Anda di halaman 1dari 19

Refleksi Kasus

Nama : Taufiq Singgih Baskoro


NIM : 14711170
Identitas

 Nama : Tn. S
 Umur : 49 thn
 Agama : Islam
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Alamat : Kedawung, Sragen
 Pekerjaan : Wiraswasta
Resume Kasus

Pasien Tn. S adalah pasien kontrol poli kulit dengan


diagnosis vitiligo, datang ke poli kulit untuk meminta rujukan
ke Rumah Sakit Moewardi. awalnya pasien mengeluhkan
bercak putih pada punggung tangan sejak 5 tahun yang lalu,
tidak terasa terganggu dengan kondisinya, pasien tidak
memeriksakan keluhannya tersebut, selang satu bulan
bercak putih mulai meluas sampai ke bokong dan kemaluan.
Lalu pasien memeriksakannya ke puskesmas terdekat.
Dari hasil pemeriksaan puskesmas pasien dirujuk ke RSUD
Sragen, dan mendapatkan obat berupa pil dan salep. Pasien lalu
kontrol setiap seminggu sekali di RSUD Sragen untuk mendapatkan
rujukan ke Rumah Sakit Moewardi agar mendapatkan terapi sinar,
pasien melakukan terapi penyinaran sudah sejak 4 tahun yang
lalu, dan bercak sudah tidak kembali meluas.
2 tahun setelahnya pasien mendapatkan terapi penyinaran
seluruh tubuh. Pasien sempat tidak kontrol setengah tahun
terakhir dikarenakan keluhan yang tidak berkurang dan mengaku
malas dan bosan.
Pemeriksaan

Pemeriksaan Fisik
Dalam batas normal

Status Dermatologis
- Pada punggung tangan kanan dan kiri terdapat makula hipopigmentasi multipel
dengan batas tegas berbentuk lonjong dengan ukuran bervariasi
- Pada bagian bokong kiri terdapat makula hipopigmentasi multipel dengan batas
tegas
- Pada gland penis terdapat makula hipopigmentasi dengan batas tegas
Latar Belakang

Vitiligo merupakan suatu kondisi yang menyebabkan


hilangnya zat warna pada kulit. Hal ini menyebabkan
terbentuknya bercak-bercak putih pada kulit di berbagai
area tubuh. Bisa juga menyerang rambut, bagian dalam
mulut bahkan mata. Normalnya, warna rambut, kulit dan
mata ditentukan oleh melanin. Vitiligo terjadi ketika sel-sel
yang memproduksi melanin mati atau berhenti berfungsi.
Vitiligo dapat menyerang orang dengan berbagai jenis kulit,
tetapi mungkin akan tampak lebih jelas pada orang dengan
kulit lebih gelap. Meskipun tidak membahayakan atau
menular, penderita juga bisa mengalami stres atau kurang
percaya diri karena kondisi ini.
Refleksi Pengetahuan
Penyebab penyakit vitiligo belum diketahui secara pasti, dan sampai
sekarang dianggap sebagai masalah yang kompleks. Terjadinya vitiligo
melibatkan faktor genetik dan faktor non genetik, seperti akibat
penyakit autoimun atau kondisi lingkungan. Diketahui juga bahwa sekitar
20 persen orang dengan vitiligo juga memiliki kelainan autoimun lainnya.
Tanda dan gejala vitiligo yang khas adalah munculnya bercak putih
pada kulit yang disertai dengan hilangnya warna pada jaringan mulut,
hidung, bahkan hingga bagian mata. Pada beberapa kasus, mungkin
dapat ditemui kondisi yang mirip dengan infeksi jamur, di mana batasnya
tegas berwarna merah dan terkadang terasa gatal.
Vitiligo tergolong penyakit yang terjadi seumur hidup atau life long condition.
Sampai saat ini, belum ada pengobatan yang secara pasti dapat menyembuhkan
vitiligo secara permanen. Hal inilah yang kadang membuat penderita vitiligo
tidak merasa percaya diri. Meski belum dapat disembuhkan, saat ini sudah
tersedia terapi vitiligo untuk memperbaiki atau menyamarkan warna kulit.
Vitiligo dapat ditangani dengan pemberian obat, terapi penyinaran, dan
pembedahan.
Refleksi Keislaman
Refleksi Keislaman

Rasulullah SAW pernah bersabda, “Janganlah kamu mencaci


maki penyakit demam, karena sesungguhnya (dengan penyakit
itu) Allah akan menghapuskan dosa-dosa anak Adam
sebagaimana tungku api menghilangkan kotoran-kotoran besi.”
(HR Muslim).
Rasulullah SAW juga pernah bersabda dalam hadis riwayat
Muslim, “Tidaklah menimpa seorang mukmin rasa sakit yang
terus menerus, kepayahan, penyakit, dan juga kesedihan,
bahkan sampai kesusahan yang menyusahkannya, melainkan
akan dihapuskan dengannya dosa-dosanya.”
Allah SWT telah berfirman: “Dan sesungguhnya kami telah mengutus
(para Rasul) kepada umat-umat sebelummu, kemudian Kami siksa
mereka dengan (menimpakan) kesengsaraan dan kemelaratan, supaya
mereka memohon (kepada Allah) dengan tunduk merendahkan diri.” (QS
al-An’am: 42)  
Abu Said al-Khudri bercerita, bahwa ada seseorang mengadu kepada Nabi SAW
seraya berkata, “Wahai Rasulullah, saudaraku terkena diare”. Rasulullah SAW
memberi solusi, “Minumkanlah madu kepadanya.” Orang itupun kemudian
meminumkan madu kepada saudaranya.

Akan tetapi, ia kemudian datang lagi kepada Nabi dan mengadu untuk kedua
kalinya, “Wahai Rasulullah, aku sudah meminumkan madu kepadanya, tetapi
diarenya malah semakin parah”. Nabi SAW kembali memberi saran, “Pergilah dan
minumkanlah madu kepadanya”. Orang tersebut kemudian meminumkan madu
lagi kepada saudaranya itu.
Namun orang itu datang lagi, “Wahai Rasulullah, minum madu malah membuat
diarenya kian parah.” Rasulullah SAW menimpali, “Mahabenar Allah dan telah
berdusta perut saudaramu. Pergilah dan minumkanlah madu kepadanya.” Orang
itu lalu pergi. Ia meminumkan madu kepada saudaranya. Tak lama saudaranya
itu akhirnya sembuh” (HR. Bukhari).

Berobat selain sebagai ikhtiar, termasuk juga bagian dari tawakal. Bagi orang
sakit, ikhtiar adalah berobat dengan sungguh-sungguh agar bisa sembuh.
Sedangkan tawakal adalah menyerahkan kesembuhannya kepada Allah SWT
setelah berobat secara tepat kepada ahlinya. Gampangnya, tawakal adalah
kelanjutan dari ikhtiar.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai