi SARS-CoV-2 adalah badai sitokin, yaitu respons inflamasi sistemik yang tidak terkontrol akibat
pelepasan sitokin proinflamasi dalam jumlah besar ( IFN-α, IFN-γ, IL-1β, IL-2, IL-6, IL-7, IL-10 IL-12, IL-
18, IL-33, TNF-α, dan TGFβ) serta kemokin dalam jumlah besar (CCL2, CCL3, CCL5, CXCL8, CXCL9,
dan CXCL10) seperti terlihat pada gambar 2. Granulocyte-colony stimulating factor, interferon-γ- inducible
protein 10, monocyte chemoattractant protein 1, dan macrophage inflammatory protein 1 alpha juga
didapatkan peningkatan. Respons imun yang berlebihan ini dapat menyebabkan kerusakan paru dan fibrosis
sehingga terjadi disabilitas fungsional.
2. Limfopenia?

74
1.Faktor resiko, why? Coronavirus PD Maret 2020
 Pada perokok, hipertensi, dan diabetes melitus, diduga ada peningkatan ekspresi reseptor ACE2. European Society of Cardiology (ESC)
menegaskan bahwa belum ada bukti meyakinkan untuk menyimpulkan manfaat positif atau negatif obat golongan ACE-i atau ARB,
sehingga pengguna kedua jenis obat ini sebaiknya tetap
melanjutkan pengobatannya.
 Pasien kanker dan penyakit hati kronik lebih rentan
terhadap infeksi SARS-CoV-2.45, 46 Kanker diasosiasikan
dengan reaksi imunosupresif, sitokin yang berlebihan,
supresi induksi agen proinflamasi, dan gangguan maturasi
sel dendritik.47 Pasien dengan sirosis atau penyakit hati
kronik juga mengalami penurunan respons imun, sehingga
lebih mudah terjangkit COVID-19, dan dapat mengalami
luaran yang lebih buruk.48 Studi Guan, dkk.49 menemukan
bahwa dari 261 pasien COVID-19 yang memiliki komorbid,
10 pasien di antaranya adalah dengan kanker dan 23
pasien dengan hepatitis B.
 Infeksi saluran napas akut yang menyerang pasien
HIV umumnya memiliki risiko mortalitas yang lebih besar
dibanding pasien yang tidak HIV. Namun, hingga saat ini
belum ada studi yang mengaitkan HIV dengan infeksi
SARS-CoV-2.50 Hubungan infeksi SARS-CoV-2 dengan
hipersensitivitas dan penyakit autoimun juga belum dilaporkan.51 Belum ada studi yang menghubungkan
riwayat penyakit asma dengan kemungkinan terinfeksi
SARS-CoV-2. Namun, studi meta-analisis yang dilakukan
oleh Yang, dkk.52 menunjukkan bahwa pasien COVID-19
dengan riwayat penyakit sistem respirasi akan cenderung
memiliki manifestasi klinis yang lebih parah.
Beberapa faktor risiko lain yang ditetapkan oleh
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) adalah
kontak erat, termasuk tinggal satu rumah dengan pasien
COVID-19 dan riwayat perjalanan ke area terjangkit.
Berada dalam satu lingkungan namun tidak kontak dekat
(dalam radius 2 meter) dianggap sebagai risiko rendah.53
Tenaga medis merupakan salah satu populasi yang berisiko
tinggi tertular. Di Italia, sekitar 9% kasus COVID-19 adalah
tenaga medis.54 Di China, lebih dari 3.300 tenaga medis
juga terinfeksi, dengan mortalitas sebesar 0,6%
TCM
TCM
8/4/2020 83
8/4/2020 84
Alat/Perusahaan/Institusi Gen
Abbott m2000rt N, RdRp
CDC N1,N2
Cepheid GeneXpert E, N2
Roche Cobas 6800/8800 E, orf1
Allplex 2019-nCoV Seegene E, RrRp, N
nCov Real Time Detection SD Biosensor E, RdRp
Antibody-Dependent

