Anda di halaman 1dari 15

KEPERAWATAN ANAK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN


ANAK ANEMIA

Disusun Oleh :
1. Dino Himawan
2. Darmawati
3. Erma Wisaroyani
DEFINISI ANEMIA

Anemia adalah istilah yang menunjukan


rendahnya hitung sel darah merah dan kadar
hematokrit dibawah normal. Anemia bukan
penyakit, melainkan merupakan pencerminan
keadaan suatu penyakit (gangguan) fungsi
tubuh. Secara fisiologi anemia dapat terjadi
apabila terdapat kekurangan hemoglobin
untuk mengangkut oksigen ke jaringan.
(Smelzer C Suzane, Buku Ajar Keperawatan
medical bedah Brunner dan Suddarth; 935).
KATEGORI ANEMIA
• Berikut ini kategori tingkat keparahan pada
anemia (Soebroto, 2010) :
1. • a. Kadar Hb 10 gr - 8 gr disebut anemia ringan

• b. Kadar Hb 8 gr – 5 gr disebut anemia sedang


2.

• c. Kadar Hb kurang dari 5 gr disebut anemia


3. berat
ETIOLOGI ANEMIA

 Gangguan pembentukan eritrosit oleh


sumsum tulang
 Kehilangan darah keluar tubuh
(pendarahan)
 Proses penghancuran eritrosit oleh
tubuh sebelum waktunya (hemolisis).
KLASIFIKASI ANEMIA MENURUT
ETIOPATOGENESIS
A. Anemia karena gangguan pembentukan eritrost
dalam sumsum tulang :
1. Kekurangan bahan esensial pembentukan eritrosit
 Anemia defesiensi besi
 Anemia defisiensi asam folat
 Anemia defisiensi vitamin B12
2. Gangguan penggunaan (utilasi besi )
 Anemia akibat penyakit kronik
 Anemia sideroblastik
3. Kerusakan sumsum tulang
 Anemia aplastik
 Anemia keganasan hematologi
b. Anemia akibat hemorogi
c. Anemia hemolitik
Klasifikasi anemia berdasarkan morgologi
dan etiologi
1. Anemia hipokromik, bila MCV < 80 fl
dan MCH < 27 pg
2. Anemia normoromik normositer, bila
MCV <80-95 fl dan MCH 27-34 pg
3. Anemia makroster, bila MCV > 95 fl
MANIFESTASI KLINIS
 Manifestasi klinis yang sering muncul :
 Pusing
 Mudah berkunang-kunang
 Lesu
 Aktifitas kurang
 Rasa mengantuk
 Susah konsentrasi
 Cepat lelah
 Prestasi kerja fisik/fikiran menurun
MASALAH YANG LAZIM MUNCUL
1.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan sindrom
hipoventilasi, penurunan transfer oksigen ke paru
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan
penurunan konsentrasi Hb dan darah, suplai oksigen berkurang.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhaan tubuh
berhubungan dengan intake yang kurang, anoreksia.
4. Nyeri akut berhubungan dengan frekuensi jantung.
5. Defisit perawatan diri berhubungan dengan kelemahan fisik.
6. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan laboratorium kadar hemoglobin, indeks
eritrosit, (MCV, MCV, dan MCHC), apusan darah
tepi.
2. Pemeriksaan laboratorium non-hematologis ; faal
ginjal, faal endokrin, asam urat, faal hati, biakan
kuman.
3. Radiologi : toraks, bone survey, USG, linfangiografi.
4. Pemeriksaan sitogenetik
5. Pemeriksaan biologi molekuler (PCR = polymerase
chain raction, FISH = fluorescence in situ
hybridization
Terpi farmakologi
 Anemia Aplastik
Dengan transplantasi sumsum tulang
dan terapi immunosupresif dengan
antithimocyte globulin (ATG) yang
diperlukan melalui jalur sentral selama 7-
10 hari prognosis buruk jika transplantasi
sumsum tulang tidak berhasil. Bila
diperlakukan dapat diberikan transfusi
RBC rendah leukosit dan platelet.
ANEMIA APLASTIK
 Anemia aplastik biasanya khas dan
bertahap ditandai oleh kelemahan,
pucat, sesak nafas pada saat latihan.
 Anemia Aplastik diakibatkan oleh karena
rusaknya sumsum tulang. Gangguan
berupa berkurangnya sel darah dalam di
tepi sebagai akibat terhentinya
pembentukan sel hemopoetik
(eritropetik, granulopoetik, trobopoetik)
Tanda dan gejala :

Kelemahan, letih
Nyeri kepala, dyspnea
Nadi cepat, pucat
Mudah infeksi: hepatitis
Pendarahan hidung, gusi, darah pada feses
Lama masa pembekuan, nyeri tulang
Demam
Pansitopenia
SDM dibawah 1 jt/mm3
Leukosit kurang dari < 3500/mm3
Trombosit 15000-30000/mm3
Perlu di cek BMP
KASUS
Seorang anak laki  laki An.A, berusia 15 tahun,dibawa ibunya ke rumah
sakit dengan keluhan Sudah 5 hari sering mengalami perdarahan gusi,sulit
menelan,lesu dan lemas tanpa demam. dan mengalami nyeri tulang. klien
mengatkan merasa sesak ,sulit bernapas dan mudah lelah saat melakukan
aktivitas, klien juga mengatakan pusing dan berkunang-kunang saat berdiri .
Dari anamnesis diketahui bahwa dia baru saja sembuh dari demam typoid.
klien mengatakan nafsu makan menurun ibu klien mengatakan anaknya tidak
suka makan sayur klien mengatakan berat badannya menurut sebelum sakit
BB: 40 kg setelah sakit BB 35 kg TB: 145cm hasil vital sign N:110 x/menit
RR: 26 x/menit S: 37c TD :90/60 mmhg. Saat pengkajian klien tampak pucat
lesu dan lemas.Dari Pemeriksaan fisik ditemukan konjungtiva anemis,.
Mukosa tampak pucatTidak dijumpai organomegalli dan limfadenopati.Hasil
pemeriksaan Laboratium : Hb = 7 g/dl, Hemaktorit 24, Trombosit 32000 /mm 3
leukosit 2800 mm3 .Terapi yang diberikan : Transfusi PRC sampai Hb
normal , Transfusi Trombosit sd pletet > 20.000 dan perdarahan berhenti,
IVFD NaCL 0,9 % 20 tpm, Deferasitox 1000 mg setiap 24 jam
Penyelesaian kasus ditampilkan di word

Anda mungkin juga menyukai