Anda di halaman 1dari 20

ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PEMENUHAN SPM DALAM UU 23 TAHUN


2014 TENTANG PEMERINTAHAN DAERAH
Oleh :
Dr. Halilul Khairi, S.Sos
IPDN

Disampaikan pada acara Rapat Koordinasi Pusat Asistensi dan Supervisi Penerapan SPM
Urusan Perumahan dan Kawasan Permukiman di Daerah Tertinggal
di Hotel Cipta Jakarta pada tanggal 16 juli 2018
OUTLINE
 Pendahuluan
 Arah Kebijakan Pemenuhan SPM
o Amanat UUD 1945 tentang hak warga
negara
o Pengaturan SPM dalam UU 23/2014
 Strategi Pemenuhan SPM
PENDAHULUAN
 Sebagaimana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, terdapat Urusan Pemerintahan
yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat yang
dikenal dengan istilah urusan pemerintahan absolut dan ada
urusan pemerintahan konkuren.
 Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas Urusan Pemerintahan
Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan yang dibagi antara
Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan Daerah kabupaten/kota.
 Urusan Pemerintahan Wajib dibagi dalam Urusan Pemerintahan
Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan Urusan Pemerintahan
Wajib yang tidak terkait Pelayanan Dasar.
 Untuk Urusan Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar
ditentukan Standar Pelayanan Minimal (SPM) untuk menjamin
hak-hak konstitusional masyarakat.
ARAH KEBIJAKAN
PEMENUHAN SPM
AMANAT UUD 1945
TENTANG HAK DAN KEWAJIBAN WARGA
NEGARA
Pasal 27
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam
hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum
dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
(2) Tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan
penghidupan yang layak bagi kemanusiaan.
(3) Setiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam
upaya pembelaan negara.***).

Pasal 28
Kemerdekaan berserikat dan berkumpul, mengeluarkan pikiran
dengan lisan dan tulisan dan sebagainya ditetapkan dengan
undang-undang.
AMANAT UUD 1945 . . . . .
HAK AZASI MANUSIA

Pasal 28A
Setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya.**
)

Pasal 28 B
(1)Setiap orang berhak membentuk keluarga dan melanjutkan keturunan melalui
perkawinan yang sah.** )
(2) Setiap anak berhak atas kelangsungan hidup, tumbuh, dan berkembang serta berhak atas
perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.** )
Pasal 28C
(3) Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas
hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia.** )
(4) Setiap orang berhak untuk memajukan dirinya dalam memperjuangkan
haknya secara kolektif untuk membangun masyarakat, bangsa dan negaranya.**)
AMANAT UUD 1945 . . . . .
Pasal 28D
(1) Setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.**)
(2) Setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapat imbalan dan perlakuan yang adil
dan layak dalam hubungan kerja.**)
(3) Setiap warga negara berhak memperoleh kesempatan yang sama dalam
pemerintahan.**)
(4) Setiap orang berhak atas status kewarganegaraan.** )

Pasal 28E
(5) Setiap orang berhak memeluk agama dan beribadat menurut agamanya, memilih
pendidikan dan pengajaran, memilih pekerjaan, memilih kewarganegaraan,
memilih tempat tinggal di wilayah negara dan meninggalkannya, serta berhak
kembali.** )
(6) Setiap orang berhak atas kebebasan meyakini kepercayaan, menyatakan pikiran dan
sikap, sesuai dengan hati nuraninya.**)
(7) Setiap orang berhak atas kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan
pendapat.**)
AMANAT UUD 1945 . . . . .
Pasal 28F
Setiap orang berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk
mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak untuk
mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah, dan
menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis saluran yang
tersedia.** )