Enhancement
PT
 Kapan sebenarnya virus dapat terdeteksi dengan RT-PCR pada COVID 19?
 Beda PCR Konvensional, RT-PCR dan TCM Covid 19?
 Beda PCR open system dan close system?
 Apakah seseorang yang pernah terinfeksi covid memiliki kekebalan terhadap
inf covid berikutnya?
 Sekarang dikenal adanya rapid antigen, apa indikasi pemeriksaan rapid
antigen tersebut?
 Pada pasien ini terlihat hasil RT-PCR yang tidak juga menunjukkan hasil
negatif setelah sekian lama pasien dirawat, mohon penjelasan kenapa hal ini
bisa terjadi?
 Adakah perbedaan
1. Kasus Suspek
DEFINISI KASUS
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut :
a. Seseorang yang memenuhi salah satu kriteria klinis dan salah satu kriteria epidemiologis :
Kriteria klinis :
• Demam akut (≥ 38 0C)/Riwayat demam* dan batuk ; atau
• Terdapat 3 atau lebih gejala/tanda akut berikut : demam/riwayat demam*, batuk, kelelahan (fatigue),
sakit kepala, myalgia, nyeri tenggorokan, coryza/pilek/hidung tersumbat*, sesak nafas,
anoreksia/mual/muntah*, diare, penurunan kesadaran
Dan
Kriteria epidemiologis :
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bekerja di tempat beresiko
tinggi penularan**, atau
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat tinggal atau bepergian di negara/wilayah
Indonesia yang melaporkan transmisi lokal***, atau
• Pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala bekerja dk fasilitas pelayanan kesehatan, baik melakukan
pelayanan medis, dan non medis, serta petugas yang melaksanakan kegiatan investigasi, pemantauan
kasus, dan kontak, atau
• Seseorang dengan ISPA Berat****,
• Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) yang tidak memenuhi kriteria 90epidemiologi dengan hasil rapid
antigen SARS-CoV-2 positif****
DEFINISI KASUS
2. Kasus Probable
Seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria berikut :
a. Seseorang yang memenuhi kriteria klinis dan
Memiliki riwayat kontak erat dengan kasus probable ; atau terkonfirmasi; atau berkaitan
dengan cluster COVID-19******
b. Kasus suspek dengan gambaran radiologis sugestif ke arah COVID-19******
c. Seseorang dengan gejala akut aosmia atau sgeusia denga tidak ada penyebab lain yang
dapat diidentifikasi.
d. Orang dewasa yang meninggal dengan distress pernafasan, dan
Memiliki Riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi, atau berkaitan
dengan cluster COVID-19*****

91
DEFINISI KASUS
3. Kasus Konfirmasi
Seseorang yag dinyatakan positif terinfeksi virus COVID-19 dengan kriteria
sebagai berikut :
a. Seseorang dengan hasil RT-PCR positif
b. Seseorang dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2 positif dan
Memenuhi kriteria definisi kasus probable atau kasus suspek (kriteria A atau
B)
c. Seseorang tanpa gejala (asimtomatik) dengan hasil rapid antigen SARS-CoV-2
positif dan
Memiliki Riwayat kontak erat dengan kasus probable atau terkonfirmasi.

92
DEFINISI KASUS
Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
a. Kasus konfirmasi dengan gejala (simtomatik)
b. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimtomatik)
4. Kontak Erat : Orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable atau
konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara lain:
a. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau kasus konfirmasi dalam
radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15 menit atau lebih.
b. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi (seperti bersalaman,
berpegangan tangan, dan lain-lain).
c. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus probable atau konfirmasi
tanpa menggunakan APD yang sesuai standar.
d. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak berdasarkan penilaian risiko
lokal yang ditetapkan oleh tim penyelidikan epidemiologi setempat.
93
Kriteria Isolasi, Sembuh & Pemulangan
1. ISOLASI
a. Kasus tanpa • tidak dilakukan follow up RT-PCR.
gejala • Dinyatakan selesai isolasi apabila sudah menjalani isolasi mandiri selama 10
hari sejak pengambilan spesimen diagnosis konfirmasi.
(asimptomatik)
b. Kasus konfirmasi • tidak dilakukan pemeriksaan follow up RT-PCR.
dengan gejala • Dinyatakan selesai isolasi harus dihitung 10 hari sejak tanggal onset
ringan dan gejala dengan ditambah minimal 3 hari setelah tidak lagi menunjukkan
sedang gejala demam dan gangguan pernapasan.
c. Kasus konfirmasi • Dinyatakan selesai isolasi apabila telah mendapatkan hasil pemeriksaan
dengan gejala follow-up RT-PCR 1 kali negatif ditambah minimal 3 hari tidak lagi
menunjukkan gejala demam dan gangguan pernapasan.
berat/kritis yang • Jika setelah menjalani isolasi selama 10 hari sejak onset dengan ditambah
dirawat di rumah minimal 3 hari tidak lagi menunjukkan gejala demam dan gangguan
sakit pernapasan, dinyatakan selesai isolasi, dan dapat dialihrawat non isolasi atau
dipulangkan.

94
Kriteria Isolasi, Sembuh & Pemulangan
2. SEMBUH
• Pasien konfirmasi tanpa gejala, gejala ringan, gejala sedang, dan gejala
berat/kritis dinyatakan sembuh apabila telah memenuhi kriteria selesai isolasi
dan dikeluarkan surat pernyataan selesai pemantauan, berdasarkan penilaian
dokter di fasyankes tempat dilakukan pemantauan atau oleh DPJP.

• Pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis dimungkinkan memiliki hasil


pemeriksaan follow up RT-PCR persisten positif, karena pemeriksaan RT-PCR
masih dapat mendeteksi bagian tubuh virus COVID-19 walaupun virus sudah
tidak aktif lagi (tidak menularkan lagi). Terhadap pasien tersebut, maka
penentuan sembuh berdasarkan hasil assessmen yang dilakukan oleh DPJP.

95
Kriteria Isolasi, Sembuh & Pemulangan
3. PEMULANGAN
1. Hasil kajian klinis menyeluruh termasuk diantaranya gambaran radiologis
menunjukkan perbaikan, pemeriksaan darah menunjukan perbaikan, yang
dilakukan oleh DPJP menyatakan pasien diperbolehkan untuk pulang.

2. Tidak ada tindakan/perawatan yang dibutuhkan oleh pasien, baik terkait sakit
COVID-19 ataupun masalah kesehatan lain yang dialami pasien.

Khusus pasien konfirmasi dengan gejala berat/kritis yang sudah dipulangkan


tetap melakukan isolasi mandiri minimal 7 hari dalam rangka pemulihan dan
kewaspadaan terhadap munculnya gejala COVID-19, dan secara konsisten
menerapkan protokol kesehatan.

96
PEMERIKSAAN PCR SARS-CoV-2
• Pengambilan swab di hari ke-1 dan 2 untuk penegakan diagnosis.
• Pemeriksaan PCR untuk seorang pasien maksimal hanya dilakukan
sebanyak tiga kali.
• Untuk kasus tanpa gejala, ringan, dan sedang tidak perlu dilakukan
pemeriksaan PCR.
• Bila terjadi perbaikan klinis, maka untuk follow-up pasien dengan gejala
berat/kritis, dilakukan pengambilan swab 1 kali yaitu pada hari ke-7 untuk
menilai kesembuhan
• Untuk pasien yang dirawat inap, pemeriksaan PCR hanya dilakukan
sebanyak maksimal tiga kali. Untuk follow-up, dapat dilakukan setelah
sepuluh hari dari pengambilan swab yang positif.
• Bila setelah klinis membaik, bebas demam selama tiga hari dan pada follow-
up PCR menunjukkan hasil yang positif, harus dilihat hasil Cycle Threshold
(CT) value. Hasil CT value yang > 30  pasien tidak infeksius (tidak
menular). 97

Anda mungkin juga menyukai