Pasal 28G
(1) Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga,
kehormatan, martabat, dan harta benda yang di bawah kekuasaannya,
serta berhak atas rasa aman dan perlindungan dari ancaman ketakutan
untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu yang merupakan hak asasi.**)
(2) Setiap orang berhak untuk bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang
merendahkan derajat martabat manusia dan berhak memperoleh suaka
politik dari negara lain.** )
AMANAT UUD 1945 . . . . .
Pasal 28H
(1) Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat
tinggal, dan mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat
serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.**)
(2) Setiap orang berhak mendapat kemudahan dan perlakuan khusus
untuk memperoleh kesempatan dan manfaat yang sama guna
mencapai persamaan dan keadilan.** )
(3) Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan
pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermartabat.**)
(4) Setiap orang berhak mempunyai hak milik pribadi dan hak milik
tersebut tidak boleh diambil alih secara sewenang-wenang oleh
siapapun.** )
AMANAT UUD 1945 . . . . .
Pasal 28I
(1) Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak untuk kemerdekaan pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk diakui
sebagai pribadi dihadapan hukum, dan hak untuk tidak dituntut atas dasar
hukum yang berlaku surut adalah hak asasi manusia yang tidak dapat
dikurangi dalam keadaan apapun.**)
(2) Setiap orang bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar
apapun dan berhak mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang
bersifat diskriminatif itu.**)
(3) Identitas budaya dan hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan
perkembangan zaman dan peradaban.**)
(4) Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia
adalah tanggung jawab negara, terutama pemerintah.** )
(5) Untuk menegakkan dan melindungi hak asasi manusia sesuai dengan prinsip
negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia dijamin,
diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundang-undangan.**)
AMANAT UUD 1945 . . . . .
Pasal 28J
(1) Setiap orang wajib menghormati hak asasi manusia orang
lain dalam tertib kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.** )
(2) Dalam menjalankan hak dan kebebasannya, setiap orang
wajib tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan
dengan undang-undang dengan maksud semata-mata
untuk menjamin pengakuan serta penghormatan atas hak
dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi tuntutan
yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai
agama, keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu
masyarakat demokratis.** )
PENGATURAN SPM
DALAM UU 23/2014
PEMBAGIAN URUSAN PEMERINTAHAN
 Urusan Pemerintahan dibagi menjadi Urusan Pemerintahan
yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah Pusat
(urusan pemerintahan absolut) dan ada urusan
pemerintahan konkuren.
 Urusan pemerintahan konkuren terdiri atas Urusan
Pemerintahan Wajib dan Urusan Pemerintahan Pilihan
yang dibagi antara Pemerintah Pusat, Daerah provinsi, dan
Daerah kabupaten/kota.
 Urusan Pemerintahan Wajib dibagi dalam Urusan
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar dan
Urusan Pemerintahan Wajib yang tidak terkait Pelayanan
Dasar.
PENGATURAN SPM . . . .
 Standar Pelayanan Minimal (SPM) menjadi
bagian dari Urusan Pemerintahan Wajib yang
terkait Pelayanan Dasar.
 SPM ditentukan untuk menjamin hak-hak
konstitusional masyarakat.
 Standar Pelayanan Minimal didefinisikan
sebagai ketentuan mengenai jenis dan mutu
Pelayanan Dasar yang merupakan Urusan
Pemerintahan Wajib yang berhak diperoleh
setiap warga negara secara minimal (Pasal 1).
PENGATURAN SPM . . . .
(1) Penyelenggara Pemerintahan Daerah memprioritaskan
pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan
Pelayanan Dasar
(2) Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada
standar pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat.
Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada Urusan Pemerintahan Wajib
yang berkaitan dengan Pelayanan Dasar berpedoman pada standar
pelayanan minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat dan
diatur dengan peraturan pemerintah (Pasal 18 ayat (3)).

Saat ini, PP 2 Tahun 2018 tentang SPM telah terbit sebagai amanat
UU 23 Tahun 2014.
PENGATURAN SPM . . . .
Dalam Pasal 298 disebutkan bahwa :
(1) Belanja Daerah diprioritaskan untuk mendanai Urusan
Pemerintahan Wajib yang terkait Pelayanan Dasar yang
ditetapkan dengan standar pelayanan minimal.
(2) Belanja Daerah sebagaimana dimaksud pada ayat
(1)berpedoman pada standar teknis dan standar harga
satuan regional sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
STRATEGI PEMENUHAN SPM
STRATEGI PEMENUHAN SPM
 Sejak berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah maka SPM tidak lagi
dimaknai dalam kontekstual sebagai norma, standar,
prosedur, dan kriteria.
 Batasan pengertian SPM secara tekstual memang tidak
berubah, yaitu bahwa SPM merupakan ketentuan
mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan
Dasar yang berhak diperoleh setiap Warga Negara secara
minimal.
 Terdapat perubahan mendasar dalam pengaturan
mengenai Jenis Pelayanan Dasar dan Mutu Pelayanan
Dasar, kriteria penetapan SPM, dan mekanisme penerapan
SPM.
STRATEGI . . . .
Strategi pemenuhan SPM sesuai UU 23/2014
dijalankan dengan :
 memprioritaskan pelaksanaan pemenuhan

SPM.
 memprioritaskan pendanaan pelaksanaan

pemenuhan SPM dalam belanja daerah.


 berpedoman pada standar pelayanan minimal

yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat.


 Ketiga hal tersebut harus dilaksanakan dalam
rangka menjamin pemenuhan hak
konstitusional masyarakat.
 Kinerja Pemerintah Daerah dan kinerja
kementerian BUKAN PRIORITAS UTAMA.
 Prioritasnya adalah terpenuhinya kebutuhan
dasar Warga Negara.
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai